Share

17. Janji di Atas Ranjang Penuh Noda

last update Huling Na-update: 2025-03-22 22:58:54

Hari-hari setelah malam gala dinner terasa berbeda. Hubungan antara Cinta dan Rama berubah seolah tanpa batasan.

Dendam yang dulu membara di dada Rama kini hanya menyisakan gairah yang semakin sulit ia kendalikan. Ia mulai melihat Cinta bukan hanya sebagai perempuan yang ia sewa untuk memuaskan nafsu semata, tetapi sebagai seseorang yang mengisi hari-harinya dengan cara yang tak pernah ia duga.

Di sisi lain, Cinta tetap berusaha menjalani perannya dengan profesional. Ia tahu ini hanya sementara, dan hitung mundur menuju perpisahan mereka semakin dekat. Cinta sadar jika dia harus bisa mengendalikan diri agar tidak terbawa perasaan.

Kini mereka menjalani hari-hari yang terasa seperti rutinitas pasangan sebenarnya. Di siang hari, mereka bertemu dengan klien-klien penting, menghadiri pertemuan bisnis, dan menikmati makan malam di restoran mewah.

Rama selalu memastikan bahwa Cinta tampil sempurna setiap kali mereka bersama. Tidak peduli berapa uang yang dia keluarkan untuk membelikan Cinta
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    275. Pengakuan Priambodo

    Rama membeliakkan matanya. “Siapa Theo?”Selo Ardi menghembuskan napas secara kasar. “Dia orangnya Priambodo.”“Sial!” maki Rama, lebih pada dirinya sendiri yang tidak bisa melindungi Cinta, dan tidak peka dengan situasi.Ekspresi wajahnya mengelap. “Bisa jadi... ini perintah langsung dari Priambodo. Dan mereka bergerak dengan sangat rapi. Ini bukan penculikan biasa. Tapi, dari cara mereka memperlakukan Cinta dan Chiara, sepertinya mereka tidak diperintahkan untuk menyakiti.”Arman menarik napas panjang. “Jika Priambodo yang bergerak, aku rasa ini masalah yang sangat serius.”Rama mengepalkan tangan, dadanya sesak. “Kalau dia menyentuh Cinta atau Chiara sedikit saja…”Arman mengangkat tangan, menahan. “Jangan emosional. Kita selamatkan mereka, tapi harus dengan kepala dingin.”Selo Ardi mengangguk. “Saya akan segera susun tim. Tapi... kita juga harus memikirkan satu hal.”“Apa itu?” tanya Arman.“Mungkin kita bisa melakukan negosiasi, agar Priambodo melepas mereka... tanpa ada kekeras

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    274. Sebuah Petunjuk

    Sementara itu di tempat yang berbeda, tepatnya di ruang tamu rumah keluarga Narendra yang megah dan dingin, ketegangan terasa pekat. Rama datang dengan napas terengah, wajahnya pucat dan penuh kecemasan. Matanya mencari sosok sang ayah, Arman Narendra, satu-satunya orang yang bisa dia andalkan saat seluruh dunia terasa runtuh.Tampak Selo Ardi, penasihat keluarga yang loyal, sudah duduk dengan wajah serius.Begitu juga Widya yang berdiri dengan tangan bersedekap di dada. Ketika Rama masuk, Widya langsung menyahut dengan nada sinis namun tetap terdengar anggun."Masih kau cari perempuan itu? Lihatlah… sejak Cinta masuk ke hidupmu, yang datang hanya masalah."Rama menatap mamanya dengan getir. Ia ingin membantah, ingin mengatakan betapa besar cintanya pada Cinta, tapi mulutnya tak sanggup terbuka. Yang bisa dia lakukan hanyalah memalingkan wajah, berusaha menahan amarah yang sebenarnya sudah siap meledak.Arman melangkah maju, menatap putranya lalu istrinya bergantian.“Widya…,” panggil

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    273. Mengungkap Kebenaran

