"Five"
"Six"
"Seven"
"Eight"
"Nine"
"Ten"
"Knockout"
The winner is Kanaya Meissa
Saat ini aku sedang mengikuti turnamen tinju, dan aku masih berada di pertandingan pertama. Lawanku juga lumayan berat tadi, namun aku masih bisa mengatasinya. Kamu mau tahu apa hadiahnya? Hadiahnya adalah piala serta sebuah cincin. Aku tidak masalah dengan pialanya hanya saja aku menginginkan cincin tersebut agar aku bisa menikah dengan Danny-kun.
Untuk itu, aku berlatih dengan giat agar aku bisa memenangkan setiap pertandingan. Oya, aku lupa bilang kalau aku bukan seorang penari, tapi seorang petinju. Danny-kun adalah pelatihku, dia selalu memberiku saran, kritik, serta pelukan yang terkadang membuatku bangkit dari kegagalan.
"Hari ini pertandingan yang bagus Mei," puji Danny-kun.
"Terima kasih pelatihku," balasku dengan senyuman.
"Namun jangan sombong dulu, karena turnamen masih berjalan," saran Danny-kun.
Aku mengangguk.
Minggu selanjutnya
Hari ini adalah pertandingan terakhir aku melawan seorang gadis yang bernama Nozomi dan aku langsung membencinya karena dia sudah membuat Danny-kun digosipkan memiliki hubungan gelap dengan gadis yang bernama Nozomi ini.
Jujur, aku sungguh membencinya. Kalau misalkan dia hanya ingin membuatku tidak fokus, mengapa harus melakukan hal itu? Cukup hanya dengan ciuman di depanku saja sudah membuat aku gagal fokus. Mengapa? Aku saja belum pernah melakukannya, dan tentu saja aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Tapi sebelum pertandingan final tersebut, aku harus membuat perhitungan dulu dengannya agar bisa selesai permasalahan kami.
"Hei, Nozomi ... apa yang kamu lakukan itu sangat tidak etis," ucapku dengan menatap matanya.
"Kenapa memangnya? Bukankah hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa?" jawabnya membalas tatapan mataku.
"Memangnya kamu pikir hanya dengan begitu kamu bisa menang? Tidak bisa," ucapku dengan senyum mengejek.
"Aku melakukan hal itu hanya untuk bersenang-senang kok ... lagipula, siapa sih orang yang mau sama lelaki yang seperti itu? Hanya orang bodoh yang mau sama lelaki itu," ucapnya sambil tertawa.
Aku mengepalkan tanganku tanda marah, namun aku ingat pesan Danny-kun kalau tidak baik memulai perkelahian atau akibatnya akan berbahaya untuk Danny-kun. Kalau aku yang diejek, dicaci, dimaki, ataupun dihina itu bukanlah masalah untukku karena aku akan langsung meninju wajah gadis ini. Tetapi kalau menyangkut soal Danny-kun, jujur sebenarnya aku tidak bisa diam saja. Karena hanya aku yang tahu seperti apa kekurangan dia sebagai lelaki, karena aku mencintainya setulus hati. Dan akhirnya aku pun pergi dari tempat itu.
"Hei, mau pergi kemana? Kamu takut ya?" ucap Nozomi dengan mengejek.
"Kita selesaikan saja di ring," ucapku dengan tatapan yandere.
Aku pergi dari tempat itu.
Hari pertandingan final
Aku saat ini berhadapan dengan gadis yang sudah menghina Danny-kun, dan jujur aku marah sekali namun Danny-kun menyemangatiku dari sisi ring yang membuat aku tersenyum kembali.
"Ada apa kamu senyum-senyum begitu? Lagi mikirin lelakimu yang bodoh itu ya?" ucap Nozomi dengan mengejek.
"Tidak, aku cuma tersenyum melihatmu jatuh pingsan ketika aku meninjumu," ucapku.
Bel tanda pertandingan pun dimulai dan aku langsung meninjunya tepat ke pipinya dan dirinya langsung terjatuh pingsan dan dia pun tak sanggup berdiri lagi sehingga aku menjadi pemenangnya.
Ketika aku memegang piala serta mengambil cincin tersebut, aku meminta Danny-kun memasangnya di jari manisku. Dan aku langsung memeluknya tanda bahagia.
Namun ketika aku hendak mencium bibirnya, aku terjatuh dari tempat tidurku.
"Awwww .... sakiiiiiitttt," ucapku dengan meringis kesakitan.
"Ada apa Mei?" tanya Danny-kun.
