Share

Bab 321

Author: Sahira
Evin tidak menaruh curiga. "Oke, nanti aku menyusul ke tempatmu."

"Ya."

Alyana mengangguk singkat lalu berbalik, melangkah dengan sepatu hak tingginya menuju halaman belakang.

Malam musim kemarau masih cukup dingin. Sebagian besar tamu memilih tetap di dalam rumah. Di halaman, hanya ada beberapa pria yang sedang merokok sambil mengobrol.

Berkat taman yang rimbun dan pepohonan yang lebat, berjalan di jalur kecil di samping tembok bisa luput dari perhatian orang.

Begitu tiba di halaman, Alyana tidak melihat bayangan Alina. Setelah berpikir sejenak, dia memasang ekspresi panik lalu bertanya pada sekelompok pria yang sedang merokok tak jauh darinya.

"Permisi, aku sedang mencari temanku. Dia pakai gaun panjang kuning pucat. Katanya dia masuk ke sini. Kalian lihat nggak?"

Para pria itu kompak menggeleng. "Nggak lihat."

"Oke, terima kasih."

Alyana mengucapkan terima kasih dengan sopan. Tatapannya agak muram. Jika Alina diam-diam masuk ke halaman, pasti ada sesuatu yang disembunyikan. Tidak ad
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 325

    "Hmm."Alyana hanya menggumam pelan tanpa nada sama sekali.Cecilia bisa merasakan sikap dingin Alyana. Raut wajahnya tetap tersenyum dengan paksa meski hatinya agak kesal. "Kalau ada waktu, aku traktir kopi, ya? Sekalian biar Abel bisa minta maaf langsung padamu.""Nggak perlu."Alyana langsung menolak. "Nona Abel masih muda, gampang dipengaruhi dan cenderung impulsif. Aku nggak akan mempermasalahkan kejadian malam ini. Kalian juga nggak usah repot-repot minta maaf.""Nona Cecilia, lebih baik kamu urus hidupmu sendiri. Itu jauh lebih penting daripada memikirkan aku."Suaminya sendiri sudah punya anak dari wanita lain, tetapi masih sibuk mengadu domba temannya untuk menyerang orang.Alyana tak punya banyak hal untuk dikatakan pada Cecilia yang terlalu dikuasai cinta.Bagaimanapun, setiap orang harus bertanggung jawab akibat dari pilihannya sendiri.Pada akhirnya, Alyana menolak kepura-puraan itu. Dia berpamitan pada Nanik dan yang lain, lalu pergi dari vila Keluarga Hyonda.Nanik menat

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 324

    Tak lama kemudian, si pelayan menyerahkan bros itu ke tangan Nanik.Mungkin karena raut wajah Nanik tampak terlalu serius, semua orang di ruangan itu tak berani bersuara."Nona Alyana."Nanik tampak sangat tersentuh. Tangannya yang memegang bros itu pun bergetar. "Ini bros milik putri kerajaan dari Negara Yero?""Ya."Alyana mengangguk. "Tahun lalu, aku diundang untuk memotret keluarga kerajaan. Putri sangat menyukai hasilnya, jadi selain membayarku, beliau juga menghadiahkan bros ini.""Menurutku, cuma orang yang benar-benar terhormat yang pantas memilikinya. Makanya selama ini kusimpan baik-baik. Hari ini aku khusus bawakan untukmu, sebagai bentuk penghormatanku.""Aku cuma nggak menyangka ...."Tatapan Alyana melirik ke arah Abel. "Nona Abel sepertinya nggak terlalu menghargai hadiah ini."Pemberian dari putri kerajaan ... Siapa yang berani meremehkannya?Para tamu langsung saling berbisik, "Nona Abel itu nggak tahu diri ya, ngomong sembarangan begitu.""Itu hadiah yang nggak bisa d

