Peresmian apartel San’s Shine begitu meriah tamu undangan yang hadir, para investor serta kolega bisnis turut memeriahkan suasana. Sejenak aku melupakan ketegangan yang dibawa oleh Sandrina dari London. Gadis muda itu benar-benar pandai membawa diri dalam acara resmi yang memang diperuntukkan baginya, peresmian sekaligus penyambutannya pulang ke rumah.“Selamat yaa Tante atas apartel yang baru ini.” Rico datang menyalamiku dengan senyum yang tulus.“Rico, kita bicara sebentar di sana yaa, Tante mau tanya sesuatu.” aku mengajak Rico lebih ke pojok ruangan sementara dari kejauahan kulihat Sandrina berkeliling bersama ayahnya.“Apa yang sebenarnya terjadi Co, mengapa San bilang kalau dia memiliki teman dekat yang lain?”Rico hanya menarik seulas senyumnya, tatapan matanya jelas sedang menyembunyikan sesuatu.“Bicara sama Tante Rico, San menyebut nama seseorang ketika dia baru kembali tempo hari.”“Hati San tidak untuk Rico, Tante. Dia sudah memilih pria lain dan Rico tidak bisa memaksak
Aku meminta pada dokter yang merawatku agar tidak mengijinkan siapapun untuk bertemu denganku. Aku belum siap bahkan dengan Sandrina yaa … terutama Sandrina aku tidak bisa menemuinya sekarang. aku belum siap untuk mengatakan yang sebenarnya, bagaimana jika dia tahu jika dia adalah anak dari hasil pelecehan seksual ? dia akan semakin merasa jika aku membencinya karena itu.Yaa Tuhan … mengapa hal yang begitu kutakutkan akhirnya terjadi ? aku hanya berharap jika Ariel tidak akan pernah bertemu dengan Sandrina justru hal yang lebih menakutkan terjadi, mereka saling jatuh cinta. Aku tidak bisa membiarkan hal ini terjadi, ini tidak bisa sampai kapanpun seorang ayah tidak mungkin menikahi putri kandungnya sendiri.Ponselku berdering panggilan dari suamiku sudah ketiga kalinya masuk ke ponselku. Dia sedang berada di Singapura untuk pertemuan bisnis, pasti dia sudah tahu jika aku tumbang lagi.“Iya Mas, ada apa?” aku memutuskan menjawabnya jika tidak dia pasti akan langsung terbang pulang ke
Aku benar-benar mewujudkan rencanaku untuk liburan keluarga di villa kami yang baru. Sekolah Aldrin pun sedang libur jadi kami memang menikmati waktu untuk kumpul bersama. Villa baru kami bukan di pantai tapi daerah pegunungan, vila ini dibeli setahun yang lalu tapi aku baru punya kesempatan untuk menggunakannya berlibur.Dari sini aku tetap memantau sampai mana Darwis melakukan tugas-tugasnya. Rencana ini harus berhasil agar aku bisa menjauhkan Ariel dari Sandrina tanpa harus mengatakan kebenarannya. Rahasia masa lalu ini akan menyakiti Sandrina dan aku tidak mau itu terjadi. Walaupun ketika kecil dulu aku membuatnya jauh dariku aku tidak ingin dia tahu jika ayah kandungnya adalah seorang bejat yang kini tertarik padanya.“Mom, apa kita akan jalan-jalan ke kebun teh ? kata dad, dad punya kejutan untukku dan Al.” Sandrina tiba-tiba ada di belakangku dan memelukku hangat. Perlahan aku melepas lengannya yang melingkar di pinggangku.“Daddy mana ? Mom juga penasaran apa yang akan dad ber
Derap kuda mereka tidak terdengar lagi, aku menatap dengan cemas dari kejauhan. Al memeluk lenganku dengan erat, pasti dia juga mencemaskan kakak dan ayahnya. Aku mengambil ponsel di sakuku ingin menelpon pengurus villa tapi justru panggilan dari Sandrina yang terlihat.“Ada apa,San?” tanyaku dengan cemas. Terdengar nafas memburu Sandrina di ujung sana.“Mom, tolong telpon ambulans dad terjatuh dan terluka, dad tidak sadarkan diri,Mom!” seru Sandrina panik, lututku terasa lemas dan Al mencoba menahanku.“Bu, ada apa?” tanya Al yang melihatku gemetar dan memucat. Aku belum menjawabnya, aku hanya mencoba mencari kontak siapapun juga yang bisa menelpon ambulans untuk suamiku. Aku hanya bisa mengingat pengurus vila ini dan menelponnya segera setelah Sandrina memutus telponnya.“Pak Ardi tolong telponkan saya ambulans suami saya terjatuh dan terluka, saat ini bapak tidak sadarkan diri, tolong secepatnya,pak!” aku merasakan Al melingkarkan lengannya di pinggangku. Wajahnya juga terlihat ce
