Share

6. Tawaran

Author: Aeris Park
last update Huling Na-update: 2023-03-08 14:59:13

'Beraninya kalian berdua menggunakan namaku untuk menghalalkan hubungan hina kalian! Dasar baj*ngan!' Air mata terlihat menggenang di kedua pelupuk mata Risa. Amarah dan kesedihan bercampur menjadi satu di dalam diri wanita itu.

Risa sudah memberikan segalanya untuk Rangga. Cinta, kehormatan, juga kasih sayangnya. Akan tetapi, pria itu malah dengan tega menghancurkan hidupnya.

Jangan lupa dengan Nadia, Risa telah memberikan adik tirinya itu tempat berteduh setelah kematian ibunya.

Risa menunduk, lalu tertawa pelan. "Seorang baj*ngan dan wanita murahan, kalian memang ditakdirkan bersama," makinya rendah. Terbayang bagaimana kedua orang itu tertawa bahagia atas kematiannya, Risa merasa benci. Akan tetapi, tersadar dengan posisi dan juga wajahnya yang rusak, kembali dan membereskan dua orang itu tidak akan semudah di bayangan. 'Apa yang harus kulakukan ...?'

Di saat ini, pembawa berita berlanjut ke berita berikutnya.

[Pradikta Januar, dokter bedah plastik yang belum lama terlibat sk
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Kau Hancurkan Wajahku Kuhancurkan Hidupmu   38. Bukan Adegan Romantis

    Risa belum pernah bernapas selega ini setelah mengalami kejadian buruk yang nyaris merenggut nyawanya beberapa bulan lalu. Setelah berusaha keras membujuk Pratama, akhirnya dia berhasil meyakinkan pemuda yang pernah menjadi kaki tangan Rangga itu untuk mengakui semua kejahatannya dan menyerahkan diri ke polisi.Keadilan yang selama ini dia dan Dikta harapkan perlahan-lahan mulai menemui titik terang. Risa yakin sekali Rangga dan adik tirinya yang jahat itu akan mendapat balasan yang setimpal atas perbuatan mereka, dan nama Dikta akan kembali baik seperti semula."Terima kasih banyak, Pratama. Aku tidak akan pernah melupakan semua kebaikan dan pengorbananmu." Risa tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih pada Pratama.Pratama hanya bisa menundukkan kepala dalam diam. Dia seperti memakan buah simalakama jika menuruti permintaan Risa atau pun Rangga. Semua tidak ada yang menguntungkan.Akan tetapi satu hal yang jelas, Pratama merasa sangat menyesal sudah menuruti perintah Rangga unt

  • Kau Hancurkan Wajahku Kuhancurkan Hidupmu   37. Permintaan Risa

    Keenam orang itu berkumpul di ruang tamu sebuah rumah sederhana yang berukuran tidak terlalu besar. Suasana di dalam pun terasa sangat menegangkan.Pratama duduk di sebuah kursi panjang dengan tangan dan kaki yang terikat. Di samping kanan dan kirinya ada Dikta dan Zean yang terlihat siaga, berjaga-jaga agar dia tidak kabur lagi dari mereka.Sedangkan Risa berusaha menenangkan satu-satunya wanita paruh baya yang ada di sana."Ini ada apa sebenarnya? Kenapa anak saya ditangkap?" Mutia—ibu Pratama menatap Risa dengan penuh tanda tanya. Dia merasa sangat terkejut melihat Risa, Dikta, dan Zean tiba-tiba datang ke rumahnya lalu menangkap Pratama."Ibu, yang tenang, ya. Anak Ibu sudah melakukan kesalahan, dan tujuan kami datang ke sini untuk meminta pertanggung jawaban," jelas Risa pelan-pelan."Anak saya salah apa? Kenapa tangan dan kakinya sampai diikat?"Risa tersenyum sendu, dia bisa melihat dengan jelas jika Mutia sangat menyayangi Pratama dan percaya jika Pratama adalah anak yang sang

  • Kau Hancurkan Wajahku Kuhancurkan Hidupmu   36. Found Him

    Dua bilah bibir itu tanpa sadar terus tersenyum, kedua tangan mereka pun masih saling bertaut. Risa tidak bisa berhenti tersenyum mengingat ekspresi konyol Rangga, begitu pula dengan Dikta.Dia tidak pernah menyangka bisa mengatakan hal sekonyol itu pada Rangga padahal dia biasanya irit bicara. Dikta hanya ingin memberi Rangga sedikit pelajaran agar berhenti mengganggu Risa.Tidak lama kemudian Dikta dan Risa sudah tiba di restoran. Mereka memang ingin sarapan bersama sebelum pergi mencari Pratama."Apa tanganmu masih sakit?" Risa tersentak, jantungnya seketika berdetak dua kali lebih cepat ketika sadar kalau Dikta sejak tadi menggenggam tangannya. Dokter muda itu bahkan mengusap pergelangan tangannya yang memerah dengan sangat lembut seolah-olah tidak ingin dia terluka."Em, agak sakit sedikit, sih. Tapi gak papa." Risa melepas tangannya dari genggaman Dikta dengan hati-hati. Dia takut mati muda jika Dikta terus menggenggam tangannya karena jantungnya sejak tadi berdetak tidak karua

