Beranda / Romansa / Kawin Sama Mantan / Anak haram keluarga Agraf.

Share

Anak haram keluarga Agraf.

Penulis: Ellina Exsli
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-25 16:06:52

Agnesia sangat tenang ketika keluar dari hotel lalu menelepon beberapa orang kepercayaannya untuk membuang semua hal tentang dirinya dari apartement yang biasa dia tinggali bersama Aaric. Dengan penuh kesadaran, dia mengatakan akan kembali ke rumah utama keluarga Agraf setelah Tujuh Tahun dia tinggal di luar.

"Sudah waktunya untuk meluruskan dan mengembalikan hal-hal lain pada tempat yang seharusnya."

Dia melihat hotelnya sekali lagi sebelum berkendara menuju salah satu toko pakaian terbaik untuk urusan gaunnya nanti malam namun tak menyangka bahwa tak ada satu pun orang yang akan mengenalinya sebagai tunangan Aaric.

"Tolong tunjukkan gaunnya."

"Tapi nona, gaun ini dipesan langsung oleh tuan Aaric. Dan hanya orang bersangkutan yang dapat mengambilnya." Staf toko itu menolak dengan sopan.

Agnesia terdiam, suasana hatinya sangat buruk karena dia baru saja menangkap tunangannya bersama wanita lain. Dia ingin merusak gaun yang terlihat sama persis dengan gaun yang dimiliki kekasih tunangannya, tapi bahkan staf toko ini pun juga tak memberikannya.

"Tapi aku tunangannya! Dan gaun itu aku yang akan mengenakannya."

Suara tenang Agnesia terdengar lirih. Ruangan bernuansa Baby Pink yang dipenuhi dengan deretan pakaian berlebel dengan angka-angka tak biasa untuk beberapa saat menjadi sunyi.

"Nona, maafkan kami. Anda harus datang bersama tuan Aaric,"

"Tak perlu menunggunya. Karena dia sangat sibuk."

"Kalau begitu tak ada yang bisa kami lakukan. Tuan Aaric harus datang-"

"Tunggu," potong Agnesia tak yakin. Dia menatap staf di depannya lalu beralih pada staf lainnya yang juga memperhatikannya. "Kalian bukannya tak ingin memberikan gaunnya, tapi kalian tak percaya bahwa aku adalah tunangannya, bukan?"

Heningnya suasana membuat Agnesia mendapatkan jawaban dalam diam. Tak ada yang percaya bahwa dia adalah tunangan Aaric meski pertunangan mereka berjalan cukup lama.

Itu karena dia tak pernah tampil di depan umum bersama dan tak pernah di kenalkan pada media sebagai cucu asli dari keluarga Agraf. Semua ini awalnya juga kemauannya karena dia tak ingin menjadi sorotan publik. Tapi dia tak menyangka bahwa kini dia menyesali keputusannya.

"Tapi aku benar-benar tunangannya. Jadi kalian tak perlu khawatir."

Staf itu melirik staf lainnya dan masih menggeleng lemah. "Nona, mohon jangan membuat keadaan menjadi sulit. Bagaimana jika nona memilih gaun yang lain? Saya akan menemani nona,"

"Kalian benar-benar tak mengenalku?"

Staf itu menggelengkan kepala sopan.

"Aku Agnesia Agraf, cucu asli keluarga Agraf atau mungkin kalian lebih tahu TheGraf Imperial."

"Ah, dia nona yang itu. Anak haram keluarga Agraf," sahut salah satu staf yang tak jauh dari Agnesia.

Hanya karena Agnesia tak pernah dikenalkan secara resmi, berita-berita buruk tentangnya selalu bermunculan. Hal ini bersangkutan dengan insiden tertukarnya dia ketika masih bayi karena kelalaian perawat rumah sakit membuat keluarga Agraf mengenali cucu lain sebelum akhirnya mereka semua tahu ada yang salah. Agnesia dijemput kembali setelah berumur Sepuluh Tahun hingga beberapa orang menyebutnya sebagai anak haram keluarga Agraf.

"Menjadi kaya dalam semalam. Dia Cinderella yang dikabarkan beberapa tahun lalu kan?"

