Share

Bab 28. Bermain Kotor

Author: Liliana3108
last update Last Updated: 2025-05-02 22:57:56
Klik. Pintu terbuka perlahan. Naren muncul dengan wajah yang sangat lelah. Nafasnya juga begitu berat. Untuk pertama kalinya ia merasa harinya begitu melelahkan. Hari-hari tenangnya sudah berlalu semenjak Nora hadir mengusik hidupnya.

"Hmmm. Huuu!" Naren menarik napas dalam, lalu menghembuskannya kasar.

Ia membuka jasnya cepat, menaruhnya di samping sofa seiring dengan menjatuhkan dirinya juga. Naren duduk sebentar, memijat ujung keningnya sembari melepaskan kancing bajunya satu per satu, memperlihatkan dadanya yang bidang dan berkeringat. Lalu, merebahkan seluruh tubuhnya di atas sofa, membiarkan dirinya tenggelam dalam keheningan ruangan yang gelap. Matanya lurus ke arah langit-langit yang kosong. Sebelah tangannya ia taruh di atas keningnya dengan jari-jari yang ia kepalkan, menahan amarah yang bergejolak di dalam dadanya. Bayangan wajah Nora masih melekat dalam gelombang pikirannya, seperti titik noda yang sulit menghilang.

Rahangnya mengeras sesekali, menahan geram. Sesua
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 41. Anak, Istri, Naren

    “Bukannya dia pacarmu?” tanya Herlina pelan, suaranya nyaris tenggelam oleh kebisingan restoran. Tatapannya mengarah pada Andrew yang masih memandangi punggung Nora yang menjauh bersama Naren.Andrew mengedipkan mata, menoleh pelan ke arah wanita paruh baya itu. “Bukan,” jawabnya ringan namun cukup menusuk. “Dia istri Naren.”Seperti embun beku yang tiba-tiba menempel di dahi, wajah Herlina mengeras. Bola matanya membulat perlahan, memandangi Andrew seolah kalimat itu baru saja membenturkan pikirannya pada tembok tak kasat mata.“Istri?” gumamnya lirih, nyaris tak percaya."Ya." Andrew mengangguk pelan. "Kapan dia menikah?" "Entahlah," balas Andrew, melirik ke arah Nadin yang sedang memberikan tatapan tajam padanya. "Sebaiknya kita pergi dari sini!" ucap Andrew, berdiri dari tempat duduknya. Buru-buru pergi sebelum ia menjadi sasaran Nadin. Melihat Andrew yang pergi, Nadin hanya menghela nafas panjang. Tatapannya bera

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 40. Perkenalkan Ini Suamiku!

    Ruangan Kepala rumah sakit itu sunyi, hanya terdengar suara detik jam dan derit samar dari kursi yang diduduki Nora. Ia menunduk, menggenggam ujung roknya erat, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang terus menyerangnya. Di hadapannya, duduk sosok Pak Kepala—ayah Naren dengan sorot mata tajam tapi jenaka, sementara Grizell duduk di sebelahnya, tampak tidak tertarik dengan perbincangan yang terjadi.Pak Kepala terkekeh kecil, menyandarkan tubuh ke kursi. “Hahaha. Kenapa tidak mengundang Ayah di acara pernikahan kalian?” tanyanya penuh selidik, namun masih dibalut nada santai.Nora terdiam sejenak dan Grizell tertarik dengan hal lain, ia mengangkat alisnya sedikit, memperhatikan sesuatu yang lain—sebuah bayangan samar kemerahan di bawah rahang Nora. "Jadi bukan Alina.” gumam Grizell dalam hati. “Ka-kami memang tidak mengadakan acara pernikahan,” jawab Nora akhirnya, terbata. Wajahnya menegang. Ia tahu ia tak bisa jujur. Pernikahan itu bukan sesuatu yan

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 39. Harga Yang Harus Dibayar

