Share

Bab 152

Penulis: Finella Zakaria
Ucapan Asisten Ben yang belum selesai terputus oleh dering ponsel Nayla.

Simon yang menelepon. Setelah Nayla mengangkatnya, terdengar suara magnetis dan lembut dari seberang, "Sudah lihat ruang kerjanya? Suka?"

Sudut bibir Nayla pun langsung terangkat, "Kamu menatanya dengan sangat baik, aku sangat suka, terima kasih."

"Bagus kalau kamu suka. Kalau ada bagian lain yang perlu diubah, katakan saja pada Asisten Ben, suruh mengaturnya." Nada bicara Simon penuh kasih sayang, sangat mudah disalahpahami.

Terutama suaranya yang lembut dan magnetis, terdengar sangat merdu, seperti nada rendah cello yang menyentuh hati Nayla.

Seolah Simon sedang mengembuskan napas hangat di telinga Nayla, membuat jantung Nayla tiba-tiba berdetak lebih cepat, rona merah yang tidak bisa dia lihat muncul di pipinya.

"Sudah diatur dengan sangat baik, nggak ada yang perlu diubah."

Nayla buru-buru mencari alasan untuk menutup telepon, "Kamu sibuk saja dulu, aku nggak akan ganggu."

Setelah bicara demikian, dia segera m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 240

    "Kalau dipikir-pikir begini, Karin terlalu bodoh sampai mengira Nayla dan Simon punya hubungan.""Menurutku, kalau Hans sampai meninggalkannya, Simon pasti juga nggak mungkin mau. Syukurlah aku nggak tertipu dia sebelumnya.""Nayla? Maksudmu gadis yang mengejar Hans bertahun-tahun yang lalu itu?"Shania menyimpan bedaknya, mendengus dengan jijik. "Dia cuma anak ingusan. Bukan tipe Simon sama sekali.""Lagi pula, nggak ada seorang pun yang bisa mengambilnya dariku."Melihat sikap arogan dan percaya dirinya, Angie mengangguk setuju. "Sudah ada kamu, mana mungkin Simon melirik wanita lain?""Dia punya hubungan dengan Nayla? Konyol sekali ...."Kedua wanita itu tertawa sinis, sepatu hak tinggi mereka berdenting meninggalkan kamar mandi.Setelah mendengar itu, Nayla merasa seolah-olah semua tenaganya terkuras habis.Dia membuka pintu dengan tangan lemas dan berjalan ke wastafel untuk mencuci tangan.Pikirannya kosong sejenak. Setelah tangannya bersih, dia menatap pantulan dirinya di cermin

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 239

    Seolah-olah merasakan tatapannya, Simon menoleh dan segera melangkah mendekatinya."Kamu ke mana? Aku cari-cari, nggak di sini. Pesanku juga nggak kamu balas," tanya Simon dengan cemas.Nayla memandangi wajah Simon, lalu tersenyum kecil. "Aku tadi lihat kamu nggak di sini, jadi aku pergi mencarimu."Dia berhenti sejenak, lalu melirik Austin dan Mario tidak jauh dari sana, bibirnya masih melengkung membentuk senyuman."Kamu pergi ke mana? Kenapa tiba-tiba pergi?"Senyuman melintas di mata gelap Simon. "Ternyata pergi mencariku? Aku ada urusan di bawah tadi.""Maaf, kamu tadi sedang di atas panggung. Aku nggak mau mengganggumu."Menyadari Simon tidak menyebut wanita tadi sama sekali, Nayla memaksakan senyum tipis dan bergumam pelan.Austin dan Mario mendekat untuk menyapa mereka."Nayla, selamat sudah jadi penulis naskah papan atas," ucap Austin dengan hangat.Nayla tersenyum rendah hati. "Aku masih jauh dari level kata papan atas. Aku masih harus kerja lebih keras lagi.""Kemampuanmu su

