Share

CHAPTER 6 - Weird Dream

"Five"

"Six"

"Seven"

"Eight"

"Nine"

"Ten"

"Knockout"

The winner is Kanaya Meissa

Saat ini aku sedang mengikuti turnamen tinju, dan aku masih berada di pertandingan pertama. Lawanku juga lumayan berat tadi, namun aku masih bisa mengatasinya. Kamu mau tahu apa hadiahnya? Hadiahnya adalah piala serta sebuah cincin. Aku tidak masalah dengan pialanya hanya saja aku menginginkan cincin tersebut agar aku bisa menikah dengan Danny-kun.

Untuk itu, aku berlatih dengan giat agar aku bisa memenangkan setiap pertandingan. Oya, aku lupa bilang kalau aku bukan seorang penari, tapi seorang petinju. Danny-kun adalah pelatihku, dia selalu memberiku saran, kritik, serta pelukan yang terkadang membuatku bangkit dari kegagalan.

"Hari ini pertandingan yang bagus Mei," puji Danny-kun.

"Terima kasih pelatihku," balasku dengan senyuman.

"Namun jangan sombong dulu, karena turnamen masih berjalan," saran Danny-kun.

Aku mengangguk.

Minggu selanjutnya

Hari ini adalah pertandingan terakhir aku melawan seorang gadis yang bernama Nozomi dan aku langsung membencinya karena dia sudah membuat Danny-kun digosipkan memiliki hubungan gelap dengan gadis yang bernama Nozomi ini.

Jujur, aku sungguh membencinya. Kalau misalkan dia hanya ingin membuatku tidak fokus, mengapa harus melakukan hal itu? Cukup hanya dengan ciuman di depanku saja sudah membuat aku gagal fokus. Mengapa? Aku saja belum pernah melakukannya, dan tentu saja aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Tapi sebelum pertandingan final tersebut, aku harus membuat perhitungan dulu dengannya agar bisa selesai permasalahan kami.

"Hei, Nozomi ... apa yang kamu lakukan itu sangat tidak etis," ucapku dengan menatap matanya.

"Kenapa memangnya? Bukankah hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa?" jawabnya membalas tatapan mataku.

"Memangnya kamu pikir hanya dengan begitu kamu bisa menang? Tidak bisa," ucapku dengan senyum mengejek.

"Aku melakukan hal itu hanya untuk bersenang-senang kok ... lagipula, siapa sih orang yang mau sama lelaki yang seperti itu? Hanya orang bodoh yang mau sama lelaki itu," ucapnya sambil tertawa.

Aku mengepalkan tanganku tanda marah, namun aku ingat pesan Danny-kun kalau tidak baik memulai perkelahian atau akibatnya akan berbahaya untuk Danny-kun. Kalau aku yang diejek, dicaci, dimaki, ataupun dihina itu bukanlah masalah untukku karena aku akan langsung meninju wajah gadis ini. Tetapi kalau menyangkut soal Danny-kun, jujur sebenarnya aku tidak bisa diam saja. Karena hanya aku yang tahu seperti apa kekurangan dia sebagai lelaki, karena aku mencintainya setulus hati. Dan akhirnya aku pun pergi dari tempat itu.

"Hei, mau pergi kemana? Kamu takut ya?" ucap Nozomi dengan mengejek.

"Kita selesaikan saja di ring," ucapku dengan tatapan yandere.

Aku pergi dari tempat itu.

Hari pertandingan final

Aku saat ini berhadapan dengan gadis yang sudah menghina Danny-kun, dan jujur aku marah sekali namun Danny-kun menyemangatiku dari sisi ring yang membuat aku tersenyum kembali.

"Ada apa kamu senyum-senyum begitu? Lagi mikirin lelakimu yang bodoh itu ya?" ucap Nozomi dengan mengejek.

"Tidak, aku cuma tersenyum melihatmu jatuh pingsan ketika aku meninjumu," ucapku.

Bel tanda pertandingan pun dimulai dan aku langsung meninjunya tepat ke pipinya dan dirinya langsung terjatuh pingsan dan dia pun tak sanggup berdiri lagi sehingga aku menjadi pemenangnya.

Ketika aku memegang piala serta mengambil cincin tersebut, aku meminta Danny-kun memasangnya di jari manisku. Dan aku langsung memeluknya tanda bahagia.

Namun ketika aku hendak mencium bibirnya, aku terjatuh dari tempat tidurku.

"Awwww .... sakiiiiiitttt," ucapku dengan meringis kesakitan.

"Ada apa Mei?" tanya Danny-kun.

"Tidak apa-apa kok ... hanya tak sengaja jatuh," jawabku sambil berusaha tersenyum.

"Lain kali hati-hati ya," ucap Danny-kun sambil tersenyum pula padaku.

Aku segera bangun dari tempat tidurku, dan aku melihat diriku di cermin.

"Oya Danny-kun, menurutmu kalau rambutku ditata seperti telinga kucing, bagus atau tidak?" tanyaku.

"Bagus kok ... mengapa?" tanyanya lagi.

"Aku ingin mengganti model rambutku." jawabku.

"Owh, ya sudah ... asalkan kamu menyukainya tidak apa-apa," Balasnya.

"Terimakasih ya Danny-kun, kamu baik banget," ucapku sambil tersenyum.

"Kamu ini ada-ada saja Mei," ucap Danny-kun dengan wajah yang memerah.

Aku pun mencoba untuk menata rambutku seperti telinga kucing dan akhirnya aku berhasil. Walau tak sempurna, aku menunjukkannya kepada Danny-kun dan Danny-kun langsung mengusap kepalaku.

Kelihatannya, mimpiku menjadi kenyataan walau hanya sedikit berbeda dengan apa yang terjadi di mimpiku.

CHAPTER 6 - Weird Dream

End

DAR

Ini cuma cerita yang tidak sebenarnya terjadi.. hanya sisi lain yang penulis ingin tambahkan saja...

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status