Share

22. Alhamdulillah, Sah

Degup jantung Hana berpacu kencang. Antata keterkejutan dan rasa keraguan. Ia masih bimbang.

Jika tak pikirkan perasaan sang anak, dalam kebimbangan seperti ini, Hana memilih menolak saja. Toh, hatinya masih ragu. Namun, melihat wajah penuh damba sang anak, jahat rasanya jika ia menolak.

"Ma, mau ya sama Papa?"

Entah Syaina paham atau tidak apa yang ia lihat dengan kedua matanya. Tapi permintaan bocah itu untuk mengiyakan, membuat kepala sang ibu pada akhirnya mengangguk perlahan.

Mendapati keiyaan sang mantan istri, seketika Langit berucap syukur.

"Alhamdulillah."

Ia reflek menggendong buah hati untuk kemudian mengecup kening dengan kuat. Sementara Hana merasa dadanya sedikit bergemuruh. Tak ia pungkiri jika cinta untuk lelaki itu masihlah mendominasi di dalam hati. Ia hanya takut terluka. Sebab ternyata tak ada yang lebih menyakitkan dalam hidup melainkan perceraian yang terjadi satu tahun silam.

Tapi lagi-lagi jika melihat Syaina amat bahagia dalam dekapan sang Papa, seketika rasa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status