❤ Rina
To : Rezky Pramurindra
Assalamu'alaikum Mas Rezky, ini Rina.
Terimakasih Mas untuk traktirannya tadi siang 🙏
Maaf, karena Rina sama El jadi buat repot Mas Rezky 🙏
Maaf juga, karena Rina malah nggak tahu kalau ternyata Mas Rezky yang punya Sari Laut 🙏🙏🙏
Aku meletakkan ponselku di atas nakas samping tempat tidurku.
Tadi siang, setelah semua keterkejutanku karena baru mengetahui fakta bahwa ternyata rumah makan Sari Laut adalah kepunyaan Mas Rezky, aku langsung meminta nomor telepon Mas R
❤️ RinaHari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Mas Rama. Hari di mana adik perempuan kesayangannya, Shinta, akan dipersunting oleh pria pilihannya.Shinta akan menikah."Cantik banget kamu Dek," ucapku sambil mengusap lembut bahu Shinta yang kini sudah terbalut apik dengan kebaya berwarna putih.Shinta meraih tanganku yang sejak tadi telah bertengger di bahunya. "Makasih ya Mba, kebaya pilihan Mba Rina cantik banget. Aku suka."Aku tersenyum memandangi bagaimana Shinta yang hari ini terlihat sangat bahagia dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajah ayunya. "Dasar kamunya emang cantik, Dek. Jadi mau pakai baju apa aja, ya tetep ayu."
💙 Mas RezkySaat ini, aku sedang berada di sebuah gedung resepsi pernikahan yang bisa kukatakan sebagai salah satu pesta yang mewah dan megah sekali.Bu Widya, pelanggan pertama yang memesan catering padaku dengan jumlah yang cukup fantastis. Yaitu untuk 3.500 undangan. Itu dikali dua bagi setiap pasangan, dan antisipasi kalau ada tamu yang membawa serta anaknya, jadi aku menyediakan sekitar 8.000 porsi untuk setiap menu yang dihidangkan. Luar biasa. Ini adalah pesanan terbesar untuk Sari Laut menangani catering di sebuah acara pernikahan.Selain bahagia karena mendapat pesanan yang sangat banyak, aku juga bersyukur sekali karena mendapatkan pelanggan yang tak banyak menuntut dan tak membuatku pusing seperti Bu Widya. Sebab beliau tak terlalu banyak permintaannya. Ka
💙 Mas Rezky"Dek, tangi." (Dek, bangun)"Tangi, Dek. Mataharine wis dhuwur iki lho, cepet tangi." (Bangun, Dek. Mataharinya sudah tinggi ini lho, cepet bangun)Aku mengeluarkan eranganku, karena Ibu yang terus-menerus memukuli punggungku."Tangi, Dek. Tangi. Arep tangi jam pira? Wis meh awan iki lho." (Bangun, Dek. Bangun. Mau bangun jam berapa? Ini udah hampir siang lho)Ibu masih saja terus memukuli punggungku, jadi aku makin beringsut untuk memeluk gulingku. "Bentar lagi, Bu.""Bentar lagi, bentar lagi. Cepet bangun. Ibu dari tadi udah teriak-
💙 Mas RezkyDan di sini lah aku sekarang, sedang duduk bersandar di kursi mobilku. Menghela napas sejenak untuk mengurangi rasa penat yang masih saja berkutat di dalam pikiranku.Aku sudah kembali bekerja.6 hari lalu saat Satrio meneleponku, malamnya aku benar-benar langsung kembali ke Semarang untuk menyelesaikan semua panggilan kerja yang sudah menunggu.Rasanya, hari cepat sekali berlalu karena detik ini aku sudah berada di Jogja. Mengantar rombongan Nuansa yang kembali menggunakan jasaku untuk acara mereka.Bu Wulan memang benar-benar membuktikan ucapannya tentang akan kembali menjalin kerjasama dengan biro perjalananku. Karena selang 3 bulan sejak acara di Cimory dulu, beliau
💙 Mas RezkySaat ini, aku sedang berada di resto seafood milikku, Sari Laut, tepatnya di dalam ruang kerjaku. Mengecek laporan kegiatan TK Nuansa di Taman Pintar Jogja yang diadakan dua hari yang lalu.Alhamdulillah, semua berkas laporannya sudah lengkap. Dan siap untuk kukirimkan pada Bu Wulan.Baru saja aku ingin menghubungi Bu Wulan, tapi pintu ruang kerjaku sudah diketuk oleh seseorang."Mas Rezky, ini Satrio.""Iya Yo, masuk aja."Setelah kuberi izin, Satrio langsung masuk ke dalam ruanganku. Dan dari sini, aku bisa melihat Satrio masuk dengan membawa beberapa map di tangannya, lalu segera mendudukan dirinya di hadapa
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas Rezky"Mas Rezky beneran suka sama Bu Rina? Tapi kan kalian baru ketemu di sekolahnya El, dan itu belum lama. Masa iya Mas Rezky bisa langsung jatuh cinta? Lagian ya Mas, inget, Bu Rina itu udah nikah, udah punya anak juga. Nggak baik kalau Mas Rezky mau jadi pebinor. Masa Mas Rezky udah jadi bos, punya biro perjalanan sama restoran seafood, tapi nanti dicap jadi perebut istri orang? Nggak Mas, jangan. Nggak boleh. Pokoknya itu nggak baik."Mendengar ucapan super dramatis dari Satrio, aku langsung melemparkan bolpoin yang sedang kupegang ke arahnya. "Kamu kalau ngomong suka ngawur ya Yo. Seneng banget nga
❤ RinaTinAku membunyikan klakson mobilku, saat aku telah melewati pintu gerbang rumah Ibu.Pak Udin, satpam rumah Ibu, langsung membukakan pintu samping penumpang yang ditempati oleh Elysia setelah beliau selesai menutup kembali pintu gerbang.Aku sudah keluar dari mobil, lalu membuka pintu belakang untuk mengambil semua bingkisan pesanan Ibu."Sini Mba Rina, Pak Udin bantu bawain sampai ke dalam," ucap beliau sambil mengulurkan tangannya padaku.Aku tersenyum pada Pak Udin, lalu menggelengkan kepalaku. "Mboten usah Pak. Rina bisa bawa sendiri. Pak Udin balik aja jaga di depan."
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas RezkyAku keluar dari ruanganku.Setelah berpikir cukup lama, akhirnya aku memutuskan untuk tetap menemui Rina dan keluarganya.Walaupun tadi Satrio sempat mengingatkan kalau aku tak perlu menemui Rina supaya aku bisa cepat melupakannya. Tapi aku merasa tak enak hati jika aku tak datang untuk menemui Rina. Apalagi ketika hari ini Bu Widya juga ikut ke sini bersamanya. Maka sepertinya, rasanya memang akan sangat tak sopan jika aku tak datang untuk menyapa, padahal mereka juga tahu kalau aku sedang berada di dekat mereka.