"Dulu saya memilih untuk tidak menikahi Erika, karena saya tidak yakin bisa memberikan kebahagiaan yang pantas untuknya. Tapi saya telah berusaha keras dan berhasil membangun bisnis yang cukup sukses dan saya siap untuk membahagiakan Erika," jelas Ryan dengan tegas di depan sepasang suami istri Lee itu.
Mereka masih tidak yakin tentang niat Ryan. Namun, Ryan sudah memperlihatkan hasil bisnisnya dengan data dan fakta yang cukup meyakinkan mereka berdua. "Aku tahu aku telah salah pada awalnya. Tapi aku ingin meminta maaf dan memperbaiki semuanya," ucap Ryan dengan rendah hati, menatap Erika dengan penuh cinta. Tuan Lee dan istrinya saling pandang, berbicara sebentar lalu meminta waktu untuk mendiskusikan hal ini dengan putrinya - Erika. Sementara Erika sendiri melihat dengan tatapan tidak percaya pada kedua orang tuanya. Dan setelah beberapa saat, mereka ingin memberikan kesempatan untuk Ryan yang kini telah sukses dan pantas bergabung dengan keluarga besar mereka. "Kami melihat usaha dan keberhasilan yang telah kau capai dalam bisnis. Kami akan memberikan kesempatan untukmu, Ryan," ucap tuan Lee dengan tegas. Ryan merasa senang dan bersyukur, akhirnya diberikan kesempatan untuk menikahi gadis yang ia cintai. "Terima kasih banyak, tuan Lee. Saya tidak akan mengecewakanmu," ucap Ryan dengan tegas. Erika tersenyum bahagia, merasa ada harapan baru untuk hubungannya dengan Ryan. Ia memeluk pria yang dulu dianggapnya pecundang, karena lari dari kenyataan dan tidak mau memperjuangkan cinta mereka. "Aku masih mencintaimu, mas Ryan. Aku akan memberikan kesempatan kedua padamu. Kita akan memulai semuanya dari awal dengan cinta yang sama seperti dulu," ucap Erika dengan haru. Mereka berpelukan, merasakan kehangatan dari cinta yang telah lama menghilang. Kini semua masalah yang pernah mereka alami sirna seketika. Ryan merasa lega dan bahagia, keputusannya untuk datang kembali dan memperbaiki semuanya ternyata berhasil. Apalagi ia telah menjadi pengusaha sukses yang tidak akan pernah mendapatkan hinaan dan cacian dari keluarga besar Lim lagi. "Mari kita makan malam bersama-sama, aku sudah menyiapkan makan malam untuk keluarga kita," ucap nyonya Lee memecah keheningan. "Ya, ayo!" ajak tuan Lee yang berubah ramah. Mereka semua berkumpul di meja makan dan menikmati hidangan keluarga yang lezat. Ryan merasa seperti kembali ke masa lalu, tetapi kali ini dengan kebahagiaan yang lebih besar. Semua orang tersenyum bahagia, menikmati momen indah ini bersama-sama, berbanding terbalik dengan masa lalunya. *** Akhirnya, dua bulan kemudian Ryan dan Erika menikah dengan megah dan mewah. Mereka berbahagia dan saling mencintai, bahkan keluarga mereka yang dulunya merendahkan Ryan, kini merubah pendapatnya dan menerima Ryan dengan hangat. Ryan memang telah membuktikan bahwa ia bisa memperbaiki diri dan membangun bisnis yang sukses, tapi yang paling penting adalah ia telah memperbaiki hubungannya dengan Erika dan keluarganya Erika. Mereka kini menikmati kebahagiaan yang nyata dan berharap dapat hidup bahagia selamanya. "Aku yang ingin menikahi Erika, tapi justru Erika kembali pada pria brengsek itu!" geram seseorang yang melihat kebahagiaan Ryan dengan Erika di atas panggung pelaminan.Seseorang itu bernama Julian, Dia adalah teman sekaligus mantan atasan Ryan, yang merasa terluka melihat Erika dan Ryan bersatu kembali. Selama ini, ia diam-diam mencintai Erika dan berharap dapat menjadi pria yang memiliki hati gadis tersebut.
Selama ini, diam-diam pria itu merasa jika Ryan tidak pantas untuk mendapatkan Erika. Pria itu menilai jika Ryan hanyalah seorang pecundang yang mudah menyerah pada situasi sulit dan tidak berusaha untuk memperjuangkan cintanya - dulu. Sementara Julian, juga tidak berani mengungkapkan rasa cintanya pada Erika karena merasa belum siap dengan segala "modal" supaya bisa diterima keluarga Lee.
"Dua tahun sejak Ryan menghilang aku berusaha mendekati Erika, tapi ia justru datang lagi dan mendapatkan perhatian darinya. Sial!" umpat Julian, merasa usahanya selama ini sia-sia.
Di kehidupan sebelumnya, saat Ryan belum kembali ke masa lalu, Julian adalah orang yang sering memprovokasi tuan Lee dan istrinya dengan berbagai cara. Apalagi di kantor tempatnya Ryan bekerja, Julian memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan Ryan.
Akhirnya, Julian mencoba mencari tahu bagaimana Ryan bisa menjadi sukses dalam waktu singkat. Bahkan bisa memberikan mahar dan pesta yang besar, padahal sudah mengembalikan uang 5 Milyar juga pada tuan Lee. Setelah berbicara dengan beberapa orang yang ada di lingkungan usaha Ryan, Julian menemukan fakta bahwa Ryan sudah memanfaatkan uang yang diberikan oleh tuan Lee yang sebesar 5 Milyar tersebut - dua tahun lalu.
