Home / Romansa / Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan / Bab 76 Tanpamu, Aku Tak Bisa Tidur

Share

Bab 76 Tanpamu, Aku Tak Bisa Tidur

Author: Jovita Tantono
Adeline tak tidur semalaman.

Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia mengalami insomnia, tapi kondisi sang nenek membuatnya cemas dan gelisah sepanjang malam, hingga akhirnya merenggut tidurnya.

Ini bukan pertanda baik. Ada kekhawatiran mengendap di hatinya, takut jika dirinya kembali ke titik terburuk seperti dulu.

Ia teringat pesan dokter padanya. Adeline lalu memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Setelah itu, ia pun melangkah keluar dari kamar.

Pagi hari di sanatorium justru lebih ramai daripada malam. Para lansia di tempat ini bangun sangat pagi, bahkan sebelum fajar menyingsing. Meski hanya duduk di halaman, mereka tetap menunggu datangnya pagi.

Sebab yang menyambut mereka adalah sinar mentari, bukan kegelapan.

Adeline tahu benar bagaimana rasanya menunggu matahari sambil membuka mata sepanjang malam. Maka ia lebih bisa memahami suasana hati para penghuni tua itu.

Ia berjalan ke taman, dan benar saja, di bawah cahaya lampu taman yang redup, sud
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 417 Rasa Terima Kasih Ini Akan Kami Ingat

    Ucapan Ayah Adelia belum sempat selesai ketika dari luar terdengar langkah kaki mendekat.Tak lama kemudian, pintu ruang rawat terbuka perlahan. Stella dan Peter melangkah masuk lebih dulu, diikuti sopir mereka yang menenteng beberapa kantong besar berisi berbagai macam suplemen dan buah-buahan.Ayah dan Ibu Adelia sontak tertegun. Mereka jelas tidak menyangka bahwa keluarga Brown akan datang menjenguk.“Besan,” ujar Stella dengan senyum hangat begitu masuk, “Kami dengar Ibu mertua jatuh sakit, jadi kami datang melihat.” Sambil bicara, ia juga mengarahkan sopir untuk meletakkan semua barang di meja.Ayah Adelia tampak heran dan secara refleks melirik ke arah putrinya. “Ini... bukankah Adelia sudah...”Kata-katanya terputus di tengah, jelas bingung dengan sikap keluarga Brown saat ini.Beberapa waktu lalu, Adelia sendiri yang mengajukan perceraian. Menurut logika, kedua keluarga itu seharusnya sudah tak punya urusan lagi. Keluarga Brown sama sekali tidak wajib repot-repot datang menjeng

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 416 Datang untuk Mengakui Hubungan Keluarga

    Dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Kota Jakata, Adelia duduk di samping jendela, menatap ke luar dengan wajah lelah dan pikiran melayang entah ke mana.Melihat ekspresinya yang muram, Adeline bertanya pelan, “Adelia, ada apa? Apakah Paman dan Bibi sedang tidak sehat?”Adelia menekan bibirnya, ragu sejenak sebelum akhirnya berkata, “Ibuku... karena urusan perusahaan, ia terlalu marah dan tertekan, lalu pingsan. Sekarang masih dirawat di rumah sakit.”Adeline langsung tegang. Ia segera menoleh ke arah sopir. “Ganti rute, kita ke Rumah Sakit Kota Jakata.”Namun Adelia buru-buru menggeleng. “Tidak perlu. Kalian cukup antar aku saja, tidak usah repot-repot menjenguk. Sekarang kondisi keluarga kami...”Adeline berpura-pura memasang wajah tegas. “Kenapa? Kamu merasa aku tidak bisa membantu, atau kamu meremehkan saudari angkatmu ini?”Adelia tertegun, lalu tak kuasa menahan senyum tipis. “Jangan bercanda, kamu tahu aku bukan bermaksud begitu.”“Kalau begitu jangan banyak alasan,” ujar Adeline

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 415 Ada Hal yang Tak Sepantasnya Ia Sentuh

