Pada hari Idul Adha, aku menyiapkan satu meja penuh hidangan kesukaan Brian. Namun lagi-lagi, dia tidak datang. Aku terdiam sejenak, lalu dengan cekatan membuka postingan instagram, orang yang cinta sejati Brian. [Harus diberi pujian! Aku baru bilang lampu rusak, dia langsung meninggalkan pacarnya demi datang ke sini.] [Tolong pertahankan sifat yang lebih mementingkan teman daripada pacar.] Fotonya memperlihatkan Brian yang sedang berdiri di atas bangku, mendongak untuk mengganti lampu. Dia menopang kaki Brian dengan kedua tangan, wajahnya tanpa sengaja menyapu bagian paling sensitifnya. Brian tidak menghindar, malah menyunggingkan senyuman samar. Pemandangan itu begitu menusuk mata, tapi aku tidak lagi menangis ataupun marah. Aku hanya dengan tenang memberi tanda suka, lalu mengajukan putus dengannya. Brian tidak percaya sama sekali. “Paling hanya mengambek saja, cuekin saja beberapa hari. Nanti aku hanya perlu ulurin tangan saja, dia pasti bakal luluh lagi.” Namun, Brian tidak tahu, aku bisa begitu mudah luluh dulunya, karena aku mencintainya. Mulai sekarang, dia tidak akan pernah bisa membujukku lagi.
View More“Mutia, aku tahu kita sudah nggak mungkin lagi. Aku hanya mau… berpamitan dengan baik.”Wajahnya tampak sangat lesu, tapi pakaiannya tetap rapi dan bersih.Kemeja putih dan celana jeans.Pakaian yang sama seperti saat pertama kali kamu bertemu.Waktu sudah berlalu lama, dia jelas bukan lagi pemuda yang dulu sempat membuatku terkesima.Namun, melihat sorot matanya yang penuh permohonan, aku sadar, sepertinya memang belum pernah ada perpisahan yang tuntas di antara kami.Dulu, saat aku meminta putus, dia tidak benar-benar percaya.“Iya.”Aku pun mengangguk setuju.Hubungan tujuh tahun, memang seharusnya diakhiri dengan baik.Kami duduk berhadapan di sebuah kafe.Setelah lama terdiam, akhirnya dia membuka mulut.“Aku hanya ingin tanya satu hal. Kalau dulu Cindy nggak kembali dari luar negeri, kamu bakal menikah denganku?”Aku menyeruput kopi. Americano itu pahit, tapi meninggalkan rasa manis di akhir.“Iya.”“Bahkan kalaupun dia kembali, selama kamu yakin memilihku, jawabanku tetap akan s
“Brian, selama menjabat sebagai direktur divisi desain dua, kamu berkali-kali membantu Cindy menutupi pekerjaannya yang terbengkalai. Tugas yang nggak bisa dia selesaikan, kamu alihkan ke karyawan lain, sampai mereka harus lembur setiap hari demi menutupinya. Sebagai atasan, sikapmu yang berat sebelah ini jelas sudah termasuk kelalaian.”“Yang lebih parah lagi, tiga hari lalu, desain yang Cindy serahkan ternyata hasil menjiplak karya kompetitor. Tapi, kamu bahkan nggak menyadarinya, malah demi memberinya kesempatan tampil, kamu langsung mengirimkan desain itu ke klien.”“Sekarang, setelah menemukan hal ini, klien mengajukan pembatalan kontrak dengan kita.”“Kamu sudah menimbulkan kerugian nama baik dan ekonomi perusahaan. Mengingat prestasimu di cabang Grup Roma selama ini, kami minta kamu mengundurkan diri secara sukarela.”Brian hanya mendengarkan dalam diam.Aku mengira dia akan membela diri atau setidaknya memohon diberi kesempatan kedua.Selama ini, aku tahu betul betapa pentingny
