"Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa berduaan dengan Da-kun?" gumam Hinada."Bukankah sebentar lagi Halloween?" gumam Hinada lagi."Aku rasa inilah saatnya untuk berduaan dengan Da-kun..," gumam Hinada lagi.Lalu 1 hari sebelum perayaan Halloween, Hinada memulai rencananya."Apakah aku bisa meminta tolong kepada kalian berempat?" tanya Hinada."Memangnya kamu mau minta tolong apa?" tanya Hatsuki."Aku ingin merayakan Halloween disini, tapi kita kekurangan bahan..," jawab Hinada."Mengapa tidak pakai yang ada saja?" tanyaku penasaran."Bukankah kalian ingin membuat Da-kun senang? Kalau iya, berarti kalian akan setuju dengan ideku ini..," jawab Hinada sambil tersenyum."Kelihatannya dia ini jujur..," gumam kami berempat secara serentak."Mana daftar bahannya?" tanya Nozomi."Sebentar..," jawab Hinada.Hinada lalu ke kamarnya untuk mengambil daftar bahan yang perlu dibeli, namun yang kami tidak tahu adalah, bahan tersebut sudah pasti sulit didapatkan, apalagi apabila bahan tersebut
Di sebuah ring tinju pada malam sebelum tahun baru, aku dan Mimi akan bertarung. MC tinju pun mulai memperkenalkan kami berdua."Di sudut merah, dengan tinggi 158 cm, memakai pakaian santa, dan memakai sarung tinju berwarna pink, Kanaya Meiiiiisa..," ucap MC tinju."Di sudut biru, dengan tinggi 148 cm, juga memakai pakaian santa, namun memakai sarung tinju berwarna pink, Tendou Mimi..," ucap MC tinju lagi.Lalu kami berdua menuju ke tengah ring untuk mendengarkan arahan dari wasit."Baiklah, aku ingin pertarungan yang bersih ... tidak boleh menendang, tidak boleh menyikut, tidak boleh menyundul, dan tidak boleh menggigit..," ucap wasit."Apakah kalian berdua sudah mengerti?" tanya wasit.Kami berdua mengangguk."Sebelum dimulai pertandingannya, ada yang ingin kalian sampaikan?" tanya wasit lagi."Pendek..," ejekku."Bucin..," balas Mimi."Setan kecil..," ejekku lagi."Mata sipit..," balas Mimi lagi.Lalu kami pun menuju ke sudut ring untuk memasang mouth piece kami, dan ronde pertama
Namaku adalah Kanaya Meissa, seorang Ultimate Kagura Dancer. Aku suka menari karena aku memang hobi menari serta aku juga suka memasak masakan apa yang tunanganku sukai dan untungnya dia juga suka. Walaupun beberapa kali gagal dalam memasak, tapi aku terus berusaha untuk melakukannya dan akhirnya berhasil.Disamping itu, aku orangnya gampang banget cemburu kalau dirinya kenal dengan seorang gadis. Maklum saja, mungkin karena aku sudah bersamanya sejak kami berumur 6 tahun. Kisah ini adalah kisahku yang mungkin menurut kalian sedikit aneh karena bagaimana bisa seorang penari bisa bersama dengan seorang penulis? Penulis puisi pula. Padahal kan yang namanya penulis puisi pasti dijauhin banyak orang.Tetapi walaupun begitu, aku tetap mencintainya, Mengapa? Karena dirinya adalah lelaki yang akan menjadi pendamping hidupku. Oya, tunanganku ini disukai oleh banyak gadis disekolahku.Sebagai tunangannya, kamu bisa bayangkan seperti apa rasanya menahan rasa cemburu. Memang
Sudah 2 bulan semenjak dirinya tinggal bersama kami. Dan kelihatannya, dia sudah mulai terbiasa dengan keadaan kami. Dari mulai bangun pagi hingga tidur lagi, ternyata dia bisa membantu aku dan ibuku baik itu membersihkan kuil, memasak kue dan manisan, dan tak jarang pula di hari minggu dia mengajakku bermain, serta dia mau memperhatikanku menari Kagura yang terkadang membuatku salah tingkah. Jujur saja, kelihatannya aku tidak pernah melihatnya sebagai keluarga, tapi lebih dari itu mungkin lebih tepatnya sebagai teman."Mei, bukan begitu caranya, tetapi begini," Danny-kun melakukan tarian Kagura sambil memberiku contoh."Begini?" aku bertanya sambil menunjukkan padanya."Yup, benar sekali ... kamu pintar Mei," pujinya padaku."Hehehehe," aku tertawa tersipu malu.Danny-kun pun membelai rambutku dan entah kenapa aku merasa senang, seakan aku ingin dia terus melakukannya lagi. Dan aku ingin mendapatkan hal itu lagi untuk yang lainnya