    Melihat situasi mulai berbalik arah, Gillian sempat ingin kembali membuat keributan, namun kali ini hanya butuh satu tatapan dingin dari Leo untuk membuatnya seketika bungkam.Setelah itu, sepanjang sisa acara lelang, Adeline dan Leo terus memenangkan semua barang koleksi Adelia, tanpa satu pun terlewat, dengan harga yang tak ada tandingannya.Begitu lelang berakhir, seorang staf datang dengan penuh hormat membawa sebuah kotak brankas kecil berdesain elegan. “Nona Adeline, semua barang yang Anda menangkan sudah terkumpul di sini.”Adeline menerima kotak itu tanpa banyak bicara. Ia langsung menyerahkannya pada Adelia. “Barang kembali ke pemilik aslinya,” ujarnya lembut.Adelia tertegun, menatap kotak di pelukannya. “Tapi uang sebanyak ini... kondisi Keluarga Stefani sekarang mungkin...”“Tak perlu dikembalikan,” potong Leo dengan nada datar. “Anggap saja itu sebagai dana investasi kami untuk Stefani Corp.”Adelia tersentak, menatap mereka berdua dengan mata membulat. “Kalian... mau mena

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 414 Dalam Kesulitan, Terlihat Ketulusan

    Semua orang di ruangan itu tahu bahwa Gillian sengaja ingin mempermalukan Adelia.Pepatah “sekali tersungkur, semua akan menertawakannya” seakan jadi cerminan sempurna bagi Keluarga Stefani, itulah kenyataan, begitulah manusia.Adelia duduk tegak, wajahnya datar tanpa emosi, namun Adeline memperhatikan jari-jari perempuan itu sudah menggenggam kuat hingga lekukan kukunya hampir menembus kulit.“Seratus empat puluh miliar, sekali!” seru juru lelang sambil mengangkat palu kayunya.Gillian menoleh dengan senyum sinis, menanti untuk menyaksikan keterpurukan Adelia.“Seratus empat puluh miliar, dua kali!”Tepat ketika palu hendak diketukkan...“Dua ratus miliar.”Suara perempuan yang dingin namun jernih terdengar dari sisi belakang ruangan.Sekejap, seluruh aula riuh.Gillian mendadak menoleh, rona wajahnya langsung berubah kelam.Adelia pun terpaku, matanya spontan mencari sumber suara.Adeline dengan tenang menurunkan papan lelang di tangannya, menggandeng lengan Leo dan berjalan ke depan

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 413 Nyonya Brown Ternyata Sekaya Itu

    “Lelang dimulai jam dua siang, di Gedung Cambera,” ujar George cepat. “Aku baru dapat kabar, sudah ada pembeli yang menghubungi pihak lelang, katanya mau membeli seluruh koleksi sekaligus.”Leo menajamkan pandangan. “Siapa orangnya?”“Belum bisa dipastikan, tapi rekening pembayaran terhubung dengan sebuah perusahaan yang terdaftar di Kepulauan Sanama.”Begitu telepon ditutup, tangan Adeline sedikit bergetar. “Kak Adelia sampai menjual Heart of the Ocean... seberapa parah sebenarnya defisit dana Keluarga Stefani?”Leo merangkul bahunya dengan tenang. “Jangan panik dulu. Kita langsung ke tempat lelang.”Dalam mobil menuju Gedung Cambera, Adeline tiba-tiba membuka ponsel dan mengetik sesuatu dengan cepat. Lalu ia menyerahkan layar itu pada Leo.“Ini semua aset likuid milikku. Memang tak seberapa, tapi setidaknya bisa membantu Kak Adelia menebus beberapa perhiasan pentingnya.”Leo menatap angka di layar dan mengangkat alis, senyum kecil muncul di sudut bibirnya. “Wah, ternyata Nyonya Brown

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 412 Ada Hubungannya dengan Ken

    “Maaf, kami agak terlambat.” Frans muncul di pintu ruang rapat bersama beberapa petinggi perusahaan. Begitu melihat Adeline sedang membereskan dokumen, ia sempat tertegun.“Sebentar lagi rapat dimulai, Asisten Adeline, kamu mau ke mana?”“Kebetulan, Pak Frans datang tepat waktu,” jawab Adeline tenang. “Bagian inti proyek sudah beres. Sisanya bisa dilanjutkan oleh tim. Ada urusan mendesak di rumah, saya harus segera kembali ke Jakata.” ucap Adeline.Ia berdiri, memberi isyarat agar timnya menyerahkan berkas-berkas yang baru saja disusun. Sikapnya profesional, tapi jelas menjaga jarak.Frans menerima map itu, tapi bukannya langsung membaca, ia justru menatap Adeline beberapa detik sebelum akhirnya bertanya, “Begitu mendadak?”“Ya, keadaan darurat, jadi saya tak punya pilihan lain.” Adeline tersenyum sopan, lalu berbalik memberi instruksi, “Kalian bantu Pak Frans membahas detailnya. Jika ada kendala, segera hubungi saya.”Frans sempat membuka mulut, seolah ingin menahannya, tapi akhirnya

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status