Share

Bab 3

Auteur: Seli
Ayah, Ibu, dan Dani segera berlari ke sisi Lina. Melihat bekas merah di telapak tangan Lina yang seperti luka bakar, mereka langsung panik.

“Di pesta ulang tahun ini, semua orang yang datang adalah kenalan kita. Bagaimana bisa ada yang mengirim barang berbahaya seperti ini?"

Seekor kalajengking keluar dari kotak hadiah dan langsung diinjak mati oleh Dani!

Tatapan semua orang tertuju pada sebuah kotak hadiah yang sudah terbuka.

“Apakah kotak hadiah ini milik Karin?”

Ibu mengerutkan kening dan bertanya lagi.

Lina segera memperlihatkan raut wajah seperti hendak menangis. Dia berkata, “Ibu, tolong jangan salahkan Kakak. Hadiah itu sudah ada di meja samping tempat tidurku sejak pagi ini. Aku senang dia mau memberiku hadiah.”

Raut wajah Ayah dan Dani langsung berubah muram, penuh kekecewaan, dan kemarahan.

“Sudah kuduga! Makanya dia nggak pulang-pulang, dia sengaja ingin menyakiti Lina!”

“Bagaimana aku bisa punya Adik sekejam ini?”

“Cukup! Jangan ribut lagi, bawa Lina ke dokter dulu!” kata Ayah sambil menendang kotak hadiah yang dicuri Lina dari kamarku, lalu menghantam meja dengan penuh amarah.

“Kasanya habis, aku akan ke ruang bawah tanah untuk mengambilnya,” kata Dani sebelum pergi.

Mata Lina gelisah melihat sekeliling, dia memegang erat lengan Dani dan berkata, “Jangan pergi, di tempat dokter pasti ada kasa. Sakit sekali!”

Jika Dani melangkah lebih dekat ke ruang bawah tanah, dia pasti akan mencium bau darah yang belum hilang. Namun, takdir berkata lain.

Setelah Lina bicara, mereka bertiga segera pergi, meninggalkanku melayang sendirian di ruang tamu yang kosong.

Aku ingin berteriak dan menjelaskan bahwa aku tidak melakukan apa-apa. Namun, aku tidak bisa mengeluarkan suara apa pun.

Selain itu, aku tahu, walau aku bisa bicara, mereka tidak akan percaya padaku.

Biarlah begitu saja.

Pelayan mendengar keributan itu, lalu keluar untuk membersihkan kekacauan. Dia hanya menghela napas panjang dan berkata, “Nona Karin, kenapa kamu nggak pernah belajar melindungi dirimu sendiri?”

Jiwaku melayang kembali ke kamar tidur. Buku harian itu tergeletak dengan tenang di atas meja. Serangkaian kenangan menghampiriku.

Saat ulang tahunku yang ke-18, keluarga kami mengadakan pesta ulang tahun yang megah.

Hari itu, Ayah akan menentukan pembagian aset perusahaan keluarga.

Kakakku, Dani adalah orang pertama yang tampil. Dia menunjukkan kepiawaiannya dalam bisnis, dia mampu berbicara dengan lancar tentang laporan keuangan dan arah investasi, meskipun usianya masih muda.

Ayah tak menyembunyikan rasa bangganya, seolah sudah melihat Dani memimpin perusahaan di masa depan.

Kemudian giliran Lina. Walaupun saat itu usianya baru sepuluh tahun, dia memiliki kepribadian yang menyenangkan, anggun dalam setiap gerakannya, bisa bermain piano dengan baik, dan juga bisa menari. Ibu memeluknya dengan bangga dan menyebutnya “Permata Keluarga”.

Aku naik ke atas panggung dengan harapan besar agar orang tuaku tidak kecewa padaku.

Namun ketika aku tampil, suasana langsung menjadi hening.

Saat itu, aku hanyalah seorang anak biasa yang tidak istimewa. Tidak punya bakat luar biasa, tidak bersinar, bahkan orang-orang akan melupakan apa yang baru saja kukatakan.

Sejak hari itu, aku menjadi “manusia transparan” di keluargaku. Seseorang yang tidak layak mendapatkan perhatian dan dukungan.

