Kisah ini berpusat antara sepasang kekasih antara Danny AR dan Kanaya Meissa. Kehidupan cinta mereka penuh dengan lika-liku seperti jet coaster. Kisah ini adalah cerita bergenre harem yang pemeran utamanya adalah seorang gadis yang bernama Kanaya Meissa. Ia berusaha memberikan yang terbaik untuk kekasihnya ini. Walaupun ada 4 gadis lain yang menyukai kekasihnya, namun ia tidak pernah mundur untuk menghadapi mereka. Silahkan diberi saran atau dukungan melalui komentar yang tertera. Update kalau sudah selesai dan ada kuota internet.
View MoreNamaku adalah Kanaya Meissa, seorang Ultimate Kagura Dancer. Aku suka menari karena aku memang hobi menari serta aku juga suka memasak masakan apa yang tunanganku sukai dan untungnya dia juga suka. Walaupun beberapa kali gagal dalam memasak, tapi aku terus berusaha untuk melakukannya dan akhirnya berhasil.
Disamping itu, aku orangnya gampang banget cemburu kalau dirinya kenal dengan seorang gadis. Maklum saja, mungkin karena aku sudah bersamanya sejak kami berumur 6 tahun. Kisah ini adalah kisahku yang mungkin menurut kalian sedikit aneh karena bagaimana bisa seorang penari bisa bersama dengan seorang penulis? Penulis puisi pula. Padahal kan yang namanya penulis puisi pasti dijauhin banyak orang.
Tetapi walaupun begitu, aku tetap mencintainya, Mengapa? Karena dirinya adalah lelaki yang akan menjadi pendamping hidupku. Oya, tunanganku ini disukai oleh banyak gadis disekolahku.
Sebagai tunangannya, kamu bisa bayangkan seperti apa rasanya menahan rasa cemburu. Memang dirinya selalu berbuat baik kepada setiap orang disekolah atau disekitar kami, tapi terkadang ada rasa sedikit tak suka ketika dia sering menolong seorang gadis.
Hingga saat ini, aku hanya ingin terus bersamanya karena orang tuaku sudah meninggal. Ayahku meninggal tatkala aku masih berumur 2 tahun, dan ibuku meninggal ketika aku kelas 1 SMP. Ini adalah kisahku, kisah yang menurutku adalah yang paling indah karena walau pahit ditinggal kedua orang tuaku, aku masih tetap memilikinya. Dan juga, dialah satu-satunya harapanku untuk hidup di dunia yang fana ini.
Ingin tahu bagaimana kisahku? Silahkan dibaca.
Di kuil inilah aku dilahirkan, di kuil ini aku dibesarkan, dan di kuil ini aku bertunangan dengannya. Begitulah kisahku yang mungkin hanya biasa saja menurutmu, namun hal terindah untukku. Aku dilahirkan tanggal 1 Januari yang bertepatan pada malam tahun baru, seketika itu ayah dan ibuku menyambutku dengan tangis dan senyum bahagia. Pekerjaan ayahku adalah pembuat kue dan manisan dan disamping itu juga ayahku sering melakukan tarian Obon. Ibuku juga bisa membuat kue dan manisan, jadinya bisa membantu ayah untuk membuatnya serta ibuku juga seorang penari Kagura. Jadi bisa kamu bayangkan kalau bakatku menurun dari ibuku.
Setiap hari, ibuku membantuku untuk berlatih menari namun yang namanya anak kecil yang masih belum mengerti, aku hanya menari sesuka hati yang bahkan ibuku juga tertawa serta mengikuti gerakanku menari.
Saat umurku 2 tahun
Suara sirine kebakaran terjadi di kota kecil kami, semua warga termasuk ayahku membantu warga yang kebakaran. Namun anak dari salah satu warga kami ketinggalan seekor kucing peliharaannya, ayahku melihatnya di dekat jendela kamar anak itu dan ayahku langsung menerobos kobaran api. Kucing tersebut selamat berkat ayahku. Namun, ayahku belum keluar dari kebakaran tersebut, ibuku dan aku berdoa dan berharap semoga beliau selamat.
