Share

Hi mantan!

Penulis: Ellina Exsli
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-29 19:30:09

Sementara itu di TheGraf Imperial Hotel.

Aaric menatap kosong saat kepergian Agnesia tak bisa dia cegah. Ketidakpercayaan mengisi matanya karena tak lama setelah kepergian Sia, tagihan dari room suite selama satu tahun datang hingga membuat matanya tertegun

"Aaric, tagihannya," Viola membuka suara. "Biar aku yang membayarnya. Atau aku bisa pindah."

Aaric menatap Viola sekilas, memijit pelipisnya pelan. "Tak apa, biar aku yang membayarnya."

Aaric tidak menyangka bahwa semua akan semahal ini. Namun saat melihat ruangan yang ditinggali Viola, dia menjadi mengerti kenapa hotel keluarga Sia menjadi salah satu hotel terbaik di kota ini.

"Lalu Aaric, tunanganmu. Maaf, aku membuatmu ribut dengannya," keluh Viola bersalah.

Aaric menggeleng lalu tersenyum tipis. "Dia hanya salah paham. Nanti juga akan mengerti sendiri. Apakah kau sudah meminum obatmu? Kau muntah pagi ini, haruskah kita ke rumah sakit?"

Viola menggeleng, kehangatan yang tak berubah, Aaric adalah satu-satunya orang yang peduli padanya. Tapi dia tak akan melepaskan Sia dengan mudah. "Dia terlihat sangat marah."

"Tak perlu khawatirkan Agnesia. Dia hanya marah sesaat lalu akan kembali seperti semula."

"Tapi dia mengatakan tentang pembatalan pertunangan,"

"Itu tidak mungkin, dia adalah orang yang paling mencintaiku. Dia tak mungkin menyerah begitu saja. Itu bukan sifatnya."

Setelah mengatakan itu Aaric terdiam sesaat seperti berpikir. Setidaknya dia ingin mempercayai pemikirannya. Sia, tak mungkin meninggalkannya, bukan? Karena selama bertahun-tahun gadis itu menunjukkan ketulusan yang luar biasa.

Sedangkan dia hanya mengikuti arus seperti air mengalir. Tanpa berusaha, tanpa memikirkan perasaannya pada Sia. Karena dia tahu hatinya lebih condong pada Viola. Sia tak sebanding dengan teman masa kecilnya.

"Aku akan menjelaskan padanya jika dia masih marah. Aaric, aku tak ingin Sia memiliki salah paham padaku. Lalu pesta itu-"

"Jangan mencoba untuk pergi." Peringat Aaric cepat. "Aku hanya akan pergi sebentar. Lagi pula tak semua orang bisa pergi kesana. Kartu undangan sangat dibutuhkan."

Viola mengeratkan kepalan tangannya ketika peringatan itu menyudutkannya. Dia baru pulang dari Swedia Tiga bulan lalu. Dan Aaric adalah orang yang menyiapkan segala keperluannya untuk tinggal di tunangannya. Teman kecilnya ini bahkan memberikan gaun yang sama ketika dia tertarik dengan desain yang Aaric bawa.

Hanya saja, dia tak menyangka bahwa gaun yang dia inginkan adalah gaun yang Aaric persiapkan untuk tunangannya. Berpikir bahwa hal-hal penting seperti ini bisa dia dapatkan dengan mudah dan tanpa masalah, dia mulai mengerti bahwa tunangan Aaric tak memiliki tempat yang istimewa.

"Aaric, jangan terlalu dingin padanya. Dia adalah tunanganmu."

Aaric mengangguk ringan. "Aku akan bersikap lebih baik padanya nanti. Terimakasih, kau begitu peduli padanya."

"Tentu saja, dia adalah tunanganmu."

"Jika sudah tak ada yang dilakukan lagi, aku akan pergi sekarang."

Viola mengangguk, membiarkan Aaric pergi karena Aaric akan selalu datang ketika tiba waktunya dia meminum obat. Setelah memastikan Aaric pergi, dia menatap gaun cantik berwarna Ungu muda yang masih terpasang di patung. Senyumnya terkembang puas.