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 323

    Evin bisa merasakan kalau sejak Alyana pulang ke tanah air, Nathan jadi jauh lebih tidak sabaran.Wajar saja, bagi Alyana, mereka baru saja bertemu lagi, semuanya bisa dijalani pelan-pelan.Namun, bagi Nathan, dia sudah menunggu tiga tahun. Tiga tahun penuh, sampai-sampai kesabarannya hampir habis.Kalau sekarang tidak ambil langkah besar, kapan lagi?Dengan pemikiran ini, Evin nyaris tertawa, tetapi buru-buru batuk kecil buat menutupinya.Lampu ruangan menyala, Nanik mulai membagikan kue.Harison datang terlambat. Begitu sampai di dekat Cecilia, dia membungkuk sedikit dan bicara lirih, "Perutku agak nggak enak, jadi kelewat bagian serunya."Cecilia refleks menyentuh perutnya. Dia bertanya dengan nada penuh perhatian, "Mau pulang dulu?""Nggak perlu. Nanti juga baikan. Kamu lanjut ngobrol saja sama Abel." Harison sangat pengertian.Cecilia terkekeh. "Kamu tuh, jangan cuma memikirkanku.""Kamu itu istriku. Sudah semestinya aku memikirkanmu.""Ih, manis banget!"Abel yang berdiri tidak j

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 322

    "Jangan asal bicara, bisa nggak?""Ini bukan urusan Kakek Rekasa. Ini cuma … Sekarang situasinya sudah beda. Status kita juga nggak sama seperti dulu. Masalah anak ini susah banget buat diselesaikan.""Alin, percaya sama aku. Aku nggak akan lagi meninggalkan kalian seperti dulu. Kasih aku waktu, biar aku pikirkan caranya. Oke?"Harison berusaha sekuat tenaga menenangkan Alina, takut kalau Alina marah dan langsung mengadu ke Rekasa.Kalau sampai itu terjadi, jangankan Rekasa, bahkan Cecilia pun bisa langsung pingsan di tempat.Keluarga Gandhi akan benar-benar kacau balau.Setelah dengar janji Harison, Alina kembali bersikap manja. Dia berkata dengan nada manis, "Oke, aku percaya."Angin sore berembus. Suasana di dalam ruang kaca makin terdengar intim dan menggoda.Saat Alyana balik badan, bersiap untuk pergi, ekspresinya setenang malam tanpa bintang, dingin, dan kelam.Begitu masuk ke dalam rumah, hawa dingin di tubuhnya perlahan menghilang dan pikirannya mulai jernih.Sekarang, Rekasa

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 321

    Evin tidak menaruh curiga. "Oke, nanti aku menyusul ke tempatmu.""Ya."Alyana mengangguk singkat lalu berbalik, melangkah dengan sepatu hak tingginya menuju halaman belakang.Malam musim kemarau masih cukup dingin. Sebagian besar tamu memilih tetap di dalam rumah. Di halaman, hanya ada beberapa pria yang sedang merokok sambil mengobrol.Berkat taman yang rimbun dan pepohonan yang lebat, berjalan di jalur kecil di samping tembok bisa luput dari perhatian orang.Begitu tiba di halaman, Alyana tidak melihat bayangan Alina. Setelah berpikir sejenak, dia memasang ekspresi panik lalu bertanya pada sekelompok pria yang sedang merokok tak jauh darinya."Permisi, aku sedang mencari temanku. Dia pakai gaun panjang kuning pucat. Katanya dia masuk ke sini. Kalian lihat nggak?"Para pria itu kompak menggeleng. "Nggak lihat.""Oke, terima kasih."Alyana mengucapkan terima kasih dengan sopan. Tatapannya agak muram. Jika Alina diam-diam masuk ke halaman, pasti ada sesuatu yang disembunyikan. Tidak ad

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 320

    "Nona Abel, aku punya prinsip kerja. Kalau kamu ingin aku memotret, harus pesan setidaknya enam bulan sebelumnya."Alyana tersenyum sopan, hanya sebatas formalitas.Abel tampak geram. "Cuma fotografer remeh, belagu banget sih? Keluarga Hyonda butuh fotografer macam apa juga bisa mendapatkannya! Enam bulan sebelumnya? Kamu!""Abel."Evin menghampiri dan merangkul Abel dengan santai, senyumnya tampak cuek. "Baru sebentar aku tinggal, kamu sudah cari gara-gara?""Nona Alyana, ini adik kandungnya Jacob, Abel. Dari kecil dimanja, jadi agak sulit diatur. Mohon maklum, ya!""Siapa yang sulit diatur?"Abel melotot ke Evin, tetapi kedua telinganya malah merah.Alyana menangkap situasinya dengan cepat, rasa waspada yang tadi sempat muncul langsung mereda."Nona Abel, aku bicara jujur. Hari ini aku datang sebagai tamu. Kalau aku ambil kamera sekarang, Bu Nanik pasti juga akan merasa kurang nyaman."Lagi pula, mana ada tuan rumah yang menyuruh tamunya bekerja di acaranya?"Betul banget!"Evin meni

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status