"Tidak apa-apa kok ... hanya tak sengaja jatuh," jawabku sambil berusaha tersenyum.
"Lain kali hati-hati ya," ucap Danny-kun sambil tersenyum pula padaku.
Aku segera bangun dari tempat tidurku, dan aku melihat diriku di cermin.
"Oya Danny-kun, menurutmu kalau rambutku ditata seperti telinga kucing, bagus atau tidak?" tanyaku.
"Bagus kok ... mengapa?" tanyanya lagi.
"Aku ingin mengganti model rambutku." jawabku.
"Owh, ya sudah ... asalkan kamu menyukainya tidak apa-apa," Balasnya.
"Terimakasih ya Danny-kun, kamu baik banget," ucapku sambil tersenyum.
"Kamu ini ada-ada saja Mei," ucap Danny-kun dengan wajah yang memerah.
Aku pun mencoba untuk menata rambutku seperti telinga kucing dan akhirnya aku berhasil. Walau tak sempurna, aku menunjukkannya kepada Danny-kun dan Danny-kun langsung mengusap kepalaku.
Kelihatannya, mimpiku menjadi kenyataan walau hanya sedikit berbeda dengan apa yang terjadi di mimpiku.
CHAPTER 6 - Weird Dream
End
Ini cuma cerita yang tidak sebenarnya terjadi.. hanya sisi lain yang penulis ingin tambahkan saja...
"Haaaaaaahhh!?!?!" ucap keempat gadis hama dengan nada kaget."Ups... Sepertinya aku keceplosan..." ucapku dengan tersenyum mengejek.Lalu mereka berempat menjauhkan kami berdua lalu mereka berempat segera melindungi Danny-kun dariku. Malam itu pun berakhir dengan aku yang tersenyum dengan senang karena aku telah menang jauh dari mereka berempat. Paginya, setelah kejadian tadi malam, mereka berempat bangun lebih cepat dariku karena mereka tidak ingin aku berduaan dengan Danny-kun. Awalnya aku merasa tidak terlalu mempermasalahkannya, namun lama kelamaan aku mulai resah dengan mereka berempat."Bagaimana caranya agar aku bisa berduaan dengan Danny-kun ya??" gumamku."Karena kalau begini terus, aku tidak akan bisa tidur dengan nyenyak kedepannya.." gumamku lagi.Lalu aku mencari sesuatu di smartphoneku, lalu akhirnya muncul sesuatu yang menarik untukku dan kemudian aku tersenyum. Esoknya, aku memberitahu Danny-kun bahwasanya besok kita berdua akan makan diluar."Aku tidak sabar untuk me
Mimi POVAku bertemu dengan Danny onii-chan 3 tahun lalu saat aku masih menjadi seseorang yang pemalu diantara teman-temanku. Namun semua itu berubah berkat adanya Danny onii-chan yang telah merubahku menjadi lebih baik dari sebelumnya.Suatu hari Danny onii-chan sedang duduk di sebuah kafe dimana aku bernyanyi disitu."Suaramu bagus..," ucap Danny onii-chan sambil tersenyum."Te ... terimakasih..," balasku dengan gugup."Apakah kamu sering bernyanyi disini??" tanya Danny onii-chan.Aku mengangguk."Ini hadiah cincin untukmu..," ucap Danny onii-chan."Stooooopppp!!!" ucapku."Hei ... mengapa kamu berhentikan aku disaat sedang bagus-bagusnya bercerita..," ucap Mimi dengan kesal."Sejak kapan Danny-kun memberikan cincin kepadamu, huh?!?!" ucapku dengan nada kesal pula."Tentu saja sejak awal..," ucap Mimi dengan bangga."Baiklah kalau itu maumu ... aku akan melenyapkanmu sekarang juga..," ucapku sambil tersenyum dengan kepala berkedut."Ayo maju sini!?!" ucap Mimi dengan menantangku.Hi