    Ruang kantor lantai eksekutif Star Entertainment dipenuhi dengan bisik-bisik. Beberapa staf tampak saling pandang, tak percaya dengan memo yang baru saja dikirimkan melalui email resmi perusahaan: Adisty resmi diberhentikan dari semua kerja sama dengan perusahaan, efektif mulai hari ini."Ini serius?" bisik salah satu staf."Kenapa tidak ada yang tahu sebelumnya?"Di ruang kerja utama, Andrew melangkah masuk tanpa mengetuk seperti biasa. Di tangannya ada map laporan para talent baru, tapi bukan itu yang memenuhi kepalanya."Jadi benar kamu memecat Adisty?" tanyanya, langsung ke inti.Naren yang duduk di balik meja kerjanya, hanya menjawab dengan satu anggukan kecil. Datar. Tak ada raut penyesalan.Andrew mengerutkan kening, lalu mendekat sambil mencondongkan tubuh ke meja."Jadi...kamu sudah tidur dengan Nora?" bisiknya dengan nada setengah menggoda, mengingat perjanjian konyol yang sudah Nora buat sebelumnya dengannya, imbal

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 38. Obat Ini Untukku?

    Andrew sedang duduk menunggu di dalam mobil, arah matanya tertuju pada Naren yang berjalan mendekat. Langkahnya tegap dan terukur. Di tangannya ada sebuah kantong plastik kecil yang bertuliskan nama toko yang baru saja ia masuki. "Siapa yang sakit?" tanya Andrew, alisnya berkerut dengan tatapan meneliti. "Bibi pengurus!" balas Naren asal, duduk kembali di tempatnya. Ia memasukkan kantong plastik itu ke dalam laci dashboard di sampingnya, lalu menyalakan kembali mesin mobilnya. "Sejak kapan kamu peduli dengan orang di sekitarmu?" balas Andrew dengan senyum di wajahnya. Seolah itu menjadi kejutan besar yang tidak masuk di akal. Naren diam tak menjawab, hanya mata yang melirik ke arah Andrew dengan tatapan menusuk. "Aku bercanda," balas Andrew, tangannya bergerak ke arah laci dashboard. Melirik Naren yang fokus mengarahkan mobilnya ke arah jalanan. Saat terasa aman, Andrew diam-diam membukanya perlahan. Namun, Naren dengan cepat menutup

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 37. Masih Perawan

    Nora tertegun, matanya menatap lekat mata Naren yang dipenuhi hasrat. Wajah Naren yang memerah, napasnya yang memburu hangat, seolah tubuhnya mulai dikuasai sesuatu yang tak lagi bisa dikendalikan olehnya. Saat Naren tiba-tiba bergerak mendekatkan tubuhnya dan Nora secara refleks menahannya. Rahang Naren mengetat kencang. "Jangan Naren!" ucap Nora gemetar dengan mata ketakutan. Kedua tangannya berusaha menahan tubuh Naren yang besar dan kuat. Tubuh Naren yang terasa panas seperti api yang membara. "Walaupun kamu menangis! Aku tidak akan berhenti Nora! Ini pilihanmu karena menikah dengan laki-laki sepertiku!" tekan Naren, ada kemarahan yang tersembunyi di dalam tatapannya. Penolakan Nora, membuatnya tak bisa bersikap lembut sesuai dengan ucapannya tadi. Naren menggenggam erat tangan Nora, membawanya ke atas kepala Nora dan menahannya erat -hanya dengan satu tangannya yang kekar. Sekarang tidak ada lagi yang bisa menghalanginya. Nora yang berada

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 36. Siasat Tersembunyi

    Naren berjalan mengikuti Kakeknya ke ruang kerja. Langkah mereka sejajar dan sangat tenang, menyembunyikan segala niatan yang tersembunyi. Tiba-tiba, seorang pelayan datang menghampiri mereka. Melaporkan apa yang terjadi di kolam. Namun, rasa takut dimarahi membuatnya ragu untuk bicara, "Ada apa?" tanya laki-laki beruban itu. “Ma-af Tuan Besar. I-i-itu terjadi keributan di belakang! Istri Tuan muda jatuh ke kolam!" lapornya. Naren menoleh sesaat, lalu kembali memusatkan perhatiannya pada Kakeknya.“Biarkan saja,” katanya datar. Melanjutkan langkah kakinya. Kakeknya menatap dalam, ada hal yang tersimpan di wajahnya, penasaran.“Kamu tidak mau melihat istrimu?” tanyanya, suaranya tenang dengan maksud yang lainnya. “Dia tahu bagaimana cara mengurus dirinya sendiri. Tanpaku dia harus bisa berdiri dengan kakinya sendiri!" balas Naren dengan senyuman tipis penuh arti. Tapi tak lama, langkah cepat lain

