POV Mecca
Saat aku terbangun aku terkejut.
"Ini sudah jam berapa?" Tanyaku pada diri sendiri. Lalu aku bangkit dari tempat tidur dan menoleh ke jam dinding.
"Astaga, ini sudah jam 9, kenapa Zaky nggak bangunin aku, apa dia sudah berangkat kuliah, dan meninggalkan aku disini."gerutu ku
Tak berapa ada suara pintu terbuka, dan saat aku melihat ternyata itu Zaky. Ternyata dia juga tidak berangkat kuliah. Ini nggak benar, kenapa dia juga ikutan nggak kuliah.
Dia datang dengan membawa nampan yang berisi 2 porsi makanan untuk kita sarapan.
"Kamu sudah bangun ya?" Tanyanya
"Jam berapa ini?" Tanyaku.
"Sekarang jam 9 pagi, sayang." Jawabnya
"Kenapa kamu nggak bangunin aku sih, aku kan jadi nggak kuliah kan." Jawabku nya dengan nada sedikit kesal karena aku nggak masuk kuliah.
Aku pun menyimpan hp dan langsung membuka laptop untuk segera mengerjakan tugas yang aku minta dari Pak Eki."Aku buka email dulu deh, udah masuk apa belum ya. Hmm, oh ini dia sudah masuk." Ucapku sambil melihat ke layar laptop."Wah banyak juga tugasnya, tapi tak apa, daripada aku harus tertinggal pembelajaran." Ucapku pada diri sendiri.Aku pun mulai mengerjakan tugas yang diberikan Pak Eki, dan aku fokus mengerjakan tugas. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam makan siang.Tok...tok...tok"Ya tunggu, siapa ya?" Tanyaku sambil berjalan menuju pintu untuk membuka pintu."Mbak, ini ada kiriman makanan." Ucap kurir makanan. Sambil memberikan pesanan nya."Ok, terima kasih ya." Ucapku sambil menerima pesanan.Aku pun segera masuk sesaat setelah kurir itu pergi. Lalu aku menelpon Zaky untuk berterima kasih telah m
"Ya sudah, sini biar aku teruskan, sekarang kamu istirahat." Perintah Zaky."Tapi…" ucapku"Ga ada tapi-tapi." Ucap Zaky dengan tegas." Ya udah, aku nurut aja." Ucapku sambil duduk diam.Zaky pun fokus mengerjakan tugas. Dan benar juga tugas pun selesai dia kerjakan."Tugasnya beres, jadi sekarang kamu istirahat ya, awas jangan macam-macam lagi. Aku pulang ya, udah malam ni, kamu kan harus istirahat." Pesannya."Assalamualaikum" pamit nya"Waalaikumsalam, makasih ya sayang, maaf udah bikin kamu kesal lagi, dan aku selalu saja ngerepotin kamu." Ucapku yang menyesal."Ya gapapa, kamu tenang aja. Besok aku jemput kamu ya." Pesan Zaky"Oh ya, kamu langsung tidur aja, aku nggak akan menelpon kamu, takutnya ganggu lagi, jadi jangan tunggu telpon aku ya." Pesan Zaky.
POV zaky.Saat pulang dari kosan Mecca aku sebenarnya ada rasa kesal dan kecewa bercampur aduk. Kenapa sampai saat ini aku masih belum bisa mengertikan dia. Padahal aku sudah berusaha agar dia bisa lebih menerimaku, dan lebih percaya padaku.Tapi rasanya mungkin usahaku belum cukup untuk bisa mengambil hatimu sepenuhnya.Aku sengaja tak akan menelpon Mecca karena saat ini hatiku sedang gelisah, tak tau harus bagaimana menghadapinya.Saat aku sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamarku, aku menyendiri dalam kegelapan.Dan aku tak sengaja melihat layar hp dan aku melihat kalender di hp."Ternyata besok adalah hari dimana aku dilahirkan. Ya mungkin esok akan menjadi hari yang biasa saja, seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu terlupakan dan tak ada yang akan mengingat hari kelahiranku." Gerutuku dalam kegelapan dan keheningan.
