Share

CHAPTER 3 - OUR PET

Author: DAR
last update Last Updated: 2021-03-13 22:14:10

"Nyaaaaa," suara anak kucing itu terlihat senang dipangkuan Danny-kun.

"Kasihan sekali kamu ... pasti ditinggal sama orang tuamu ya?" kata Danny-kun sambil membelai anak kucing tersebut.

"Aku juga ingin dibelai rambutku seperti itu," aku bergumam.

Jujur, aku iri sekali kalau bukan aku yang diperlakukan seperti itu. Rasanya hati ini panas. Jadi mulai sekarang, anak kucing ini adalah rivalku. Kamu ingin tahu bagaimana kami bisa memelihara anak kucing yang membuatku kesal ini? Silahkan dibaca.

Seminggu lalu

"Mei ... kamu dimana?" Danny-kun mencariku karena kami bermain petak umpet.

"Kamu pasti tidak bisa menemukanku," gumamku.

Danny-kun terus mencariku selama setengah jam namun dia belum juga menemukanku. Dan jujur saja dalam hati aku ingin ditemukan olehnya. Namun, karena aturan permainan aku tidak bisa membiarkan dia menemukanku.

"Siapa yang membuat aturan ini sih? Lain kali aku marahin orangnya biar dia tahu rasa," gumamku.

Tiba-tiba terdengar suara langkah yang mendekatiku.

"Itu Danny-kun," aku tersenyum senang di persembunyianku.

"Mei ... kamu dimana?" Danny-kun masih mencariku.

Namun suara itu menghilang.

Setengah jam kemudian.

Sejam kemudian.

Dua jam kemudian, aku mulai cemas.

"Mengapa Danny-kun lama sekali menemukanku? Apa aku sulit ditemukan?" pikirku.

Aku pun keluar dari tempat persembunyianku dan menghampiri Danny-kun di halaman kuil. Namun alangkah terkejutnya aku kalau Danny-kun sedang membelai kepala anak kucing. Tentu saja aku ngambek karena dia berhenti mencariku.

"Danny-kun, mengapa kamu tidak mencariku?" tanyaku sambil merajuk.

"Owh, tadi aku menemukan anak kucing ini di halaman belakang," jawabnya dengan senyuman.

"Sepertinya anak kucing ini dibuang oleh induknya ... kasihan sekali," Danny-kun merasa iba.

"Sini kucingnya ... biar aku buang," kataku dengan kesal.

"Jangan Mei ... kasihan kucingnya ... mengapa tidak kita pelihara saja?" tanya Danny-kun dengan tersenyum.

"Tidak boleh," jawabku ketus.

"Boleh ya Mei," Danny-kun memohon dengan wajah memelas.

"Tidak boleh ... lagipula untuk apa kita memelihara anak kucing ini?" aku semakin ketus dan merajuk.

"Bi Yuuko ... Bolehkah aku melihara anak kucing ini?" tanya Danny-kun

"Boleh ... asalkan kamu bisa memeliharanya dengan baik," jawab ibuku.

Mendengar jawaban ibuku, hal itu membuatku semakin merajuk dan langsung masuk ke kuil. Sebenarnya jujur, aku tidak masalah kalau kami memelihara kucing, namun aku takut hal itu akan membuatku trauma karena kejadian 4 tahun lalu.

Setiap anak kucing itu mengeong, Danny-kun selalu menidurkan anak kucing tersebut di pangkuannya. Dan jujur, aku iri sekali. Andaikan aku yang jadi anak kucing itu. Dan alangkah terkejutnya aku anak kucing itu menempelkan hidungnya ke hidung Danny-kun, yang membuat hati ini semakin panas.

"Oke, sudah cukup ... ini tak bisa dibiarkan lagi ... kamu sudah kelewat batas," pikirku dengan kesal.

"Danny-kun, aku tak suka anak kucing itu disini," ucapku sambil merajuk di depan Danny-kun.

"Kenapa Mei, bukankah bibi sudah mengizinkannya?" ucap Danny-kun menegaskan.

"Memang, tapi aku tidak setuju," ketusku.

"Kalau boleh tahu, kenapa? Apa karena mengingatkan kembali pada ayahmu?" tanya Danny-kun.

"Bukan karena itu," lanjutku lagi.

"Terus karena apa?" tanyanya lagi.

"Karena aku cemburu," jawabku dengan wajah memerah.

"Pfffttt ... hahahahahaha," Danny-kun tertawa.

"Jangan menertawakanku," ucapku yang tambah merajuk.

"Abisnya, masa' sama Shirou kamu cemburu sih?" Danny-kun tersenyum.

"Shirou?" tanyaku.

"Ya, Shirou ... nama anak kucing ini." jawab Danny-kun.

"Mmmmmmmmmmmm," ucapku dengan menggembungkan pipi.

