Matanya memandang ke arah Neilsen yang pergi menjauh, hati Rossa terhenyak.
"Untuk apa seorang anak lelaki sepertimu memperhatikan apakah pria lain tampan atau tidak? Ayo jalan."Rossa merunduk dan menggendong Wandy.Melihat Rossa yang sepertinya tidak berminat melanjutkan pembicaraan itu dengannya, sorot mata Wandy memancarkan sedikit kenyerian dalam hatinya.la mengulurkan lengannya yang kecil itu untuk merangkul leher Rossa, lalu berkata dengan manja."Aku kan ingin mencarikan pria untuk mami.""Dasar bodoh, kamu tidak perlu mengurusi urusan orang dewasa. Kepulangan kali ini mami sudah meminta Tante Linny menyiapkan satu tempat untukmu di TK-nya, kamu harus ke sekolah dulu. Kalau ada Tante Linny yang mengawasimu, mami jadi lebih tenang."Rossa menggendong Wandy dan berjalan ke luar, tangannya sedikit gemetar.'Mengapa barusan Wandy bisa merasa Neilsen tampan?'Meskipun mereka, ayah dan anak, memiliki kemiripan hingga 80%, tapi Rossa tetap khawatir karena Wandy langsung tertarik pada Neilsen meskipun pertama kali melihatnya.Ini adalah anaknya, ia telah menggadaikan nyawa untuk melahirkan anak ini, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Neilsen.Dia tidak akan membiarkan Neilsen merebut anak ini dari sisinya.Mata Rossa menyiratkan kebulatan tekad, tapi ia tidak melihat sorot mata Wandy yang justru terlihat khawatir dan sakit hati.Meskipun ia masih kecil, namun setiap kali maminya terbangun dari mimpi buruknya, ia mengetahuinya. Lebih baik ia berpura-pura tidak tahu, namun sejak awal ia telah menyusun rencana bagaimana membalaskan kesakitan maminya.Ibu dan anak itu keluar dari bandara dengan semakin tenggelam dalam pikirannya.Rossa menghentikan sebuah taksi, ia langsung membawa Wandy ke rumah Linny.Sudah enam tahun, ia masih tetap tinggal di tempat yang sama, kuncinya juga masih diletakkan di tempat yang sama.Rossa segera mengeluarkan kunci itu secepat kilat, dan membawa Wandy masuk.Ruangan itu memiliki 3 kamar tidur, tidak besar, namun ditata dengan hangat.Setelah Wandy melihatnya sekilas, ia bertanya pelan, "Mami, di mana kamarmu?""Yang kedua di sebelah kanan. Dulu aku tinggal di kamar itu."Bibir Rossa sedikit merekah, ia dan Linny adalah teman sekampus, mereka juga sahabat karib, ketika ia terus disiksa oleh ibu tirinya, Linny selalu melindunginya, ini juga sudah menjadi rumahnya. Wandy mendorong kopernya dan membuka kamar Rossa.Disitu tergantung foto masa muda Rossa, namun Wandy tak mengenalinya. Sejak ia membuka matanya, sosok yang dilihatnya adalah Rossa memerah. yang sekarang, mata Rossa sedikitWajah bulat yang tidak secantik saat ini, tampak begitu bahagia dan belia. Saat ini wajah itu sudah tidak ada lagi.Rossa mengulurkan tangan dan mengelus foto dirinya itu perlahan, hatinya begitu sedih.Wandy yang menyadari tindakan Rossa bertanya dengan tak mengerti, "Mami, siapa orang itu? Tante Linny?""Bukan, ini adalah foto mami dulu."Suara Rossa mengering, namun ia berusaha tetap tenang.Perasaannya begitu tersakiti, namun ia tetap tidak membiarkan Wandy menyadarinya, namun Wandy adalah anak yang peka, ia dapat merasakan dengan jelas perubahan emosi Rossa.Tiba-tiba ia menggenggam tangan Rossa."Mami, aku agak lapar, coba lihat apakah ada makanan di dapur, cepatlah, aku benar-benar lapar."Sambil mengatakannya, Wandy mendorong Rossa keluar.Kesedihan Rossa dalam sekejap lenyap.Di pesawat tadi Wandy memang tidak banyak makan. Begitu sampai disini, Rossa mau tak mau melepas jaketnya dan menggulung lengan kemejanya."Iya, iya, iya, mami akan masak untukmu, kamu bermain sendiri dulu ya, jangan membuat gaduh rumah Tante Linny, mengerti?""Aih aku sudah tahu mami."Wandy memanyunkan mulutnya, lalu menyuruh Rossa keluar.la menatap foto awal mula Rossa yang tergantung di dinding, segera mengeluarkan ponsel dan memotretnya, lalu ia membuka komputer di kamar itu.la segera menaruh foto Rossa yang masih muda itu ke dalam, dan dengan segera berbagai informasi tentang Rossa bermunculan, termasuk pernikahan Rossa dan Neilsen delapan tahun lalu, bahkan berita enam tahun lalu tentang Rossa yang mati terbakar karena diam-diam bertemu selingkuhan.Wandy semakin heran.'Mami punya selingkuhan? Bagaimana mungkin!'Sejak lahir ia sudah tahu di hati maminya hanya ada satu pria, yaitu Neilsen. Meskipun ia tidak mengatakannya, tapi Wandy dapat merasakan kebencian maminya.Pastilah Neilsen telah melakukan sesuatu pada mami.Wandy segera mencari informasi tentang Neilsen.Sejak ia mendengar Rossa mengucapkan nama Neilsen dalam mimpinya, ia lalu menyelidiki orang bernama Neilsen ini, termasuk latar belakangnya, kemampuannya, bahkan ia tahu jelas tentang kondisi perkawinannya.Tiba-tiba, Wandy mendapati sebuah foto dimana Neilsen sedang menggendong seorang anak laki-laki.Anak itu sepertinya sama besar dengannya, parasnya sangat mirip dengan Neilsen, dan Neilsen menatap anak itu dengan tatapan yang begitu hangat dan lembut.'Siapa anak laki-laki itu?' Mata Wandy menyipit.Dengan segera ia mencaritahu tentang anak itu, dan ia mendapati bahwa anak itu adalah cucu sulung dari keluarga Neilsen, Ryu Ye. Saat ini umurnya empat tahun lebih sepuluh bulan, lebih besar darinya empat bulan.Wandy terdiam sejenak. Matanya segera meredup.Ryu lebih besar darinya, sementara Neilsen adalah ayah kandungnya, dan ia mempunyai seorang anak laki-laki yang lebih besar empat bulan darinya, dan bukan mami yang melahirkannya, apa maksudnya?Maksudnya adalah Neilsen selingkuh saat masih menikah. Berarti Neilsen-lah yang menyakiti Rossa. Mata Wandy yang indah itu berkobar marah, ingin rasanya ia membakar Neilsen yang muncul di layar komputer itu.Tampaknya ia memberi pelajaran terlalu sedikit di bandara tadi.Wandy mengeluarkan sebuah micro kamera dari saku bajunya, lalu menghubungkannya ke komputer. la segera mengubah alamat IP komputernya, lalu segera mengupload video berisi Neilsen yang dipipisi olehnya tadi.Setelah selesai, Wandy tersenyum.la kembali menyelidiki sejenak tentang Ryu, didapatinya ternyata ia bersekolah di TK Tante Linny.'Sepertinya TK di Manado cukup bagus.'Wandy menyengir, setelah ia menghapus jejak di komputer itu dengan bersih, ia mematikan komputer lalu bangk
"Rossa, cepat kemari! Ini lucu sekali! Benar-benar deh, orang jahat pasti akan ada balasan yang sangat setimpal!"Tawa Linny yang begitu keras membuat Wandy yang baru keluar dari toilet itu keheranan."Ya ampun, bisakah Tante tertawa pelan sedikit? Sama sekali tidak anggun. Bukan hanya tua, tapi etikanya juga tidak baik, pantas saja sudah umur 28 tahun, tapi Tante masih belum menikah!"Sekali lagi perkataan Wandy menusuk hati Linny."Hei bocah, apa katamu? Sekali lagi bilang, aku akan mencubitmu."Linny mengatakannya sambil menggulung lengan bajunya, seperti seorang tante-tante tua saja.Wandy menatapnya dengan nyinyir dan segera berjalan ke tempat Rossa, namun raut mukanya berubah dalam sekejap."Mami, biar aku saja yang bereskan, mami duduk dan istirahat saja di ruang tamu."Wandy menggulung lengan bajunya, lalu mengambil nasi dan sayur yang dimasak Rossa dan segera menyiapkan sumpit. Melihat Wandy yang begitu pengertian, emosi Linny mereda."Bocah, melihatmu begitu menghormati mamim
Neilsen mengingat-ingat kejadian yang menimpa dia waktu di dalam toilet, saat itu di dalam toilet hanya ada dia dan anak kecil itu.Dia tidak merasa anak kecil berumur 4-5 tahun bisa menyusun masalah seperti ini.Tapi selain anak kecil itu, siapa lagi yang tahu soal ini? Ataukah saat itu ada orang lain lagi di dalam bilik dan dia tidak mengetahuinya?Dahi Neilsen mengernyit. Santo dapat merasakan suasana kantor yang menegang dan membuat pengap, mau tak mau ia melonggarkan kancing kemejanya, seakan-akan dengan begitu ia bisa sedikit membuat dirinya lega.Tiba-tiba Neilsen angkat bicara."Apakah Kelselyn sudah dijemput?"Dia sengaja pergi ke bandara untuk menjemput Kelselyn, namun sayangnya sampai akhir tidak ada orang yang mencari mereka.Melihat Neilsen yang mengganti topik pembicaraan, Santo buru-buru menjawab."Dari Amerika mengatakan, bahwa Kelselyn sudah tiba. Mungkin kita terlambat, atau mungkin dia bukan naik penerbangan itu. Tuan Neilsen, desainer Kelselyn benar-benar adalah ora
"Dia duluan yang membullyku mommy."Wandy tak terima sedikitpun, matanya yang berkerut menatap lurus ke arah Rossa, jangan bilang betapa menyesalnya dia terlihat.Meskipun Rossa tahu Wandy sedang berpura-pura, ia masih tetap tidak bisa menghadapi sikap anaknya yang seperti ini. la menggelengkan kepala dan berkata."Tante Linny menyukaimu, tapi caramu itu benar-benar bukan cara seorang gentlemen, bukan begitu?""Baiklah, aku akan minta maaf padanya mommy."Wandy menunjukkan wajah tidak senangnya, lalu menghela napas sambil berlalu.Linny tetap menyukai Wandy, anak itu memang menyenangkan hati, orang tidak tahan marah padanya, tidak berapa lama kemudian ia tidak lagi bersikap dingin padanya.Wandy terlihat terus menahan diri di mata Rossa, ia sebisa mungkin menjaga jarak dengan Linny.Ketiga orang itu duduk melingkar dengan damai semalaman.Ketika Rossa bangun keesokan paginya, dia melihat Wandy baru saja keluar untuk membeli sarapannya, dan menaruhnya di atas meja."Mommy, pagi."Ia ter
"Siapa saya? Saya adalah calon istri dari CEO SAG! Saya peringatkan Anda, jauhi Neilsen. Nona Zhang, segera panggil satpam, bawa wanita ini pergi dari hadapan saya!"Suara Messie sedikit meninggi."Calon istri CEO? Berarti sekarang masih belum? Saya harus memberitahu Anda, bagi Neilsen, Saya adalah orang yang sangat penting. Kalau Anda sekarang mengusir saya pergi dari sini, takutnya saya akan kembali lagi diundang ke sini."Rossa masih tetap berkata dengan tegar, namun sorot matanya tetap terpaku pada Messie.Kapan Messie pernah diperlakukan seperti ini! Seketika ia muntab."Mengundang Anda kembali? Bermimpilah, cepat pergi dari hadapan saya!"Melihat nona Zhang tidak bergerak, ia sendiri berencana mendorong Rossa keluar, tapi ia tak menyangka Rossa segera menghindarinya.Tanpa bisa dicegah, Messie menjadi sempoyongan dan terjatuh ke depan."Calon istri CEO, hati-hati."Tanpa sadar Rossa mengulurkan tangan hendak membantunya berdiri, namun Messie justru melihatnya sebagai ejekan."Per