"Tapi menurut rumor cucu asli sangat berbanding terbalik dengan cucu palsu yang terkenal rendah hati, lemah lembut dan ceria. Sedangkan cucu asli sangat pemberontak, arogan dan sedikit preman. Tapi nona yang ada di hadapan kita terlihat sangat tenang dengan tatapan bersahabat. Apakah rumor itu palsu? Apakah karena dia berada di depan umum?"

Agnesia tersenyum tipis setelah mendengar bisikan-bisikan itu. Rumor yang awalnya membuatnya tidak nyaman namun akhirnya dia membiarkannya begitu saja. Dia tak tahu dari mana rumor itu berasal, tapi karena rumor itu, dia tak perlu terlihat baik di mata siapapun. Ini sangat menguntungkannya.

"Nona-"

"Sia,"

Staf yang baru saja akan bicara itu menunduk sopan saat suara ringan lain terdengar. Agnesia menoleh ketika melihat seorang gadis cantik berjalan mendekat.

"Acacia," Agnesia tersenyum lembut meski matanya menatap manik berwarna Coklat di depannya dengan dingin. "Atau haruskah kupanggil, Agnesia kedua?" lanjutnya dalam hati.

Acacia tersenyum mendekati Agnesia. Matanya menelisik kecantikan polos dengan mata berbinar saat melihatnya. Kecantikan yang merusak semua dan merebut miliknya, meski begitu dia menyembunyikan kekesalannya dengan sangat baik.

"Apakah kau mengalami kesulitan?"

Intonasi Acacia lembut tapi jelas bahwa dia ingin menunjukkan pengaruhnya di depan umum. Karena pada awalnya posisi cucu keluarga Agraf adalah tempatnya. Namun entah bagaimana terjadi suatu masalah hingga dia dikeluarkan lalu penggantinya datang.

Cucu asli sebut mereka dan dia membenci penggantinya setengah mati. Karena Agnesia dia harus kembali dan menjadi anak dari keluarga biasa-biasa saja. Itu tidak miskin, hanya saja tidak sebanding dengan keluarga Agraf.

Agnesia tampak berpikir sesaat lalu mengangguk ringan ketika kepalanya memikirkan sesuatu yang sedikit menyenangkan.

"Kakek mengatakan aku harus mengenakan pakaian yang telah dipasangkan dengan setelan Aaric."

Hal yang paling penting adalah mengenali musuh dengan baik. Agnesia tidaklah bodoh, dia jelas tahu bagaimana Acacia mencintai tunangannya karena pada awalnya Aaric adalah orang yang akan menikah dengan Acacia. Tapi keadaan telah berubah jauh.

Jika dia tak bisa memiliki cinta tunangannya, maka dia akan membiarkan orang lain mencoba dengan suka rela.

Mendengar penjelasan itu Acacia tanpa sadar menggigit bibir bawahnya. Kebenciannya terlintas sesaat. "Apakah kakek mengatakan itu semua?"

Agnesia mengangguk. Namun tiba-tiba wajahnya berubah sendu. "Tapi staf itu mengatakan bahwa gaun itu seharusnya menjadi milikmu yang akan kau kenakan dalam pesta VlorA Company nanti malam."

"Staf di sini mungkin melakukan kesalahan," ujar Acacia lembut tak bisa menutupi kebahagiaannya. Gaun itu untuknya dan itu sepasang dengan milik Aaric. Apakah itu artinya Aaric masih mengharapkannya karena pada awalnya pria itu adalah tunangannya?

"Tidak, kurasa staf itu benar. Cia, kau gunakanlah gaun itu. Aku akan memilih gaun lain."

"Tidak, Sia. Apa yang kau bicarakan? Gaun itu harusnya untukmu. Lalu bagaimana dengan Aaric?" tolak Acacia tertahan, namun matanya berkeliaran mencari sosok pria yang dia rindukan.

"Cia, biar kuceritakan satu lelucun tentang diriku. Aaric tidak mencintaiku. Kau tahu, aku telah berusaha keras tahun-tahun ini tapi sekarang aku lelah. Kurasa orang yang Aaric cintai bukanlah aku."

"Ya Tuhan, Sia, " terkejut dengan pengakuan Agnesia yang tiba-tiba, rasa kebahagiaan Acacia tak bisa disembunyikan. "Aku tak tahu bahwa Aaric-"

"Jadi aku menyerah," potong Agnesia cepat bahkan pembicaraan ini terdengar oleh semua staf toko.