Namun apalah daya ternyata takdir berkehendak lain, ayahku meninggal dunia dan meninggalkan aku serta ibuku. Aku menangis serta ibuku juga ikut menangis sambil memelukku, dan sejak saat itu aku trauma. Bukan karena ayahku meninggal, bukan karena benci kepada anak yang kehilangan kucing, tetapi pada kucing itu sendiri. Ya, karena kucing itu, ayahku yang aku cintai meninggal dan sejak saat itu, aku membenci kucing.
Sudah 4 tahun ayahku pergi meninggalkanku dan ibuku. Aku mulai sedikit terbiasa dengan keadaanku. Namun, setiap tahun aku selalu berdoa di kuburan ayahku agar arwahnya tenang disana. Aku terus berlatih menari dan membuat kue serta manisan walau umurku masih 6 tahun. Setiap hari selalu begitu, bahkan aku sendiri juga bosan kalau hanya begitu saja setiap hari, namun kubuang semua kebosanan itu dengan senyuman manis yang terlihat diwajahku. Senyuman manis yang mampu membuat ibuku hilang lelahnya ketika selesai membuat kue dan manisan untuk dijual.
Kami menjual kue dan manisan setiap hari sabtu dan minggu karena ibuku perlu membuat kue dan manisan setiap hari senin hingga jumat. Dan untungnya kue dan manisan yang dibuat ibuku selalu habis terjual bahkan banyak pembeli tidak kebagian karena larisnya.
Perjumpaan pertamaku
Saat itu, aku dan ibuku pergi membeli bahan masakan serta bahan untuk membuat kue dan manisan di kota. Sepulang dari membeli bahan tersebut kami melihat ada seorang anak lelaki terjatuh di halaman pekarangan rumah kami. Anak lelaki tersebut pingsan serta kelihatannya dia kurang terurus untuk anak seumurnya. Ibuku langsung menggendong anak itu dan aku membantu ibuku membawa bahan untuk memasak serta bahan untuk membuat kue dan manisan.
Aku pun harap-harap cemas melihat keadaannya. Dan aku berpikir apakah dia berlari dari tempat yang jauh atau bukan, namun pertanyaan itu nanti saja aku tanyakan hingga anak itu siuman.
"Bu, dia masih belum sadar ya?" tanyaku.
"Belum Mei-chan ... mungkin sebentar lagi," jawab ibuku dengan tersenyum.
Tak lama kemudian, anak lelaki itu pun siuman.
"Dimana aku?" dia bertanya lembut.
"Kamu berada di rumah kami nak," jawab ibuku.
Perlahan-lahan anak itu membuka matanya dan dia melihatku dan ibuku yang tersenyum bahwa dia tidak apa-apa.
"Darimana asalmu nak," tanya ibuku.
"Dari desa Yuma bi," jawab anak lelaki itu.
"Bu, desa Yuma itu dimana?" tanyaku.
"Desa Yuma itu letaknya 4 hari perjalanan dari sini," jawab ibuku dengan tersenyum.
"Wah, dia hebat ya selama itu berjalan sampai tempat ini," kagumku padanya.
"Oya, siapa namamu nak," tanya ibuku lagi.
"Namaku Danny AR, umurku 6 tahun," jawab anak itu
"Nama bibi, Kanaya Yuuko dan ini anak bibi Kanaya Meissa," ucap ibuku sambil tersenyum.
"Salam kenal Kanaya-san," ucapnya padaku.
"Panggil saja aku Mei," ucapku dengan wajah yang memerah.
Siapa sangka kalau pertemuan pertama kami adalah hal yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia sungguh tampan untuk anak yang seusia denganku. Dia bercerita bagaimana dia bisa sampai kesini, dan alangkah terkejutnya kami kalau dirinya melarikan diri karena dirinya mau dikorbankan untuk sesembahan iblis. Aku dan ibuku menangis karena tak menyangka bahwa anak seumurnya harus menghadapi situasi mengerikan seperti itu. Aku berdiskusi dengan ibuku bagaimana kalau kita merawat anak ini bersama-sama dan lagipula anak ini yatim piatu. Dan ibuku mengizinkan, namun dengan satu syarat kalau anak itu mesti membantu kami dan anak itu setuju sambil tersenyum dan berterima kasih pada ibuku.
