Share

24. Buket Bunga

Nuri mencebik saat membaca pesan dari Dika, tentu saja tanpa niat membalasnya. Ia menyimpan kembali ponsel ke dalam saku celana kulitnya, tersenyum pada Luna yang saat ini sedang menikmati makan siang buatannya.

"Keasinan gak, Luna?" tanya Nuri. Luna tak langsung menjawab, gadis itu masih adik terus mengunyah makanan Nuri hingga tandas tak bersisa.

"Sempurna, Tante dan mulai besok, setiap ada jadwal kursus, Luna catering sama Tante Nuri aja. Sekalian buat makan sore Luna dan papa ya, Tante. Papa pasti setuju. Masalah bayaran, nanti bisa cincai. Ya, mau ya?" wajah Luna memelas penuh harap.

"Saya gak pandai masak, Luna. Kalau hari ini rasanya pas, itu kebetulan saja." Nuri tidak ingin GR dengan pujian Luna tetapi ia cukup lega karena masakannya pagi ini tidak keasinan.

"Pokoknya, besok mau makan masakan Tante!" Nuri menghela napas. Ingin bersikeras menolak, tetapi tidak tega. Apalagi Luna sampai menjilati jari-jemarinya untuk menghabiskan sisa makanan darinya.

"Oke, tapi kalau besok
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (17)
goodnovel comment avatar
Nuniee
Dihhh bolehnya sewot gegara bunga...makanya tau dan sadar diri,,lekaki diluaran sana ada yg memuja Nuri ... si Nura jga nih madikipee..bisa2nya ngotak mikirin amplop ......... pertahankan bunga itu Nuri.
goodnovel comment avatar
Diganti Mawaddah
ha ha ha ha bener yak
goodnovel comment avatar
Diganti Mawaddah
ha ha ha Masa Duda keren dapat si pantat item, jangan maakk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status