"Lalu Sia, ba-bagaimana dengan pertunangan kalian?"

"Aku akan membatalkannya." Tangan Agnesia terangkat menutupi hampir seluruh wajahnya, seolah dia menangis sedih. Hal itu menarik simpati banyak staf karena tak kuasa mendengar kejujuran yang menyedihkan.

"Apakah kakek menyetujuinya?"

Agnesia melirik dari celah jarinya, wajah bahagia Acacia terlihat jelas dan hal itu membuatnya puas. "Kakek pasti akan menyetujuinya."

"Jika kakek mempersulit pembatalannya, aku akan membantumu. Sia, aku tak ingin kau terluka. Pastikan kau memberi tahu aku jika semua sulit."

Mendengar itu semua dua sudut bibit Agnesia tertarik. Karena Acacia begitu menginginkan tempat dan gaunnya, maka dia akan memberikannya dengan suka rela. Perihal bagaimana Acacia menghadapi kekasih masa kecil Aaric, itu bukan urusannya.

"Cia, kau begitu baik. Aku sangat berterimakasih jika nanti kau membantuku. Lagi pula, gaun itu pasti lebih cocok untukmu," ujar Agnesia tak bisa menutupi rasa dinginnya.

"Tidak," tolak Acacia cepat. "Aku tak menginginkannya, itu... yah, tapi jika kau memaksa, aku akan mengambilnya untuk kenyamanan hatimu."

"Cia, kau bisa yakin bahwa pilihan Aaric paling cocok kau kenakan."

Kedua pipi Acacia bersemu merah. Dia menggenggam tangan Agnesia atas rasa terimakasihnya. Akhirnya pertunangan mereka akan berakhir karena pada awalnya itu adalah tempatnya. Gaun itu, kekayaan itu, pertunangan itu, dan seluruhnya akan dia dapatkan seperti semula. Sedangkan wanita yang menjadi penggantinya, dia akan menyingkirkannya.

"Sia, kau bisa mengenakan apapun yang ingin kau kenakan. Jika ada yang mengganggumu, jangan segan untuk mengatakan padaku."

Agnesia mengangguk. "Suasana hatiku sedang tidak enak. Cia, mungkin aku lebih baik kembali dulu."

"Aku mengerti. Kembalilah dan jangan pikirkan apapun, semua akan baik-baik saja."

Agnesia mengangguk, dia berbalik saat staf toko mengantarnya. Ucapan simpati atas keadaannya datang dari para staf secara bergantian. Dia menanggapi dengan kesedihan mendalam seolah dunianya telah berakhir.

Sekarang dia hanya perlu mengatur agar Viola menghadiri undangan pesta tersebut. Meski dia merasa sedih tapi ketika mengingat wajah Viola yang akan mengenakan gaun yang sama dengan Acacia, dia merasa sedikit terhibur.

Setelah keluar dari toko, Agnesia dengan cepat menghubungi pak Lee. Suara berat nan patuh terdengar di ujung seberang.

"Nona, apakah ada yang kau butuhkan?"

"Pak Lee, apakah kau atau saudaramu memiliki undangan resmi VlorA Company yang tak bisa dihadiri?"

"Itu, saudarku memilikinya karena mereka harus keluar negeri sore ini jadi mereka tak akan hadir. Apakah nona memiliki suatu keadaan?"

"Apakah saudaramu memiliki anak perempuan?"

"Benar, sebenarnya alasan mereka tak ingin hadir ke pesta karena mereka tak ingin anak perempuan mereka sampai terpilih oleh cucu VlorA Company. Jadi mereka berniat ke luar negeri untuk menghindar."

"Bagaimana keadaan keluarga mereka?"

"Keluargaku mungkin tak memiliki perusahaan sebesar TheGraf Imperial. Tapi mereka hidup dengan baik tanpa harus mengkhawatirkan apapun."

"Bisakah aku meminta undangan itu? Aku akan mengirimkan hadiah sebagai tanda terimakasih pada saudaramu."

"Nona tak perlu sungkan. Jika boleh jujur, aku pun memilikinya tapi karena aku tak memiliki anak perempuan, maka kau  lebih nyaman menggunakan milikku."

