Share

155. Bukan Orang Kaya Baru

last update Huling Na-update: 2025-05-19 15:08:32

Ancaman yang dilontarkan Widya mengambang di udara, menyesakkan dada semua yang mendengarnya. Bahkan para pelanggan kafe kini hanya berani melirik diam-diam, menyadari bahwa mereka sedang menyaksikan sebuah drama keluarga kelas atas, dan mungkin terlalu dalam untuk dipahami.

Evita berdiri di samping Widya, canggung. Tangan perempuan muda itu perlahan menyentuh lengan calon mertuanya.

“Tante...,” ucap Evita dengan suara lembut, mencoba menenangkan, “sebaiknya kita pergi dari sini. Ini tempat umum. Semua orang melihat kita.”

Widya masih menatap Rama dengan tatapan kecewa dan marah, namun Evita melanjutkan, lebih lembut, “Kita bisa bicarakan ini di rumah. Dengan tenang. Mungkin... mungkin kita bisa mencari jalan tengah.”

Perlahan, suara Evita seperti meredakan api, meski belum memadamkannya. Widya mengalihkan tatapan ke Evita, dan dalam sekejap terlihat sorot kebimbangan. Ada gengsi yang terluka, harga diri yang tercabik, dan cinta seorang ibu yang sedang menabrak tembok kokoh pembangkan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    280. Penolakan Priambodo

    Rama menatap sosok gagah Priambodo yang berdiri beberapa meter di depannya, mengenakan kemeja putih dengan tangan disilangkan di depan dada. Tatapan pria paruh baya itu tajam, dingin, namun penuh wibawa. Tak ada senyum sambutan, hanya sorot mata yang menyiratkan luka dan pertahanan.Dengan perlahan, Rama menurunkan Chiara dari gendongannya.“Main lagi ya, Sayang,” ucap Rama lembut, menepuk kepala kecil itu dengan sayang. “Papa mau bicara dulu sama... Opa.”Chiara mengangguk cepat, lalu dengan polosnya berkata, “Chiara mau bilang ke Mama, kalau Papa udah datang!”Sebelum Rama sempat menahan, gadis kecil itu sudah berlari kecil menuju arah dalam rumah, meninggalkan dua pria dewasa dalam suasana yang tegang dan saling beradu tatap dengan pandangan yang tidak bersahabat.Priambodo sempat menoleh ke arah Chiara pergi, lalu tanpa sepatah kata pun, dia membalikkan badan dan mulai melangkah perlahan menuju sisi samping rumah. Jalannya tegap, tenang, tapi jelas menunjukkan bahwa dia tidak ingi

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    279. Bertemu Chiara

    Arman menatap Widya dengan tajam, pandangannya penuh luka dan kekecewaan yang tak ia tutupi lagi."Jadi selama ini kamu menolak Cinta karena kamu menganggap dia bukan siapa-siapa?" ucap Arman dengan nada dingin. "Dan sekarang setelah kamu tahu dia putri kandung Priambodo, kamu baru ingin menerima dia?"Widya tak menjawab. Hanya menunduk, seolah kata-kata Arman adalah tamparan yang lebih menyakitkan dari sebelumnya.Arman menggeleng pelan, kecewa. “Mungkin kamu pikir setelah tahu semua ini, semuanya bisa kembali baik… kamu bisa merestui mereka, dan semua selesai.”Ia melangkah lebih dekat, menatap istrinya dalam.“Tapi, Widya, kalau kamu berpikir seperti itu, mungkin kamu harus berpikir ulang… karena mungkin sekarang Priambodo yang tidak akan pernah memberi restu untuk Rama dan Cinta. Bukan hanya karena penolakanmu dahulu… tapi karena Rama sendiri telah melakukan kesalahan yang sangat besar, kesalahan yang tidak mudah dimaafkan.”Suasana ruangan mendadak begitu sunyi. Hanya terdengar n