"Mei, kamu tambah manis kalau merajuk seperti itu," puji Danny-kun.

Mendengar pujian itu, aku langsung tersenyum sebentar lalu merajuk kembali sehingga membuat Danny semakin tertawa.

"Yasudah, bagaimana kalau kita sama-sama merawatnya?" ajak Danny-kun.

"Kenapa aku mesti ikut?" ketusku.

"Karena anggap saja ini adalah adik kita ... aku ingin punya adik," Kata Danny-kun.

"Terus kamu menganggap aku ini siapa kamu?" ketusku lagi.

"Orang yang selalu membuat setiap hariku menyenangkan," Danny-kun tersenyum.

"Benarkah?" perlahan-lahan aku mulai tersenyum.

"Aku tidak mungkin bohong," Danny-kun meyakinkanku.

Alangkah senangnya aku ketika mendengar hal tersebut. Sehingga membuatku menerima anak kucing tersebut sebagai bagian dari keluarga kami.

"Asalkan dengan satu syarat," ucapku.

"Apa itu?" tanyanya.

"Ketika kita bermain, jangan bawa anak kucing ini ikut bermain," aku tersenyum.

"Baiklah," Danny-kun mengiyakan.

CHAPTER 3 - Our Pet

End

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kanaya Meissa (Ultimate Kagura Dancer) ~Eternal Love~   CHAPTER 95 - RAMEN DATE

    "Haaaaaaahhh!?!?!" ucap keempat gadis hama dengan nada kaget."Ups... Sepertinya aku keceplosan..." ucapku dengan tersenyum mengejek.Lalu mereka berempat menjauhkan kami berdua lalu mereka berempat segera melindungi Danny-kun dariku. Malam itu pun berakhir dengan aku yang tersenyum dengan senang karena aku telah menang jauh dari mereka berempat. Paginya, setelah kejadian tadi malam, mereka berempat bangun lebih cepat dariku karena mereka tidak ingin aku berduaan dengan Danny-kun. Awalnya aku merasa tidak terlalu mempermasalahkannya, namun lama kelamaan aku mulai resah dengan mereka berempat."Bagaimana caranya agar aku bisa berduaan dengan Danny-kun ya??" gumamku."Karena kalau begini terus, aku tidak akan bisa tidur dengan nyenyak kedepannya.." gumamku lagi.Lalu aku mencari sesuatu di smartphoneku, lalu akhirnya muncul sesuatu yang menarik untukku dan kemudian aku tersenyum. Esoknya, aku memberitahu Danny-kun bahwasanya besok kita berdua akan makan diluar."Aku tidak sabar untuk me

  • Kanaya Meissa (Ultimate Kagura Dancer) ~Eternal Love~   CHAPTER 94 - LOVE INTEREST

    Mimi POVAku bertemu dengan Danny onii-chan 3 tahun lalu saat aku masih menjadi seseorang yang pemalu diantara teman-temanku. Namun semua itu berubah berkat adanya Danny onii-chan yang telah merubahku menjadi lebih baik dari sebelumnya.Suatu hari Danny onii-chan sedang duduk di sebuah kafe dimana aku bernyanyi disitu."Suaramu bagus..," ucap Danny onii-chan sambil tersenyum."Te ... terimakasih..," balasku dengan gugup."Apakah kamu sering bernyanyi disini??" tanya Danny onii-chan.Aku mengangguk."Ini hadiah cincin untukmu..," ucap Danny onii-chan."Stooooopppp!!!" ucapku."Hei ... mengapa kamu berhentikan aku disaat sedang bagus-bagusnya bercerita..," ucap Mimi dengan kesal."Sejak kapan Danny-kun memberikan cincin kepadamu, huh?!?!" ucapku dengan nada kesal pula."Tentu saja sejak awal..," ucap Mimi dengan bangga."Baiklah kalau itu maumu ... aku akan melenyapkanmu sekarang juga..," ucapku sambil tersenyum dengan kepala berkedut."Ayo maju sini!?!" ucap Mimi dengan menantangku.Hi

  • Kanaya Meissa (Ultimate Kagura Dancer) ~Eternal Love~   CHAPTER 93 - BOXING CATFIGHT WILD DREAM

    Di sebuah ring tinju pada malam sebelum tahun baru, aku dan Mimi akan bertarung. MC tinju pun mulai memperkenalkan kami berdua. "Di sudut merah, dengan tinggi 158 cm, memakai pakaian santa, dan memakai sarung tinju berwarna pink, Kanaya Meiiiiisa..," ucap MC tinju. "Di sudut biru, dengan tinggi 148 cm, juga memakai pakaian santa, namun memakai sarung tinju berwarna pink, Tendou Mimi..," ucap MC tinju lagi. Lalu kami berdua menuju ke tengah ring untuk mendengarkan arahan dari wasit. "Baiklah, aku ingin pertarungan yang bersih ... tidak boleh menendang, tidak boleh menyikut, tidak boleh menyundul, dan tidak boleh menggigit..," ucap wasit. "Apakah kalian berdua sudah mengerti?" tanya wasit. Kami berdua mengangguk. "Sebelum dimulai pertandingannya, ada yang ingin kalian sampaikan?" tanya wasit lagi. "Pendek..," ejekku. "Bucin..," balas Mimi. "Setan kecil..," ejekku lagi. "Mata sipit..," balas Mimi lagi. Lalu kami pun menuju ke sudut ring untuk memasang mouth piece kami, dan ron

