Share

Part 4

Pak Guntur telah mempunyai firma hukum paling sukses di Jakarta dengan nama GUNJARUS & Partners. Istrinya, Bu Susan, telah menjelma menjadi seorang business woman yang tajir melintir. Kekayaan yang didapatnya berasal dari Ro Ra Petersen (Royal Rajata Petersen) yang dimilikinya. Ro Ra Petersen merupakan sebuah perusahaan perhiasan perak yang saat ini telah memiliki 15 cabang di berbagai kota di seluruh dunia.

“Kalau Papi masih bersama dengan Tika, mungkin Papi tidak akan pernah merasakan kebahagiaan seperti ini,” kata Bu Susan.

“Iya, kamu benar, Mom, aku sangat bersyukur mempunyai istri hebat seperti kamu,” balas Pak Guntur.

Keinginan Pak Guntur dan Bu Susan untuk hidup bahagia bersama benar-benar terwujud. Perjalanan rumah tangga mereka sudah 10 tahun. Selama itu pula mereka menjalani kehidupan bersama sebagai pasangan suami istri. Karir keduanya pun semakin menanjak seiring berjalannya waktu. Kehidupan Pak Guntur dan Bu Susan sudah pasti bahagia dengan limpahan materi yang mereka miliki.

“Kehidupanku jauh lebih baik sekarang. Pilihanku memang tepat, Susan adalah satu-satunya wanita yang mampu membuatku bahagia,” ujar Pak Guntur dalam hati.

“Mom, terima kasih sudah menjadi istri yang baik,” ucap Pak Guntur kepada Bu Susan.

“Sama-sama, Pi, Mommy juga merasa lebih baik dan bahagia dengan kehidupan yang sekarang,” balas Bu Susan.

“Sepertinya, Guntur sudah terlepas dari bayang-bayang Tika dan anak-anaknya itu. Baguslah,” ucap Bu Susan dalam hati.

Lalu, bagaimana dengan Andre dan Ayu? Apakah mereka sudah terlepas dari bayang-bayang orang tua mereka?

Lain halnya dengan Andre dan Ayu, mereka sering diganggu oleh rasa penasaran akan keberadaan orang tuanya, yaitu Pak Guntur dan Bu Tika. Mereka sangat berharap agar bisa bertemu dengan orang tuanya. Rasa sedih dan rindu kepada orang tuanya kerap kali mereka rasakan. Sebenarnya, apa yang telah terjadi dengan ayah dan ibuku di masa lalu? Dimana mereka sekarang? Apakah ayah dan ibuku masih hidup? Itulah beberapa pertanyaan yang sering muncul di benak mereka.

Hari ini, Andre dan Ayu berencana untuk pergi ke Serang, tempat kelahirannya, untuk mencari ayah dan ibu mereka. Sekitar pukul 7 pagi, mereka bersiap-siap untuk berangkat ke sana.

“Pagi-pagi udah rapi aja, mau kemana kalian?” tanya Edgar.

“Kita mau ke Serang, Gar, doain kita ya,” balas Andre.

“Tunggu ... maksud lu, lu mau nyari orang tua lu?” tanya Edgar yang sedang penasaran.

“Iya, Gar, daripada kita terus-terusan penasaran kaya gini, lebih baik kita cari tahu. Kita sih berharap masih bisa ketemu sama Ayah Ibu,” sahut Ayu.

“Ayu sama Andre ternyata masih belum bisa move on dari orang tuanya. Kalau mereka berhasil menemukan ayah dan ibunya, berarti mereka akan pergi dari sini,“ kata Edgar dalam hati.

Entah mengapa, Edgar merasa bahwa dirinya tidak rela jika Andre dan Ayu kembali kepada orang tua kandung mereka. Mungkin, karena rasa sayang Edgar yang sangat dalam kepada kakak beradik itu.

“Oke, deh, good luck, ya, “ ucap Edgar dengan ekspresi wajah yang datar.

Sebenarnya, Edgar sadar dengan posisinya, dia tidak berhak untuk melarang Andre dan Ayu kembali ke orang tua kandungnya. Tapi, hati tidak bisa berbohong, Edgar tidak rela jika Andre dan Ayu pergi meninggalkannya. Dirinya merasa sangat bahagia dapat menjalani kehidupan bersama saudara angkatnya itu.

“Bagaimana kalau sampai mereka ketemu sama ayah ibu mereka?” Edgar merasa khawatir, ia belum siap menerima kenyataan jika harus kehilangan saudara angkatnya itu.

“Ndre, kok gue deg-degan, ya?” kata Ayu.

“Udah, tenang aja, lu berdoa aja semoga Ayah sama Ibu masih ada disini.” Andre memang terlihat lebih tenang bila dibandingkan dengan Ayu.