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    278. Kemarahan Arman

    Plak!Sebuah tamparan mendarat keras di pipi Rama.Rama terdiam. Wajahnya menoleh akibat dorongan tamparan itu. Nafasnya tercekat. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, sang papa menamparnya.Selo Ardi ikut tercekat, namun Arman berdiri tegak di hadapan putranya, matanya tajam dipenuhi amarah dan kekecewaan yang tak tertahankan."Papa…" ucap Rama nyaris tak terdengar."Bagaimana bisa kamu meninggalkan anak kecil terluka dan tergeletak begitu saja, hanya demi mengejar janji bertemu investor?” Suara Arman bergetar, menahan amarah yang mengelegak.“Kamu tega meninggalkannya dalam kondisi mengenaskan, hanya demi presentasi?!"Widya yang sejak tadi berdiri tak jauh dari sana, akhirnya angkat suara, berusaha membela. “Arman, jangan menyalahkan Rama seperti itu. Saat itu dia benar-benar harus ke bandara untuk menyambut investor dari Tiongkok. Pertemuan itu penting untuk kelangsungan perusahaan kita!”Arman langsung menoleh tajam. “Kelangsungan perusahaan? Widya, ini bukan soal investasi dan

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    277. Sebuah Kenyataan

    Di sebuah kantor mungil yang ditata dengan rapi, cahaya sore merambat pelan lewat jendela kaca yang sebagian terbuka. Di balik meja kayu dengan permukaan mengilap, Theo duduk bersandar, tubuhnya tenang namun penuh waspada. Di hadapannya, dua pria berbeda karakter menempati kursi tamu yang menghadap langsung padanya.Rama Narendra tampak gelisah. Tubuhnya condong ke depan, jemarinya saling meremas seperti menahan gemuruh yang tak kunjung reda dari dalam dadanya. Wajah yang biasanya terlihat tampan, kini kusut, mata merah seperti habis begadang.Sementara itu, pria yang duduk di sebelahnya, Selo Ardi, tampak jauh lebih terkendali. Tatap matanya teduh, tenang seperti air danau yang dalam. Ia membawa aura seorang pria dewasa yang tahu cara berbicara tanpa perlu meninggikan suara, tapi tetap membuat orang mendengarkan.Keheningan melingkupi ruangan untuk beberapa saat. Tidak ada suara selain dengung pendingin ruangan dan detak jam dinding. Lalu akhirnya, Selo Ardi yang memecah kebisuan."M

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    276. Bukti yang Tidak Bisa Dipungkiri

    Cinta menggeleng samar tidak percaya dengan begitu saja dengan ucapan Priambodo.“Aku ayah kandungmu. Aku tahu ini terlalu mendadak, terlalu gila untuk dipercaya. Tapi aku bersumpah atas nama apa pun, aku tidak akan pernah menyakitimu. Aku hanya ingin kau tahu siapa dirimu yang sebenarnya. Dan aku tidak akan diam saat anakku dimanfaatkan oleh siapa pun. Bahkan jika itu suamimu sendiri.”Cinta terduduk perlahan di kursi. Pikirannya berputar, hatinya kacau. Rahasia demi rahasia menghujani hidupnya dalam sekejap dan semua yang selama ini dia yakini, mulai tampak seperti kebohongan.Air matanya jatuh, untuk Rama, untuk Chiara, untuk dirinya sendiri yang sedang terombang-ambing di antara cinta, pengkhianatan dan kenyataan yang menyakitkan.“Apakah benar Rama yang telah menabrak Chiara?”“Aku tidak mungkin berbohong untuk hal sepenting ini. Aku tahu semua reputasi buruk Rama, ditambah sikap tidak bertanggungjawabnya karena meninggalkan Chiara tergeletak di pinggir jalan… dia tidak pantas un

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    275. Pengakuan Priambodo

    Rama membeliakkan matanya. “Siapa Theo?”Selo Ardi menghembuskan napas secara kasar. “Dia orangnya Priambodo.”“Sial!” maki Rama, lebih pada dirinya sendiri yang tidak bisa melindungi Cinta, dan tidak peka dengan situasi.Ekspresi wajahnya mengelap. “Bisa jadi... ini perintah langsung dari Priambodo. Dan mereka bergerak dengan sangat rapi. Ini bukan penculikan biasa. Tapi, dari cara mereka memperlakukan Cinta dan Chiara, sepertinya mereka tidak diperintahkan untuk menyakiti.”Arman menarik napas panjang. “Jika Priambodo yang bergerak, aku rasa ini masalah yang sangat serius.”Rama mengepalkan tangan, dadanya sesak. “Kalau dia menyentuh Cinta atau Chiara sedikit saja…”Arman mengangkat tangan, menahan. “Jangan emosional. Kita selamatkan mereka, tapi harus dengan kepala dingin.”Selo Ardi mengangguk. “Saya akan segera susun tim. Tapi... kita juga harus memikirkan satu hal.”“Apa itu?” tanya Arman.“Mungkin kita bisa melakukan negosiasi, agar Priambodo melepas mereka... tanpa ada kekeras

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status