LOGINNyonya Amira masih tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya tadi, Kama memiliki anak dari Sutra. “Jadi … mereka benar-benar sudah memiliki hubungan selama ini?” Nyonya Amira mencoba bangkit dari posisi terkapar. Remuk redam yang di rasakan tadi, mendadak sirna. Wanita itu harus bisa pergi dari tempat sialan itu, setidaknya dia harus membuat perhitungan dengan Sutra. Karena dia, hidup Nyonya Amira saat ini betul-betul berada di titik nadir. Rasa dendam yang begitu menjarah hatinya, membuat wanita paruh baya itu memiliki ambisi, bagaimana caranya agar bisa kabur dan selanjutnya menculik anak Sutra. “Enak saja kau hidup bahagia dengan Kama. Tidak boleh, kau hanya seorang pelayan yang selama hidupmu memang harus terus berada di bawah, Sutra!” pekiknya sambil berusaha berdiri. Sejuru kemudian, Nyonya Amira menolah ke segala penjuru, melihat tata letak bangunan tua yang mungkin bisa membawanya kabur dari tempat terkutuk tersebut. “Dan kau Kama, kau sudah berani membu
“Tuan, Aku sudah menemukan salah satu wanita yang bekerja di kediaman Reynard. Namanya Mina, dia salah satu pelayan yang sangat dekat dengan keluarga itu.” Hans sedang menemui Kama di tempat penyekapan Nyonya Amira. Kama tampak sedang menyesap sepuntung rokok dengan kedua kaki berada di atas meja, tubuhnya bersandar di badan kursi kebesarannya. Di ujung ruangan, tampak Nyonya Amira sedang telungkup karena baru usai menerima siksaan dari Kama. Beruntung Hans masuk, jika tidak, mungkin wanita itu telah tewas. “Lalu, tentang putrinya? Apa kau sudah mendapatkan kabar?” Hans diam sejenak, beberapa detik kemudian ia membuka suara. “Maaf, Tuan. Mina tidak mau memberikan foto putri dari Reynard. Tapi aku mendapatkan namanya. Dia bernama Arabella.” “Arabella.” Kama merapal nama itu berkali-kali. Mendengar nama Reynard di sebut, membuat Nyonya Amira sedikit menengadahkan kepalanya. Wanita itu sangat mengingat saat dirinya menembak gadis kecil tersebut. Saat Kama sedang memiki
Satu bulan berselang, Hans yang ditugaskan untuk terus mencari tahu siapa putri dari mendiang Reynard Adiwangsa akhirnya menemukan titik terang. Pria itu berhasil menemui seorang wanita paruh baya yang pernah menjadi bagian dari keluaga Adiwangsa—Mina—dia adalah salah seorang pelayan kepercayaan Reynard serta sang istri. “Ada apa kau mencariku?” tanya Mina, wanita itu saat ini tinggal tak jauh dari Kota S. Sudah hampir dua bulan, Hans mencari keberadaan Mina, dan saat ini dia baru benar-benar menemukannya. “Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu.” “Bertanya sesuatu? Tapi tentang ala? Apa sebelum ini kau pernah mengenalku? Karena aku merasa kita belum pernah mengenal sebelumnya, apa karena usiaku yang sudah renta hingga ingatanku sedikit memudar?.” Wanita itu kemudian tersenyum hangat, terlihat kerutan di kedua ujung matanya, menandakan jika Mina memang sudah tidak lagi muda. “Tidak, tidak. Kita memang tidak pernah mengenal sebelumnya. Namamu, Mina, bukan?” “Ya, betul. Lant
Udara segar menyusup masuk lewat celah jendela, membawa aroma tanah basah sekaligus wangi bunga-bunga yang baru mekar di taman belakang mansion keluarga Deodola. Embun masih tampak menggelayut di ujung daun-daun. Memantulkan cahaya matahari yang seolah malu menembus ranting. Sutra berdiri di tengah taman dengan selendang tipis menutupi area bahunya. Gaun putih yang membalut tubuhnya tampak lembut berkilau disinari mentari pagi. Wanita itu menatap rerumputan yang masih basah, merasakan udara yang menempel di kulit. Sensasi sederhana yang hampir ia lupakan sejak setahun lalu sudah tidak pernah lagi menginjakkan kakinya di mansion mewah itu. Kama sengaja mengundangnya pagi ini, pria itu mengatakan ada hal yang ingin dibahas dengan Sutra. Namun, pria itu tidak memberitahunya akan membahas soal apa. Hiruk pikuk para penghuni mansion tengah terlihat begitu sibuk. Kasak-kusuk menghilangnya Nyonya Amira tidak lantas membuat aktifitas di kedimana utama Kama itu berubah. Semua seolah s
Bagian hidup mana yang Sutra lewatkan? Setiap kejadian buruk yang menimpa kehidupannya selalu dihadapi dengan rasa syukur dan senyum penuh damai. Meskipun wanita itu tahu jika saat ini dirinya sama sekali belum mengingat apa pun perihal masa lalunya. Namun, dia punya keyakinan jika masa lalu itu adalah sebuah kenangan yang begitu manis. Ada yang di sayangkan olehnya. Mengapa tak seorang pun berusaha mencari dirinya jika memang dirinya hilang dalam salah satu keluarga. Ataukah mungkin dia memang tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini? Saat berpikir seperti itu, kembali kembali terasa sesak. Tangisannya lagi-lagi membasahi kedua pipinya. Sutra rindu dengan masa lalunya yang mungkin tak senua orang bisa merasakan. Jika memang dia sudah tidak memiliki siapa-siapa di dunia ini, setidaknya Tuhan harus tetap mengembalikan memorinya yang hilang, untuk tetap dapat ia kenang. Siang ini, Sutra hendak menemui seseorang untuk mencari tahu siapa sebetulnya Selena. “Ada apa kau menca
“Tuan, aku sudah mendapat kabar tentang putri dari Reynard Adiwangsa. Terakhir, sekitar sepuluh atau sebelas tahun lalu saat ibunya mengalami kecelakaan, putrinya ditemukan di dalam mobil milik mendiang ibunya dengan keadaan tak sadarkan diri, Tuan.” Hans sedang menemui Kama di apartemen malam ini, membawa kabar tentang pencarian putri dari mendiang Reynard, seperti yang dikatakan oleh Nyonya Amira. “Sekarang dia di mana, Hans?” Kama beranjak, berdiri mensejajari Hans yang berada di samping kursi. “Untuk hal itu masih aku selidiki, sebab seminggu setelah kecelakaan itu terjadi, putri mendiang Reynard menghilang di rumah sakit. Bahkan … pihak rumah sakit tidak bisa menemukannya. Cctv saat itu dalam keadaan rusak. Kemungkinan dia diculik dan cctv di rusak oleh si penculik, Tuan.” “Usahakan dalam waktu dekat ini kau sudah menemukannya. Aku butuh informasi penting tentang dia.” “Baik, Tuan.” “Rumah sakit mana?” “Cempaka Medica.” “Sekarang kau boleh pergi.” Hans merunduk







