Akhirnya Thomas dan Winnie pergi dari butik milik Jennie dengan wajah yang ditekuk."Maafkan aku, gara-gara aku butikmu jadi terkena masalah," kata Ara kepada Jennie dengan perasaan bersalah.Ara yakin kejadian ini sedikit banyak pasti akan mempengaruhi penjualan toko Jennie, karena sepupunya itu bukanlah lampu hemat bahan bakar. Dia pasti akan memberikan penilaian buruk kepada toko Jennie dan menyebarkan penilaiannya itu kepada setiap kenalannya."Jangan khawatir, aku membuka butik ini hanya untuk bersenang-senang. Lagi pula, Luke adalah pemodal di toko ini, bagaimana mungkin aku membiarkan mereka menindas mu," kata Jennie sambil mengedipkan sebelah matanya.Jennie menduga ada hubungan spesial antar Ara dan Luke karena sahabat suaminya itu sama sekali tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun. Ara adalah wanita pertama yang diantar Luke untuk membeli pakaian di tokonya. Jika suaminya tahu, dia pasti akan merasa penasaran ingin melihat wanita seperti apa yang berhasil menakluk
Ara tertegun melihat keseriusan di mata Luke. Dia berbalik dan ikut bersandar di badan mobil di sebelah Luke."Sejauh mana kamu telah mendengarkan percakapan antara aku dan Jennie?" tanya Ara ingin tahu."Dimulai dari kami hanya berteman," kata Luke sambil menunduk dan menendang pelan kerikil yang ada di hadapannya.Dia tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya ketika menjawab pertanyaan Ara. Tadinya luke berpikir Ara juga memiliki perasaan spesial kepadanya, walaupun mungkin tidak sebesar yang saat ini dia rasakan."Apakah kamu benar-benar tidak ingin menikah dengan pria manapun?" tanya Luke tidak dapat menyembunyikan rasa penasarannya.Dia ingin tahu apakah Ara menolak dirinya karena memang tidak menyukainya atau karena trauma dari masa lalunya."Itu benar," jawab Ara jujur."Kenapa? Apakah karena pria itu jauh lebih baik dalam segala hal dari pada aku?""Tidak, kamu jauh lebih baik dalam segala hal jika dibandingkan dengannya.""Lalu mengapa kamu tidak memberikan aku kesempatan?""M
"Apa yang dilakukan pria itu kepadamu? Apakah dia mengganggumu lagi?" tanya Hanna khawatir."Dia ... dia ingin meminta maaf dan kembali dekat denganku," kata Ara sambil menatap Paul.Dia yakin Paul pasti mengerti maksudnya. Dia bukanlah Lanara yang asli, apa yang dilakukan Joan sama sekali bukan urusannya. Ara hanya ingin Paul tahu kalau pria itu masih menginginkan Lanara."Pria itu sepertinya harus diberi pelajaran agar jera!" kata Paul dengan wajah dingin.Dia bisa membayangkan kalau yang berhadapan dengan Joan adalah Lanara yang asli, maka putrinya itu pasti akan kembali jatuh kedalam perangkap mantan kekasihnya itu karena Lanara sangat mencintainya."Kemarin dia sudah dihajar oleh Luke, mungkin saat ini luka memarnya masih belum sembuh," kata Ara sambil menyeringai mengingat Joan yang babak belur akibat dihajar oleh Luke."Mereka berkelahi?" tanya Hanna heran."Ya," sahut Ara menganggukkan kepala."Itu bagus! Dia benar-benar pria yang bisa diandalkan!" Paul memuji Luke dengan mur
Luke memasukkan Ara ke dalam mobil lalu membaringkannya di kursi tengah.Ketiganya pergi ke rumah sakit dalam keadaan panik.Sesampainya di rumah sakit, Piter telah menunggu di depan UGD."Bagaimana keadaannya?" tanya Piter kepada Luke."Dia demam," kata Luke sambil membopong Ara."Mengapa kamu tidak membiarkan perawat membawanya?" Piter melirik ke arah perawat yang tampak canggung berdiri di dekat mobil Luke.Tadinya mereka disuruh Piter bersiap untuk membawa Ara ke UGD ketika gadis itu sampai di rumah sakit. Siapa sangka Luke langsung membopong Ara dan membawanya ke UGD tanpa menghiraukan perawat yang menunggu mereka di parkiran."Aku bisa membawanya sendiri!" kata Luke tegas.Piter memutar bola matanya bosan. Sebagai sahabat, dia tahu Luke telah lama jatuh cinta kepada Ara. Setiap mereka bertemu Luke selalu membicarakan tentang gadis ini.Piter awalnya menganggap wajar jika Luke bersikap seperti itu karena dia memang belum pernah jatuh cinta pada wanita manapun. Namun, lama kelama