***

VlorA Company mengadakan pesta penyambutan yang sangat meriah untuk cucu ketiga yang baru saja pulang untuk mengambil kepemimpinan perusahaan. Seluruh undangan dibagikan kepada seluruh Mitra terlebih yang memiliki anak atau cucu wanita di keluarga mereka.

Ini adalah tujuan lain yang direncanakan kepala keluarga Valora untuk mencarikan calon istri cucu ketiganya agar VlorA Company berkembang lebih besar lagi melalui pernikahan politik yang akan diselenggarakan. Meski menyembunyikan maksud lain, pesta kali ini digelar sangat mewah dan meriah.

Saat ini di seorang pria tampan tengah duduk di bangku kerjanya dengan tangan mengetuk meja menciptakan irama tak beraturan. Di depannya seorang pria tampan lain dengan pakaian rapi tengah melaporkan hal-hal yang terjadi dalam tahun-tahun ini.

"Jadi maksudmu, dia telah memiliki tunangan?" Suara berat pria itu terdengar dingin dengan intonasi berbahaya. "Dom, kau tak pernah mengatakan bahwa dia telah bertunangan dalam rentang tahun yang aku tinggalkan. Apakah kinerjamu telah menurun?"

"Tuan, pertunangan ini diatur sejak cucu keluarga Agraf belum lahir sebagai tanda persahabatan dengan keluarga Blade karena telah menciptakan kerjasama dalam jangka waktu yang lama. Awalnya ini nona Acacia, namun karena kasus bayi yang tertukar kini posisi ini menjadi milik nona Agnesia."

Dominic hanya berani melirik tuan mudanya dengan perasaan kalut ketika menyadari bibir tuan mudanya membentuk senyum tipis. Puncak kepalanya merasa mati rasa saat membayangkan kegilaan tuan mudanya dalam menghancurkan lawannya.

"Dom, apakah aku, Adrian Matthew D'Valora mudah di lupakan begitu saja?"

"Y-ya?" Kini Dominic lebih terkejut dengan pertanyaan tuan mudanya. "Tuan, apa maksudmu?"

"Wanita itu milikku, aku hanya meninggalkannya sebentar tapi beraninya dia memiliki pria lain bahkan berniat menikah dan meninggalkanku."

Dominic membuang tatapannya ke samping, matanya terpejam prihatin. Ya Tuhan, sepertinya bos-nya ini mulai gila.

"Tuan, tapi itu dirimu yang meninggalkan nona Agnesia."

Dan siapapun tahu itu.

"Aku tak meninggalkannya. Aku hanya memberinya waktu untuk tumbuh dan berkembang."

"Tuan, nona Agnesia bukan tanaman," Ingin sekali Dominic menjawab seperti itu tapi sayangnya nyawanya lebih berharga.

"Katakan padaku, siapa yang lebih baik antara aku dan tunangannya?"

Dominic yang sempat mengalihkan pandangan kini kembali menatap Adrian. Dia tampak berpikir sesaat namun kemudian dia menggeleng.

"Tuan muda, tuan Aaric tak memiliki catatan buruk satu kalipun dalam agenda kepolisian. Dia juga dikenal sebagai salah satu pria yang menjanjikan untuk masa depan. Lalu-"

"Hentikan," potong Adrian menutup sebagian wajahnya. Dia mengingat bahwa dia memiliki banyak catatan buruk di kepolisian saat muda untuk membangun citranya. Oke, dari sisi ini dia kalah telak.

"Tuan,"

"Tak memiliki catatan buruk bukan berarti dia pria yang baik. Lagi pula apa bagusnya pria itu? Jelas saja, aku adalah yang terbaik, aku juga sangat menjanjikan," gumam Adrian menolak kekalahan.

Mendengar gumaman itu Dominic sekali menghela napas berat. "Tuan muda, jika tuan ingin tahu soal tunangan nona Agnesia, bukankah tuan hanya perlu datang ke pesta yang disiapkan tuan tua?"

"Pesta? Apa kau ingin aku pergi hanya karena si tua itu menyuruhku? Aku bukan lelucon bagi mereka semua."

