Share

Bab 10 Kebenaran terungkap

Bang Arman menguraikan pelukannya. Ia menatap wajahku dengan tatapan memohon. "Bisakah adek memaafkan, Abang?" tanyanya penuh harap.

Aku mengangguk. Ya, dia sudah minta maaf dan aku memaafkannya. Lagi pula tidak baik mengabaikan permintaan maaf seseorang apalagi dari suami sendiri.

Wajah sendu bang Arman berubah ceria kembali. Ia tersenyum lebar padaku dan kembali memelukku.

"Terima kasih, dek! Hati Abang lega sekarang," ucapnya.

Wajahku masih kaku. Sulit bagiku tersenyum ketika hatiku masih sakit. Ya, meskipun aku memang sudah memaafkan bang Arman. Tapi aku butuh waktu untuk kembali bersikap ceria di depannya.

"Adek mau makan mie instan?" tanya bang Arman seraya menatapku penuh perhatian.

Mendengar pertanyaan bang Arman, aku jadi ingat dengan perutku yang berbunyi dari tadi.

"Abang lapar?" tanyaku.

Bang Arman mengangguk. "Karena itu Abang buat mie tadi," ia tersenyum. "Adek mau? Biar Abang buatkan," ucapnya.

"Tidak baik makan mie malam-malam, bang. Jika Abang mau, aku akan b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status