Share

CHAPTER 5 - Second Trauma

Aku menangis karena hal yang kusayangi telah pergi untuk kedua kalinya, yaitu adalah ibuku. Ibuku meninggal karena kecelakaan mobil yang dikendarai secara ugal-ugalan oleh pengemudi yang mabuk.

Danny-kun berusaha untuk menenangkanku, namun air matanya tetap saja keluar dikarenakan ibuku juga berarti baginya. Danny-kun memelukku dengan erat seakan dia tidak ingin kehilanganku.

"Danny-kun .... sekarang aku sendirian," ucapku yang masih menangis.

"Kan masih ada aku," ucap Danny-kun yang mencoba untuk menenangkanku.

"Apa kamu akan pergi juga nanti?" ucapku sambil menatap Danny-kun dalam-dalam.

"Tidak akan, aku tidak akan pernah pergi dari sisimu," ucap Danny-kun meyakinkan aku.

"Janji?" tanyaku.

"Janji," jawabnya.

Kami pun mengantar jenazah ibuku ke pemakaman disebelah kuburan ayahku. Setelah selesai, kami pun pulang dengan wajah sedih.

"Sekarang apa yang mesti kita lakukan Danny-kun?" tanyaku kebingungan.

"Kamu lapar Mei?" tanya Danny-kun.

"mmmm," aku mengangguk.

"Yasudah, aku buatkan makan siang dulu ya," ucap Danny-kun dengan tersenyum.

Danny-kun pergi ke dapur untuk memasak untukku, dan jujur aku juga berpikir kalau Danny-kun juga akan pergi meninggalkan aku saat kami sudah SMA. Karena tidak mungkin Danny-kun akan tinggal disini selamanya kecuali kami menikah.

"Ini Mei, makan siangnya ... mungkin tidak seenak masakan bibi, tapi setidaknya kamu menyukainya," ucap Danny-kun sambil tersenyum padaku.

"Terimakasih, Danny-kun," ucapku sambil menghapus air mataku.

Aku memakan masakan Danny-kun dan ternyata memang beda dengan masakan ibuku. Namun ku tetap memakannya karena Danny-kun membuatnya dengan sungguh-sungguh hingga akhirnya makanan pun habis.

"Walaupun hanya tinggal kita bertiga," ucap Danny-kun.

"Siapa satu orang lagi?" tanyaku dengan nada kesal.

"Shirou, kucing kita." jawab Danny-kun.

"Owh," ucapku dengan mengangguk walau sebenarnya aku sedikit menyukai kucing itu.

"Kamu tidak sendirian, Mei ... karena aku dan Shirou ada disini menemani kamu," ucap Danny-kun untuk menghiburku.

"Bukankah tak lama lagi kamu akan pergi meninggalkan aku sendiri?" ucapku dengan sedih.

"Walau aku sekolah di Kibou Gamine Gakuen pun, aku tetap akan mengunjungimu," hiburnya.

"Sungguh?" tanyaku dengan sedih.

"Yup, lagipula kamu adalah seseorang yang istimewa buatku," jawab Danny-kun sambil mengusap kepalaku.

Aku pun kembali tersenyum.

"Kalau begitu, kita akan masuk ke Kibou Gamine Gakuen bersama-sama agar walau kita tidak serumah lagi, kita tetap bisa bersama disekolah," ucap Danny-kun sambil tersenyum.

"Tapi bukankah masuk ke sana itu susah?" tanyaku.

"Asalkan kamu punya kemampuan, kan tidak masalah," jawabnya.

"Oke, kalau begitu aku akan berlatih terus menari Kagura biar aku bisa juga di terima," ucapku dengan semangat.

"Jangan terlalu memaksakan diri ya Mei," ucap Danny-kun sambil tersenyum lagi.

Aku mengangguk.

Setiap hari aku terus berlatih sepulang sekolah, bahkan hari minggu pun aku juga berlatih. Kalau urusan membuat kue dan manisan, kami membuatnya bersama-sama dan terlebih lagi Hatsuki juga ikut membantu.

"Hatsuki? Ngapain dia disini? Ganggu orang lain saja," gumamku.

"Boleh aku membantumu Danny-san?" tanya Hatsuki kepada Danny-kun.

"Boleh, soalnya banyak yang mesti di buat," jawab Danny-kun sambil tersenyum.

"Woi, ada aku juga disini," gumamku.

Kami bertiga mulai membuat kue dan manisan, dan lagi-lagi aku berdiri ditengah mereka agar Hatsuki tidak boleh mendekati Danny-kun. Setelah 5 jam akhirnya kami selesai membuat kue dan manisan, kami pun duduk di ruang tamu sambil minum teh dingin.

"Sudah berapa lama kalian membuat kue dan manisan?" tanya Hatsuki.

"Kalau tidak salah, semenjak masih ada paman dan bibi Kanaya," jawab Danny-kun.

"Wah, sudah lama ya .... kelihatannya kue dan manisannya enak ... pasti selalu habis terjual," kagum Hatsuki.

"Sayang sekali ya kita tidak berada di SMP yang sama," ucap Hatsuki lagi.

"Memangnya kalau kamu 1 SMP dengan kami, kamu bisa terus deketin Danny-kun gitu?" tanyaku dengan kesal.

"Mei, sudahlah ... jangan berantem terus ... mengapa kamu tidak berteman saja dengan Hatsuki-san?" ucap Danny-kun.

"Jadi Danny-kun sudah tidak menyayangiku lagi?" kesalku.

"Aku sayang padamu loh Mei," jawabnya.

"Yasudah, kalau begitu, lebih baik aku pulang duluan saja ya ... soalnya sudah sore," pamit Hatsuki.

"Aku antar kamu sampai depan ya," ajak Danny-kun.

"Terima kasih Danny-san," ucap Hatsuki tersenyum kepada Danny-kun.

Mereka pun keluar, tinggallah aku disini sendiri duduk di ruang tamu.

"Kenapa kamu tidak mengerti sih Danny-kun ... hati ini sakit kalau kamu ngobrol atau berteman dengan gadis lain ... dan ...."

Air mataku terjatuh.

"Aku hanya ingin kamu selalu ada disini menemaniku hingga kita sampai di ujung usia kita," ucapku sambil menangis.

CHAPTER 5 - SECOND TRAUMA

end

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status