    Begitu mereka memasuki ruangan, Cinta menatap sekeliling. Ruangan itu ternyata bukan ruangan gelap atau menyeramkan seperti yang dia bayangkan. Ruangan itu terang dan hangat. Di dalamnya ada rak buku besar, lukisan pemandangan di dinding, dan meja kerja klasik yang dipenuhi bingkai foto. Tatap mata Cinta tertuju pada satu foto besar, foto pernikahan yang dia yakini adalah pernikahan Priambodo dan istrinya. Cinta terpaku, seperti pernah melihatnya, tapi dia lupa. Priambodo menarik napas panjang, lalu perlahan mengisyaratkan Cinta untuk duduk di sofa empuk berwarna krem yang menghadap langsung ke rak penuh foto-foto lawas. Cinta duduk dengan hati waspada, tubuhnya kaku, sementara matanya sesekali melirik foto pernikahan yang belum lama tadi membuatnya penasaran. Pertanyaan demi pertanyaan berputar dalam kepalanya, tapi tak satu pun dia lontarkan. Priambodo duduk di seberang, kedua tangannya saling menggenggam di pangkuan. Wajahnya tak sekeras sebelumnya, tak ada aura dingin seoran

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    272. Dua Perasaan Berbeda

    Priambodo terhenti sejenak. Senyumnya makin lebar. Sementara wajah Cinta berubah antara bingung dan terperanjat. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Panggilan spontan dari Chiara membuat suasana yang tegang berubah canggung. Priambodo mengangkat kedua tangannya, seolah menyerah, lalu tertawa pelan. “Opa Genit, ya?” ujar Priambodo dengan nada menggoda. “Kenapa dibilang genit, anak cantik?” Chiara menatapnya dengan serius, lalu menjawab polos, “Karena waktu itu Opa suka senyum-senyum sendiri waktu lihat Mama…” Cinta langsung merengkuh tubuh Chiara dalam pelukannya. Berharap apa yang dia lakukan tidak menimbulkan amarah pada pria di hadapannya. Sementara itu Priambodo justru tertawa terbahak, lalu menunduk dan berlutut agar sejajar dengan Chiara. “Itu karena Mama kamu memang cantik,” ucap Priambodo dengan lembut, sambil menatap Cinta dengan tatap mata penuh binar bahagia. Cinta membeku, semakin dijejali rasa takut. Masih lekat dalam ingatan Cinta saat Priambodo berusaha

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    271. Opa Genit

    Cinta melangkah perlahan menyusuri tiap sudut rumah yang terasa asing namun begitu nyaman itu. Rumah itu begitu megah, penuh detail klasik, namun tak ada satu pun petunjuk siapa pemiliknya. Tak ada foto keluarga, tak ada pajangan pribadi, hanya lukisan-lukisan bergaya naturalis hutan, danau, gunung bersalju, dan padang bunga liar. Semua tampak indah, tapi juga membuatnya semakin resah. Semuanya terlalu bersih, terlalu sempurna, tapi misterius.Cinta mulai merasa panik. "Rumah siapa ini? Bagaimana aku bisa di sini? Tapi… kenapa aku tidak bisa mengingat apa pun, bagaimana aku sampai di sini?" batin Cinta gemetar dipenuhi ketakutan.Tiba-tiba, terdengar suara lembut dari arah belakang."Non Cinta..."Cinta sontak berbalik, sedikit terkejut. Di hadapannya berdiri seorang perempuan paruh baya, mengenakan seragam rapi berwarna krem dan kerudung sederhana. Wajahnya teduh, senyumnya tulus, dan suaranya terdengar sopan serta penuh hormat."Non Cinta panggil saja Bi Siti, saya pembantu di ruma

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    270. Mencari Cinta

    Rama tersenyum kecil."Pasti mereka sedang menyiapkan kejutan." Piker Rama sambil melangkah masuk lebih dalam.Namun semakin lama suasana sunyi itu justru terasa semakin mencekam. Ia menyalakan lampu ruang tamu. Seketika cahaya menyebar ke seluruh penjuru ruangan menampakkan ruang yang rapi, tapi terlalu rapi. Seperti tidak ada yang tinggal di sana.Rama meletakkan bunga dan makanan di meja, lalu membuka kamar tidur.Kosong.Kamar Chiara?Sepi.Langkah Rama mulai tak tenang. Napasnya memburu. Tangannya dengan cepat merogoh ponsel dan menghubungi nomor Cinta.Nada sambung terdengar.Namun…Dering ponsel justru terdengar di kamar Chiara. Matanya membelalak saat melihat ponsel Cinta tergeletak di sana, seperti sengaja ditinggalkan."Tidak mungkin..." gumam Rama dengan suara tercekat.Tangannya menggenggam erat ponsel itu, lalu menatap sekeliling ruangan lagi, mencari tanda-tanda. Tidak ada yang hilang, semua masih berada di tempatnya dengan rapi, hanya istri dan anaknya yang tidak dia te

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status