Share

CHAPTER 2 - MY DAILY LIFE

Sudah 2 bulan semenjak dirinya tinggal bersama kami. Dan kelihatannya, dia sudah mulai terbiasa dengan keadaan kami. Dari mulai bangun pagi hingga tidur lagi, ternyata dia bisa membantu aku dan ibuku baik itu membersihkan kuil, memasak kue dan manisan, dan tak jarang pula di hari minggu dia mengajakku bermain, serta dia mau memperhatikanku menari Kagura yang terkadang membuatku salah tingkah. Jujur saja, kelihatannya aku tidak pernah melihatnya sebagai keluarga, tapi lebih dari itu mungkin lebih tepatnya sebagai teman.

"Mei, bukan begitu caranya, tetapi begini," Danny-kun melakukan tarian Kagura sambil memberiku contoh.

"Begini?" aku bertanya sambil menunjukkan padanya.

"Yup, benar sekali ... kamu pintar Mei," pujinya padaku.

"Hehehehe," aku tertawa tersipu malu.

Danny-kun pun membelai rambutku dan entah kenapa aku merasa senang, seakan aku ingin dia terus melakukannya lagi. Dan aku ingin mendapatkan hal itu lagi untuk yang lainnya yang aku lakukan. Mengapa? Entahlah.

"Danny-kun ... Mei-chan ... sudah waktunya makan," ibuku memanggil kami berdua.

"Yaaa," jawab kami kompak.

Kami pun pergi ke meja makan dan makan bersama, serta kami pun makan dengan lahap karena jujur saja masakan ibu itu enak sekali sehingga membuatku ingin belajar memasak seperti masakan ibu sehingga Danny akan membelai rambutku lagi seperti tadi.

"Kenapa tersenyum Mei-chan? Apa makanannya enak?" tanya ibuku.

"Enak banget loh bu ... oya bu, kapan-kapan ajarin aku masak seperti masakan ibu ya," jawabku dengan senyum manis.

"Ada apa nih, Mei-chan tiba-tiba minta begitu?" tanya ibuku dengan membalas senyumanku.

"Aku mau belajar masak saja, soalnya siapa tahu aku bisa membantu ibu memasak walau hanya membuat omelette," jawabku.

"Aku yakin kamu bisa Mei, soalnya aku yakin masakan kamu pasti enak," puji Danny-kun.

"Benarkah? Kalau begitu aku akan berusaha," ucapku dengan mata berbinar.

"Jangan-jangan Mei-chan ini suka ya sama Danny-kun," ibuku bergumam.

"Ada apa bu?" tanyaku.

"Kalau soal tarian bagaimana Mei-chan? Apakah kamu bisa melakukannya?" tanya ibuku.

"Dia sudah mulai bisa melakukannya bi, soalnya tadi aku sudah melihatnya," jawab Danny-kun.

"Bagus Mei-chan ... tetap terus berusaha ya," ibuku membelai rambutku.

Aku mengangguk merasa senang. Dan makan malam kami sungguh menyenangkan, walau tanpa ayahku dan aku yakin TUHAN sudah mengirimkan penggantinya untukku. Dan orang itu adalah anak laki-laki yang duduk di sebelahku ini. Kelihatannya sekarang dan seterusnya hari-hariku akan lebih menyenangkan lagi.

"Kamu ini mirip sekali dengan suami bibi," kata ibuku.

"Oya, dari semenjak aku tinggal disini aku tidak melihat ayahnya Mei ... paman kemana bi? Apa dia pergi jauh?" tanya Danny-kun.

Ibuku menjelaskannya bahwa ayahku sudah meninggal karena kecelakaan waktu kebakaran 4 tahun lalu. Dan sontak aku melihat Danny-kun menangis, matanya sungguh tidak cocok untuk menangis. Ya, Danny-kun tidak cocok menangis karena dia lebih cocok tersenyum daripada menangis. Dan untuk pertama kalinya aku melihat Danny-kun menangis, dan aku akan berjanji untuk tidak membuatnya menangis apapun yang terjadi.

"Ayo kita cuci mangkuk dan piringnya," lanjut ibuku memberhentikan obrolan.

"Ya," balas kami.

Esoknya

"Danny-kun ... Mei-chan ... bangun ... sudah pagi," ibuku membangunkan kami.

Kami berdua pun membuka mata kami dan segera meregangkan badan dan bangkit dari tempat tidur kami.

"Sarapan sudah siap, yuk kita makan," kata ibuku.

Karena hari ini hari minggu, jadinya aku dan Danny-kun pergi bermain ke sungai dekat kuil kami, dan tentu saja kami melakukan hal ini setiap hari Minggu. Karena pada hari biasanya, aku dan Danny-kun membantu ibuku dan aku mesti latihan menari. Seandainya saja setiap hari adalah hari Minggu, aku bisa terus bermain bersamanya. Namun hal itu tidak mungkin terjadi.

CHAPTER 2 - My Daily Life

end

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status