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 35. Pusat Perhatian Sesuai Keinginan Naren

    Nora keluar dengan langkah pelan, tumitnya yang gemetar seolah mengukir ketegangan di tiap langkahnya. Di depan sana, Naren sudah berdiri dengan satu tangan di saku celana, postur santai namun tak bisa disangkal, dialah penguasa ruangan itu.Begitu melihatnya, pandangan Naren langsung tertuju padanya, menyapu dari kepala hingga kaki. Tidak kagum, tidak ada pujian, hanya sebatas penilaian yang tak memiliki rating apapun. Matanya seperti bilah tipis yang mengupas niat dan keraguan sekaligus. Ia tidak berkata apa-apa selama beberapa detik yang terasa sangat panjang."Kenapa dia melihatku seperti itu?" batin Nora yang mulai resah. Menutupi belahan dadanya yang terpapar cahaya lampu, dengan sebelah tangannya. Kemudian, suara Naren terdengar. Rendah, berat, tapi tajam seperti perintah.“Bagus,” katanya singkat. Nora menahan diri untuk tidak bereaksi. Ia tahu apa yang ingin coba Naren lakukan padanya. Peringatan bahwa ia sudah begitu berani m

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 34. Nyonya Naren Dirgantara

    Tatapan Nora tertuju pada kamar Naren. Setelah yakin tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana. Nora berdiri pelan, berjalan sedikit demi sedikit, sebisa mungkin tidak ada suara langkah yang terdengar di lantai selama ke kamar mandi. Pakaiannya yang masih basah, ia masukkan ke dalam mesin cuci dan kemudian di keringkannya. Berkat bantuan handphone pintar yang dia miliki, ia berhasil menggunakan mesin cuci yang terlihat sangat asing. Tidak lama, hanya dua puluh menitan sampai semuanya beres. Setelah selesai, Nora menjemurnya di sisi pintu. Berharap akan kering dengan cepat. Sekarang dia harus kembali lagi ke tempatnya. Nora melangkah pelan ke arah sofa. Duduk kembali dengan memeluk lututnya yang sedikit basah karena terkena air saat mencuci. Menaruh kepalanya di senderan sofa, mata Nora terus mengarah ke arah kamar Naren. Dia memejamkan matanya pelan kemudian beberapa detik membukanya. Dia sudah terbiasa tidur seperti itu, memejamkan mata sejenak lal

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 33. Malam Pertama Yang Menggelitik

    Naren melemparkan selimut tipis dari jok belakang ke arah Nora, tanpa menoleh sedikit pun.“Pakai ini. Jangan sampai tubuhmu yang basah mengotori lantai,” ucapnya dingin, terdengar seperti perintah yang tidak boleh dibantah. Nora menangkap selimutnya, tangannya gemetar dengan bibir yang mulai membiru. Ia menatapnya sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Naren. Awalnya ia ingin marah, tapi melihat tubuhnya yang basah kuyup membasahi hampir seluruh bagian mobil, Nora tidak jadi bicara. Ia tahu diri untuk tidak memulai menyulut api. Klik. Pintu terbuka dengan Naren yang turun lebih dulu. Laki-laki itu berjalan pergi tanpa membukakan Nora pintu lebih dulu. Membuka pintu mobil, Nora terlihat ragu untuk menyelimuti tubuhnya. Pandangannya jauh mengarah ke arah Naren. Aroma selimut yang sedikit menyengat, menggelitik hidungnya, membuat pipinya memanas. Aroma yang asing dan dingin, seperti pemiliknya. Nora menyusul pelan, mas

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status