Share

8. Dua Ekor Burung yang Terlihat Mesra!

.

.

.

Samar-samar deru nafas sepasang insan disana terdengar saling bersahutan di-iringi deburan ombak dari arah luar serta tiupan angin yang menerabas dedaunan pohon palem didekat balkon kamar itu. Mawar yang saat ini sudah merasa lebih baik dengan suhu tubuh yang mulai normal mulai membuka kedua matanya untuk memandangi jendela kaca terbuka yang memperlihatkan birunya langit sore hati yang dapat dilihatnya dengan sangat gambling.

Sejenak, Mawar yang baru saja terbangun itu terdiam hanya untuk menikmati sensasi yang sangat nyaman disekitarnya. Entah mengapa, selama hidupnya, dirinya belum pernah mengalami tidur siang senyaman dan senyenyak itu. Yang ia tahu, setiap kali tidur, ia selalu merasa sangat resah dengan alasan yang tidak jelas, sehingga kerap kali dirinya tidak begitu menikmati tidur siangnya. Tapi kali ini, suasananya sangatlah berbeda. Udara di pulau itu sangat sejuk seakan memberikan ketenangan tersendiri untuknya. Tentu sangat berbanding terbalik dengan kehidupannya sebelumnya yang berada di pusat kota. Sayangnya saja, Mawar harus ke pulau itu karena sebuah penculikan.

Menghela nafasnya dengan panjang, Mawar kemudian mencoba memperbaiki posisi bantalnya sembari matanya masih memandangi sepasang burung yang hinggap di dahan pohon kelapa yang terlihat dari kamarnya. Sambil terkikih, Mawar merasa bahwa kedua burung yang bermesraan itu sangatlah lucu. Coba lihatlah, bagaimana burung yang sepertinya betina itu berputar-putar diikuti oleh burung jantan yang mengikutinya. Bahkan sesekali burung itu saling menyentuhkan paruh mereka seakan binatang itu tahu caranya berciuman. Melihat itu semua, Mawar menahan tawanya dengan perutnya yang naik turun. Ah, lucu sekali! Batinnya di dalam hati.

“Kenapa tertawa?” Sebuah suara bariton tiba-tiba terdengar dari belakang telinga Mawar yang membuat wanita itu seketika menjawabnya.

“Oh. Itu, dua burung itu lucu sekali. Mungkin mereka sedang bermesra-“ Memotong perkataannya sendiri, Mawar sontak terkejut dengan suara yang begitu dekat dengan dirinya. Bahkan, ia sekarang dapat merasakan hembusan nafas dari seseorang yang ada dibelakangnya.

Tidak! Mawar menutup dan menggelengkan kepalanya untuk mencerna situasi yang terjadi. Namun, sebelum ia bisa berpikir, perutnya semakin dililit oleh sebuah tangan besar yang sebenarnya sedari tadi telah memeluknya dengan sangat posesif!

“Brengsek!” Dengan spontan, Mawar yang baru tersadar seketika membalikkan badannya dan mendapati bahwa pria itu saat ini tengah tidur bersamanya dengan posisi mereka berdua yang sangat intim dan terlihat begitu mesra bahkan melebihi sepasang burung yang sedang berada diluar.

“Kenapa Mawar? Apa kau suka bermesraan seperti ini seperti burung itu?” Jayden yang sebelumnya telah menangkap kata-kata Mawr tampak mengejek wanita yang ada dalam dekapannya.

“Jayden! Kucluk. Lepaskan aku!!!” Dengan tenaga ektra Mawar mencoba terlepas tetapi dekapan Jayden begitu kuat sehingga ia tidak mampu untuk lari dari sana. Tentu saja, kondisi itu, membuat Mawar menjadi semakin geram hingga ia kemudian menjambak rambut milik Jayden yang membuat pria itu segera terbangun sepenuhnya dari posisi tidurnya.

“Awww!!! Awww!!! Huaa..sakit!!!” Sayangnya, bukan Jayden yang menjerit kesakitan, melainkan dirinya sendiri yang tanpa sengaja telah membenturkan kakinya yang terluka dengan tubuh Jayden yang sangat keras. Astaga, ia lupa bahwa kakinya itu sedang sakit sehingga ia tidak berpikir bahwa tindakan itu akan melukai dirinya sendiri!

