Sepanjang perjalanan lima belas jam London ke ibukota aku tidak dapat tenang sedikit pun. Bayangan Laki-laki itu kembali melintas dalam dalam hidupku sekejap mata namun membuat duniaku seakan kalang kabut. Ingin aku menceritakan ini pada mas Andy tetapi aku ragu karena dia akan membantah apa yang ku lihat di bandara tadi.Sosok yang sama, tinggi dan tegap yang masih terekam baik di ingatanku, mata tajam dan alis yang nyaris bertaut, hidung yang mancung dan semua itu diwariskan pada Sandrina, putri kandungnya. San, meski umurnya masih belia dia mewarisi gen ayah kandungnya yang tinggi besar hingga orang sering terkecoh dan menyangka jika San lebih dewasa dari umurnya. Dia putriku yang cantik jelita yang kemudian tumbuh dengan hati yang tidak hangat sempurna.Setibanya di tanah air diam-diam aku meminta asisten pribadiku untuk menyewa seorang detektif untuk mencari keberadaan Ariel Rivaldo. Aku tidak ingin kecolongan, monster itu harus ku jauhkan dari keluargaku, siapa pun.“Ini adala
Aroma obat memenuhi penciumanku dan dengan perlahan aku membuka mata untuk memastikan ada di mana. Ruangan ini serba putih dan aku pasti terbangun di Rumah Sakit lagi. Pandanganku beredar ke seluruh ruangan dan aku melihat mas Andy sedang berbaring di sofa sambil menutup matanya dengan punggung lengannya.Aku mencoba duduk tapi kepalaku terasa sangat berat dan aku mengalami demam. Tenggorokanku sangat kering aku butuh air minum. Sekali lagi aku berusaha untuk bangun agar bisa meraih air minum di atas meja kecil samping tempat tidurku.“Tunggu biar aku ambilkan.” mas Andy terbangun dan membantuku untuk duduk dan memberikanku segelas air.“Kata dokter kau terlalu lelah, kau butuh istirahat Rin.” mas Andy menatapku gelisah.“Aku akan segera sembuh Mas, aku akan baik-baik saja.”Mas Andy menyelipkan anak rambut di telingaku dan mengusap pipiku, telapak tangannya terasa dingin dan memberi kesejukan di wajahku yang panas.“Ada apa Rin ? apa yang kau risaukan sampai jadi tumbang begini?” tany
Peresmian apartel San’s Shine begitu meriah tamu undangan yang hadir, para investor serta kolega bisnis turut memeriahkan suasana. Sejenak aku melupakan ketegangan yang dibawa oleh Sandrina dari London. Gadis muda itu benar-benar pandai membawa diri dalam acara resmi yang memang diperuntukkan baginya, peresmian sekaligus penyambutannya pulang ke rumah.“Selamat yaa Tante atas apartel yang baru ini.” Rico datang menyalamiku dengan senyum yang tulus.“Rico, kita bicara sebentar di sana yaa, Tante mau tanya sesuatu.” aku mengajak Rico lebih ke pojok ruangan sementara dari kejauahan kulihat Sandrina berkeliling bersama ayahnya.“Apa yang sebenarnya terjadi Co, mengapa San bilang kalau dia memiliki teman dekat yang lain?”Rico hanya menarik seulas senyumnya, tatapan matanya jelas sedang menyembunyikan sesuatu.“Bicara sama Tante Rico, San menyebut nama seseorang ketika dia baru kembali tempo hari.”“Hati San tidak untuk Rico, Tante. Dia sudah memilih pria lain dan Rico tidak bisa memaksak
Aku meminta pada dokter yang merawatku agar tidak mengijinkan siapapun untuk bertemu denganku. Aku belum siap bahkan dengan Sandrina yaa … terutama Sandrina aku tidak bisa menemuinya sekarang. aku belum siap untuk mengatakan yang sebenarnya, bagaimana jika dia tahu jika dia adalah anak dari hasil pelecehan seksual ? dia akan semakin merasa jika aku membencinya karena itu.Yaa Tuhan … mengapa hal yang begitu kutakutkan akhirnya terjadi ? aku hanya berharap jika Ariel tidak akan pernah bertemu dengan Sandrina justru hal yang lebih menakutkan terjadi, mereka saling jatuh cinta. Aku tidak bisa membiarkan hal ini terjadi, ini tidak bisa sampai kapanpun seorang ayah tidak mungkin menikahi putri kandungnya sendiri.Ponselku berdering panggilan dari suamiku sudah ketiga kalinya masuk ke ponselku. Dia sedang berada di Singapura untuk pertemuan bisnis, pasti dia sudah tahu jika aku tumbang lagi.“Iya Mas, ada apa?” aku memutuskan menjawabnya jika tidak dia pasti akan langsung terbang pulang ke