"Kan tadi aku udah bilang rasa kue nya enak sekali, dan nggak akan ada di toko-toko kue manapun, itu karena kue ini dibuat dengan ketulusan dan rasa cinta. Yang akan membuat kue ini sangat spesial. Begitu sayang." Ucapnya seraya mencubit hidungku."Ih, kamu bisa aja ya kalau ngegombal." Ucapku dengan tersenyum kecil."Eh, udah siang loh, udah sana siap-siap kita kan harus kuliah, kamu nggak akan bolos lagi kan?" Tanyaku seraya menajamkan mata padanya."Iya, aku mandi dulu, tunggu aku ya sayang." Ucapnya seraya mengacak-acak rambutku. Zaky pun pergi ke kamar untuk mandi dan bersiap untuk pergi ke kampus.Dan aku menunggunya di ruangan bawah. Disana aku menunggu Zaky sambil melihat-lihat foto-foto yang terpajang di sana."Hihi." Aku tertawa kecil seraya melihat foto-foto Zaky saat masih kecil."Polos nya dia. Eh ini pasti foto orang tua nya. Ibunya cantik
"Kok kamu jadi kesel gini sih, tadi pagi nggak apa-apa, kenapa sekarang jadi serius gini." Tanya Zaky."Aku kan sudah bilang ky, aku kalau menyangkut masalah kuliah aku nggak bisa santai. Aku mau serius. Karena aku nggak mau mengecewakan orang tua ku, dengan memberikan hasil yang jelek.""Jadi aku harus berusaha keras, untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan menjadi kebanggaan orang tua ku.""Kamu paham kan dengan apa yang aku bilang." Jelaskan dengan panjang lebar seraya menatap matanya dengan serius."Aku nggak bisa terus bercanda kalau menyangkut kuliah ku, terus apa tadi selama kuliah berlangsung apa yang kamu lakukan? Hanya bercanda terus dan mengganggu Mey.""Apa tadi kamu tau apa saja yang dijelaskan pak Eki?" Tanyaku"Sepertinya kamu terlalu fokus pada Mey." Jawabku sambil pergi meninggalkan Zaky di lorong kampus.Aku pun l
POV Zaky"Aku akan terus menunggu sampai ia membukakan pintu untuk ku, meski aku harus bermalam di luar pun, aku tak perduli." Ucapku meyakinkan diriku.Aku terus menunggu nya, aku melihat dia tengah menengokku dari dalam lewat jendela.Pokoknya aku harus bertahan sampai dia mau menerima aku.Saat aku melihat jam ternyata waktu sudah malam dan menunjukkan pukul 12 malam.Terdengar suara pintu terbuka."Akhirnya dia mau membukakan pintu nya." Ucapku dalam hati."Kamu itu ya, keras kepala sekali sih, aku kan sudah bilang kamu pulang saja, kenapa masih disini." Ucapnya dengan nada sedikit kesal.Aku pun berjalan ke arahnya namun tiba-tiba badanku sudah tak kuat menahan rasa dingin dan akhirnya pandangan ku pun gelap."Astaga, kamu kenapa? Badan kamu panas sekali. Kamu ini bandel banget, j
POV ZakyAku akhirnya pulang ke rumah, dan memasuki kamar tanpa menyalakan lampu kamar, aku tidur dalam kegelapan.Aku selalu memandangi layar hp dan berharap Mecca mau menelpon ku.Hingga aku tertidur.POV MeccaHari ini pak Eki tak masuk kampus, jadi aku memutuskan untuk pergi ke tempat yang kemarin sudah aku cari alamatnya."Mey, aku udah cari alamat dimana kita akan mencari bahan riset kita, apa kamu mau ikut?" Ajakku pada Mey."Iya pasti dong, kita kan satu kelompok." Jawab Mey seraya menyimpan tangannya di atas pundakku."Oh ya, kemana c Zaky, tumben dia nggak ada?" Tanya Mey padaku."Dia lagi sakit, aku sengaja nggak ngajak dia, aku mau dia pulih dulu baru bisa gabung di kelompok kita, boleh kan?" Jawabku seraya bertanya pada Mey."Oh begitu, ya gapapa sih,
Zaky Praditya ErlanggaPagi hari aku terbangun, namun tak ada kabar dan telpon dari Mecca."Sebegitu marahkah dia hingga tak ada keinginan untuk menelpon ku balik." Gerutuku. Aku mendengus kesal seraya mengacak-acak rambutku.Aku menatap jam, dan jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Aku harus segera bersiap ke kampus, dan bertemu dengan Mecca.Aku pun bergegas mandi dan bersiap untuk pergi, kali ini aku pergi memakai motor sport aku, yang sudah lama tak terpakai.Aku pergi dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Hingga aku bisa secepatnya sampai di kampus.Akhirnya aku sampai di kampus, dan saat aku memarkirkan motorku, aku berpapasan dengan Mecca yang berboncengan dengan Mey dan baru saja datang.Aku memutuskan untuk menunggu nya. Dia pun memarkirkan motornya di sebelahku."Kamu dari mana, kenapa telponku