“Bodoh!” sahut Jayden dengan senyum mengejeknya. Sepertinya untuk saat ini, pria itu tidak mau berurusan dengan wanita yang baru sembuh itu, sehingga ia hanya diam dan pergi dari sana.

“Arrrkkkk. Jayden! Berhenti Kau!!” Mawar tampak geram sembari melempari bayangan pria itu dengan seluruh bantal yang ada disana. Sial! Andai saja tadi dirinya lebih pintar, ia tidak akan begitu saja mengikuti GPS di layar milik Jali, si robot kecil itu.

Mawar tampak merutuki kebodohannya sendiri karena ia sama sekali tidak bisa memetakan sebuah area. Andai dia lebih jeli, seharusnya dirinya tahu bahwa selama beberapa jam, pada pelarian siang tadi, ia hanya mengikuti sebuah jalan  besar beraspal yang mengitari pulau itu saja dan bahkan bermula dan berhenti di satu titik yaitu anjungan pantai itu! Menyugar rambutnya dengan frustrasi Mawar kemudian tanpa sadar melihat lukanya yang kali ini sudah terbalut dengan sangat rapi.

Sedikit terheran, ia kemudian mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya siang tadi. Oh! Dirinya baru ingat, tadi siang ia merasa badannya sakit lalu kemudian ia segera menuju ke ranjangnya untuk berbaring. Lalu… setelah itu Mawar tidak ingat lagi apa yang terjadi. Tetapi keberadaan sekotak obat, bekas alat injeksi dan lainnya yang masih berada disana, cukup untuk memberitahu Mawar mengenai sosok yang baru saja membantunya.

Menghela nafasnya, sedikit rasa bersalah terbesit di hati wanita itu yang telah bersikap kasar kepada Jayden, pria yang sebelumnya telah membantunya pulih. Namun baru beberapa detik rasa itu muncul, ia segera ditenggelamkan oleh sebuah fakta bahwa dirinya saat ini sedang diculik! Jadi wajar saja menurutnya untuk bersikap arogan kepada mantan budak cintanya yang telah berbuat tidak senonoh itu. Lagipula, siapa suruh pria itu tidur disampingnya dan bahkan memeluk dirinya begitu! Dengan mendengus kesal, Mawar kemudian turun dari ranjangnya dan berjalan sembari melompat ke arah balkon yang ada di kamar itu.

Setelah sampai disana, sekilas dari kejauha, ia dapat melihat seseorang berpakaian adat yang sepertinya sedang memungut sesuatu dipantai. Oh. Tentu saja, itu sepertinya adalah kesempatan baginya untuk mencari pertolongan! Sehingga dengan pemikiran itu Mawar kemudian berteriak dengan sangat kencang dan melambaikan kedua tangannya ke udara.

“Hei! Tolong!!!! Tolong!!! Siapapun disana tolong aku!!!!” Katanya kepada orang itu yang terlihat mulai memandang ke arah balkon dimana saat ini Mawar telah berada. Melihat dari gerakannya, sepertinya orang itu mampu mendengar suara Mawar dari kejauhan.

“Hei! Kau dengar aku? Ayo tolong aku! Aku sedang diculik!!!” Teriaknya kembali sembari melambaikan tangannya untuk memberi isyarat supaya orang itu mau datang kesana.

Awalnya orang berbaju adat itu seperti sedang kebingungan sejenak, tetapi kemudian ia mengangguk dan segera berlari dari sana dengan meninggalkan seluruh kerang yang sempat dicarinya. Dari jauh, Mawar bisa melihat orang itu segera lari menaiki kapal perahunya dan sepertinya sedang menuju ke pulau disamping pulau dimana saat ini dirinya berada.

Bagus! Mawar merasa sangat puas karena setidaknya ada orang lain dipulau itu yang mengetahui keberadaannya. Setelah ini, ia sangat yakin jika orang itu akan segera mencari bantuan untuk menyelamatkannya. Tentu saja sebelum hal itu terjadi, Mawar harus menyelamatkan dirinya sendiri dari cengkeraman pria yang tadi membanting pintu kamar dengan sangat kencang.

Sembari menungu bantuan, Mawar kemudian merasakan ada suara aneh diperutnya! “Kruk!!” suara itu sepertinya telah meraung-raung meminta untuk diisi. Tetapi bagaimana caranya ia mendapat makanan?!  Lagipula, Jali si robot itu juga tidak ada disana. Aduh, bagaimana ini?!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status