Share

Bab 7

Wandy terdiam sejenak. Matanya segera meredup.

Ryu lebih besar darinya, sementara Neilsen adalah ayah kandungnya, dan ia mempunyai seorang anak laki-laki yang lebih besar empat bulan darinya, dan bukan mami yang melahirkannya, apa maksudnya?

Maksudnya adalah Neilsen selingkuh saat masih menikah. Berarti Neilsen-lah yang menyakiti Rossa.

Mata Wandy yang indah itu berkobar marah, ingin rasanya ia membakar Neilsen yang muncul di layar komputer itu.

Tampaknya ia memberi pelajaran terlalu sedikit di bandara tadi.

Wandy mengeluarkan sebuah micro kamera dari saku bajunya, lalu menghubungkannya ke komputer. la segera mengubah alamat IP komputernya, lalu segera mengupload video berisi Neilsen yang dipipisi olehnya tadi.

Setelah selesai, Wandy tersenyum.

la kembali menyelidiki sejenak tentang Ryu, didapatinya ternyata ia bersekolah di TK Tante Linny.

'Sepertinya TK di Manado cukup bagus.'

Wandy menyengir, setelah ia menghapus jejak di komputer itu dengan bersih, ia mematikan komputer lalu bangkit berdiri dan mulai membantu Rossa membereskan kopernya.

Tubuhnya yang kecil itu membuatnya sedikit kesulitan untuk menggantungkan di lemari.

Wandy melihat kaki kecilnya itu dengan sebal, diam-diam ia berjanji akan makan yang banyak, dan segera tumbuh besar, dengan begitu ia bisa melindungi mami.

la mengambil kursi dan meletakkannya di depan lemari baju, lalu naik ke atas kursi tersebut dan kembali menggantungkan pakaian Rossa dan dirinya di dalam lemari.

Tiba-tiba dari luar terdengar suara Linny yang baru pulang.

"Rossa, kamu sudah pulang? Coba kulihat, apakah kamu semakin kurus enam tahun ini."

Linny bergerak mendekat dan memeluk Rossa, matanya memerah panas.

"Dasar kamu, bukankah aku baik-baik saja? Kenapa menangis?"

Hati Rossa sedikit bergetar.

"Baik-baik saja, kamu sebut ini baik-baik saja? Baiklah, kali ini jangan pergi lagi, ada aku, aku akan menjagamu."

"Baik, aku akan membiarkanmu menjagaku. Untuk sementara waktu aku tidak pergi dulu, di sini ada kontrak yang sedang dijalankan, paling sedikit aku menetap selama setengah tahun. Sudah, jangan menangis lagi, kubawa kamu melihat anakku."

Rossa menggandeng tangan Linny dan membawanya ke depan kamar.

"Wandy, kemari dan temui Tante Linny."

Ketika Rossa membuka pintu kamar, ia melihat Wandy yang tengah berjinjit ntuk menggantung bajunya. Mendengar suara Rossa memanggilnya, ia segera menoleh, dirinya yang berdiri dengan tidak stabil itu langsung terjatuh dari kursi ke lantai.

"Awas!"

Rossa segera maju untuk menopangnya, Linny lebih cepat selangkah, ia segera memeluk Wandy, dan mereka berdua sama-sama terjatuh ke lantai.

Linny adalah guru, tanpa sadar ia melindungi Wandy, tubuhnya yang kecil dan lemah itu membuat Linny menyayanginya tanpa ragu, apalagi dilihatnya wajah Wandy yang seperti boneka, ia segera menjerit nyaring.

"Astaga, Rossa, anakmu cakep sekali!"

Selesai mengatakannya, ia segera mencium pipi Wandy.

Wandy terkesiap seketika.

"Kenapa wanita tua seperti tante ini mencium pipiku? Cepat bangun!"

Linny yang dipanggil wanita tua oleh Wandy itu merasa sakit hati.

"Hei bocah, aku baru 28 tahun, apa terlihat tua?"

"Aku baru 4 tahun, bagiku, tante sudah sangat tua. Tante tua, cepatlah bangun, tante sedang menghimpitku!"

Wandy bukannya anak yang tidak tahu sopan santun, ia bahkan bukan tipe anak yang menyebalkan seperti itu, tapi Linny tiba-tiba mencium pipinya!

Ini tidak bisa diterima.

Linny yang tertusuk itu langsung meledak.

"Rossa, kamu yakin ini anakmu?"

Rossa yang melihat mereka berdua itu hanya tertawa.

"Sudah, sudah, Linny, cepat bangun, Wandy tidak suka orang lain menciumnya."

Sambil berkata demikian Rossa ingin mengulurkan tangannya untuk menarik Linny, ia justru semakin ingin menjahili Wandy.

"Kamu tidak ingin dicium ya? Aku justru semakin ingin menciummu, sini kucium!"

Linny menangkap wajah Wandy dan menciuminya beberapa kali.

Wajah Wandy berubah, dia langsung mengambil sesuatu dari koper Rossa, lalu menuju kearah Linny.

"Ah!"

Linny dikagetkan oleh listrik, barulah ia melihat alat sengat listrik di tangan Wandy.

"Hei bocah, kamu ingin membunuhku?"

"Ini adalah peralatan bertahan diri yang kuberikan pada mami, tak menyangka hari ini aku justru memakainya untuk melawan seorang ibu tua seperti tante!"

Wandy bangkit berdiri dengan tenang, lalu beranjak ke toilet.

la ingin mencuci air liur wanita tua itu!

'Benar-benar menjijikkan!'

Rossa tertawa terbahak-bahak, Linny justru hampir menangis tanpa bersuara.

"Bagaimana kamu mengajarinya melakukan tindakan tercela seperti itu? Tampangnya seperti boneka, tapi hatinya begitu hitam?"

"Kemampuan melindungi diri Wandy hanya terlalu kuat saja, sebaiknya kamu jaga jarak dengannya."

Rossa mengenal anaknya sendiri, dan ia buru-buru minta maaf pada Linny.

Hati Linny begitu sakit.

la dikalahkan oleh seorang anak berumur empat tahun lebih sedikit!

Masih mau membiarkannya hidupkah?!

"Hei bocah, nanti kita berdua bikin perhitungan."

Linny memegang pinggangnya yang merinding karena tersetrum itu, lalu keluar dari kamar mengikuti Rossa.

Rossa pergi ke dapur untuk mematikan api, sedangkan Linny melihat-lihat berita di ponselnya dengan bosan, tiba-tiba ia segera terpaku pada sebuah berita, dan seketika itu tawanya meledak.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status