Aku benar-benar mewujudkan rencanaku untuk liburan keluarga di villa kami yang baru. Sekolah Aldrin pun sedang libur jadi kami memang menikmati waktu untuk kumpul bersama. Villa baru kami bukan di pantai tapi daerah pegunungan, vila ini dibeli setahun yang lalu tapi aku baru punya kesempatan untuk menggunakannya berlibur.Dari sini aku tetap memantau sampai mana Darwis melakukan tugas-tugasnya. Rencana ini harus berhasil agar aku bisa menjauhkan Ariel dari Sandrina tanpa harus mengatakan kebenarannya. Rahasia masa lalu ini akan menyakiti Sandrina dan aku tidak mau itu terjadi. Walaupun ketika kecil dulu aku membuatnya jauh dariku aku tidak ingin dia tahu jika ayah kandungnya adalah seorang bejat yang kini tertarik padanya.“Mom, apa kita akan jalan-jalan ke kebun teh ? kata dad, dad punya kejutan untukku dan Al.” Sandrina tiba-tiba ada di belakangku dan memelukku hangat. Perlahan aku melepas lengannya yang melingkar di pinggangku.“Daddy mana ? Mom juga penasaran apa yang akan dad ber
Derap kuda mereka tidak terdengar lagi, aku menatap dengan cemas dari kejauhan. Al memeluk lenganku dengan erat, pasti dia juga mencemaskan kakak dan ayahnya. Aku mengambil ponsel di sakuku ingin menelpon pengurus villa tapi justru panggilan dari Sandrina yang terlihat.“Ada apa,San?” tanyaku dengan cemas. Terdengar nafas memburu Sandrina di ujung sana.“Mom, tolong telpon ambulans dad terjatuh dan terluka, dad tidak sadarkan diri,Mom!” seru Sandrina panik, lututku terasa lemas dan Al mencoba menahanku.“Bu, ada apa?” tanya Al yang melihatku gemetar dan memucat. Aku belum menjawabnya, aku hanya mencoba mencari kontak siapapun juga yang bisa menelpon ambulans untuk suamiku. Aku hanya bisa mengingat pengurus vila ini dan menelponnya segera setelah Sandrina memutus telponnya.“Pak Ardi tolong telponkan saya ambulans suami saya terjatuh dan terluka, saat ini bapak tidak sadarkan diri, tolong secepatnya,pak!” aku merasakan Al melingkarkan lengannya di pinggangku. Wajahnya juga terlihat ce
Darwis tengah menjalankan rencananya malam ini dengan menjebak Ben alias Ariel di sebuah hotel dengan kedok pesta kecil para model. Lima model bayaran menggelar pesta dan mengundang berbagai orang yang biasa clubbing di tempat Ben. Salah seorang di antaranya adalah seorang ‘Lady Escort’ yang akan menjebak Ben di tempat tidur.Aku menerima laporan Darwis yang mengatakan jika Ben sudah dalam pengaruh minuman dan obat, kamera pun sudah siap dipasang di dalam kamar gadis itu. Aku tersenyum licik, aku tengah berdiri bersama iblis, menggunakan cara yang sama seperti dulu Ariel menghancurkanku di sebuah tempat tidur. Tidak … Aku tidak melakukan ini semata ingin menghancurkan Ariel tapi hanya ingin menyelamatkan putriku Sandrina.Aku tidak bisa mengatakan kebenaran dari rahasia itu, aku tidak ingin jika Sandrina tahu jika dia adalah anak dari hasil perkosaan. Tidak ada jalan lain bagiku untuk menjauhkannya dari Ariel dengan cara yang licik juga. ‘Ku raih tangan mas Andy, air mataku jatuh, aku
Aku memandang jauh keluar jendela, melihat hiruk pikuk jalanan yang terlihat mengecil dari atas sini. Berkali-kali aku menghela nafas yang terasa sesak, dalam hati kecilku aku merasa seperti ibu-ibu jahat di sinetron yang sanggup berbuat apa saja untuk menjatuhkan musuhnya. Namun, aku punya alasan yang kuat, aku hanya seorang ibu yang ingin melindungi anaknya dengan cara apapun.Ini hari ketujuh aku menemani mas Andy di sini dan sepertinya aku harus pulang, ada beberapa proyek besar yang aku harus tangani langsung. Walaupun berat hati aku meninggalkan mas Andy dengan pengawasan dokter serta perawatan suster yang sudah aku bayar lebih untuk memberikan pelayanan yang terbaik.‘Flora sudah menemui nona Sandrina semalam, nona Sandrina juga sudah melihat foto-foto itu. Apa lagi selanjutnya?’ pesan Darwis masuk ke ponselku.‘Kita tunggu perkembangannya, aku akan pulang hari ini.’ ketikku cepat.Kakiku melangkah mendekati mas Andy yang masih terbaring koma, ku belai wajahnya dan ku kecup m