Mereka pun telah sampai di depan rumah mereka. Rupanya, rumah Andre dan Ayu tersebut telah mengalami banyak perubahan. Suasana lingkungan sekitar rumah mereka pun juga telah berubah.

“Rumah kita udah jauh beda, gue aja sampe pangling,” ucap Andre.

Andre dan Ayu memang memiliki ingatan yang sangat baik. Walaupun sudah 10 tahun berlalu, mereka tidak lupa dengan letak rumahnya. Bahkan, hari ini merupakan kedatangan pertama mereka setelah kejadian yang menimpa mereka 10 tahun silam. Mungkinkah hal tersebut merupakan bentuk pertolongan dari Tuhan? Apakah Tuhan memang mengizinkan mereka untuk bertemu orang tuanya?

“Eh, gue masih penasaran banget, kira-kira Kevin sama Ayu kemarin ngomongin apaan, ya?” kata Yongki.

“Mana gue tahu, Ayu kan belum cerita. Tapi, kok aneh banget ya, mereka berdua tuh kaya orang yang udah saling kenal gitu,” jawab Salsa.

Saat kedua sahabat Ayu tersebut tengah asyik berbincang-bincang, tiba-tiba seorang laki-laki datang menghampirinya.

“Kalian udah dari tadi?” Rupanya, laki-laki tersebut adalah Kevin.

Rupanya, Kevin bersama Pak Guntur tengah menanti santapan siang pesanannya. Kebetulan, Yongki dan Salsa juga tengah bersantap siang di sana.

“Kevin, lu disini juga?” celetuk Yongki.

“Iya, gue diajak ke sini sama bokap gue, kok kalian cuma berdua, Ayu mana?” tanya Kevin.

“Ayu lagi ada urusan sama kakaknya ke Serang,” sahut Salsa.

“Kalau gitu gue ke sana dulu, ya, salam buat Ayu,” kata Kevin sambil menunjuk ke arah mejanya.

“Oke, Vin,” jawab Yongki dan Salsa dengan kompak.

Apakah Kevin dan Ayu memang sudah saling mengenal? Yongki dan Salsa pun dibuat bertanya-tanya oleh Kevin.

“Siapa mereka, Vin?” tanya Pak Guntur.

“Mereka teman kelas aku, Pi. Mereka tuh punya sahabat, namanya Ayu,” jawab Kevin.

“Ayu?” kata Pak Guntur dalam hati.

Nama itu membuatnya teringat kepada putri bungsunya yang telah ia telantarkan 10 tahun silam.

“Ah, kenapa aku jadi teringat anak itu? Ingat, Gun, anak kamu sekarang adalah Kevin, bukan dia,” ucapnya dalam hati.

Sebesar itukah rasa cinta Pak Guntur kepada Bu Susan? Bahkan, dirinya telah berjanji kepada Bu Susan untuk membuang jauh-jauh kenangan masa lalunya bersama Andre, Ayu dan Bu Sartika.

Pencarian Andre dan Ayu ternyata nihil. Rupanya, rumah mereka sudah berpindah tangan kepada penghuni baru sejak 9 tahun yang lalu. Mereka tidak tahu harus mencari informasi kemana karena semua tetangga di sekeliling rumahnya juga merupakan para penghuni baru.

“Ndre, gue udah enggak tahu harus nyari Ayah sama Ibu kemana lagi,” tutur Ayu yang merasa sedih dan kecewa. Dirinya merasa sudah tidak ada lagi harapan untuk bertemu dengan orang tuanya.

“Yu, kita pasrahkan saja semuanya kepada Allah, kita doakan yang terbaik untuk Ayah sama Ibu,” kata Andre yang berusaha menguatkan Ayu.

“Semoga Allah memberi kita kesempatan untuk bertemu Ayah sama Ibu di lain hari,” imbuhnya.

Saat Andre dan Ayu tengah bersiap untuk pulang, mereka melihat sebuah mobil berhenti di depan rumah Tante Christie, tetangga mereka yang dulu. Tampak seorang wanita turun dari mobil tersebut.

“Yu, Tante Christie!” seru Andre sambil menunjuk ke arah wanita itu.

“Iya, Ndre ... ayo kita ke sana,” pekik Ayu.

Mereka pun turun dari mobil dan berlari ke arah seberang jalan.

Sesampainya di sana, Ayu pun langsung memanggil wanita itu. Wanita itu pun menoleh ke arah belakang, dan ... ia memang benar-benar Tante Christie. Lalu, apakah Tante Christie dapat memberikan petunjuk mengenai keberadaan orang tua mereka? Bagaimana perasaan Andre dan Ayu jika mereka mengetahui kejadian buruk yang menimpa ibunya 10 tahun yang lalu? Mampukah mereka berbesar hati menerima kenyataan bahwa kemungkinan besar ibu mereka telah pergi untuk selamanya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status