Share

7. Gratisan [Bagian 2]

Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)

*****

💙 Mas Rezky

Aku baru saja selesai belanja kebutuhan dapur yang hampir habis.

Biasanya, ada suplier langgananku yang rutin mengirimi restoranku bahan pokok dan juga kebutuhan dapur lainnya. Tapi entah kenapa, kali ini, mereka sedikit terlambat. Sampai stok hampir habis, mereka belum kunjung datang kembali ke mari.

Ya tak apa, mungkin pesanan mereka sedang banyak kali ini. Jadi aku harus bisa memaklumi.

"Om Eky!"

Baru saja selesai menutup pintu mobil dengan siku tanganku, aku langsung menoleh dengan cepat saat ada panggilan menggemaskan yang sepertinya ditujukan untukku.

Dan ternyata benar pendengaranku, karena saat ini ada seorang gadis kecil pintar nan cerewet yang sedang memanggilku.

Elysia berlari ke arahku sambil membawa kotak kue yang ku hafal betul kalau itu adalah salah satu bakery yang lumayan mahal di mall.

"Halo Om, kita ketemu lagi," sapa Elysia dengan cengirannya ketika dia sudah berdiri tepat di hadapanku saat ini.

"Halo El. Maaf ya, tangan Om lagi penuh, jadi nggak bisa salim."

Elysia tersenyum bahagia. Dan hal itu benar-benar membuatnya jadi semakin mirip dengan Rina, Mamanya.

"Kita ketemu lagi Mas," sapa Rina kemudian.

Nah, baru saja ku sebut, Mamanya Elysia sudah muncul sekarang.

"Hai Rin," jawabku sambil memberikan senyuman.

"Om Eky mau El bantu bawain belanjaannya?"

Aku langsung menundukan kepalaku, untuk melihat Elysia yang tadi sempat menawarkan bantuan baiknya untukku. "Nggak usah, El. Belanjaannya Om berat, nanti El nggak kuat."

"Oke deh kalau gitu."

Aku langsung terkekeh karena melihat ekspresi yang diberikan oleh Elysia saat menjawabku.

"Mas Rezky mau makan di sini juga?" tanya Rina.

Aku tersenyum, "Kalian mau makan di sini?" tanyaku balik tanpa mau menjawab pertanyaan Rina sebelumnya.

Dan Rina langsung menganggukan kepalanya. "Iya Mas. Soalnya El ketagihan sama udang goreng tepung yang ada di sini."

"Lho? Kalian udah pernah makan di sini sebelumnya?"

"Iya Mas. Udah beberapa kali. Pertama kali, dulu, karena dikasih rekomendasi sama Ibu. Terus kemarin-kemarin beli, tapi selalu dibungkus. Nah, hari ini, kita mau nyoba makan langsung di sini."

"Kok nggak pernah ketemu ya?"

"Mas Rezky sering makan di sini juga?"

Aku tersenyum lagi, "Ya udah, yuk masuk. Kebetulan, hari ini, lagi ada menu masakan Padang lho di sini. Kamu masih suka telur goreng kribo, Rin?"

Kedua mata Rina langsung berbinar bahagia. "Wah, yang bener Mas? Ada masakan Padang juga? Tapi bukannya ini restoran seafood ya?"

Berhasil.

Rina tak curiga kalau sejak tadi sebenarnya aku sedang berusaha untuk mengalihkan pertanyaan darinya.

"Mama, El juga mau telur goreng kribo, pake kuah juga, tapi jangan yang pedes."

"El juga suka makanan Padang?" tanyaku ingin memastikan.

Dan aku tak menyangka, kalau Elysia akan langsung mengangguk dengan begitu semangatnya. "Suka Om. Soalnya Mama suka banget pesen itu. El suka telur goreng kribo, ayam goreng, paru goreng, sama tambusu."

"Wah, El pinter banget ya makannya. El nggak suka rendang?"

"Suka kalau nggak pedes, Om."

"Di sini, rendangnya ada yang pedes sama manis kok El. Jadi buat anak-anak yang nggak suka peses kaya El, aman, nggak akan kepedesan."

"Rendangnya empuk?"

"Jelas dong. Nggak akan bikin gigi El jadi sakit. Rendang, dikasih serundeng, terus disiram sama kuah, makannya pakai nasi hangat. Pasti enak banget, El."

Mendengar gambaran makanan enak yang baru saja ku berikan padanya, Elysia langsung bergerak cepat untuk menarik-narik tangan Rina.

"Mama, El mau Ma. El mau. Ayo masuk, El udah laper pengin makan."

Aku terkekeh di tempat berdiriku. Karena Elysia benar-benar jadi mirip sekali dengan Rina jika sedang tak sabar seperti itu.

"Iya iya. Ayo masuk," Rina langsung bergerak untuk menggandeng tangan kecil Elysia. "Mas Rezky, ayo masuk juga. Ini El jadi udah nggak sabar pengin cepet-cepet makan gara-gara diiming-imingi rendang sama Mas."

Aku terkekeh pelan, "Iya Rina. Ayo."

Perlahan, kami bertiga mulai berjalan beriringan untuk masuk ke dalam rumah makan.

Rina dan Elysia langsung berjalan ke arah etalase makanan yang hari ini khusus sedang menyediakan berbagai menu masakan khas Padang.