Meskipun kemudian aku berusaha keras untuk meraih prestasi akademis tertinggi, mereka tetap menganggapku sukses bukan karena kemampuanku, melainkan karena mengira aku curang. Seperti penghargaan medis yang baru saja kuperoleh, mereka tetap mengira aku menyuap juri untuk mendapatkannya.

Sejak saat itu, Dani dan Lina menikmati semua cinta dan kesempatan.

Sementara aku, hidupku tetap seperti ini. Biasa saja dan tidak berarti.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Kata Mereka, Aku Suka Cari Perhatian   Bab 9

    Setelah diusir dari keluarganya, kehidupan Lina benar-benar hancur. Tanpa dukungan keluarganya, Lina hanya bisa meringkuk di sebuah rumah kontrakan termurah dan paling kumuh di pinggiran kota. Tidak lama kemudian, rumor tentang dirinya yang membunuh kakak kandungnya sendiri menyebar ke seluruh lingkaran sosial.“Orang yang bisa menyakiti keluarganya sendiri...” ujar para tetua dengan nada dingin. “Selamanya nggak pantas untuk masuk ke keluarga ini selangkah pun!” Lina mencoba mencari orang yang dapat menerimanya selain keluarganya, tetapi tidak ada yang mau menerima wanita yang dijuluki sebagai "Pembunuh Kakaknya". Sejak saat itu, Lina kehilangan identitas dan keluarganya, dia menjadi sasaran ejekan banyak orang.Kehidupannya perlahan-lahan terkikis oleh kelaparan, kedinginan, dan kesepian. Sosoknya berkeliling di jalanan, seperti hantu tanpa tempat kembali. Agar bisa bertahan hidup, dia terpaksa melakukan pekerjaan ilegal, yaitu menjual tubuhnya demi mendapatkan uang untuk memenuhi

  • Kata Mereka, Aku Suka Cari Perhatian   Bab 8

    Saat sedang membereskan barang-barang peninggalanku, Ayah menemukan sebuah pena perekam suara di bagian terdalam laci milikku. Dia ragu sejenak, lalu menekan tombol putar.Terdengar suara serak dan tergesa-gesa dari dalam, itu adalah detik-detik terakhir dalam hidupku.“Siapa kalian? Kenapa menerobos masuk?” “Tenang saja, Karin. Kami hanya ingin mengambil sesuatu.” Suara seorang pria asing terdengar.“Lina bilang, selama kami bisa menghajarmu babak belur, lalu mengambil beberapa fotomu bersama laki-laki, dia akan membuat semua orang tahu siapa kamu sebenarnya.”“Ingat, jangan sampai membunuhnya. Cukup buat reputasinya hancur saja.”Kemudian, terdengar suaraku yang berjuang mati-matian, disusul suara benturan keras.“Ah!”Aroma darah seolah bisa tercium, meski hanya dari rekaman suara. Akhirnya, yang tersisa hanyalah napas terengah-engah dan suara permohonan yang makin lemah, “Tolong aku … kumohon … apa ada orang?”Lalu, hening total.Rekaman berakhir.Seluruh keluarga terdiam membek

  • Kata Mereka, Aku Suka Cari Perhatian   Bab 7

    Samuel berlari ke rumahku dengan panik. Saat dia mendorong pintu kamarku, Ayah sedang duduk di dalam, menggenggam erat sebuah buku harian lama.Ayah membuka halaman pertama. Jari-jarinya bergetar halus.[Ulang tahun ke-10, seluruh keluargaku lupa. Hanya pelayan yang ingat dan membelikanku kue kecil.][Saat berumur 15 tahun, aku patah tulang dan harus dirawat selama sebulan. Tidak ada yang datang menjenguk. Tapi saat tangan Lina tergores kertas, Ayah dan Ibu menemaninya semalaman.][Saat berumur 20, aku menjuarai lomba riset antar kampus. Tapi Ayah dan Ibu malah pergi menonton konser piano Lina.]Dari satu halaman, lalu ke halaman berikutnya, semuanya berisi catatan tentang kekecewaan dan kesepian.Totalnya ada 99 catatan, dari masa kecil hingga sekarang. Setiap catatan dilengkapi tanggal dan detail yang jelas. Seperti jarum, satu per satu menusuk hati setiap orang yang membacanya.Ibu menangis tersedu-sedu, menutup mulut dengan tangan gemetar. Raut wajah Ayah benar-benar hancur, dia be