Dan aku sungguh takjub pada senyumannya, apakah dia benar-benar anak kecil atau bukan. Senyumannya itu kalau kubayangkan seperti malaikat di pagi hari yang memanggilku dengan cinta. Dan mulai saat ini, dirinya sudah menjadi bagian dari keluarga kami. Serta siapa tahu aku yang akan menjadi istrinya kelak. Karena harus membiarkan Danny-kun beristirahat karena lelah, aku dan ibuku membiarkan Danny-kun tidur dan sungguh tak kusangka kalau ternyata anak lelaki itu kalau tidur seperti bayi. Ingin aku mengusap rambutnya namun aku takut dia akan terbangun dan ibuku akan memarahiku.
CHAPTER 1 - My Childhood And My First Meet
end
"Haaaaaaahhh!?!?!" ucap keempat gadis hama dengan nada kaget."Ups... Sepertinya aku keceplosan..." ucapku dengan tersenyum mengejek.Lalu mereka berempat menjauhkan kami berdua lalu mereka berempat segera melindungi Danny-kun dariku. Malam itu pun berakhir dengan aku yang tersenyum dengan senang karena aku telah menang jauh dari mereka berempat. Paginya, setelah kejadian tadi malam, mereka berempat bangun lebih cepat dariku karena mereka tidak ingin aku berduaan dengan Danny-kun. Awalnya aku merasa tidak terlalu mempermasalahkannya, namun lama kelamaan aku mulai resah dengan mereka berempat."Bagaimana caranya agar aku bisa berduaan dengan Danny-kun ya??" gumamku."Karena kalau begini terus, aku tidak akan bisa tidur dengan nyenyak kedepannya.." gumamku lagi.Lalu aku mencari sesuatu di smartphoneku, lalu akhirnya muncul sesuatu yang menarik untukku dan kemudian aku tersenyum. Esoknya, aku memberitahu Danny-kun bahwasanya besok kita berdua akan makan diluar."Aku tidak sabar untuk me
Mimi POVAku bertemu dengan Danny onii-chan 3 tahun lalu saat aku masih menjadi seseorang yang pemalu diantara teman-temanku. Namun semua itu berubah berkat adanya Danny onii-chan yang telah merubahku menjadi lebih baik dari sebelumnya.Suatu hari Danny onii-chan sedang duduk di sebuah kafe dimana aku bernyanyi disitu."Suaramu bagus..," ucap Danny onii-chan sambil tersenyum."Te ... terimakasih..," balasku dengan gugup."Apakah kamu sering bernyanyi disini??" tanya Danny onii-chan.Aku mengangguk."Ini hadiah cincin untukmu..," ucap Danny onii-chan."Stooooopppp!!!" ucapku."Hei ... mengapa kamu berhentikan aku disaat sedang bagus-bagusnya bercerita..," ucap Mimi dengan kesal."Sejak kapan Danny-kun memberikan cincin kepadamu, huh?!?!" ucapku dengan nada kesal pula."Tentu saja sejak awal..," ucap Mimi dengan bangga."Baiklah kalau itu maumu ... aku akan melenyapkanmu sekarang juga..," ucapku sambil tersenyum dengan kepala berkedut."Ayo maju sini!?!" ucap Mimi dengan menantangku.Hi
Di sebuah ring tinju pada malam sebelum tahun baru, aku dan Mimi akan bertarung. MC tinju pun mulai memperkenalkan kami berdua. "Di sudut merah, dengan tinggi 158 cm, memakai pakaian santa, dan memakai sarung tinju berwarna pink, Kanaya Meiiiiisa..," ucap MC tinju. "Di sudut biru, dengan tinggi 148 cm, juga memakai pakaian santa, namun memakai sarung tinju berwarna pink, Tendou Mimi..," ucap MC tinju lagi. Lalu kami berdua menuju ke tengah ring untuk mendengarkan arahan dari wasit. "Baiklah, aku ingin pertarungan yang bersih ... tidak boleh menendang, tidak boleh menyikut, tidak boleh menyundul, dan tidak boleh menggigit..," ucap wasit. "Apakah kalian berdua sudah mengerti?" tanya wasit. Kami berdua mengangguk. "Sebelum dimulai pertandingannya, ada yang ingin kalian sampaikan?" tanya wasit lagi. "Pendek..," ejekku. "Bucin..," balas Mimi. "Setan kecil..," ejekku lagi. "Mata sipit..," balas Mimi lagi. Lalu kami pun menuju ke sudut ring untuk memasang mouth piece kami, dan ron
"Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa berduaan dengan Da-kun?" gumam Hinada."Bukankah sebentar lagi Halloween?" gumam Hinada lagi."Aku rasa inilah saatnya untuk berduaan dengan Da-kun..," gumam Hinada lagi.Lalu 1 hari sebelum perayaan Halloween, Hinada memulai rencananya."Apakah aku bisa meminta tolong kepada kalian berempat?" tanya Hinada."Memangnya kamu mau minta tolong apa?" tanya Hatsuki."Aku ingin merayakan Halloween disini, tapi kita kekurangan bahan..," jawab Hinada."Mengapa tidak pakai yang ada saja?" tanyaku penasaran."Bukankah kalian ingin membuat Da-kun senang? Kalau iya, berarti kalian akan setuju dengan ideku ini..," jawab Hinada sambil tersenyum."Kelihatannya dia ini jujur..," gumam kami berempat secara serentak."Mana daftar bahannya?" tanya Nozomi."Sebentar..," jawab Hinada.Hinada lalu ke kamarnya untuk mengambil daftar bahan yang perlu dibeli, namun yang kami tidak tahu adalah, bahan tersebut sudah pasti sulit didapatkan, apalagi apabila bahan tersebut
"Sekarang saatnya bicara, Akuma Milku..," ucapku.Nozomi masih mengunyah makanannya lalu menelannya."Kalau kamu mau berbicara denganku, tunggu aku selesai makan..," ucap Nozomi."Mengapa kita tidak berbicara sambil makan saja?" tanyaku sambil tersenyum."Apakah ibumu tidak pernah mengajarimu, kalau kamu berbicara sambil makan itu sungguh tidak sopan..," jawab Nozomi.Aku hanya diam saja mendengarnya. Aku duduk menunggunya hingga selesai makan. Setelah Nozomi selesai makan, maka obrolan kami pun dimulai."Ada perlu apa, Meigomi? tanya Nozomi."Apa kamu menyebarkan kabar hoax ke Danny-kun??" tanyaku."Apa maksudmu??" tanya Nozomi lagi.Aku berdiri lalu mendekati Nozomi sambil menatapnya dengan tajam."Kamu tidak usah berpura-pura ... aku ada buktinya..," ucapku."Apa buktinya..," ucap Nozomi membalas tatapanku.Aku pun memberitahunya apa yang aku tahu, lalu Nozomi pun keringat dingin. Lalu aku menarik kerah baju Nozomi."Ternyata kamu kurang ajar ya ... kamu memfitnahku sehingga membua
"Kita putus..," ucap Danny-kun.Aku bingung harus merespon apa yang baru saja dikatakan oleh Danny-kun. Danny-kun lalu meninggalkan ruang tamu. Aku hanya bisa terdiam karena tidak mengerti apa yang telah terjadi. Aku lalu mencubit pipiku untuk mengetahui apakah kejadian ini hanya mimpi atau tidak.Namun ternyata terasa sakit, hal ini menunjukkan bahwa aku masih sadar."Mungkin aku terlalu lelah, lebih baik aku beristirahat saja ... siapa tahu saja, esok Danny-kun mengatakan tadi hanya bercanda semata.," gumamku.Aku pun kembali ke kamarku dan tidur. Didalam mimpi, perkataan Danny-kun masih terasa sakit karena Danny-kun tidak mencintaiku lagi. Aku pun merasa gelisah karena perkataan Danny-kun tadi. Esok paginya, saat aku hendak sarapan, aku melihat Nozomi sedang ngobrol bersama Danny-kun. Aku pun duduk diantara Nozomi dan Danny-kun agar Danny-kun hanya melihatku saja."Selamat pagi, Danny-kun..," ucapku dengan tersenyum manis."Selamat pagi juga, Mei..," balas Danny-kun sambil tersenyu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments