Share

Arena Pertandingan

Author: Cristi Rottie
last update Huling Na-update: 2023-05-19 00:29:36

"Kalian ingin mengikuti turnamen pendekar?”

 Wajah kedua guru tampak ragu memandang ketiga murid yang ada di depan mereka.

“Ini tidak ada hubungannya dengan kedua Kakak seperguruan. Hanya aku sendiri yang menginginkan mengikuti turnamen ini.”

 “Adik Xiongrui, kami—”

“Tidak apa-apa, Kakak pertama, Kakak Haoyun. Ini kemauanku sendiri, kalian jangan memaksakan diri untuk mengikutiku,” sela Songrui tersenyum kecil.

“Kalau memang kau sudah memutuskan, maka pergilah. Gurumu juga tak tahu berada di mana, dan pastinya dia tidak akan melarangmu!” jelas guru pemabuk dengan santai sambil meneguk arak yang baru saja dibeli.

 Seperti perkataan Haoyun di awal Songrui tiba di perguruan, ketiga guru memang tidak akan melarang setiap murid dalam keputusan apa pun.

Tanpa beban, Xiongrui pun berpamitan dengan kedua guru dan kedua kakak perguruannya setelah selesai berkemas. Namun, baru saja langkah kaki melewati pintu gerbang, Haoyun memanggilnya.

“Kakak pertama, Kak Haoyun, kalian tidak perlu mengantarku—”

 “Siapa bilang kami kemari untuk mengantarmu?” sela kakak pertama.

 “Adik Xiongrui, kau tidak akan lolos dalam pendaftaran turnamen tanpa anggota yang lengkap,” tambah Haoyun tertawa kecil.

  Kedua lelaki itu telah memutuskan untuk mengikuti Songrui dalam turnamen pendekar.

******

Semua pendekar yang telah mendaftarkan kelompok mereka telah berkumpul.

Turnamen pendekar resmi dibuka.

 Beberapa ketua perguruan dari kota berbeda, telah duduk di kursi panggung untuk menyaksikan pertandingan dimulai.

 Pelaksana turnamen membuka acara itu dengan memberikan informasi bahwa setiap kelompok akan berhadapan dengan lawan yang seimbang. Dan jika beruntung, kelompok yang menang akan dipilih oleh beberapa ketua perguruan untuk dijadikan binaan dan masuk dalam perguruan.

"Turnamen pendekar dimulai."

Bersamaan dengan ucapan itu, pertarungan pun dimulai.

Meski sudah beberapa pertandingan terjadi, suasana tampak semakin menegang.

Lawan yang kalah dan tak mau menyerah, akan dipukul secara habis-habisan. Tak ada yang mempedulikan jika nyawa seseorang sedang terancam di dalam arena. Asalkan mereka mengakui kekalahan dan menyerah, maka barulah lawan akan berhenti menyerang.

“Adik Xiongrui, tak peduli siapa lawan kita nanti, seberapa hebat mereka, kami kedua kakakmu akan berusaha untuk menang!” ucap Haoyun melihat Xiongrui yang tampak diam melihat pertandingan.

“Terima kasih Kakak pertama, Kak Haoyun,” ucap Songrui menatap lama kedua lelaki yang ada dihadapannya.

Ia tidak menyangka mereka berdua adalah orang pertama yang mendukung keinginan Songrui tanpa berbasa-basi meski tahu kelemahan dirinya.

“Tiga Pendekar Tak Bernama!” teriak pembawa acara, “melawan ‘Pendekar Cakar Harimau’!”

Panggilan pertarungan mereka telah diumumkan.

Songrui menatap kedua lelaki di sampingnya yang tampak tegang begitu melihat lawan mereka telah naik ke atas panggung.

“Kakak pertama, Kak Haoyun. Aku yakin dengan kemampuan kalian berdua, kita bisa mengalahkan mereka!” ucap Songrui menepuk bahu kedua lelaki itu—menyemangati mereka.

Sebelumnya, Songrui telah menjelaskan bahwa mereka berdua tak perlu melawan dan hanya perlu menghindar sebagai bentuk pertahanan diri.

Jika memang sudah tak bisa memungkinkan untuk menghindar, maka satu-satunya cara adalah menunjukkan keahlian mereka.

Kakak pertama yang ahli dalam ramuan, bisa menggunakan keahliannya untuk melumpuhkan lawan tanpa merenggut nyawa seseorang. Sedangkan Haoyun, dia memiliki kemampuan berlari dan fisik yang kuat. Hanya membuat lawan kelelahan saja dan kewalahan.