"Nyaaaaa," suara anak kucing itu terlihat senang dipangkuan Danny-kun."Kasihan sekali kamu ... pasti ditinggal sama orang tuamu ya?" kata Danny-kun sambil membelai anak kucing tersebut."Aku juga ingin dibelai rambutku seperti itu," aku bergumam.Jujur, aku iri sekali kalau bukan aku yang diperlakukan seperti itu. Rasanya hati ini panas. Jadi mulai sekarang, anak kucing ini adalah rivalku. Kamu ingin tahu bagaimana kami bisa memelihara anak kucing yang membuatku kesal ini? Silahkan dibaca.Seminggu lalu"Mei ... kamu dimana?" Danny-kun mencariku karena kami bermain petak umpet."Kamu pasti tidak bisa menemukanku," gumamku.Danny-kun terus mencariku selama setengah jam namun dia belum juga menemukanku. Dan jujur saja dalam hati aku ingin ditemukan olehnya. Namun, karena aturan permainan aku tidak bisa membiarkan dia menemukanku."Siapa yang membuat aturan ini sih? Lain kali aku mar
Kini usiaku sudah menginjak 7 tahun. Oleh karena itu, ibuku memasukkan aku dan Danny-kun ke SD Hachiko. SD ini terletak tidak jauh dari kuil kami, hanya berjalan 20 menit kami sudah sampai. Ibu menemani kami masuk ke sekolah namun tak sampai mengantarkan kami ke kelas karena ibuku mesti membuat kue dan manisan untuk dijual di hari sabtu nanti."Baik-baik ya, Mei-chan ... Danny-kun," ucap ibuku."Iya," jawab kami dengan kompak.Ibuku melambaikan tangan kepada kami dan kami pun juga melambaikan tangan kami. Setelah ibuku pergi, kami pun memasuki kelas."Danny-kun, mudah-mudahan kita sekelas ya." ucapku.Danny-kun mengangguk. Dan memang untuk kelas 1 SD, kami menjadi teman sekelas dan sebangku. Alangkah senangnya hatiku, karena salah satu mimpiku tadi malam menjadi kenyataan. Serta aku berharap untuk tahun berikutnya aku tetap sekelas walau tak sebangku."Hai, namaku Hatsuki ... siapa namamu?" ta
Aku menangis karena hal yang kusayangi telah pergi untuk kedua kalinya, yaitu adalah ibuku. Ibuku meninggal karena kecelakaan mobil yang dikendarai secara ugal-ugalan oleh pengemudi yang mabuk.Danny-kun berusaha untuk menenangkanku, namun air matanya tetap saja keluar dikarenakan ibuku juga berarti baginya. Danny-kun memelukku dengan erat seakan dia tidak ingin kehilanganku."Danny-kun .... sekarang aku sendirian," ucapku yang masih menangis."Kan masih ada aku," ucap Danny-kun yang mencoba untuk menenangkanku."Apa kamu akan pergi juga nanti?" ucapku sambil menatap Danny-kun dalam-dalam."Tidak akan, aku tidak akan pernah pergi dari sisimu," ucap Danny-kun meyakinkan aku."Janji?" tanyaku."Janji," jawabnya.Kami pun mengantar jenazah ibuku ke pemakaman disebelah kuburan ayahku. Setelah selesai, kami pun pulang dengan wajah sedih."Sekarang apa yang mesti kita lakukan Danny-kun?" tanyaku kebingu
"Five""Six""Seven""Eight""Nine""Ten""Knockout"The winner is Kanaya MeissaSaat ini aku sedang mengikuti turnamen tinju, dan aku masih berada di pertandingan pertama. Lawanku juga lumayan berat tadi, namun aku masih bisa mengatasinya. Kamu mau tahu apa hadiahnya? Hadiahnya adalah piala serta sebuah cincin. Aku tidak masalah dengan pialanya hanya saja aku menginginkan cincin tersebut agar aku bisa menikah dengan Danny-kun.Untuk itu, aku berlatih dengan giat agar aku bisa memenangkan setiap pertandingan. Oya, aku lupa bilang kalau aku bukan seorang penari, tapi seorang petinju. Danny-kun adalah pelatihku, dia selalu memberiku saran, kritik, serta pelukan yang terkadang membuatku bangkit dari kegagalan."Hari ini pertandingan yang bagus Mei," puji Danny-kun."Terima kasih pelatihku," balasku dengan senyuman."Namun jangan sombong dulu, karena turnamen masih ber