  • Kanaya Meissa (Ultimate Kagura Dancer) ~Eternal Love~   CHAPTER 92 - HINADA'S NASTY PLAN

    "Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa berduaan dengan Da-kun?" gumam Hinada."Bukankah sebentar lagi Halloween?" gumam Hinada lagi."Aku rasa inilah saatnya untuk berduaan dengan Da-kun..," gumam Hinada lagi.Lalu 1 hari sebelum perayaan Halloween, Hinada memulai rencananya."Apakah aku bisa meminta tolong kepada kalian berempat?" tanya Hinada."Memangnya kamu mau minta tolong apa?" tanya Hatsuki."Aku ingin merayakan Halloween disini, tapi kita kekurangan bahan..," jawab Hinada."Mengapa tidak pakai yang ada saja?" tanyaku penasaran."Bukankah kalian ingin membuat Da-kun senang? Kalau iya, berarti kalian akan setuju dengan ideku ini..," jawab Hinada sambil tersenyum."Kelihatannya dia ini jujur..," gumam kami berempat secara serentak."Mana daftar bahannya?" tanya Nozomi."Sebentar..," jawab Hinada.Hinada lalu ke kamarnya untuk mengambil daftar bahan yang perlu dibeli, namun yang kami tidak tahu adalah, bahan tersebut sudah pasti sulit didapatkan, apalagi apabila bahan tersebut

  • Kanaya Meissa (Ultimate Kagura Dancer) ~Eternal Love~   CHAPTER 91 - RECOVERY

    "Sekarang saatnya bicara, Akuma Milku..," ucapku.Nozomi masih mengunyah makanannya lalu menelannya."Kalau kamu mau berbicara denganku, tunggu aku selesai makan..," ucap Nozomi."Mengapa kita tidak berbicara sambil makan saja?" tanyaku sambil tersenyum."Apakah ibumu tidak pernah mengajarimu, kalau kamu berbicara sambil makan itu sungguh tidak sopan..," jawab Nozomi.Aku hanya diam saja mendengarnya. Aku duduk menunggunya hingga selesai makan. Setelah Nozomi selesai makan, maka obrolan kami pun dimulai."Ada perlu apa, Meigomi? tanya Nozomi."Apa kamu menyebarkan kabar hoax ke Danny-kun??" tanyaku."Apa maksudmu??" tanya Nozomi lagi.Aku berdiri lalu mendekati Nozomi sambil menatapnya dengan tajam."Kamu tidak usah berpura-pura ... aku ada buktinya..," ucapku."Apa buktinya..," ucap Nozomi membalas tatapanku.Aku pun memberitahunya apa yang aku tahu, lalu Nozomi pun keringat dingin. Lalu aku menarik kerah baju Nozomi."Ternyata kamu kurang ajar ya ... kamu memfitnahku sehingga membua

  • Kanaya Meissa (Ultimate Kagura Dancer) ~Eternal Love~   CHAPTER 90 - BREAK?

    "Kita putus..," ucap Danny-kun.Aku bingung harus merespon apa yang baru saja dikatakan oleh Danny-kun. Danny-kun lalu meninggalkan ruang tamu. Aku hanya bisa terdiam karena tidak mengerti apa yang telah terjadi. Aku lalu mencubit pipiku untuk mengetahui apakah kejadian ini hanya mimpi atau tidak.Namun ternyata terasa sakit, hal ini menunjukkan bahwa aku masih sadar."Mungkin aku terlalu lelah, lebih baik aku beristirahat saja ... siapa tahu saja, esok Danny-kun mengatakan tadi hanya bercanda semata.," gumamku.Aku pun kembali ke kamarku dan tidur. Didalam mimpi, perkataan Danny-kun masih terasa sakit karena Danny-kun tidak mencintaiku lagi. Aku pun merasa gelisah karena perkataan Danny-kun tadi. Esok paginya, saat aku hendak sarapan, aku melihat Nozomi sedang ngobrol bersama Danny-kun. Aku pun duduk diantara Nozomi dan Danny-kun agar Danny-kun hanya melihatku saja."Selamat pagi, Danny-kun..," ucapku dengan tersenyum manis."Selamat pagi juga, Mei..," balas Danny-kun sambil tersenyu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status