"Tidak, aku memiliki undanganku sendiri.

Hanya saja, aku memiliki suatu keadaan. Jadi-"

"Aku mengerti, Nona." potong pak Lee cepat. "Kemana aku harus mengirimkan undangannya?"

"Simpanan tunanganku."

"Nona, aku  mengerti. Aku berharap memiliki tontonan yang bagus malam ini."

Agnesia tersenyum menanggapi percakapan pak Lee yang terakhir. Dia meletakkan handphonenya lalu mulai menyetir sendiri melewati jalanan. Dia berniat memilih gaunnya sendiri juga melakukan banyak persiapan. Dia berharap pesta malam ini akan menampilkan banyak tontonan menarik.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wuxie Lee
semoga kake nya mau setuju membatalkan pertunangan cucu nya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kawin Sama Mantan   36. Kita akan membantu Sia.

    "Jadi kau benar-benar bertemu dengannya?"Dalam sebuah ruangan VIP di salah satu clup malam terbesar di kota JinLan, beberapa wanita cantik telah berkumpul. Salah satu dari mereka menikmati segelas Wine dengan tatapan tak percaya pada teman cantik di depannya. "Kau benar-benar telah bertemu dengannya?" Pertanyaan yang sama terulang kembali karena tak juga mendapatkan jawaban pasti. "Cassie, berhenti main main dan katakan semua. Jangan mencoba bermain rahasia." Valerie membuang tatapannya tak sabar. Lexsi sedikit tertawa, terlihat acuh tak acuh tapi dia jelas memasang telinga lebih peka. Cassie mengangguk. "Aku benar-benar bertemu dengan simpanan Aaric, tunangan Agnesia.""Mantan tunangan, Cassie." Melody menikmati makanan ringan dan membenarkan. "Berita pembatalan pertunangan telah resmi diluncurkan oleh keluarga Agraf."Cassie mengangguk. "Ya, Melody benar. Mantan tunangan. Mereka berdua datang ke salah satu toko ku.""Bagaimana penampilannya? Apakah Sia kita benar-benar seoran

  • Kawin Sama Mantan   35. Perjanjian bersyarat.

    Semua mata menoleh, melihat sosok ramping berambut pendek. Terlihat sangat sombong, namun memiliki aura tenang yang tak bisa di miliki semua orang. Bahkan hanya dengan berdiri, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, mereka semua merasa terlalu enggan. "Apakah dia orangnya? Apakah dia pemilik GrafiSia yang asli?" "Dia tak pernah menunjukkan wajahnya selama rapat pemegang saham, tapi semua orang tahu bahwa perusahaan ini miliknya.""Dia terlihat sangat cerdas, aku tak yakin bahwa dia benar-benar hanya diam selama ini. Siapa yang tahu bahwa dia bergerak diam diam?""Tapi tak ada yang bisa menggantikan Tuan Aaric. Dia sudah memimpin sangat lama. Dan membuat GrafiSia sebesar ini. Kita harus menolaknya."Semua orang tak ada yang berani bicara keras, tapi karena kata kata Acacia semua orang sedikit meragukan kemampuan Agnesia. Mereka semua mulai berbisik pelan, dengan mata menilai setiap gerak gerik Agnesia. Bahkan Aaric menatap Agnesia tanpa bicara. Melihat sosok Sia yang sangat tenang, tan

  • Kawin Sama Mantan   34. Aaric jual diri 🤣

    GrafiSia Group sangat ramai pagi ini. Hampir seluruh pekerjaan melayangkan petisi keberatan kedatangan Agnesia. Di balik keramaian itu, Acacia melangkah dengan pakaian kerjanya dengan rambut di ikat tinggi. Dia menatap Aaric yang menatap para pekerja dari lantai atas dengan senyum dingin. "Bukankah sudah kubilang? Mengalahkan Agnesia, aku bisa mengaturnya. Aku sudah bekerja di sini selama tujuh tahun lebih. Aaric hanya aku yang bisa menggantikan dia."Aaric tak menoleh. Dia harus melakukan semua upaya untuk mempertahankan keluarganya. Tapi diantara banyak pilihan yang tak dia sukai, Acacia salah satunya. "Aaric, jangan lupa janjimu." Pelukan hangat di punggung Aaric tak membuat Aaric bergerak. Aroma jejak Acacia pada hubungan mereka semalam membuat hatinya mati rasa. Saat ini seluruh pikirannya hampir gila memikirkan Agnesia. Aaric tak menjawab, dia bahkan rela menjual dirinya sekali lagi pada seorang wanita demi keluarga. Dia rela menuruti kemauan Acacia agar bisa mengumpulkan s

  • Kawin Sama Mantan   33. Buktikan kemampuanmu.