Dominic sudah menduga hal ini, dia ingin mengingatkan bahwa pesta ini sangat penting untuk pembangunan karir tuan mudanya. Namun saat ini tuan mudanya pasti akan tetap menolak. Jadi dia hanya mampu mengatakan,

"Tuan, nona Agnesia juga termasuk dalam daftar tamu meski telah memiliki tunangan."

Mendengar nama Agnesia disebut, senyum di wajah Adrian membentuk simpul manis. Dia berdiri dan merapikan sedikit pakaiannya. "Yah, tak buruk menjadi sedikit penurut. Dom, siapkan pakaianku, kita berangkat menuju pesta."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wuxie Lee
ahirnya. ada saingan dan bahkan lebih berkuasa.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kawin Sama Mantan   36. Kita akan membantu Sia.

    "Jadi kau benar-benar bertemu dengannya?"Dalam sebuah ruangan VIP di salah satu clup malam terbesar di kota JinLan, beberapa wanita cantik telah berkumpul. Salah satu dari mereka menikmati segelas Wine dengan tatapan tak percaya pada teman cantik di depannya. "Kau benar-benar telah bertemu dengannya?" Pertanyaan yang sama terulang kembali karena tak juga mendapatkan jawaban pasti. "Cassie, berhenti main main dan katakan semua. Jangan mencoba bermain rahasia." Valerie membuang tatapannya tak sabar. Lexsi sedikit tertawa, terlihat acuh tak acuh tapi dia jelas memasang telinga lebih peka. Cassie mengangguk. "Aku benar-benar bertemu dengan simpanan Aaric, tunangan Agnesia.""Mantan tunangan, Cassie." Melody menikmati makanan ringan dan membenarkan. "Berita pembatalan pertunangan telah resmi diluncurkan oleh keluarga Agraf."Cassie mengangguk. "Ya, Melody benar. Mantan tunangan. Mereka berdua datang ke salah satu toko ku.""Bagaimana penampilannya? Apakah Sia kita benar-benar seoran

  • Kawin Sama Mantan   35. Perjanjian bersyarat.

    Semua mata menoleh, melihat sosok ramping berambut pendek. Terlihat sangat sombong, namun memiliki aura tenang yang tak bisa di miliki semua orang. Bahkan hanya dengan berdiri, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, mereka semua merasa terlalu enggan. "Apakah dia orangnya? Apakah dia pemilik GrafiSia yang asli?" "Dia tak pernah menunjukkan wajahnya selama rapat pemegang saham, tapi semua orang tahu bahwa perusahaan ini miliknya.""Dia terlihat sangat cerdas, aku tak yakin bahwa dia benar-benar hanya diam selama ini. Siapa yang tahu bahwa dia bergerak diam diam?""Tapi tak ada yang bisa menggantikan Tuan Aaric. Dia sudah memimpin sangat lama. Dan membuat GrafiSia sebesar ini. Kita harus menolaknya."Semua orang tak ada yang berani bicara keras, tapi karena kata kata Acacia semua orang sedikit meragukan kemampuan Agnesia. Mereka semua mulai berbisik pelan, dengan mata menilai setiap gerak gerik Agnesia. Bahkan Aaric menatap Agnesia tanpa bicara. Melihat sosok Sia yang sangat tenang, tan

  • Kawin Sama Mantan   34. Aaric jual diri 🤣

    GrafiSia Group sangat ramai pagi ini. Hampir seluruh pekerjaan melayangkan petisi keberatan kedatangan Agnesia. Di balik keramaian itu, Acacia melangkah dengan pakaian kerjanya dengan rambut di ikat tinggi. Dia menatap Aaric yang menatap para pekerja dari lantai atas dengan senyum dingin. "Bukankah sudah kubilang? Mengalahkan Agnesia, aku bisa mengaturnya. Aku sudah bekerja di sini selama tujuh tahun lebih. Aaric hanya aku yang bisa menggantikan dia."Aaric tak menoleh. Dia harus melakukan semua upaya untuk mempertahankan keluarganya. Tapi diantara banyak pilihan yang tak dia sukai, Acacia salah satunya. "Aaric, jangan lupa janjimu." Pelukan hangat di punggung Aaric tak membuat Aaric bergerak. Aroma jejak Acacia pada hubungan mereka semalam membuat hatinya mati rasa. Saat ini seluruh pikirannya hampir gila memikirkan Agnesia. Aaric tak menjawab, dia bahkan rela menjual dirinya sekali lagi pada seorang wanita demi keluarga. Dia rela menuruti kemauan Acacia agar bisa mengumpulkan s

  • Kawin Sama Mantan   33. Buktikan kemampuanmu.

