Share

Bab 133

Auteur: Sahira
"Kalau aku bersembunyi, apa mereka nggak akan ngomong lagi?"

Alyana menarik tangannya dengan paksa. "Aku nggak mau jadi burung unta. Menyembunyikan kepala di pasir nggak akan membuat masalahnya hilang."

"Tapi ...." Wajah Andreas tampak sulit.

"Katamu kita punya banyak orang, 'kan? Masa sampai Keluarga Imano bisa melukaiku?"

"Nggak mungkin!"

Steven melangkah maju. "Selama aku di sini, nggak seorang pun bisa menyentuh sehelai rambut Nona Alyana!"

Andreas ragu beberapa saat, dan akhirnya mengalah. "Baiklah, aku menuruti katamu dulu. Tapi, nanti kalau situasinya memburuk, kamu harus dengarkan aku dan mundur kalau perlu."

Alyana mengangguk, pandangannya melewati bahu Andreas, menatap ke arah ruang operasi bagian kebidanan dan ginekologi, matanya suram dan dalam.

Di dunia ini mana ada kebetulan seperti itu?

Baru saja Alina mendapat bocoran, anaknya langsung tidak bisa diselamatkan.

Katanya, harimau pun tidak memangsa anaknya sendiri. Namun, demi tujuannya, Alina bahkan rela mengorbankan nyaw
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 134

    "Dia sendiri yang memilih berlutut. Dari awal sampai akhir, aku nggak pernah memaksanya.""Lagian, dua kaki itu miliknya. Kalau dia tahu diri dan mundur, aku juga nggak akan menahannya. Tapi, dia sendiri yang ngotot sampai anaknya mati. Mau salahkan siapa?""Kita semua orang dewasa. Kalau dia sudah memilih, seharusnya juga siap menanggung akibatnya."Alyana menatap Alina, dengan senyum setengah mengejek. "Waktu kejadian, bukannya kamu sendiri yang bilang akan tanggung semuanya sendirian?"" ... "Alina terpaku, menatap Alyana dengan agak kaku, jelas tidak menyangka Alyana akan menghadapi semuanya dengan setenang itu.Melihat sikap Alyana yang sedingin itu, Royan marah sampai sesak napas. "Adikmu kehilangan anak, dan kamu masih sempat bicara nyinyir? Kamu masih punya hati nurani nggak sih?!"Alyana tersenyum cerah. "Untuk itu, tanya ke Nyonya Imelda saja, waktu melahirkan aku dulu, jangan-jangan lupa melahirkan hati nurani juga?""Kamu ...."Imelda marah sampai nyaris pingsan. "Kamu kok

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 133

    "Kalau aku bersembunyi, apa mereka nggak akan ngomong lagi?"Alyana menarik tangannya dengan paksa. "Aku nggak mau jadi burung unta. Menyembunyikan kepala di pasir nggak akan membuat masalahnya hilang.""Tapi ...." Wajah Andreas tampak sulit."Katamu kita punya banyak orang, 'kan? Masa sampai Keluarga Imano bisa melukaiku?""Nggak mungkin!"Steven melangkah maju. "Selama aku di sini, nggak seorang pun bisa menyentuh sehelai rambut Nona Alyana!"Andreas ragu beberapa saat, dan akhirnya mengalah. "Baiklah, aku menuruti katamu dulu. Tapi, nanti kalau situasinya memburuk, kamu harus dengarkan aku dan mundur kalau perlu."Alyana mengangguk, pandangannya melewati bahu Andreas, menatap ke arah ruang operasi bagian kebidanan dan ginekologi, matanya suram dan dalam.Di dunia ini mana ada kebetulan seperti itu?Baru saja Alina mendapat bocoran, anaknya langsung tidak bisa diselamatkan.Katanya, harimau pun tidak memangsa anaknya sendiri. Namun, demi tujuannya, Alina bahkan rela mengorbankan nyaw

