Share

Bab 2

Author: sembilan puluh ribu
Alat medis yang dingin itu mengambil anak kami, meskipun sebenarnya anak itu memang tak ditakdirkan untuk hidup. Waktu hidupku hanya tersisa tiga bulan lagi dan Zed tidak boleh tahu. Sebelum mati, aku harus memastikan kakakku bisa hidup dengan layak.

Di tengah hujan deras, aku memeluk tubuh sendiri erat-erat, mencoba menghibur diri, berkata semuanya akan baik-baik saja.

Karena kehujanan, tubuhku yang lemah pun demam tinggi berhari-hari. Bibirku sampai pecah dan berdarah.

Saat ini, masuk telepon dari Zed. "Malam ini ada adegan untuk Wynn. Kamu gantikan dia."

Wynn adalah sahabat dekat Chloe semasa hidup, juga orang pertama yang menemukan kejadian serta melaporkan ke polisi.

Menurutnya, Chloe sempat berkata padanya bahwa ada seseorang yang menguntitnya. Polisi menemukan rekaman CCTV di lokasi dan waktu tersebut. Benar saja, sosok kakakku terekam di sana. Itulah bukti utama yang menjatuhkan hukuman untuk kakakku.

Zed dipenjara selama tiga tahun. Di setiap jadwal kunjungan, Wynn selalu menempuh perjalanan jauh untuk menjenguknya. Sementara itu, aku tidak berani menemui Zed, hanya berdiri jauh di balik tembok penjara.

Keluarga Wynn adalah pebisnis yang dulunya bergantung pada keluarga Zed. Beberapa tahun belakangan, dengan bantuan Zed, Wynn yang dulunya artis kelas bawah kini menjadi bintang papan atas.

Sebagai sahabat Chloe, wajar kalau Wynn membenciku. Namun kenyataannya, dia membenciku karena dia menyukai Zed.

Suara serakku terdengar. "Aku lagi sakit ...."

Zed tertawa dingin, "Yang penting belum mati. Kalau nggak mau pergi juga nggak apa-apa. Pas banget, aku lagi kesal karena baru melewati peringatan hari kematian kakakku. Lebih baik aku cari orang buat rawat kakakmu, 'kan?"

Waktu itu, pertama kalinya dia menyuruhku menggantikan Wynn minum di jamuan. Aku menolak. Tak lama kemudian, kakakku jatuh dari lantai rumah sakit jiwa tanpa sebab yang jelas dan lengan kirinya patah.

"Zed ... aku benaran ...." Tiba-tiba, kepalaku nyeri luar biasa. Aku mencengkeram seprai erat-erat, tidak mampu berbicara.

Namun, dia tidak mau mendengar dan langsung menyela, "Aku kirim alamatnya."

Sebenarnya tim produksi film sudah menyediakan pemeran pengganti, tetapi Wynn bilang bentuk tubuhku lebih mirip dengannya.

"Kita harus hormati penonton." Hanya dengan Wynn bersikap manja pada Zed, aku yang harus menggantikannya untuk adegan diceburkan ke air saat musim dingin atau memakai jaket tebal saat musim panas.

Dalam sebuah adegan, hanya punggungku yang disorot saat ditampar, tetapi itu harus diulang sampai 20 kali.

Di dalam mobil RV, Wynn duduk santai sambil menyeruput sup herbal yang dikirim khusus oleh Zed. Dia menatapku tajam sambil menegur, "Bukannya sudah kubilang, jangan sembarangan diet? Kalau kamu kurus, aku juga harus ikut kurus? Jangan bilang kamu masih ingin memikat Zed ...."

Dulu, aku sempat melawan saat dia terus menyerang. Sampai aku sadar, setiap kata protesku bisa menjadi alasan untuk menyakiti kakakku. Sejak saat itu, aku belajar untuk diam.

Namun, hari ini jelas dia tak berniat melepaskanku begitu saja. Hanya dengan satu tatapan Wynn, asistennya langsung menaruh satu toples minyak ayam di depanku.

"Cepat habiskan. Jangan biarkan semua orang menunggu cuma karena kamu si pemeran pengganti."

Aku menepis toples itu. "Wynn, jangan keterlaluan."

Detik berikutnya, dua pengawal menahan tanganku. Satu mencengkeram lenganku, satu lagi mencengkeram rahangku. Minyak itu disuapkan secara paksa ke mulutku.