    "Nona, kau harus bangun sekarang. Cepat!""Paman, ini masih pagi.""Nona, kau harus mengunjungi tempat perbelanjaan yang kau punya hari ini karena ada beberapa masalah.""Paman, biarkan Aaric menanganinya.""Aaric? Nona, bangunlah dari mimpimu atau seluruh asetmu dicuri!""Tidak!" Teriak Sia langsung terbangun dari tidurnya. Tapi dia kembali tidur saat melihat Wenart di kamarnya. "Paman, ini masih pagi.""Tidak, kau harus bangun sekarang. Bangun,""Paman, sebentar lagi. Matahari bahkan belum tinggi.""Bangun. Kau harus lari pagi sebelum pergi bekerja."Wenart menarik tangan Sia paksa. "Pelayan, mandikan dia."Beberapa pelayan masuk dengan patuh. Meski mereka sedikit takut tapi tak ada yang berani menolak. "Nona muda, kami akan membantumu."Sia diseret masuk ke dalam kamar mandi. Selanjutnya teriakan terdengar dari balik kamar mandi. Wenart tak mempedulikan hal itu. Dia menyuruh pelayan membuka koleksi pakaian Sia, dan dia hanya bisa mendesah saat Sia sama sekali tak memiliki pakaian

  • Kawin Sama Mantan   32. pewaris utama.

    "Nona muda," "Paman," Wenart tersenyum memberikan tas Sia yang dia amankan. Meski sedikit terkejut, Sia tetap menerimanya. "Pelayan mengamankan tas tanganmu. Kebetulan aku sedang menyelesaikan misi dari ketua.""Paman, terimakasih. Karena telah membantuku menyelesaikan semuanya.""Ini belum selesai. Seluruh asetmu akan kembali segera. Sekarang, sangat berbahaya untuk keluar sendiri. Nona, aku akan mengantarmu pulang.""Tapi aku membawa mobil sendiri. Paman, aku tak akan merepotkan paman.""Tidak, kau tak bisa pulang sendiri atau pun keluar sendiri dalam minggu ini. Keluarga Blade bisa saja merencanakan hal buruk. Nona, aku akan mengantarmu pulang."Nasehat yang disampaikan sangat lembut, menyentuh hati Sia yang dingin. Dia mengangguk patuh menuruti Wenart. "Pak Lee aku akan kembali. Terimakasih telah membantuku selama ini," ucap Sia mengucapkan selamat tinggal. Pak Lee tak berkedip saat melihat Wenart tiba tiba muncul di samping Sia. Dia tidak bisa menahan sesuatu yang akan meled

  • Kawin Sama Mantan   32. Penyitaan II

    "Lihatlah suami yang begitu mencintai istrinya.""Presiden membawa istrinya pulang.""Mereka sangat harmonis. Tak peduli semarah apapun istrinya, jika suaminya selalu seperti itu, pernikahan mereka akan bertahan lama."Darren mendengar bisikan bisikan tersebut setelah Adrian dan Sia membuat seluruh resto hampir ribut. Dia membawa tas Sia setelah melakukan pembayaran namun uangnya sama sekali tak diterima. "Hotel ini milik nona muda kami, Agnesia Agraf. Tuan tak perlu membayarnya."Darren tertegun, dia akan melangkah namun kemudian berbalik berniat menyerahkan tas Sia di tangannya pada pelayanan tersebut. "Tuan, tas di tanganmu, bisakah kau menyerahkan padaku?" Darren berbalik lagi, pandangannya langsung menajam saat dia tahu bahwa yang mengajaknya bicara kali ini adalah pria paruh baya yang sedari tadi mengawasi Sia sejak mereka makan malam. "Kenapa aku harus menyerahkannya?" Tanya Darren hati hati. "Aku akan mengembalikannya sendiri pada pemiliknya."Pria paruh baya itu mendesah.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status