Cindy sudah sadar bahwa dirinya kalah. Dia pikir semua triknya akan membuat Mutia tidak berhasil mendapatkan hati Indra.Apalagi membuatnya menjadi istri direktur.Sorot matanya penuh dengan perhitungan licik, jelas sekali punya ide baru.“Mau aku pergi? Bisa. Tapi harus ada kompensasi, jumlahnya harus memuaskan aku. Kalau nggak, aku akan cari media untuk membongkar bahwa Grup Roma melanggar undang-undang tenaga kerja, memecat karyawan semena-mena!”“Bukannya belakangan ini Grup Roma sedang dalam tahap pembicaraan kerja sama proyek besar? Kalau di saat genting ini muncul berita negatif, akan ada kerugian sebesar apa, seharusnya nggak perlu kujelaskan lagi, ‘kan?”Semakin membicarakannya, Cindy merasa posisinya semakin kuat.“Soal jumlah kompensasi, aku mau Pak Indra sendiri yang negosiasi denganku. Hanya kami berdua.”Melihat sorot matanya yang penuh ambisi, aku pun sadar. Ternyata dia masih belum menyerah sampai sekarang.Masih bermimpi bisa memanfaatkan kesempatan berduaan untuk memb
“Aku memang bersama dengan Mutia.”Ujar Indra dengan tenang.Suaranya tidak keras, tapi punya kekuatan yang mengesankan.Kerumunan langsung hening, tapi karena kata-kata itu, mereka kembali riuh berbisik-bisik.Cindy berteriak paling kencang,“Sekarang kalian percaya, ‘kan? Mutia itu pelakor! Dasar pelakor nggak tahu malu!”Namun segera, suara orang-orang menutupi suaranya.“Apa? Mutia dan Pak Indra?”“Pak Indra belum menikah, dari mana datangnya pelakor? Dia itu pacarnya!”“Dilihat-lihat mereka berdua terlihat serasi, aku dukung mereka.”“Hanya aku yang menyadari Pak Indra memanggilnya Mutia? Padahal biasanya Pak Indra formal sekali, tapi barusan entah kenapa terdengar begitu lembut.“Aduh, iri sekali dengan Mutia. Pasti di kehidupan sebelumnya dia menyelamatkan galaksi, makanya bisa seberuntung itu.”…Cindy mendengarkan dengan tidak percaya dan membantah dengan suara serak, “Meskipun bukan pelakor, itu juga pasti dibiayai. Keluarga kaya seperti Pak Indra, mana mungkin suka sama man
Aku menghindari tarikannya, kebetulan petugas keamanan juga datang.Melihat Brian yang terlibat, sikap petugas keamanan masih cukup sopan.“Pak Brian, bicarakan baik-baik, jangan main tangan.”Brian bahkan tidak melirik petugas keamanan itu, hanya menatapku lekat-lekat.“Mutia, kenapa nggak menjawabku?”“Jadi… itu benar? Kamu berani sekali! Mutia, berani sekali kamu!”“Jadi kamu bisa masuk ke Grup Roma dari posisi resepsionis itu karena Pak Indra, ya?”“Kamu sudah lama bersama dengan dia, makanya minta putus denganku?”“Kita sudah bersama bertahun-tahun, kok kamu bisa begitu saja melepaskannya?”Namun, tak lama kemudian, nada tuduhannya berubah menjadi penuh kesedihan.Bahkan suaranya terdengar serak.“Hubungan kita yang sudah bertahun-tahun, kok kamu bisa begitu mudah melepaskannya?”Perlahan, beberapa karyawan mulai berdatangan. Melihat kami bertiga yang tegang seperti itu, mereka pun menonton dengan penasaran.Setelah diam sejenak, tiba-tiba Cindy berteriak,“Kalian pasti penasaran
“Aku janji samamu, aku bakal usulkan pada divisi desain 1 untuk memindahkanmu ke divisi desain 2. Lalu memindahkan Cindy ke divisi desain 2. Setelah kita menikah, aku akan putuskan hubungan dengan dia.”“Sudah puas?”Akhirnya, aku pun tak tahan lagi dan berkata, “Brian, tamparan saat putus kemarin masih nggak cukup menyadarkanmu?”“Kita sudah putus! Aku nggak mau kamu lagi! Apalagi menikah denganmu!”“Soal pemecatan Cindy itu semua karena ulah dia sendiri.”Brian terdiam, tidak menyangka aku akan menolak.“Aku bilang mau menikahimu, bukannya kamu paling mau menikah denganku?”Brian memandangku ragu, ada kegelisahan di matanya.Dia bahkan mengangkat tangan seolah ingin menyentuh dahiku.“Terlalu senang sampai bodoh? Mutia, aku bilang mau menikah.”Aku menghempaskan tangannya menjauh.“Kata-kataku sudah sangat jelas, aku tak mau mengulanginya lagi. Kalau kamu masih nggak pergi sekarang, aku bakal panggil petugas keamanan.”Aku membalikkan badan dan menekan tombol alarm.Tiba-tiba, Cindy
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments