Home / Romansa / Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu / Bab 9. Tidak Suci Lagi?

Share

Bab 9. Tidak Suci Lagi?

Author: Liliana3108
last update Last Updated: 2025-04-09 08:00:01

Sebelum laki-laki itu datang, Nora bergegas untuk kabur. Namun, saat baru menginjakkan kaki ke lantai, Nora merasakan kepalanya seperti tersengat listrik dengan voltase tinggi, sakitnya membuat Nora memutuskan untuk tidur kembali.

"Aghh," ringisnya, kepalanya terasa ingin pecah. Nora sama sekali tidak ingat apa yang terjadi padanya tadi malam. Yang dia ingat dia dan Vivi datang ke sebuah klub untuk tujuan melepaskan kesuciannya. Agar tidak gugup Vivi memesankan minuman untuknya dan setelah itu Nora tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.

"Aku benar-benar lupa." rengek Nora, menutupi wajahnya yang kecil dengan kedua telapak tangannya. Matanya masih tertuju ke arah kamar mandi, suara air keran itu masih terdengar dan seperti suara hantu bagi Nora.

"Aku harus pergi sekarang!" tuntutnya, mencari cara untuk bisa pergi dengan keadaannya sekarang. Nora kembali mencoba menurunkan kakinya terlebih dahulu, menggeser badannya yang terasa sakit di sek
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 50. Orang Dari Masa Lalu Nora

    Pria tua itu menatap Naren sejenak, seolah mencoba membaca kebohongan atau kebenaran di balik ucapannya. Tapi akhirnya ia mundur perlahan, dan melangkah pergi, meski pandangannya tetap tertinggal di mobil mereka.Begitu bayangan pria itu tak lagi terlihat, Naren kemudian menyibak jas yang menutupi kepala Nora. Nora duduk terpaku. Tubuhnya masih gemetar, pandangannya kosong, seolah jiwanya belum kembali ke dalam dirinya. Bibirnya kelu, tak ada suara, tak ada warna.Naren hanya menatapnya, bingung harus berbuat apa. Dengan tangan yang masih dingin, ia mengangkat dagu Nora perlahan, menelusuri pipi pucat itu dengan jemarinya. Sentuhannya yang terasa dingin, menggerakkan mata Nora yang bergerak pelan, menatapnya. Tapi tatapan itu terlihat hampa. Bukan Nora yang biasanya menatapnya tajam, bukan Nora yang pura-pura terlihat berani. Bukan juga wanita yang pura-pura terlihat baik di depan orang tercintanya. “Dia sudah pergi!” beritahu Naren. "Sudah pergi?" b

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 49. Jarak Yang Menipis

    Naren menarik Nora ke dekatnya dengan gerakan cepat, membuat tubuh perempuan itu terhuyung, terperangkap dalam genggaman yang tak sempat ia tolak. Dalam satu tarikan napas, posisi mereka berubah. Kini, Nora yang tertindih di bawah tubuh Naren, di atas sofa panjang yang dingin dan sempit. Nafas mereka bertemu, terlalu dekat, terlalu panas.Naren menatap dalam-dalam, memaku pandangannya pada mata Nora yang bergetar. Bola mata wanita itu tampak terkejut, namun tak juga menghindar. Ia membeku, tubuhnya menegang saat Naren menunduk perlahan."Ketenanganku terusik," ucap Naren dengan nada rendah, dingin seperti biasanya. Matanya menusuk, menuntut, seolah mencari jawaban dari tatapan Nora yang kini mulai menghindar.Wajah Naren turun perlahan, napasnya hangat menyapu kulit halus di leher Nora. Tangan yang semula menggenggam kuat kini melemah, entah karena lelah atau karena sesuatu yang tak bisa ia lawan. Nora menggigit bibirnya, hendak mendorong tubuh Naren, tapi