Sisanya, akan ditangani Songrui.

Meski di awal pertandingan mereka hampir kalah, tapi strategi yang telah disusun Songrui akhirnya membalikkan keadaan dan mengalahkan lawan!

Semua orang yang melihat pertandingan itu hampir tak percaya kalau kelompok Songrui bisa menang dengan cara seperti itu—tanpa mengeluarkan kemampuan energi dalam tubuh.

“Mereka sangat misterius!”

“Benar! Aku yakin kemampuan mereka sebenarnya masih disembunyikan!”

Bisik-bisik beberapa pendekar terdengar sampai ke telinga Songrui saat mereka turun dari arena pertandingan.

Di atas panggung, beberapa ketua memperhatikan Songrui seolah sedang menilai dan tertarik dengan kelompoknya.

*****

“Adik Xiongrui, apa kau terluka? Biarkan aku memeriksamu,” sosor Haoyun menyentuh tangan dan memperhatikan seluruh tubuhnya.

“Aku baik-baik saja, jangan khawatir Kak Haoyun,” ucapnya santai.

“Adik Xiongrui, Adik Haoyun, ayo minumlah ramuanku.”

 Kakak pertama datang membawa masuk tiga mangkuk berisi ramuan obat.

 Besok, mereka masih harus bertarung dengan pendekar lainnya. Jadi, kakak pertama telah mempersiapkan ramuan yang bisa memulihkan kesehatan dan stamina.

 Songrui telah terbiasa dengan perhatian berlebihan ini yang tidak pernah dia dapatkan saat menjadi seorang jenderal perang.

Meski di awal dia merasa risih dan tak nyaman, tapi kedua kakak perguruan yang dipikirnya bodoh ternyata memiliki hati baik dan polos.

*****

Keesokkan harinya, turnamen pun kembali dibuka.

Kelompok pendekar yang tersisa akan maju dalam tahap penyisihan, hingga tersisa tiga kelompok pendekar yang akan menjadi pemenang.

Berbeda di hari kemarin, hari kedua ini lawan kelompok Songrui adalah para pendekar yang masing-masing ahli dalam bertarung dan memiliki energi dalam yang cukup kuat.

Songrui terdiam dan mulai khawatir.

Dan benar saja. Begitu pertarungan dimulai, hal yang dicemaskan Songrui terjadi dalam beberapa menit. Pihak lawan telah mengetahui apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota mereka.

BEDUGH!

TRAAK!

“AARGH!”

Beriring dengan bunyi pukulan dan benturan keras di lantai, jeritan Haoyun dan kakak pertama terdengar.

Mata Songrui membulat besar melihat adegan kedua pendekar menghajar Haoyun dan Kakak pertama secara habis-habisan.

Meski dirinya ingin menolong, tapi ia dicegat oleh lawan yang sejak tadi bertarung dengannya.

Songrui terkena ilmu dari lawan yang menyebabkan tubuhnya terlempar dan jatuh ke lantai.

BUG!

“Menyerahlah, kalian! Dasar sekelompok sampah!” ucap salah satu lawannya.

“Dengan kemampuan seperti ini, bagaimana kalian bisa berpikir untuk menang dari kami?!”

Songrui terdiam menahan kesal mendengar hinaan itu.

Ia kesal terhadap dirinya sendiri yang tidak memiliki kemampuan dan membiarkan orang lain terlibat.

Ia juga kesal karena membiarkan orang lain menghina mereka bertiga.

“Adik Xiongrui, seperti ucapanku….” Haoyun menyela dengan ucapannya untuk menyemangati mereka bertiga, “aku dan Kakak pertamamu tidak akan menyerah. Kita pasti bisa mengalahkan mereka!”

“Ha ha ha ha!”

Seketika pendekar yang menjadi lawan mereka, tertawa keras mendengar perkataan Haoyun.

“Baik! Kalau begitu, kami akan menunjukkan kemampuan kami sebenarnya. Kalian ini—kelompok sampah, berusahalah!”

Naasnya kalimat Haoyun ternyata membuat pihak lawan terpancing menunjukkan kemampuan mereka sebenarnya.

Mereka bertiga pun dijadikan permainan oleh lawan. Dipukul berkali-kali, hingga menerima serangan berkali-kali.

“Menyerahlah! Dasar sekumpulan orang bodoh!”

WUSH!

SYUURR!

Angin tiba-tiba bertiup kencang.

Serangan dari lawan digagalkan oleh angin kencang yang sangat aneh.

Semakin lama, angin semakin kencang, hingga menerbangkan begitu banyak pendekar.

KRASS!

Kayu dan beberapa tiang tercabut dari tempatnya. Terbang bagaikan kertas yang tertiup angin.

Debu berterbangan di udara bersamaan dengan kabut yang entah berasal dari mana datangnya.

“Dasar murid bodoh!”

Di tengah-tengah keributan, Songrui mendengar suara guru misterius.

Dalam kabut debu, bayangan seseorang mendekat ke arahnya dan membawa dia terbang dalam kondisi tengah sekarat.

Dalam beberapa menit, badai angin itu berhenti. Banyak pendekar yang menghilang dari wilayah turnamen.

"Ada apa dengan pertandingan ini?!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Arifuddin Hidayat
biasa aja cerita
goodnovel comment avatar
mad ahmad
enak dan menghibur
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Berakhir Untuk Memulai Kembali Awal Baru Kehidupan

    Usai menyimpan kedua wujud asli kakaknya, Songrui memasang wajah datar berjalan melewati guru misterius.“Xiongrui, kau mau ke mana?”Pertanyaan guru misterius menghentikan langkah kakinya.Ia terdiam.Suasana hening itu berubah setelah kedatangan guru pemabuk dan guru penjudi.“Ada apa dengan kalian berdua?” tanya guru penjudi.Pertanyaan itu dijawab langsung oleh guru misterius.“Jangan terlalu bersedih, mereka berdua hanya kembali dari awal, seperti saat kami menemukannya,” sambung guru pemabuk.“Tapi, butuh waktu yang sangat lama untuk membuat mereka bereinkarnasi kembali,” lanjut guru penjudi.Sedikitpun ekspresi sedih tidak terlihat di wajah kedua guru itu.Raut wajah Songrui sedikit berubah mendengar perkataan kedua guru.Ia teringat kembali perkataan biksu tua sebelum akhirnya tersadar.“Maksud guru, mereka berdua masih bisa diselamatkan?”Guru penjudi dan guru pemabuk dengan santai menjelaskan bahwa kedua kakaknya adalah benda roh milik para dewa yang kemungkinan besar sedang

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Roda Takdir Songrui

    “Kak pertama, sekarang bagaimana?” Haoyun menatap murid pertama.“Guru pasti akan menyalahkanku karena tidak menjaga Dik Xiongrui dengan baik.”Murid pertama mengacuhkan perkataan Haoyun. Tatapan matanya hanya fokus pada tubuh Songrui yang terbaring di depan mereka.“Sudahlah Kak, jika kau ingin manangis, maka menangislah—”“Diam!” sela murid pertama memasang wajah serius menatap ke depan.Ngiiing!Haoyun yang sejak tadi ribut kini terdiam.Sebuah benda aneh keluar dari tubuh Songrui.“Kak, ini? Bukankah ini?”“Haoyun, sekarang Songrui masih punya harapan!” tutur murid pertama.“Kak, sejak awal kau sudah tahu dan menyembunyikannya dariku?”Murid pertama menoleh ke arah Haoyun.“Diamlah, dan cepat bantu aku!” desak murid pertama.********“Tempat apa ini?”Mendapati dirinya terbangun di tempat yang serupa seperti langit, Songrui menoleh ke kiri dan ke kanan.Ia kembali mengingat bayangan pertempuran dengan jiwa jahat.“Ini tidak seperti lautan kesadaranku.”“Jadi aku benar-benar sudah m

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Pengorbanan Dan Berakhirnya Pertempuran

    Gerakan terakhir Songrui mengakhiri ritualnya.Ujung pedang penghakiman tertuju ke arahnya!(Menggunakan pedang penghakiman untuk membunuhku?! Sungguh naif!)Ngiing!Jiwa jahat kembali berupaya mengendalikan tubuh Songrui, tapi Songrui menggunakan kedua energi di dalam tubuhnya untuk menekan jiwa jahat di dalam sana.(Roh pedang sialan! Beraninya kau mengkhianatiku!)Ngiiing!Tsk!Deg!Upaya Songrui berhasil!Pedang penghakiman menembus tubuhnya.“Jiwa jahat, kau sudah kalah! Sekarang semuanya telah berakhir!” ucap Songrui pelan.(Dasar bodoh! Kita berdua telah menyatu, membunuhku sama saja dengan membunuh dirimu sendiri. Selamanya kau tidak akan pernah bereinkarnasi!)Songrui tersenyum lega.Ia sama sekali tidak terkejut mendengar perkataan jiwa jahat, sebab roh pedang telah memberitahu sebelumnya bahwa satu-satunya cara agar jiwa jahat binasa selamanya, yaitu membiarkan jiwa jahat menyatu dengan tubuh Songrui.Awalnya Songrui sedikit ragu, tapi ketika roh pedang memberitahukan bahwa

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Tubuh Yang Dikuasai

    “Apa yang kau lakukan!?” jiwa jahat berucap cemas.Sebilah pisau yang berada dalam genggaman Songrui kini telah menusuk dadanya sendiri.Tsk!“Ugh!”Sekali lagi ia mendorong kuat pisau yang dipegangnya hingga sepenuhnya masuk ke dalam dada.“Dasar bodoh! Beraninya kau?!” lagi jiwa jahat berucap.Tindakan Songrui menggagalkan ritual jiwa jahat terhadap kedua kakaknya.Sret!Ditariknya keluar pisau yang menusuk jantung.Meski Songrui menahan rasa sakit yang luar biasa, tapi ia bisa merasakan energi jiwa jahat mulai melemah.Trang!Memanfaatkan peluang itu ia melepaskan semua belenggu di pergelangan.Brukh!Ia terduduk sambil menahan bekas tusukkan di dadanya.Bayangan penderitaan semua orang masih terlintas dalam pikiran.Hanya memikirkan itu saja, Songrui berupaya mengambil kembali kendali atas tubuhnya sendiri.Ia duduk bersila.Memejamkan mata dan menenangkan pikiran.Rencana yang telah ia susun tidak boleh berhenti hanya karena luka di tubuhnya.Meski peluang keberhasilan rencana itu

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Menyatu Dalam Satu Tubuh

    “Jangan khawatir, setelah semuanya selesai, kalian berdua akan melihat seberapa besar kekuatanku!” ucap Songrui melemparkan pandangan matanya ke arah jiwa jahat.“Akhirnya kau sadar juga, Xiongrui. Jika dari awal kau menerimanya, aku tentu tidak akan menyakitimu.”Jiwa jahat begitu bersemangat. Ia segera memulai ritual!Tubuh Songrui perlahan mengudara bersama jiwa jahat.Proses ritual dilanjutkan.“Hentikan!” seru murid pertama menyerang—mencoba menggagalkan.Sliiing!Sayangnya serangan murid pertama digagalkan oleh jiwa jahat.“Meskipun harus mengorbankan nyawaku, tidak akan kubiarkan kau melakukannya!”“Jangan terbaru-buru!” sosor jiwa jahat menyela, “kau masih berguna untuk keberhasilan rencanaku.”“Setelah aku berhasil, nyawamu tidak lagi berharga, kau bisa pergi dengan tenang!” lanjut jiwa jahat mengulurkan tangannya.Murid pertama diposisikan di antara Songrui dan jiwa jahat.Ritual penyatuan dilanjutkan.Dengan menggunakan kekuatannya, jiwa jahat memaksa wujud asli murid pertam

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Terlepasnya Segel Jiwa Jahat Di Dalam Tubuh

    Setelah mendapat serangan itu Songrui merasa ada keanehan dengan tubuhnya.Secara alami orang biasa pasti akan mengalami kesakitan luar biasa, tapi saat ini ada ledakan energi jahat yang besar dalam tubuhnya.Songrui berdiri sambil menatap bingung kedua telapak tangannya.Adanya energi jahat sebesar itu, tubuhnya bahkan tidak ada penolakan atau reaksi seperti biasa. Namun beberapa detik kemudian, dadanya terasa aneh.“Sudah saatnya!” seru jiwa jahat.Pandangan Songrui teralihkan melihat jiwa jahat berdiri di depannya.Sreek!Tangan jiwa jahat secepat kilat mengarah ke depannyaDEG!Kedua mata Songrui membulat besar!Sesuatu yang masuk di dalam sana seperti mencengkeram kuat dan menarik paksa jantungnya keluar!“Apa yang kau lakukan?!”“Karena kau menolak tawaran yang kuberikan, maka akan kuambil apa yang menjadi milikku!Krak!“Segel jiwa!” ucap jiwa jahat kesal, “pantas saja aku tidak bisa mengendalikanmu. Tapi sekarang dengan kekuatanku, segel ini tidak berguna sama sekali!”"Buum!

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status