  • Kata Mereka, Aku Suka Cari Perhatian   Bab 6

    Suasana di rumah kacau balau, tetapi Samuel sama sekali belum tahu bahwa aku telah meninggalkan dunia ini.Saat ini, Samuel masih bersama Lina, dia membalut kembali luka di tangan gadis itu dengan telaten.“Masih sakit?” Suaranya lebih lembut daripada yang pernah aku dengar sepanjang hidupku.Lina menggeleng pelan, matanya berkaca-kaca. Dia berkata, “Sudah nggak sakit. Asal kamu ada di sini, aku nggak takut apa-apa.”Samuel menatapnya penuh iba, sorot matanya dipenuhi amarah.“Karin keterlaluan. Begitu dia muncul, aku pasti akan membuatnya mendapat ganjaran!”“Jangan salahkan Karin.” Lina mengangkat tangannya dan menggenggam ujung jari Samuel dengan erat. Dia berkata dengan suara serak dan pelan, “Dia hanya terlalu ingin diperhatikan.”Makin pengertian Lina berbicara, makin dalam pula rasa kasihan Samuel terhadapnya.“Lina, kamu terlalu baik. Dia sudah menyakitimu seperti ini, tapi kamu masih membelanya.”“Aku hanya … khawatir padanya.” Lina berbisik, air matanya menetes di punggung t

  • Kata Mereka, Aku Suka Cari Perhatian   Bab 5

    Dani terpaku, namaku terhenti di bibirnya, tapi tak kunjung terucap. Yang bereaksi paling cepat adalah Ayah, ekspresinya yang terkejut segera berubah menjadi marah. “Karin! Kamu sudah gila? Apa sebenarnya yang kamu mau? Demi menarik perhatian kami, sampai melakukan bunuh diri yang konyol seperti ini!” Ibu pun menyahut dengan suara nyaring, “Cepat bangun! Kamu tahu nggak betapa memalukannya kamu sekarang? Demi berebut perhatian dengan Lina, kamu bahkan pura-pura mati?”Jiwaku melayang di dekat mereka, melihat mereka berteriak pada tubuhku yang dingin.Mereka masih tidak percaya aku benar-benar mati, mereka hanya mengira ini trik untuk mencari perhatian dan simpati mereka.Dani akhirnya tersadar dari kebingungan, dia melangkah maju dan dengan kesal menendang lenganku dengan ujung sepatu. “Berhenti pura-pura! Bangun!”Tubuhku terguncang sedikit akibat tendangan itu, tapi tetap kaku tak bergerak. Ini membuatnya benar-benar panik. "Aku bilang, bangun!” teriak Dani, lalu menendangku lagi

  • Kata Mereka, Aku Suka Cari Perhatian   Bab 4

    Jiwaku mengikuti Lina ke sebuah klinik pribadi. Tidak lama kemudian, tunanganku, Samuel tiba-tiba masuk.Dia langsung berjalan mendekati Lina, menggenggam tangannya dengan cemas, dan memeriksa luka tusukan kalajengking di telapak tangan Lina. Matanya terlihat sangat khawatir. “Bagaimana bisa begini? Apa kata dokter?” “Samuel, jangan seperti itu,” ucap Lina terisak, tetapi dia berusaha tersenyum. “Ini bukan salah Karin. Dia hanya ingin memberiku kejutan, mungkin dia salah mengambil hadiah. Kamu tahu, sebagai dokter, dia memelihara banyak binatang kecil untuk percobaan ....”Makin Lina pura-pura memahami, makin muram wajah Samuel. Samuel mendongak dan berkata dengan penuh amarah, “Karin? Dia sekarang sembunyi di mana? Lina, jangan takut, aku pasti akan membelamu!”'Samuel, kamu tidak perlu mencariku. Aku ada di dekatmu, tapi mungkin kamu sudah tidak bisa marah lagi, karena aku sudah mati.''Tentu saja kamu bisa membuang mayatku seenaknya. Tidak memakamkanku, sebagai hukuman untukku.'

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status