Share

Bab 6

Author: KarlTzy
last update Last Updated: 2023-11-02 23:40:56

Matanya memandang ke arah Neilsen yang pergi menjauh, hati Rossa terhenyak.

"Untuk apa seorang anak lelaki sepertimu memperhatikan apakah pria lain tampan atau tidak? Ayo jalan."

Rossa merunduk dan menggendong Wandy.

Melihat Rossa yang sepertinya tidak berminat melanjutkan pembicaraan itu dengannya, sorot mata Wandy memancarkan sedikit kenyerian dalam hatinya.

la mengulurkan lengannya yang kecil itu untuk merangkul leher Rossa, lalu berkata dengan manja.

"Aku kan ingin mencarikan pria untuk mami."

"Dasar bodoh, kamu tidak perlu mengurusi urusan orang dewasa. Kepulangan kali ini mami sudah meminta Tante Linny menyiapkan satu tempat untukmu di TK-nya, kamu harus ke sekolah dulu. Kalau ada Tante Linny yang mengawasimu, mami jadi lebih tenang."

Rossa menggendong Wandy dan berjalan ke luar, tangannya sedikit gemetar.

'Mengapa barusan Wandy bisa merasa Neilsen tampan?'

Meskipun mereka, ayah dan anak, memiliki kemiripan hingga 80%, tapi Rossa tetap khawatir karena Wandy langsung tertarik pada Neilsen meskipun pertama kali melihatnya.

Ini adalah anaknya, ia telah menggadaikan nyawa untuk melahirkan anak ini, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Neilsen.

Dia tidak akan membiarkan Neilsen merebut anak ini dari sisinya.

Mata Rossa menyiratkan kebulatan tekad, tapi ia tidak melihat sorot mata Wandy yang justru terlihat khawatir dan sakit hati.

Meskipun ia masih kecil, namun setiap kali maminya terbangun dari mimpi buruknya, ia mengetahuinya. Lebih baik ia berpura-pura tidak tahu, namun sejak awal ia telah menyusun rencana bagaimana membalaskan kesakitan maminya.

Ibu dan anak itu keluar dari bandara dengan semakin tenggelam dalam pikirannya.

Rossa menghentikan sebuah taksi, ia langsung membawa Wandy ke rumah Linny.

Sudah enam tahun, ia masih tetap tinggal di tempat yang sama, kuncinya juga masih diletakkan di tempat yang sama.

Rossa segera mengeluarkan kunci itu secepat kilat, dan membawa Wandy masuk.

Ruangan itu memiliki 3 kamar tidur, tidak besar, namun ditata dengan hangat.

Setelah Wandy melihatnya sekilas, ia bertanya pelan, "Mami, di mana kamarmu?"

"Yang kedua di sebelah kanan. Dulu aku tinggal di kamar itu."

Bibir Rossa sedikit merekah, ia dan Linny adalah teman sekampus, mereka juga sahabat karib, ketika ia terus disiksa oleh ibu tirinya, Linny selalu melindunginya, ini juga sudah menjadi rumahnya. Wandy mendorong kopernya dan membuka kamar Rossa.

Disitu tergantung foto masa muda Rossa, namun Wandy tak mengenalinya. Sejak ia membuka matanya, sosok yang dilihatnya adalah Rossa memerah. yang sekarang, mata Rossa sedikit

Wajah bulat yang tidak secantik saat ini, tampak begitu bahagia dan belia. Saat ini wajah itu sudah tidak ada lagi.

Rossa mengulurkan tangan dan mengelus foto dirinya itu perlahan, hatinya begitu sedih.

Wandy yang menyadari tindakan Rossa bertanya dengan tak mengerti, "Mami, siapa orang itu? Tante Linny?"

"Bukan, ini adalah foto mami dulu."

Suara Rossa mengering, namun ia berusaha tetap tenang.

Perasaannya begitu tersakiti, namun ia tetap tidak membiarkan Wandy menyadarinya, namun Wandy adalah anak yang peka, ia dapat merasakan dengan jelas perubahan emosi Rossa.

Tiba-tiba ia menggenggam tangan Rossa.

"Mami, aku agak lapar, coba lihat apakah ada makanan di dapur, cepatlah, aku benar-benar lapar."

Sambil mengatakannya, Wandy mendorong Rossa keluar.

Kesedihan Rossa dalam sekejap lenyap.

Di pesawat tadi Wandy memang tidak banyak makan. Begitu sampai disini, Rossa mau tak mau melepas jaketnya dan menggulung lengan kemejanya.

"Iya, iya, iya, mami akan masak untukmu, kamu bermain sendiri dulu ya, jangan membuat gaduh rumah Tante Linny, mengerti?"

"Aih aku sudah tahu mami."

Wandy memanyunkan mulutnya, lalu menyuruh Rossa keluar.

la menatap foto awal mula Rossa yang tergantung di dinding, segera mengeluarkan ponsel dan memotretnya, lalu ia membuka komputer di kamar itu.

la segera menaruh foto Rossa yang masih muda itu ke dalam, dan dengan segera berbagai informasi tentang Rossa bermunculan, termasuk pernikahan Rossa dan Neilsen delapan tahun lalu, bahkan berita enam tahun lalu tentang Rossa yang mati terbakar karena diam-diam bertemu selingkuhan.

Wandy semakin heran.

'Mami punya selingkuhan? Bagaimana mungkin!'

Sejak lahir ia sudah tahu di hati maminya hanya ada satu pria, yaitu Neilsen. Meskipun ia tidak mengatakannya, tapi Wandy dapat merasakan kebencian maminya.

Pastilah Neilsen telah melakukan sesuatu pada mami.

Wandy segera mencari informasi tentang Neilsen.

Sejak ia mendengar Rossa mengucapkan nama Neilsen dalam mimpinya, ia lalu menyelidiki orang bernama Neilsen ini, termasuk latar belakangnya, kemampuannya, bahkan ia tahu jelas tentang kondisi perkawinannya.

Tiba-tiba, Wandy mendapati sebuah foto dimana Neilsen sedang menggendong seorang anak laki-laki.

Anak itu sepertinya sama besar dengannya, parasnya sangat mirip dengan Neilsen, dan Neilsen menatap anak itu dengan tatapan yang begitu hangat dan lembut.

'Siapa anak laki-laki itu?' Mata Wandy menyipit.

Dengan segera ia mencaritahu tentang anak itu, dan ia mendapati bahwa anak itu adalah cucu sulung dari keluarga Neilsen, Ryu Ye. Saat ini umurnya empat tahun lebih sepuluh bulan, lebih besar darinya empat bulan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kasih Aku Kesempatan Sekali Lagi   Bab 370

    Semalaman tanpa tertidur, di dalam ruangan dengan penjagaan yang dilakukan oleh Neilsen, Kalila masih saja tertidur panjang dan belum sadarkan diri, sedangkan Rossa juga tertidur pulas tanpa gangguan apapun. Keesokan harinya saat sinar matahari masuk kedalam ruangan mereka, Rossa sudah mulai bangun dari tidurnya. Dia melihat jas yang menyelimuti tubuhnya, dia seketika tahu jika itu milik Neilsen, dia kemudian bertanya-tanya, bagaimana bisa dia tertidur begitu saja. Rossa tahu jika dia sama sekali tidak bisa tertidur, tetapi dia malah tidak sadar jika dia sudah tertidur, hal ini membuatnya bertanya-tanya dalam hatinya, hanya saja dia tidak memiliki waktu untuk memperjelasnya. Dia keluar dari ruangannya dan melihat jika Neilsen sedang membantu Kalila mengelap wajahnya. Dia begitu berbakti seperti sedang memperlakukan ibu kandungnya, membuat Rossa begitu terharu. "Biar aku saja." Rossa langsung melanjutkan kegiatan yang sedari tadi dilakukan oleh Neilsen. Ini bukanlah hal yan

  • Kasih Aku Kesempatan Sekali Lagi   Bab 369

    Rossa sudah memutuskan akan tetap di sini dan menemani Kalila, Neilsen tidak bisa membujuknya dan hanya bisa menemaninya saja, tetapi hatinya juga terasa begitu sakit.Tubuhnya pada dasarnya sedang tidak fit, dan sekarang malah terjadi sesuatu kepada Kalila seperti ini, tentu saja membuat hatinya begitu berkecamuk. Neilsen benar-benar khawatir jika terjadi sesuatu kepada Rossa.Nyonya Huo tidak masuk dan tidak mengatakan apa-apa lagi, dia memangil perawat untuk menjaga Winata, dan dia kembali kerumah. Timothy masih berada di luar dan menunggu Rossa, melihat Neilsen keluar, dia berkata pelan."Mari kita berbicara sebentar.""Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, jika masalah itu mengenai nyonya Huo, maka aku pikir semua keputusannya berada pada Rossa."Neilsen berkata datar, sebenarnya dia tidak ingin mengatakan semua ini. Timothy juga sadar jika keluarganya sudah berbuat sesuatu yang keterlaluan, dia kemudian menghembuskan napasnya kasar."Mamaku sudah tidak muda lagi, dia selalu tid

