Share

Malaikat Berwujud Manusia

"Ini hadiah buat Mela. Mela semangat ya. Tidak boleh malas jika di suruh melakukan HD," kataku saat kita sudah sampai di rumah sakit lagi.

"Asyik, makasih ya, Tante."

"Sama-sama, Sayang. Kalau begitu Tante keluar ya. Mela ditungguin Ibu sekarang," lanjutku.

"Iya, Tante. Makasih ya. Mela akan selalu semangat menjalani HD agar cepat sembuh," jawab Mela.

Aku segera memeluk Mela. Tak terasa air mata ini pun jatuh begitu saja.

"Tante kenapa menangis?" tanya anak kecil itu.

"Nggak papa, Sayang. Tante cuma bangga saja padamu," jawabku seraya menyeka air mataku yang baru saja tumpah.

"Aku hebat ya?"

"Iya, kamu anak yang hebat. Teruslah seperti ini ya, Sayang," tambahku.

Setelah hampir setengah jam aku di dalam bersama dengan Mela, akhirnya aku pun keluar. Mela meneruskan melakukan cuci darahnya.

"Sudah?" tanya mas Candra yang saat ini sedang menggendong Raiqa.

"Sudah, Mas."

"Pergi sekarang?"

"Semua sudah kamu selesaikan?"

"Sudah, Sayang," jawab mas Candra.

"Ya sudah kalau begitu. Ayo pulan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status