Luke yang sejak tadi hanya berdiam diri tampak mengerutkan kening mendengar perdebatan diantara mereka.'Benarkah ara tidak bisa tidur karena telah bertemu dengan Joan? Tapi kenapa? Ara bukanlah Lanara yang memang memiliki perasaan khusus kepada pria itu ... tidak! Pasti ada masalah lain yang membuat Ara tidak bisa tidur. Apakah dia mengingat mantan suaminya?'Luke merasa kecut ketika mulai menduga-duga di dalam hati tentang apa yang membuat Ara tidak bisa tidur hingga membuatnya terserang flu dan sakit."Siapa pria ini? Mengapa dia ada di sini?" tanya Stefani sambil menurunkan kaca matanya menatap kearah Luke."Oh ini Luke, teman dekat Lanara saat ini," kata Paul memperkenalkan Luke kepada mamanya."Halo, saya Luke, senang berkenalan dengan anda, Nyonya," sapa Luke sopan."Sepertinya aku sering melihatmu di beberapa pertemuan kaum bangsawan," kata Stefani mengingat-ingat."Mama tidak salah, Luke memang masih keturunan bangsawan seperti kita," jawab Paul sambil mengedipkan sebelah mat
"Dimana kekasihmu?" tanya Piter sambil meletakan peralatan medisnya di meja yang terletak di samping tempat tidur rumah sakit. "Mandi," sahut Luke singkat dengan wajah yang masih terlihat kesal."Sepertinya dia pecinta kebersihan juga, sama sepertimu ... selamat kawan, kalian memang pasangan yang tercipta dari surga," goda Piter sambil duduk di sebelah Luke.Luke yang awalnya memasang wajah cemberut mulai tersenyum mendengar kata-kata sahabatnya itu. Entah mengapa dia merasa senang mendengar kata-kata piter, sekalipun itu hanya bermaksud untuk menggodanya.Ara keluar dari kamar mandi dan terkejut melihat orang tambahan di kamar rawatnya."Dia datang untuk memeriksa kamu," kata Luke menjelaskan."Oh ...."Ara berjalan ke arah tempat tidur dan membiarkan Piter melakukan pemeriksaan akhir sebelum pulang kepada dirinya.Sementara itu, di sebuah rumah besar bergaya antik, Thomas tampak mondar mandir didepan Winnie hingga membuat tunangannya itu merasa pusing melihatnya."Apa yang bisa kam
"Dari mana kamu tahu kalau aku tidak akan jatuh cinta kepadanya? Kamu percaya diri sekali," kata Ara sinis sambil melipat tangan di depan dada. "Bukankah begitu? Thomas mengatakan semua itu kepadaku. Katanya kamu sampai dirawat di rumah sakit karena tidak bisa tidur dan memikirkan aku setelah kita bertemu di kafe waktu itu."Ara memutar bola matanya mendengar kata-kata Joan. Jadi sepupu laki-lakinya tersayang itulah yang membuat Joan begitu yakin akan perasaannya kepada dirinya."Aku sakit karena flu dan perlu kamu tahu aku tidak bisa tidur bukan karena memikirkan kamu tapi aku memikirkan dia!" kata Ara sambil menepuk bahu Luke meyakinkan.Luke terkejut mendengar kata-kata Ara. Dia menoleh dan menatap Ara tertegun. Benarkah Ara tidak bisa tidur karena memikirkannya?Luke merasa dadanya berdebar hangat ketika mengetahui gadis yang diimpikannya siang malam juga ternyata memikirkan dirinya."Kamu bohong!" kata Joan tidak terima."Aku tidak bohong, saat itu aku tidak bisa tidur karena m
Max hanya mendengus mendengar kata-kata Rina. Pantas saja, dia sudah berapa kali menyodorkan wanita untuk menjerat Wei ke dalam rencananya namun, selalu gagal karena Wei sama sekali tidak terlihat tertarik saat melihat wanita-wanita itu.Keesokan harinya, Rina yang telah berganti nama menjadi Clara datang ke perusahan Wei untuk melamar kerja. Dia diterima langsung oleh kepala HRD karena posisi yang ditawarkan ini merupakan posisi yang sangat penting. Sebelum berkas diserahkan kepada Wei, kepala HRD harus memastikan dulu kalau pelamar tersebut memang benar-benar layak.Setelah melakukan beberapa tes wawancara, kepala HRD mengatakan akan memberikan kabar secepatnya kepada Clara."Kami akan menghubungi anda melalui nomor yang tertera di berkas lamaran untuk keputusan diterima atau tidaknya anda bekerja di perusahan ini," kata pihak HRD kepada Clara."Oke, tidak masalah," kata Clara percaya diri.Dia sangat yakin bisa mendapatkan pekerjaan itu, karena tidak ada yang lebih mampu untuk me