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 48. Di Balik Semuanya

    Di ruang makan, suasana begitu canggung. Naren duduk tegak, tangannya rapi di pangkuan, matanya menyapu meja makan tanpa benar-benar melihat. Ayah Nora duduk di hadapannya dengan ekspresi kaku. Nadin di samping mereka, berusaha menjaga senyum."Ini Nora yang masak!" ujar Nadin tiba-tiba, mencoba memecah keheningan yang menggantung.Nora hanya melirik cepat ke arah Naren, dan tanpa disangka, Naren juga melirik padanya. Pandangan mereka bertemu. Naren diam memandangi, tidak menyangka Nora bisa memasak. Ia diam sejenak sampai perhatiannya teralihkan oleh pertanyaan Ayah mertuanya, "Apa kamu mencintai putriku?" Nora refleks menoleh ke arah Ayahnya. Jantungnya berdetak kencang, takut jika Naren menjawab hal yang tidak seharusnya diketahui oleh Ayahnya. Namun yang paling mengejutkannya adalah reaksi Naren yang malah tersenyum. Senyum itu... Nora mengenalnya. Bukan senyum hangat, tapi senyum formal dengan niat tersembunyi. "Tentu saja. Kalau tidak

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 47. Pulang Ke Rumah

    Nora berdiri di depan pintu gedung. Matanya sesekali menatap ke arah jalan, menunggu kedatangan Nadin, yang berjanji akan menjemput.Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat. Seorang pria muda dengan pakaian rapi dan wajah familiar berhenti tepat di hadapannya."Hallo, Mba Perawat. Anda masih ingat saya?" sapanya sambil tersenyum ramah.Nora sempat bingung beberapa detik, namun matanya menyipit saat meneliti sosok di hadapannya. Di leher pria itu tergantung kartu identitas dengan logo media terkenal."Saya laki-laki yang pernah Mba tolong, malam itu di depan toko. Saya reporter,” jelasnya sambil tersenyum, menunjukkan kartu identitasnya. Nora langsung teringat. "Bagaimana keadaan Anda sekarang?" tanya Nora hangat.“Saya baik-baik saja, berkat Anda,” jawab pria itu tulus. Kemudian, matanya melirik ke arah gedung di belakang Nora. “Anda tinggal di sini?”“Iya…” jawab Nora sedikit canggung, memutar b

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 46. Jangan Menyentuh Wanitaku!

    Naren kembali masuk ke ruangan pesta dengan langkah berat. Matanya langsung menelusuri kerumunan, mencari sosok pria yang tadi dengan lancang menyentuh Nora.Begitu melihatnya tertawa bersama rekan-rekannya, amarah Naren meledak. Ia menghampiri tanpa aba-aba, lalu menarik tangan pria itu dan memutarnya dengan kasar.“Krekk!”“Aghhh, tanganku! Tanganku!” pekik pria itu kesakitan. Wajahnya memucat, tubuhnya gemetar. Beberapa tamu di sekitar terkejut. Musik berhenti seketika. Semua mata tertuju pada Naren.“Aku sudah memperingatkan dia. Aku bilang wanita itu datang denganmu!” ujar seorang rekan pria itu dengan panik, mencoba menjelaskan dan menyelamatkan diri.Naren tidak mengucapkan sepatah kata pun. Tatapannya tajam, dingin, dan penuh ancaman. Setelah memastikan pria itu cukup menderita, ia melepas tangannya dan berjalan pergi begitu saja, meninggalkan keributan kecil di tengah pesta.Andrew yang melihat semua itu, berdiri membeku

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 45. Milikku

    “Tidak ada gunanya aku tetap di sini,” ucap Nora, lantang tapi bergetar. “Keberadaan ku hanya akan menghambat hubunganmu dengan Alina. Bukankah kamu ingin kembali padanya? Jadi mari akhiri hubungan ini. Untuk kerugianmu, aku berjanji akan membayarnya. Aku tidak bohong. Aku tidak akan lari!” sambung Nora, suaranya terdengar tegar meski masih bergetar. Naren hanya menatapnya. Wajahnya datar, tapi matanya menajam. Ia melangkah mendekat, jarak mereka kini hanya sejengkal. Dengan tangan dingin tapi mantap, Naren mengangkat dagu Nora dan memegangi wajah kecil itu dengan tekanan yang tidak menyakitkan, tapi cukup untuk membuat Nora menahan napas.“Apa kamu sudah selesai bicara?” tanya Naren pelan, nyaris seperti bisikan tapi mengandung ancaman halus di balik tenangnya.Nora tak menjawab. Sorot matanya tetap kuat menatap Naren.“Apa kamu tidak paham dengan perkataanku? Dengarkan ini baik-baik. Setelah kamu berani masuk, jangan harap bisa keluar begi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status