Share

Bab 180

Penulis: Sahira
Tidak lama kemudian, Alina pun dipersilaan naik ke mobil.

Seolah-olah sudah menduga, dia sama sekali tidak terkejut saat melihat Harison duduk di kursi belakang.

"Kak Harison, akhirnya kamu mau mencariku juga."

Alina duduk di samping Harison, tersenyum manis menatapnya. "Kenapa? Ada urusan apa mencariku?"

"Kamu dan Devon itu ada apa sebenarnya?" tanya Harison langsung ke intinya.

Sejak malam itu melihat Devon berdiri di sisi Alina, dia sering kali teringat kembali. Naluri laki-lakinya memberi tahu, hubungan mereka tidak sesederhana itu.

Alina tampak bingung. "Maksudmu apa sih tanya begitu? Aku dan dia bisa ada hubungan apa?"

"Jangan pura-pura bodoh!"

Harison langsung menarik pergelangan tangan Alina, menyeretnya mendekat. "Aku juga laki-laki, jangan pikir aku nggak bisa lihat Devon tertarik padamu!"

"Kamu sebaiknya jauhi dia mulai sekarang. Kalau nggak, kamu sendiri yang rugi!"

Alina menatap mata Harison, lalu tersenyum kecil. "Kak Harison, kamu cemburu ya?"

"Alina!"

Harison makin mara
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 182

    "Aku akan datang tepat waktu."Setelah mengirim pesan ke staf promosi, Alyana meletakkan ponselnya dan menatap langit-langit dalam lamunan.Sekilas, yang terbayang di benaknya adalah tatapan Nathan padanya, membuat jantungnya tanpa sadar berdetak lebih cepat.Tadi di dek kapal, saat berhadapan langsung dengan Nathan, dia sudah merasa agak gugup, karena itu dia buru-buru cari alasan untuk kembali ke kamar.Tidak disangka, sekarang saat suasana tenang, pikirannya malah kembali mengulang-ulang momen itu.Alyana mengerutkan alis, memaksa pikirannya kosong.Apa yang kupikirkan sih?'Nathan itu juga bukan seseorang yang pantas kupikirkan.'Tapi, kalau dipikir-pikir, kalau aku bisa terus bersama Nathan dan tetap waras, berarti pengendalian diriku memang luar biasa.'Soalnya, pria itu benar-benar seperti racun. Setiap gerak-geriknya bisa dengan mudah menggoyahkan hati orang. Tanpa sadar, orang bisa terjerumus karenanya.Alyana tiba-tiba merasa kagum pada dirinya sendiri. Dia bisa tetap sadar d

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 181

    Pintu mobil tertutup, Alina pun pergi menjauh.Harison menghantamkan tinjunya keras-keras ke sandaran kursi, matanya dipenuhi amarah yang meluap.Selama bertahun-tahun ini, Devon memang belajar banyak dari Gino. Dia jadi pintar, dan tahu harus memulai dari Alina.Mau memanfaatkan situasi? Tidak semudah itu!Dia sudah bekerja keras selama ini, mana mungkin dia membiarkan Devon menghancurkannya!Sementara itu, Alina melangkah ringan masuk ke rumah, dan langsung berpapasan dengan kakaknya, Sam."Kamu keluar ngapain? Sekarang lebih baik kamu jangan sering-sering keluar. Ayah masih marah, jangan sampai cari perkara sendiri dan malah membuatnya makin marah." Sam mengingatkan dengan nada baik."Kak, aku cuma buang sampah kok. Apa perlu khawatir begitu?"Alina menjawab sambil tersenyum. Baru saja hendak melewati Sam, pergelangan tangannya langsung ditahan."Jangan kira aku nggak tahu malam itu kamu pergi ke mana."Sam menurunkan suaranya. "Pihak Keluarga Gandhi dan Keluarga Remona sudah membic