Sedangkan aku, kini berjalan ke arah meja kasir untuk menemui seseorang yang memang selalu bertugas di sana. "Diba," panggilku.

Diba, karyawan yang biasa bertugas di bagian kasir, langsung mengangkat wajahnya untuk menatapku. "Iya Mas, pripun ?" jawabnya setelah ia berdiri sempurna menghadapku.

(Pripun = Gimana/Bagaimana)

"Bilang sama Agus, suruh ambil belanjaan di mobil ya."

Diba langsung mengangguk tanda mengerti. "Nggih Mas, nanti aku bilangin sama Mas Agus."

(Nggih = Iya)

"Oya, nanti, kalau mereka udah selesai makan, tagihannya serahin ke aku aja ya," pesanku sambil menunjuk ke arah Rina dan Elysia sedang berada.

Diba ikut melihat jari telunjukku yang mengarah ke arah Rina dan Elysia. "Digratisin Mas?"

Aku langsung memberikan anggukan kepalaku.

"Nggih Mas, siap. Mereka saudaranya Mas Rezky?" tanya Diba lagi.

Aku tersenyum penuh arti, "Anggap aja begitu."

"Oke Mas. Tapi nanti, kalau mereka tanya kenapa digratisin, aku jawab karena udah dibayarin sama Mas Rezky ya? Nggak papa?"

"Ya kaya gitu boleh. Pokoknya, kalau mereka tetep mau bayar, langsung kamu tolak aja ya. Tagihannya juga nggak usah dibilangin berapa jumlahnya."

Diba langsung mengangkat jempol kanannya, "Siap Mas."

"Sekalian nitip ini buat dibawa ke dapur ya," ucapku sambil meletakkan dua kresek belanjaan di atas meja kasir yang ditempati oleh Diba. "Aku mau ke ruangan dulu."

"Nggih Mas."

"Jangan lupa, bilang ke Agus, suruh langsung ambil sisa belanjaan di mobil ya. Ini kuncinya," pesanku lagi sambil meletakkan kunci mobilku di atas meja.

"Siap Mas. Nanti, kalau udah selesai, kunci mobilnya langsung aku anterin ke ruangan Mas Rezky."

"Oke Diba. Makasih ya."

Setelah melihat Diba menganggukan kepalanya, aku langsung berlalu ke arah ruanganku yang ada di lantai dua.

*****

❤ Rina

Aku mengusap sudut bibir Elysia setelah ia selesai meneguk minumannya. "Gimana? El suka sama makanannya?"

Elysia langsung mengangguk semangat sekali. "Suka Ma. Telur goreng kribo sama rendangnya enak, El suka. Rendangnya nggak pedes. Udang gorengnya juga gede-gede banget Ma hari ini."

Aku tersenyum, "El mau bungkus udang gorengnya?"

Tapi ternyata Elysia menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, Ma. El udah kenyang. Cake yang tadi Mama beliin kan belum El makan. Nanti El makan cake aja, nggak makan udang lagi," jawab Elysia sambil menepuk-nepuk bagian perutnya yang kini jadi terlihat sedikit buncit karena kekenyangan.

"Oke. Kalau gitu, kita bayar dulu yuk. Terus habis itu, kita ke rumah Eyang Uti antar cake buat Eyang sama Tante Shinta."

Elysia kembali memberikan anggukan kepalanya, lalu segera turun sendiri dari kursinya.

Sedangkan aku sudah berdiri sejak tadi, setelah meraih tas yang sempat ku letakkan di samping kursi yang kutempati.

"Ayo El," panggilku, sambil mengulurkan tangan kananku.

Elysia langsung menyambutku dengan balas menggandeng tanganku, untuk berjalan bersama menuju ke arah kasir yang sepertinya sudah menunggu.

"Meja nomer 9, Mba. Totalnya jadi berapa?" tanyaku pada petugas kasir yang sudah tersenyum ramah sekali untuk menyambut kehadiranku dan juga Elysia.

"Tagihannya sudah dibayar semua, Mba," katanya.

Mendengar informasi yang baru saja ku terima, aku langsung terkejut sampai sedikit membulatkan kedua mata.

"Lho? Dibayar sama siapa Mba?"

"Sudah dibayar semua sama Mas Rezky, Mba."

"Kalau gitu, saya boleh minta notanya Mba? Atau kasih tahu totalan saya jadi berapa? Biar nanti saya bisa ganti sama Mas Rezky."

"Kata Mas Rezky, nggak usah, Mba. Hari ini, semua makanan buat Mba sama adik cantik, gratis semuanya."

Aku makin terkejut.

"Tapi tadi, saya sama anak saya, makannya lumayan banyak lho Mba."

Kasir itu tersenyum lagi, "Nggak papa, Mba. Kata Mas Rezky, kalau Mba sama adik cantik mau bungkus untuk dibawa pulang, juga bisa, Mba. Dan itu juga sama, tetep gratis semuanya."

Aku makin terkejut dengan ucapan Mba Kasir yang belum ku tahu siapa namanya.

"Mba kenal sama Mas Rezky?"

Mba Kasir tersebut langsung tersenyum penuh arti. "Iya Mba, saya kenal. Karena Mas Rezky Pramurindra, yang punya restoran ini."

*****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status