    "Nona, kau harus bangun sekarang. Cepat!""Paman, ini masih pagi.""Nona, kau harus mengunjungi tempat perbelanjaan yang kau punya hari ini karena ada beberapa masalah.""Paman, biarkan Aaric menanganinya.""Aaric? Nona, bangunlah dari mimpimu atau seluruh asetmu dicuri!""Tidak!" Teriak Sia langsung terbangun dari tidurnya. Tapi dia kembali tidur saat melihat Wenart di kamarnya. "Paman, ini masih pagi.""Tidak, kau harus bangun sekarang. Bangun,""Paman, sebentar lagi. Matahari bahkan belum tinggi.""Bangun. Kau harus lari pagi sebelum pergi bekerja."Wenart menarik tangan Sia paksa. "Pelayan, mandikan dia."Beberapa pelayan masuk dengan patuh. Meski mereka sedikit takut tapi tak ada yang berani menolak. "Nona muda, kami akan membantumu."Sia diseret masuk ke dalam kamar mandi. Selanjutnya teriakan terdengar dari balik kamar mandi. Wenart tak mempedulikan hal itu. Dia menyuruh pelayan membuka koleksi pakaian Sia, dan dia hanya bisa mendesah saat Sia sama sekali tak memiliki pakaian

  • Kawin Sama Mantan   32. pewaris utama.

    "Nona muda," "Paman," Wenart tersenyum memberikan tas Sia yang dia amankan. Meski sedikit terkejut, Sia tetap menerimanya. "Pelayan mengamankan tas tanganmu. Kebetulan aku sedang menyelesaikan misi dari ketua.""Paman, terimakasih. Karena telah membantuku menyelesaikan semuanya.""Ini belum selesai. Seluruh asetmu akan kembali segera. Sekarang, sangat berbahaya untuk keluar sendiri. Nona, aku akan mengantarmu pulang.""Tapi aku membawa mobil sendiri. Paman, aku tak akan merepotkan paman.""Tidak, kau tak bisa pulang sendiri atau pun keluar sendiri dalam minggu ini. Keluarga Blade bisa saja merencanakan hal buruk. Nona, aku akan mengantarmu pulang."Nasehat yang disampaikan sangat lembut, menyentuh hati Sia yang dingin. Dia mengangguk patuh menuruti Wenart. "Pak Lee aku akan kembali. Terimakasih telah membantuku selama ini," ucap Sia mengucapkan selamat tinggal. Pak Lee tak berkedip saat melihat Wenart tiba tiba muncul di samping Sia. Dia tidak bisa menahan sesuatu yang akan meled

  • Kawin Sama Mantan   32. Penyitaan II

    "Lihatlah suami yang begitu mencintai istrinya.""Presiden membawa istrinya pulang.""Mereka sangat harmonis. Tak peduli semarah apapun istrinya, jika suaminya selalu seperti itu, pernikahan mereka akan bertahan lama."Darren mendengar bisikan bisikan tersebut setelah Adrian dan Sia membuat seluruh resto hampir ribut. Dia membawa tas Sia setelah melakukan pembayaran namun uangnya sama sekali tak diterima. "Hotel ini milik nona muda kami, Agnesia Agraf. Tuan tak perlu membayarnya."Darren tertegun, dia akan melangkah namun kemudian berbalik berniat menyerahkan tas Sia di tangannya pada pelayanan tersebut. "Tuan, tas di tanganmu, bisakah kau menyerahkan padaku?" Darren berbalik lagi, pandangannya langsung menajam saat dia tahu bahwa yang mengajaknya bicara kali ini adalah pria paruh baya yang sedari tadi mengawasi Sia sejak mereka makan malam. "Kenapa aku harus menyerahkannya?" Tanya Darren hati hati. "Aku akan mengembalikannya sendiri pada pemiliknya."Pria paruh baya itu mendesah.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status