Di sebuah ring tinju pada malam sebelum tahun baru, aku dan Mimi akan bertarung. MC tinju pun mulai memperkenalkan kami berdua. "Di sudut merah, dengan tinggi 158 cm, memakai pakaian santa, dan memakai sarung tinju berwarna pink, Kanaya Meiiiiisa..," ucap MC tinju. "Di sudut biru, dengan tinggi 148 cm, juga memakai pakaian santa, namun memakai sarung tinju berwarna pink, Tendou Mimi..," ucap MC tinju lagi. Lalu kami berdua menuju ke tengah ring untuk mendengarkan arahan dari wasit. "Baiklah, aku ingin pertarungan yang bersih ... tidak boleh menendang, tidak boleh menyikut, tidak boleh menyundul, dan tidak boleh menggigit..," ucap wasit. "Apakah kalian berdua sudah mengerti?" tanya wasit. Kami berdua mengangguk. "Sebelum dimulai pertandingannya, ada yang ingin kalian sampaikan?" tanya wasit lagi. "Pendek..," ejekku. "Bucin..," balas Mimi. "Setan kecil..," ejekku lagi. "Mata sipit..," balas Mimi lagi. Lalu kami pun menuju ke sudut ring untuk memasang mouth piece kami, dan ron
"Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa berduaan dengan Da-kun?" gumam Hinada."Bukankah sebentar lagi Halloween?" gumam Hinada lagi."Aku rasa inilah saatnya untuk berduaan dengan Da-kun..," gumam Hinada lagi.Lalu 1 hari sebelum perayaan Halloween, Hinada memulai rencananya."Apakah aku bisa meminta tolong kepada kalian berempat?" tanya Hinada."Memangnya kamu mau minta tolong apa?" tanya Hatsuki."Aku ingin merayakan Halloween disini, tapi kita kekurangan bahan..," jawab Hinada."Mengapa tidak pakai yang ada saja?" tanyaku penasaran."Bukankah kalian ingin membuat Da-kun senang? Kalau iya, berarti kalian akan setuju dengan ideku ini..," jawab Hinada sambil tersenyum."Kelihatannya dia ini jujur..," gumam kami berempat secara serentak."Mana daftar bahannya?" tanya Nozomi."Sebentar..," jawab Hinada.Hinada lalu ke kamarnya untuk mengambil daftar bahan yang perlu dibeli, namun yang kami tidak tahu adalah, bahan tersebut sudah pasti sulit didapatkan, apalagi apabila bahan tersebut
"Sekarang saatnya bicara, Akuma Milku..," ucapku.Nozomi masih mengunyah makanannya lalu menelannya."Kalau kamu mau berbicara denganku, tunggu aku selesai makan..," ucap Nozomi."Mengapa kita tidak berbicara sambil makan saja?" tanyaku sambil tersenyum."Apakah ibumu tidak pernah mengajarimu, kalau kamu berbicara sambil makan itu sungguh tidak sopan..," jawab Nozomi.Aku hanya diam saja mendengarnya. Aku duduk menunggunya hingga selesai makan. Setelah Nozomi selesai makan, maka obrolan kami pun dimulai."Ada perlu apa, Meigomi? tanya Nozomi."Apa kamu menyebarkan kabar hoax ke Danny-kun??" tanyaku."Apa maksudmu??" tanya Nozomi lagi.Aku berdiri lalu mendekati Nozomi sambil menatapnya dengan tajam."Kamu tidak usah berpura-pura ... aku ada buktinya..," ucapku."Apa buktinya..," ucap Nozomi membalas tatapanku.Aku pun memberitahunya apa yang aku tahu, lalu Nozomi pun keringat dingin. Lalu aku menarik kerah baju Nozomi."Ternyata kamu kurang ajar ya ... kamu memfitnahku sehingga membua
"Kita putus..," ucap Danny-kun.Aku bingung harus merespon apa yang baru saja dikatakan oleh Danny-kun. Danny-kun lalu meninggalkan ruang tamu. Aku hanya bisa terdiam karena tidak mengerti apa yang telah terjadi. Aku lalu mencubit pipiku untuk mengetahui apakah kejadian ini hanya mimpi atau tidak.Namun ternyata terasa sakit, hal ini menunjukkan bahwa aku masih sadar."Mungkin aku terlalu lelah, lebih baik aku beristirahat saja ... siapa tahu saja, esok Danny-kun mengatakan tadi hanya bercanda semata.," gumamku.Aku pun kembali ke kamarku dan tidur. Didalam mimpi, perkataan Danny-kun masih terasa sakit karena Danny-kun tidak mencintaiku lagi. Aku pun merasa gelisah karena perkataan Danny-kun tadi. Esok paginya, saat aku hendak sarapan, aku melihat Nozomi sedang ngobrol bersama Danny-kun. Aku pun duduk diantara Nozomi dan Danny-kun agar Danny-kun hanya melihatku saja."Selamat pagi, Danny-kun..," ucapku dengan tersenyum manis."Selamat pagi juga, Mei..," balas Danny-kun sambil tersenyu