  • Kau Hancurkan Wajahku Kuhancurkan Hidupmu   35. Janji Lain

    Risa hari ini bangun pagi sekali, bahkan sebelum matahari terbit. Dia terbangun tepat jam empat lebih lima belas menit, setelah itu tidak bisa tidur lagi.Akhirnya Risa memutuskan untuk memeriksa keembali jadwal Rangga hari ini. Setelah sarapan, mantan suami sekaligus bos-nya yang menyebalkan itu ingin pergi ke Pulau Komodo dan menghabiskan waktu sampai sore.Malam harinya Rangga harus menghadiri pesta kecil-kecilan untuk merayakan kerja sama dengan perusahaan milik kliennya.Sebelum pergi ke Labuan Bajo, Rangga sering sekali mengingatkan dirinya agar ikut ke mana pun pria itu pergi. Akan tetapi dia sudah mempunyai janji lain hari ini, dia ingin mencari keberadaan Pratama bersama Dikta.Ah, memikirkan Dikta membuat jantung Risa tiba-tiba berdebar, wajah pun terasa panas. Meski mereka baru beberapa bulan ini saling mengenal, Risa bisa merasakan kalau Dikta sebenarnya pria yang sangat baik meskipun ucapannya terkadang menyebalkan.Tanpa banyak kata Dikta menenangkan dirinya yang terpuku

  • Kau Hancurkan Wajahku Kuhancurkan Hidupmu   34. Tentang Rasa

    "Kenapa Dokter makasa, sih? Aku bisa balik ke kamarku sendiri kok.""Jangan banyak protes. Aku akan tetap mengantarmu sampai ke kamar.""Gess...." Risa memutar bola mata malas. Mau tidak mau akhirnya dia membiarkan Dikta mengantarnya kembali ke kamar.Suasana begitu hening. Tidak ada yang membuka suara di antara mereka. Dikta memilih berjalan di belakang Risa alih-alih di samping wanita itu. Dia hanya ingin memastikan jika Risa tiba di kamarnya dengan selamat. Apa lagi hari sudah malam.Risa membetulkan jas milik Dikta yang dipakainya untuk menghalau hawa dingin yang menyergap tubuhnya. Aroma laut berpadu dengan kayu manis yang menguar dari jas Dikta tercium jelas di indra penciumannya.Aromanya sangat menenangkan sekaligus membuat jantungnya berdebar. Entah mengapa Risa merasa nyaman berada di dekat Dikta. Rasanya dia sudah lama sekali tidak merasakan kenyamanan ini dan jujur saja dia merasa senang ditemani Dikta meskipun dia tadi sempat menolak.Tubuh Risa menegang, dia sontak berhe

  • Kau Hancurkan Wajahku Kuhancurkan Hidupmu   33. Terima Kasih, Dokter

    Risa mengerjapkan kedua matanya berkali-kali untuk memastikan jika pria tampan yang berdiri tepat di hadapannya adalah Dikta."Kenapa Dokter bisa ada di sini?"Kening Dikta berkerut dalam, sepertinya Risa lupa kalau dia yang membawa wanita ke kamarnya."Ini kamarku, Brialla. Tentu saja aku ada di sini.""Kamar Dokter?" Kini giliran Risa yang bingung, pantas saja kamar ini terlihat sangat berbeda dengan kamar yang Rangga pesan untuknya. Ternyata kamar ini milik Dikta."Iya, ini kamarku." Dikta menegaskan."Terus, kenapa aku bisa ada di sini?"Alis Dikta terangkat sebelah. Kenapa Risa bertanya seperti itu pada dirinya? Apa Risa lupa kalau beberapa jam yang lalu dia menangis tersedu-sedu hingga membuatnya terpaksa membawa wanita itu ke kamarnya?"Apa kamu sempat minum tadi?""Minum?" Kedua alis Risa menyatu. "Aku tidak minum apa pun. Kenapa Dokter bertanya seperti itu? Apa Dokter pikir aku mabuk?"Dikta menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Sepasang iris hitam miliknya menatap Risa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status