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 132

    Alyana menunjukkan ponsel kepada Andreas sambil tersenyum tipis. "Ikannya benar-benar sudah menggigit umpan.""Secepat itu?" Andreas sangat gembira. "Aduh, andai aku tahu, pasti aku sudah kembali lebih awal! Akan kugunakan aktingku yang luar biasa!""Kalau kamu kembali lebih cepat, Alina masih kerja sama dengan polisi, mana sempat dia telepon?"Mendengar itu, Andreas menggaruk kepala. "Ya juga sih, cari orang 'kan butuh waktu. Kalau baru datang, aku langsung bilang sudah ketemu, Alina juga pasti curiga."Alyana menyimpan ponselnya. "Kita masih harus terus mengawasi Alina, jangan sampai dia sadar ada yang aneh, nanti malah bikin masalah lagi.""Betul!"Andreas melirik jam di dinding, lalu mengernyit. "Alina sudah selesai telepon, tapi sudah lama banget kok belum kembali? Biar aku suruh orang cari ke toilet."Lalu, Andreas menyuruh dua pengawal di luar untuk pergi memeriksa ke toilet.Setengah jam kemudian, pengawal bergegas melapor, "Tuan Muda Andreas, ada masalah! Wanita itu pingsan di

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 131

    Dalam dua jam berikutnya, Alina merasa sangat tersiksa, bahkan sempat terlintas niat untuk membunuh Andreas.Akhirnya, ketika pintu ruang perawatan itu terbuka, Andreas keluar sambil bersenandung kecil.Mata Alina langsung berkaca-kaca. "Tuan Muda Andreas, aku benar-benar lelah. Boleh aku beristirahat sebentar sebelum lanjut berlutut? Kamu juga nggak mau ada korban jiwa di depan kamar Kakak, 'kan?""Baru berlutut sebentar begini saja?"Andreas mendekat, kedua tangan di saku, menatap Alina dengan malas. "Kamu, otak di balik percobaan pembunuhan, baru berlutut sebentar sudah nggak tahan. Bagaimana nanti kamu akan tahan di penjara?""Kamu ..." Alina panik. "Aku sungguh nggak melakukannya. Kenapa kalian nggak mau percaya padaku?""Masih berpura-pura?"Andreas tersenyum meremehkan. "Pamanku sudah menemukan lokasi sopir itu. Kamu nggak sadar dia hari ini nggak datang? Dia sedang bersiap menggiring jaring bersama polisi!""Nanti, salah atau benarnya kamu akan terbukti. Jadi, berhentilah pura-

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 130

    "Tentu saja Paman yang kasih tahu aku. Dia khawatir dengan kondisi mentalmu, jadi dia minta aku istirahat dari kerja sebentar dan pulang untuk temani kamu."Selesai bicara, Andreas baru sadar ada yang salah. Dia melirik ke arah Jacob dengan takut-takut. "Kak Jacob, ini boleh dibilang nggak sih?"Jacob kesal, boleh atau tidak, toh sudah terlanjur diucapkan.Alyana bingung. "Kenapa nggak boleh bilang?""Itu ...."Andreas merasa serbasalah. Masa dia bilang pamannya suka sama Alyana, makanya segalanya diatur begitu detail?"Nathan takut kamu terbebani secara mental."Jacob membantu menjelaskan, "Aku kira pamannya pasti suruh dia buat mengatakan bahwa dia mendengar berita ini waktu dia kembali ke rumah setelah menyelesaikan pekerjaan."Andreas langsung menyambung, "Betul! Paman memang bilang begitu! Kak Jacob memang teman lama Paman, mengerti dia luar dalam!"Jacob mendengus. "Jangan pakai perumpamaan menjijikkan kayak gitu untuk menggambarkan aku."Andreas nyengir malu, lalu menggaruk bagi

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 129

    Nathan tidak menanggapi.Jacob tidak berani besar kepala lagi. Dia melambaikan tangan sembarangan. "Sudahlah, kita sudah kenal lama, kamu nggak perlu sesungkan itu. Nona Alyana adalah pasienku, membantunya sudah seharusnya."Yang ingin dia selamatkan bukan hanya Alyana, tapi juga Nathan.Kalau sampai terjadi apa-apa pada Alyana, dia tidak bisa membayangkan Nathan akan jadi seperti apa....Keesokan paginya, Jacob melakukan kunjungan.Setelah memeriksa luka Alyana, dia seperti biasa menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan, lalu sekilas menyebutkan bahwa dia akan cuti.Alyana agak heran. "Kenapa mendadak mau libur?""Jangan khawatir, sebelum aku cuti, semua urusanmu pasti sudah kuatur. Dokter penggantiku adalah adik seperguruanku, aku sudah berkali-kali mengingatkan agar memperhatikan kondisimu."Jacob tersenyum hangat. "Kamu tinggal bekerja sama seperti biasa saja, nggak akan ada masalah.""Aku nggak ...."Ucapan itu berhenti di ujung lidah, Alyana menggigit ringan bibirnya.Meski d

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status