Wynn tertawa puas melihat penampilanku yang menyedihkan. "Katanya kamu sempat hamil anak Zed ya? Terus, kamu buang hasil tesnya buat nutupin?"

"Kamu mau pakai anak itu buat luluhin hati Zed? Eh, malah dipaksa buat digugurin ya? Kalau lahir pun, anakmu cuma anak wanita jalang!"

Pintu mobil diketuk. Wynn memberi isyarat pada bawahannya untuk membereskan semuanya dan melepaskanku. Aku jatuh berlutut dan muntah hebat.

Saat pintu dibuka, ekspresi Wynn seketika berubah. Matanya memerah. Zed melihat ke arah kami, tampak curiga.

Wynn menyeka air mata sambil memanggil, "Zed ... Isla bilang dia hamil dan suruh aku jaga jarak darimu ...."

"Benaran?" Zed tertawa sinis. "Isla, aktingmu hebat juga sekarang. Kamu pikir kamu pantas?"

Sutradara memanggil orang untuk mendesak kami, menghentikan adegan neraka yang sedang berlangsung.

Begitu mengganti pakaian tipis, aku baru sadar hari ini yang harus difilmkan adalah adegan tokoh utama perempuan diculik dan dilecehkan.

Tali kasar mengikat pergelangan tangan, menyayat kulit. Para figuran yang menjadi lawan main menyeringai jahat sambil merobek bajuku.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kasih Tak Sampai   Bab 8

    Aku terbaring di ranjang rumah sakit. Kini, tubuhku kurus kering. Berpura-pura mati dan menjadi hantu adalah langkah nekat yang kupikirkan bersama Zed. Alkohol dan permen halusinogen itu membuat kemunculanku meruntuhkan benteng psikologis Wynn.Zed sebenarnya punya cara untuk membuat Wynn menghilang tanpa jejak, tetapi itu tidak bisa memulihkan reputasi Chloe dan kakakku.Malam itu, semua yang dilakukan Wynn disiarkan secara langsung. Meskipun rekaman seperti itu belum tentu dianggap bukti hukum, gelombang besar yang dipicu netizen sudah cukup untuk menarik kembali kasus sepuluh tahun lalu ke mata publik.Awalnya, Wynn masih bersikeras bahwa dia hanya mabuk dan mengoceh tanpa sadar. Namun, setelah tim investigasi khusus turun tangan, semua yang selama ini disembunyikannya akhirnya terbongkar.Tak butuh waktu lama untuk menemukan bahwa polisi yang menangani kasus kala itu menerima suap dan lalai dalam tugas.Paman yang selama ini menjadi pelindung diam-diam Wynn pun kehilangan semua kua

  • Kasih Tak Sampai   Bab 7

    Di ambang pintu, tampak bayangan seseorang yang bersandar di dinding.Menyesal? Tentu pernah. Namun, penyesalan sudah menumpuk begitu banyak sehingga sekarang tak ada satu pun yang bisa kembali.Sebenarnya, aku ingin mengucapkan selamat tinggal yang layak kepada Zed saat usianya masih 17 tahun. Namun, kami sudah melewatkan momen untuk berpamitan.Kakak, Kak Chloe, maafkan aku.Pemakamanku diurus dengan megah oleh Zed. Hari penguburan diguyur hujan deras.Zed memeluk erat fotoku, takut basah oleh hujan. Wynn juga datang ke pemakaman, menarik banyak media untuk meliput.Saat ditanya hubungan antara almarhum, Zed, dan Wynn, asistennya menutupi kamera sambil berkata, "Teman-teman bisa fokus pada film terbaru Wynn ...."Dengan kuku berwarna merah menyala, Wynn memegang tiga batang dupa dan menancapkan ke tempat dupa. Melalui kamera pengawas, aku melihat wajahnya menunduk sedikit dan muncul senyuman tipis yang nyaris tak terlihat di sudut bibirnya.....Di pesta perayaan setelah peluncuran f

  • Kasih Tak Sampai   Bab 6

    Kampung halamanku terletak di ujung barat laut. Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tempat ini sejak aku dewasa.Aku berbaring telentang di padang rumput, merasa sangat bebas. Tanah ini bagaikan seorang ibu, membuka tangannya lebar-lebar untuk anaknya yang telah lama mengembara dan akhirnya pulang.Makam orang tuaku ada di pemakaman kampung halaman. Selama ini, kakakku yang bertanggung jawab untuk berziarah. Dulu kakakku sempat berencana untuk memindahkan makam mereka, tetapi tidak sempat karena masalah telah menimpa kakakku.Saat bertanya arah di kota kecil, aku melewati sebuah studio foto. Barulah aku sadar, kakakku tidak pernah meninggalkan satu pun foto dan aku sendiri pun sudah lama tidak difoto. Aku merasa aku seharusnya meninggalkan setidaknya satu foto terakhir untuk diriku sendiri.Pemilik studio sangat ramah, memperkenalkan berbagai paket foto kepadaku. Namun, aku bilang, aku hanya butuh satu foto ukuran kecil saja.Saat menunggu latar disiapkan, aku mengamati studio

  • Kasih Tak Sampai   Bab 5

    Kakakku masih terbaring di lantai. Aku ingin memeluknya, ingin menutup matanya. Namun, di balik garis polisi, aku tak bisa melakukan apa pun.Aku ingin menangis sekencang mungkin, tetapi tenggorokanku tak bisa mengeluarkan suara dan air mata pun tak menetes setetes pun."Isla!" Zed yang datang dengan terburu-buru, tampak terkejut. Secara naluriah, dia mengulurkan tangan.Apakah dia ingin memelukku? Aku mundur dua langkah. Saat berikutnya, tamparanku yang lemah mendarat di wajahnya. Bagi orang lain, itu lebih terlihat seperti belaian."Zed ... kamu berhasil. Sekarang, nggak ada satu pun dari kita yang bisa hidup dengan tenang."Zed menangkap pergelangan tanganku dan menarikku ke dalam pelukannya, memelukku erat-erat. Aku tak punya kekuatan lagi untuk melepaskan diri. Darah dan amarah bergejolak dalam tubuhku, kepalaku terasa sangat sakit.Darah mengalir dari hidungku, membasahi kemeja putihnya. Seketika, pandanganku menjadi gelap.Hidup ini benar-benar melelahkan. Aku ingin terbebas...

  • Kasih Tak Sampai   Bab 4

    "Isla, kamu sudah menghancurkan hidupnya. Kok kamu masih berani terus muncul? Kamu bahkan nggak pantas hidup."Dari ujung telepon, terdengar suara Zed yang seperti mengigau. "Kak Wynn ...."Telepon terputus. Telapak tanganku tanpa sadar mencengkeram hingga meninggalkan bekas kuku. Setelah diam sejenak sambil menunduk, aku kembali menghubungi sebuah nomor."Bu Lia, aku Isla."....Lia adalah polisi wanita yang dulu mendampingi dan menghiburku saat kakakku berkasus. Mungkin karena saat itu aku begitu rapuh dan menyedihkan, setiap tahun baru selama bertahun-tahun, dia selalu menghubungiku.Sayangnya, hidupku berantakan dan aku mengecewakan perhatian tulusnya.Sepuluh tahun telah berlalu. Dulu aku memanggilnya "Kak Lia", tetapi kini menjadi "Bu Lia".Kami bertemu di sebuah kafe. Dia berkata kepada pelayan, "Tolong ganti jadi susu ya. Terima kasih."Kemudian, dia tersenyum padaku penuh kebahagiaan. "Aku lagi hamil, sudah empat bulan."Dia menggenggam tanganku, ingin menempelkannya ke perutn

  • Kasih Tak Sampai   Bab 3

    Janggut yang kasar menusuk leherku, napas yang berat membuat kulitku merinding. Demam tinggi yang berulang-ulang membuat kesadaranku menurun. Tawa tajam terdengar jauh sekaligus dekat, kabur sekaligus nyata.Aku tiba-tiba tak bisa membedakan, ini mimpi atau kenyataan. Secara naluriah, aku menangis keras dan meronta.Sutradara mengira aku sedang menjiwai peran, tidak menghentikan adegan. Figuran yang berperan sebagai penyerang pun semakin bersemangat dalam menunjukkan kemampuan.Dalam kesadaran yang kabur, aku seperti melihat Chloe. Ekspresinya penuh keputusasaan. Dia menangis tersedu-sedu, tatapannya yang penuh permohonan menatapku.Dalam keputusasaan, aku tiba-tiba berhasil melepaskan diri dari ikatan dan mencakar leher figuran itu.Figuran itu memegangi lehernya dan menjerit kesakitan. Sutradara buru-buru berteriak, "Cut!"Demam tinggi dan emosi yang memuncak membuatku roboh ke tanah, tubuhku gemetar hebat.Suara Zed terdengar samar. "Pura-pura mati lagi? Isla! Isla?"Suaranya semaki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status