Share

4. Pria yang Brengsek!

.

.

.

Dari kejauhan, di pantai itu, Mawar bisa melihat seorang pria sedang dipeluk mesra oleh seorang wanita berpakaian Sabrina dengan bahu yang terbuka lebar. Hanya dengan melihatnya saja, Mawar bisa memastikan bahwa mereka berdua adalah sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. Dalam hati, Mawar tidak bisa untuk menahan umpatannya karena pria muda disana adalah adik junior yang telah menculiknya.

Benar. Pria yang sedang berada di anjungan pantai itu adalah Jayden yang sedang bersama wanita lain. Beribu pertayaan tentu menghinggapi pikiran Mawar yang tidak habis pikir dengan tindakan pria yang ada disana. Lagipula, kalau pria itu memiliki kekasih, mengapa dia masih menculiknya?! Sekelebat rasa marah seketika menelusuk di dalam hati Mawar karena pria brengsek itu kemarin telah merenggut ciuman pertamanya.

Cih! Pria brengsek! Hidung belang, tidak tahu diri! Gerutu Mawar yang mendapatkan kedipan lampu hijau oleh Jali, si robot.

Merasa sangat dipermainkan, Mawar sekilas memikirkan usaha lain untuk melarikan diri. Sepertinya, kali ini adalah sebuah kesempatan yang bagus karena pria itu masih sibuk bermesraan dengan jarak yang cukup jauh darinya. Kalaupun dia melarikan diri ke arah lain, pastinya pria brengsek itu tidak akan mengetahuinya. Sekilas, sebuah senyuman mengembang di pipi Mawar yang juga memiliki lesung pipi itu. Tetapi senyuman itu tidak bertahan lama karena ia menyadari bahwa satu kakinya sedang terluka. Bagaimana mungkin baginya untuk berjalan dengan jarak yang jauh?!

“Andai saja, ada kunci mobil.” gumamnya dengan asal yang tanpa disadarinya mendapatkan sebuah kedipan lampu hijau dari Jali. Melihat hal itu, sontak Mawar merasa sangat bahagia.

“Oh. Benarkah, dimana itu? Ayo ambilkan.” Kata Mawar kepada Jali yang langsung mendapatkan sebuah kedipan lampu hijau. Dan tentu saja, beberapa detik kemudian, robot kecil dengan kedua tangan kecil yang diangkat itu segera pergi untuk mengambilkannya.

Astaga, Mawar sangat senang sekali karena dirinya akhirnya akan bisa terlepas dari sana. Hanya dengan membayangkan saja kehidupan di tempat itu bersama pria brengsek disana, Mawar sudah bergidik ngilu. Ia tidak mau! Sangat tidak mau!

Sekilas, Mawar kemudian mengedarkan pandangannya menyisir kamar itu untuk mencari benda miliknya yang mungkin ada disana. Oh, tasnya! Secepat kilat ia melompat-lompat kecil dengan salah satu kakinya yang masih sehat untuk mengambilnya.

Ceklek! Tidak lama kemudian pintu kamarnya itu terbuka lagi menampilkan sosok Jali, si robot yang rupanya sudah memegang sebuah kunci ditangan besinya.

“Aduh, Jali. Kau pintar sekali. Sekarang, dimana mobilnya? Ayo tunjukkan kepadaku.” pintanya kepada robot itu yang mendapat sebuah kedipan lampu hijau yang semakin membuat Mawar merasa senang.

Mengabaikan keindahan interior rumah di lantai bawah, Mawar saat ini hanya berfokus kepada robot yang menunjukkan jalan kepadanya menuju ke ruang garasi yang berada dilantai bawah rumah itu.

“Jali, hey, apa kau yakin ini garasinya?” Mawar sedikit kebingungan karena Jali membawanya menuju ke ruangan yang memiliki akses yang sedikit sempit. Apakah pria brengsek itu menyembunyikan mobil ditempat yang sepertinya sempit itu? Sekejap, Mawar merasa tidak yakin. Tetapi akhirnya ia tidak begitu menghiraukannya karena ia sangat percaya kepada Jali, si robot yang menjadi budak barunya.

Beberapa menit berlalu, akhirnya, mereka berdua telah sampai ke tempat yang ditunjukkan oleh Jali. Mawar, yang melihat kendaraan yang ada didepannya sedikit merasa terkejut hingga ia menjatuhkan tas yang sedari tadi dipegangnya. Tunggu, apakah ia bisa menggunakan kendaraan jenis itu untuk melarikan diri?! Batin Mawar sambil meneguk air liurnya sendiri.

Sepertinya, nyalinya sedikit menciut, ia ragu apakah dirinya bisa mengendarainya? Tetapi tidak berapa lama kemudian, ia melihat Jali telah berada di kursi penumpang yang semakin menyemangatinya.

“Jali, hey robot kecil, apakah kau mau ikut kabur bersamaku?” Robot itu kemudian mengedipkan sebuah lampu merah yang membuat Mawar memicingkan matanya.

“Apa? Lalu kenapa kau ada disana?! Hah?! Ataukah… kau mau kita bersenang-senang?” Mawar kemudian mengembangkan senyumannya yang segera mendapatkan sebuah lampu hijau dari robot itu.

Bergegas, Mawar kemudian membuka pintu otomatis garasi dan segera naik ke kursi pengemudi bersama dengan Jali. Tentu saja, Mawar tidak akan kabur sendirian, tetapi ia akan membawa Jali, robot berharga milik pria brengsek disana.

Hahahaha! Sebuah tawa lepas disertai bunyi suara mini motor ATV beroda empat yang keluar dengan kecepatan tinggi menuju ke jalan yang ada dibelakang rumah.

“Hahahha…! Jali, robotku sayang, ayo kita bersenang-senang! Huuuu!” Mawar terlihat begitu riuh sembari melambaikan satu tangannya sebagai salam perpisahan dengan pria yang dari kejauhan terlihat mengerutkan sebelas alisnya.

Jayden, yang saat ini berada dianjungan sekilas melirik ke arah motor Atv yang telah melejit ke arah sana dan sedikit mengurai pelukan dari wanita dihadapannya itu.

“Diona. Pergilah.” kata Jali kepada wanita yang saat ini terlihat sedang dipenuhi dengan air mata. Sepertinya wanita itu tidak rela jika dirinya harus berpisah dengan Jayden yang memilih tinggal dipulau terpencil itu.

“Jayden. Aku jauh-jauh datang kemari. Apakah kau tidak ingin aku tinggal?” Dengan lembut wanita itu berucap yang membuat Jayden menggelengkan kepalanya.

“Tidak. Pulanglah.” tegas Jayden dengan ketetapan keputusannya yang membuat wanita itu terdiam.

Sekilas, ada perasaan kecewa yang merambat pada diri wanita itu karena tentu saja ia ingin berada disisi Jayden lebih lama lagi. Tetapi wanita muda itu memilih untuk menuruti perkataan Jayden dan segera menaiki sebuah perahu motor dengan seorang nahkoda yang telah menunggunya tidak jauh dari sana.

“Baiklah. Aku akan pergi. Kak Jayden, Jangan lupa kabari aku ya.” Ketika sudah di atas perahu, wanita yang sepertinya berpiawai sangat lembut itu itu sedikit mengeraskan suaranya kepada Jayden yang hanya diam dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celananya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status