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 180

    Tidak lama kemudian, Alina pun dipersilaan naik ke mobil.Seolah-olah sudah menduga, dia sama sekali tidak terkejut saat melihat Harison duduk di kursi belakang."Kak Harison, akhirnya kamu mau mencariku juga."Alina duduk di samping Harison, tersenyum manis menatapnya. "Kenapa? Ada urusan apa mencariku?""Kamu dan Devon itu ada apa sebenarnya?" tanya Harison langsung ke intinya.Sejak malam itu melihat Devon berdiri di sisi Alina, dia sering kali teringat kembali. Naluri laki-lakinya memberi tahu, hubungan mereka tidak sesederhana itu.Alina tampak bingung. "Maksudmu apa sih tanya begitu? Aku dan dia bisa ada hubungan apa?""Jangan pura-pura bodoh!"Harison langsung menarik pergelangan tangan Alina, menyeretnya mendekat. "Aku juga laki-laki, jangan pikir aku nggak bisa lihat Devon tertarik padamu!""Kamu sebaiknya jauhi dia mulai sekarang. Kalau nggak, kamu sendiri yang rugi!"Alina menatap mata Harison, lalu tersenyum kecil. "Kak Harison, kamu cemburu ya?""Alina!"Harison makin mara

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 179

    "Nona Alyana, kamu jangan terlalu pesimis. Selama belum sampai di akhir, siapa tahu masih ada keajaiban."Alyana hanya tersenyum tanpa menjawab, lalu meraih kembali kameranya.Evin menatap kamera itu dengan enggan, merasa sayang sekali. "Nona Alyana, kamu fokus saja pada pengobatan. Nanti kalau kamu sembuh, Perusahaan Hiburan Deris akan terbuka lebar untukmu.""Terima kasih."Berbeda dengan Evin yang penuh penyesalan, Alyana sendiri tidak punya banyak harapan.Bagaimanapun juga, dia sudah lama pasrah. Dia merasa tidak punya hak untuk menerima kesempatan, sehebat apa pun itu.Saat Alyana sedang menyusun foto, Evin menenggak habis sebotol bir, dan tanpa sadar matanya tertuju pada Alyana.Sesaat, dia merasa melihat sosok yang familier, tetapi kabur ... Sorot matanya tidak sengaja melembut."Kak Evin, sini bantu aku!"Teriakan Andreas membuyarkan lamunan Evin.Evin baru sadar dirinya sempat kehilangan kendali, lalu buru-buru bangkit. "Aku datang. Memangnya sebesar apa sih ikannya sampai pe

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 178

    "Apa lagi maksudnya?"Evin menghela napas. "Tentu saja disuruh jadi mata-mata. Si Andreas itu jelas sekelompok sama Alyana, Bibi nggak percaya sama dia.""Bibi juga nggak tenang kalau kamu berduaan sama Alyana. Dia takut kamu makin tenggelam. Jadi, dia sengaja datang menemuiku, minta aku datang mengawasi kalian, sekalian coba bujuk kamu juga."Evin menyilangkan tangan di dada, tampak tidak berdaya. "Bibi terlalu tinggi menilai aku. Mana mungkin aku bisa bujuk kamu?""Jadi, aku datang ke sini cuma biar dia tenang aja."Sambil bicara, Evin terus mencuri pandang ekspresi Nathan, lalu bertanya pelan, "Aku dengar dari nada bicaranya sih, kayaknya Bibi beneran khawatir sama kamu. Kamu benaran mau menentang ayahmu demi Alyana?"Sejak kecil sampai dewasa, Nathan memang dingin, tetapi tidak pernah membuat masalah besar. Itu sebabnya Helen sering bilang dia beruntung punya anak seperti Nathan: hebat dan tidak bikin khawatir.Namun, justru saat usia Nathan menginjak kepala tiga, masa pemberontaka

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 177

    "Kekanak-kanakan."Nathan langsung menyela, penuh nada jengkel.Namun, Andreas malah tertawa makin keras. "Justru karena kekanak-kanakan makanya seru! Aku cuma penasaran ingin lihat Paman kalau lagi kekanak-kanakan itu kayak gimana!"Dia menoleh dan menarik Alyana. "Kak, kamu juga penasaran 'kan?"Alyana mengangguk, wajahnya penuh semangat menonton drama.Nathan memalingkan pandangan. "Baik.""Apa?" Andreas terkejut, "Paman setuju? Wah hebat! Aku bakal habis-habisan buat menang!"Ruang di dalam mobil tidak besar, suara Andreas yang terus berteriak membuat suasana jadi berisik.Alyana menurunkan kaca jendela, membiarkan angin laut menerpa wajahnya. Hatinya terasa ringan dan penuh sukacita.Setiap hari di Kota Halimun terasa seperti mimpi, bahagia dengan cara yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.Tanpa terasa, mobil sampai di pelabuhan. Di bawah arahan kapten, mereka naik kapal dengan lancar.Kapten kapal lebih dulu mengajak mereka berkeliling, lalu dengan hormat melapor kepada Nat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status