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 238

    Pikiran Nayla sepenuhnya terfokus pada Simon. Di tengah perjalanan, dia tidak sengaja bertabrakan dengan pria yang tinggi besar.Sosok itu kokoh dan menakutkan, membayangi Nayla."Maaf."Nayla segera menundukkan kepalanya dan meminta maaf, tanpa menoleh sedikit pun kepadanya, dan tanpa sadar menatap ke arah Simon.Tapi pria itu menghilang.Nayla membeku, matanya melirik ke sekeliling ruangan.Tidak ada jejaknya sedikit pun.Teringat pada wanita cantik tadi, Nayla merasa gelisah dan ingin pergi mencarinya.Tiba-tiba, pergelangan tangannya dipegang. Suara yang dalam dan berat berbisik, "Minta maafnya kenapa setengah-setengah?"Tangan Nayla dicengkeram, dan dia menoleh dengan terkejut.Pria itu memiliki wajah kasar, alis tajam, dan aura yang gusar.Dia Soni.Pimpinan Grup Cahyo.Nayla pernah melihatnya sekali di sebuah pesta. Dia tidak menyangka pria itu akan hadir di acara perayaan kecil ini.Nayla cepat-cepat menarik tangannya, bibirnya tersenyum tipis. "Maaf, Pak Soni. Aku tadi agak ce

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 237

    "Terima kasih, Kak Austin."Senyum Nayla manis dan murni, memancarkan percaya diri dan ketenangan. Bahkan hanya berdiri diam, dia tampak bersinar dengan kecerahan.Simon memandangnya dengan lekat, mengamati setiap detail ekspresinya. Tatapan gelapnya dipenuhi dengan kasih sayang.Pandangan itu membuat sosok yang mengamati dari kejauhan merasa cemburu yang mendalam."Itu dia?"Suara wanita itu terdengar tidak senang. Dari sudut kerumunan, matanya menatap tajam. "Simon nggak suka tipe yang begitu."Angie mengangkat bahu. "Siapa yang tahu? Simon bahkan mengusir adik angkatnya sendiri dari keluarga Jatmiko demi dia."Mata wanita itu berkilat dengan kebencian dan dia mencibir, "Kelinci kecil yang nggak bisa apa-apa itu? Itu semua akting.""Lagi pula, dia sudah kotor setelah lima tahun pacaran dengan Hans. Simon paling benci kotor. Dia nggak mungkin mau perempuan yang kotor.""Mungkin dia cuma menganggapnya sebagai adik.""..."Nayla samar-samar merasakan tatapan mata tertuju padanya.Dia me

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 236

    Simon mengerutkan alisnya sedikit. "Kenapa pulang langsung mandi? Katanya mau bicara sesuatu?"Sebuah senyuman terlukis di sudut bibirnya saat tubuh tingginya mendekati Nayla.Nayla spontan mundur selangkah, memaksakan senyuman. "Hari ini panas. Aku capek habis belanja, jadi aku mandi dulu."Simon jelas merasakan perlawanan Nayla, menatapnya dengan diwarnai rasa curiga. "Begitu?"Agar tidak ketahuan dan merasa malu, Nayla menatapnya sambil tersenyum, "Iya, nanti kan mau pergi ke pesta, jadi mandi dulu biar lebih nyaman."Simon mendekat, mengangkat tangan untuk menyibak sehelai rambut dari dahinya. "Kamu tadi bilang mau bicara sesuatu. Jadi, mau bicara apa?"Nayla merasakan sentuhan lembutnya, punggungnya menegang.Namun, setelah mendengarkan percakapan mereka sebelumnya, dia tidak berpikiran macam-macam lagi seperti sebelumnya.Dia bergeser sedikit menjauh, menatap matanya dengan tenang, dan mengubah topik pembicaraan."Aku diminta tinggal di lokasi syuting beberapa waktu ke depan.""K

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 235

    Simon merasakan kegelisahan dalam suara Nayla dan khawatir telah terjadi masalah. "Ada apa? Aku di rumah."Nayla menarik napas dalam-dalam. "Kita bicarakan di rumah."Setelah menutup telepon, Nayla merasa kegembiraan yang tak terlukiskan memikirkan apa yang akan dia katakan sebentar lagi. Jantungnya berdetak lebih cepat.Simon mengerutkan alisnya setelah telepon ditutup.Gadis itu terdengar sangat gugup di telepon. Apakah benar telah terjadi sesuatu?"Kenapa? Nayla telepon?"Austin duduk di sofa seberang, menyilangkan kaki, bertanya dengan santai.Simon meletakkan ponselnya dan berkata, "Nggak usah gosip. Ada apa kamu ke sini lagi?""Tentu saja, karena aku dengar berita. Mumpung nggak ada kerjaan, aku sengaja datang untuk memberitahumu." Austin tampak sangat serius, tidak seperti biasanya.Simon mengangkat alisnya. "Ada apa?""Shania. Dia pulang dari luar negeri."Ekspresi Austin jadi semakin serius. "Katanya, dia juga datang ke Hanka. Apa mungkin, dia datang khusus untuk menemuimu?"S

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status