"Kecakapan berbicara Nona Kelselyn seperti bakat desainnya, membuat orang terpana."Kata Neilsen datar sambil melepaskan tangannya.la sejenak terbengong, rasanya ada perasaan tak asing dari diri Rossa, membuatnya ingin menyelidiki.Rossa tertawa dingin dan berkata."Sebaiknya Tuan Neilsen selesaikan dulu urusan Anda dengan keluarga Anda."Selesai mengatakannya, ia pun beranjak pergi meninggalkan SAG, kali ini Neilsen tidak menghalanginya.Melihat Rossa meninggalkan SAG, Messie barulah mendekat pada Neilsen dengan sedikit tak tenang."Neilsen, aku tak tahu dia adalah desainer dari perusahaan yang akan bekerjasama dengan kita, tapi dia duluan yang memulainya masalah samaku.""Untuk apa kau kemari?"Wajah Neilsen begitu dingin seperti es, membuat Messie semakin merasa tak tenang."Kulihat pagi ini kau belum sarapan, khawatir kau lapar saat bekerja dan itu tak bagus untuk lambungmu, karena itu aku mengantarkan sedikit makanan. Neilsen, aku bukannya sengaja, jangan marah padaku ya?"Messie
Rossa segera mencari apotek setelah meninggalkan SAG, membeli sedikit es batu dan obat memar, lalu pergi pulang ke rumah.Untungnya Wandy sedang bersama Linny di TK, kalau tidak, ia tak tahu bagaimana menjelaskan kejadian yang menimpa dirinya barusan.Terkadang Rossa sungguh bersyukur pada Tuhan, di saat ia paling putus asa, ia diberikan Wandy yang seperti malaikat baginya. Meskipun masih kecil, ia sangat pengertian terhadap dirinya.Mengingat anaknya, wajah Rossa kembali menghangat.la pulang ke rumah, lalu mengompres mukanya dengan es batu, dingin es yang menusuk itu membuat matanya menyipit.'Messie sampai sekarang belum menjadi istri Neilsen, kenapa?''Kalau mengingat-ingat, ia telah melahirkan seorang anak laki-laki bagi Neilsen, ini adalah sebuah keberhasilan, dan lagi Neilsen punya perasaan terhadap dirinya, bahkan sampai tega membunuh istrinya sendiri? Tapi mengapa ia tidak menikah dengannya?'Rossa tidak mengerti bagian ini, ia merasa perlu mencaritahu lebih lanjut mengenai ha
Bel pintu terus berbunyi, namun Rossa sepertinya tidak mendengarnya, dia masih terbaring malas, membayangkan seperti apa ekspresi Messie saat datang memohon padanya.Seperti saat itu, setelah ia lari dari maut, hari pertama ia sadarkan diri dipenuhi dengan awan gelap, yaitu kritikan pedas dari netizen terhadap dirinya. Foto tak senonoh dengan pria, kritikan netizen yang begitu membencinya hampir membuatnya tak punya keberanian untuk hidup. Kalau bukan karena kehadiran Sean yang memotivasinya, mungkin saat itu, kalaupun ia tidak mati karena api, ia juga akan mati di ludahan masyarakat. Dan setelah ia memeriksanya lebih lanjut, ini semua adalah perbuatan Messie.Menghancurkan pernikahannya, diam-diam melahirkan anak untuk Neilsen, dan memaksanya memikul beban nama buruk ini sendirian, sekalipun Messie mati beribu kali, itu tidak dapat membalaskan dendam Rossa, namun saat ini Rossa tidak terburu-buru untuk mengadakan perhitungannya hingga selesai dengannya.'Menggunakan air hangat untuk m