Darwis tengah menjalankan rencananya malam ini dengan menjebak Ben alias Ariel di sebuah hotel dengan kedok pesta kecil para model. Lima model bayaran menggelar pesta dan mengundang berbagai orang yang biasa clubbing di tempat Ben. Salah seorang di antaranya adalah seorang ‘Lady Escort’ yang akan menjebak Ben di tempat tidur.Aku menerima laporan Darwis yang mengatakan jika Ben sudah dalam pengaruh minuman dan obat, kamera pun sudah siap dipasang di dalam kamar gadis itu. Aku tersenyum licik, aku tengah berdiri bersama iblis, menggunakan cara yang sama seperti dulu Ariel menghancurkanku di sebuah tempat tidur. Tidak … Aku tidak melakukan ini semata ingin menghancurkan Ariel tapi hanya ingin menyelamatkan putriku Sandrina.Aku tidak bisa mengatakan kebenaran dari rahasia itu, aku tidak ingin jika Sandrina tahu jika dia adalah anak dari hasil perkosaan. Tidak ada jalan lain bagiku untuk menjauhkannya dari Ariel dengan cara yang licik juga. ‘Ku raih tangan mas Andy, air mataku jatuh, aku
Aku memandang jauh keluar jendela, melihat hiruk pikuk jalanan yang terlihat mengecil dari atas sini. Berkali-kali aku menghela nafas yang terasa sesak, dalam hati kecilku aku merasa seperti ibu-ibu jahat di sinetron yang sanggup berbuat apa saja untuk menjatuhkan musuhnya. Namun, aku punya alasan yang kuat, aku hanya seorang ibu yang ingin melindungi anaknya dengan cara apapun.Ini hari ketujuh aku menemani mas Andy di sini dan sepertinya aku harus pulang, ada beberapa proyek besar yang aku harus tangani langsung. Walaupun berat hati aku meninggalkan mas Andy dengan pengawasan dokter serta perawatan suster yang sudah aku bayar lebih untuk memberikan pelayanan yang terbaik.‘Flora sudah menemui nona Sandrina semalam, nona Sandrina juga sudah melihat foto-foto itu. Apa lagi selanjutnya?’ pesan Darwis masuk ke ponselku.‘Kita tunggu perkembangannya, aku akan pulang hari ini.’ ketikku cepat.Kakiku melangkah mendekati mas Andy yang masih terbaring koma, ku belai wajahnya dan ku kecup m
Aku merangkul Sandrina keluar dari ruang meeting dan bisa merasakan kepedihan hatinya yang sedang patah hati. “Pengkhianatan” Ben rupanya mampu membuat Sandrina menjauhi laki-laki itu, aku senang hasil rekayasa Darwis ini berjalan sesuai dengan rencana. Namun, aku tidak bisa berhenti begitu saja, firasatku mengatakan jika Ben tidak akan tinggal diam dan aku harus bisa membujuk segera agar Sandrina mau bertunangan dengan Rico secepatnya.“Mom, San ke mari buat kasih laporan hotel kita aka nada kerja sama dengan sebuah event skala daerah tentang promo kegiatan suatu komunitas dengan pemda terkait pariwisata. Acara mereka akan berlangsung di hotel kita selama sepekan.” Sandrina menyodorkanku sebuah map dengan beberapa lembar kertas beirisi proposal dan rincian kegiatan. Aku hanya membacanya sekilas saja dan menutupnya kembali.“Mom percayakan ini kepadamu, kau yang menentukan semua keputusannya dan Mom hanya ingin melihat hotel kita ikut berhasil menyelenggarakan kegiatan itu. Ingat semu
Aku mendengar penjelasan dokter mengenai kondisi mas Andy dengan seksama lewat telpon. Belum ada perubahan yang berarti bagi kondisinya, aku merasa tekanan di pundakku semakin berat tanpa kehadiran mas Andy di sisiku. Ingin rasanya menyerah dan melepaskan semua tapi urung ku lakukan karena ibu Adriana pasti tidak menginginkan aku menyerah sekarang.Sambungan internasional itu sudah selesai, aku hanya bisa menghela nafas dan menunggu keajaiban terjadi pada suamiku. Aku hanya bisa menunggu waktu dimana mas Andy akan bangun dan pulih seperti sedia kala. Tak bisa ku pungkiri jika hati kecilku ini merindukannya, sangat merindukannya.Ketukan di pintu kantorku mengembalikan kesadaranku, aku menyeru masuk dan menunggu siapa yang ingin menemuiku.“Hey, Rico apa ada hal yang penting sampai kau datang ke sini?” aku tersenyum lebar pada anak muda di depanku ini, yaah aku masih berharap jika Sandrina mau mengubah pendiriannya untuk menerima Rico sebagai pendamping hidupnya.“Saya butuh tanda tang