  • Kasih Aku Kesempatan Sekali Lagi   Bab 368

    Rossa masih merasa tidak tenang, tetapi dia juga tahu jika dia tetap berada di sini, maka Kalila tidak akan leluasa berbicara kepada ayahnya. Entah kenapa jika Rossa merasa Kalila sedikit aneh, atau apa karena dia begitu menderita karena keluarga Huo? Apa karena hidupnya terlalu berat? Rossa tidak tahu, dan dia juga tidak menanyakannya. Dia tidak ingin menanyakan masalah keluarga Huo, takutnya jika dia bertanya, dia akan mendengar masalah mengenai nenek yang begitu memanjakan Winata. Rossa merasa begitu sensitif mengenai masalah seperti ini. Jadi, saat Kalila memintanya untuk pulang terlebih dahulu, dia hanya bisa menurutinya.Setelah naik kedalam mobil, dia kemudian berkata kepada Neilsen, "Apa kamu merasa jika Kalila begitu aneh hari ini?""Tidak, kenapa memangnya?"Neilsen belum lama mengenal Kalila, saat dia mendengar Rossa yang bertanya seperti itu membuatnya tercengang."Tidak apa-apa, mungkin aku yang terlalu berlebihan, hanya saja aku merasa jika dia hari ini terlihat tidak s

  • Kasih Aku Kesempatan Sekali Lagi   Bab 367

    "Masuklah." Rossa berkata pelan. Ini adalah pertama kalinya dia membiarkan orang dari keluarga huo masuk kedalam. Kalila terlihat sedikit terkejut dan tersanjung.Neilsen yang melihat ekspresi Rossa ini juga tidak berusaha untuk menghentikannya, dia malah membuka pintu dan menyambut Kalila masuk kedalam. Orang tua Rossa mungkin akan membawa anaknya untuk menginap di kediaman Neilsen, semua orang tidak berada di rumah, Linny dan Santo juga sedang keluar, dan hanya mereka bertiga yang berada di rumah."Sudah makan atau belum? Mau aku buatkan semangkuk mi untukmu?" Rossa berkata dengan sedikit pelan. "Aku saja yang buat."Neilsen tahu jika Kalila memiliki banyak hal yang ingin dia bicarakan dengan Rossa, dia kemudian berjalan masuk kedalam dapur. Kalila sudah melihat kebaikan Neilsen kepada Rossa, dan dia berkata lirih."Bisa menemukan suami sebaik itu, bukankah kamu sangat bahagia.""Iya, dia memperlakukanku dengan sangat baik, aku merasa sangat bersyukur."Saat Rossa mulai membicara

  • Kasih Aku Kesempatan Sekali Lagi   Bab 366

    Rossa dan Neilsen terus berlari makin jauh, saat melihat kebelakang tidak ada yang mengejar, barulah mereka berhenti. Neilsen melihat Rossa yang tampak ketakutan karena melakukan hal buruk, dia pun tak tahan untuk tertawa. Mereka tidak peduli dengan mata orang-orang di sekitar mereka, dan tertawa dengan bebas. Saat ini, Rossa merasa seperti seekor burung kecil yang baru keluar dari sangkar, dia selama ini tidak pernah begitu nakal dan egois, tapi perasaan ini terasa tidak buruk. "Apa menurutmu ibu akan mengira aku dibuat rusak olehmu?" Rossa bertanya sambil tersenyum. Neilsen bersandar di bahunya dan berkata, "Kamu masih tidak tahu aku orangnya macam apa, ketika kamu menikah dengan ayam maka kamu akan ikut ayam, dengan anjing maka akan jadi anjing. Kamu seharusnya sudah terbiasa dengan itu sejak lama.""Huft!" Rossa memelototinya, lalu tersenyum dan bertanya, "Kemana kita akan pergi selanjutnya?""Pergi ke pantai."Neilsen dan Rossa menghentikan taksi dan langsung pergi ke pantai.

  • Kasih Aku Kesempatan Sekali Lagi   Bab 365

    "Mami, selama ulang tahun!"Wandy memakai jas putih, Lulu memakai gaun putri, berjalan keluar secara berdampingan. Tangan mereka memegang bunga, melihat Rossa dengan ruang tamu yang di design seperti di dalam dongeng.Rossa baru menyadari kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya. Neilsen keluar dari kamar lainnya, memakai tuksedo hitam, dengan tersenyum melihat Rossa berkata."Istriku, selamat ulang tahun!"Tatapan Rossa pun basah, "Terima kasih, terima kasih." dia tidak pernah menduga kalau hari ulang tahunnya akan begitu dianggap penting.Dulu saat dia berulang tahun, hanya ayah dan ibu yang ingat, pagi hari akan memasak mie untuknya, kalau dia suka, bisa mengadakan acara ulang tahun, tapi seiring dengan bertambahnya usia, dia semakin tidak suka keramaian, dan setelah menikah dengan Neilsen, dia juga tidak pernah melewati hari ulang tahunnya, karena Neilsen sama sekali tidak ingat kapan hari ulang tahunnya. Seiring waktu berlalu, dia sendiri bahkan sudah melupakan hari ulang tahun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status