"Oh, jadi dia pergi waktu itu untuk membuat usaha. Tapi kenapa dia tidak pernah memberi kabar, hingga Erika seperti gadis frustasi. Dan aku yang selama ini ada di sampingnya, memberikan dukungan padanya. Tapi ternyata semua sia-sia karena kemunculan Ryan lagi! Jancok, emang!"
Julian mengumpat, merasa kesal dan merasa tak terima. Dia tidak percaya, bagaimana bisa Ryan menggunakan uang dari tuan Lee - yang memintanya untuk pergi, justru membangun usaha dan mengumpulkan kekayaan hingga keberhasilannya diakui oleh tuan Lee juga. Hal itu dirasa Julian sangat tidak fair dan membuatnya terus mencari cara untuk menjatuhkan Ryan, agar ia bisa mendekati Erika dan bisa kembali kepadanya suatu saat nanti.
Sebagai orang yang memiliki nama dalam lingkungan sosial orang-orang sukses, Julian tentu bisa dengan mudah mendapatkan informasi-informasi terkait kondisi usaha Ryan.
Akhirnya, pria itu mulai mencari celah dari kelemahan-kelemahan Ryan, mencari informasi tentang situasi yang berbeda untuk ketidakberhasilan usaha Ryan agar bisa dijadikan sebagai senjata - kelemahan Ryan. Pria itu mencari kelemahan Ryan dalam bisnis dan memanfaatkannya untuk merusak nama baik Ryan di dalam dan luar perusahaan.
"Aku akan membuat informasi palsu untuk membuat usaha Ryan memburuk. Sepertinya, informasi di media massa akan lebih mudah diambil masyarakat Konoha yang bodoh. Hahaha ... aku menang genius!"
Tawa Julian bergema, memuji dirinya sendiri. Pria itu membayangkan keberhasilan usahanya untuk menjatuhkan bisnis temannya sendiri - yang kini dianggapnya sebagai saingan. Namun, Julian tidak menyadari jika perbuatan jahatnya akan berdampak pada orang-orang di sekitarnya. Terutama para karyawan yang bekerja di tempat usahanya Ryan, yang tentunya tidak sedikit.
"Apa maksudmu, Bang Ded?" tanya Elsa dengan nada heran, menatap Dedi dengan bingung - tidak mengerti arah pembicaraannya tadi.Dedi menghela napas panjang, berhenti sejenak di depan lift yang belum terbuka. Ia memastikan tidak ada orang lain di sekitar mereka sebelum melanjutkan pembicaraannya."Aku tahu kamu dekat dengan Pak Ryan. Kita semua dekat dengannya, tapi aku melihat ada sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan profesional antara kamu dan dia," ujar Dedi dengan serius, menatap langsung ke mata Elsa.Elsa mengerutkan kening. "Maksudmu, aku dan Pak Ryan...?" Ia tertawa kecil, merasa absurd dengan apa yang dipikirkan Dedi. "Bang Ded, kamu salah paham. Aku tidak ada perasaan apa-apa terhadap Pak Ryan. Dia bosku, dan kita hanya bekerja sama. Hubungan kita sebatas profesional, tidak lebih."Namun, Dedi tampak tidak terpengaruh oleh penjelasan Elsa. "El, aku tahu kamu orang yang baik. Tapi terkadang, kedekatan bisa menimbulkan persepsi yang salah, apalagi ketika orang lain melihatny
Beberapa hari setelah perbincangan Ryan dan Rangga, suasana di sekitarnya semakin stabil. Hubungan Ryan dengan orang-orang di sekitarnya mulai membaik, terutama dengan istrinya - Erika, yang sempat syok berat karena mengetahui papanya ikut terlibat dalam konspirasi yang ingin menjatuhkan suaminya. Sementara Nyonya Lee juga ikut syok dan akhirnya harus mengungsi ke luar negeri demi kesehatan mentalnya.Tanu yang sempat khawatir dengan kehadiran Rangga, akhirnya bisa bernapas lega setelah mengetahui bahwa Rangga tidak lagi memiliki ambisi untuk mengambil alih perusahaan. Tindakan Ryan yang memperbaiki hubungan dengan Rangga menjadi kunci untuk menghindari konflik lebih jauh, dan itu membuatnya semakin dihargai oleh keluarga dan orang-orang di sekitarnya.Sementara itu, di rumah, hubungan Ryan dan Erika semakin hangat. Meskipun sibuk dengan urusan perusahaan dan masalah-masalah yang baru saja berlalu, Ryan selalu meluangkan waktu untuk istrinya. Mereka sering menghabiskan waktu bersama d
Beberapa hari setelah Tuan Lee, Tuan Haris, dan Nadia diproses hukum, suasana di perusahaan Ryan mulai stabil. Tidak ada yang bisa lepas begitu saja dari jerat hukum, jika memang mereka bersalah. Dan Ryan, tidak memiliki toleransi bagi mereka yang berkhianat.Berbeda dengan keadaan Ryan, Tanu justru sedang resah. Keberadaan Rangga yang masih berkeliaran di sekitar perusahaan Lee membuatnya merasa terganggu. Meski Rangga tidak lagi membuat keributan atau mencoba mengambil alih perusahaan, kehadirannya tetap memicu ketegangan yang membuat suasana tidak nyaman. Tanu tidak bisa menyembunyikan rasa jengkelnya, sering kali mengeluh pada Ryan atau Erika tentang hal tersebut.Melihat ketidaknyamanan Tanu dan menyadari bahwa permasalahan di antara mereka bisa saja merusak hubungan keluarga yang tersisa, Ryan memutuskan untuk mengambil inisiatif. Dia merasa sudah waktunya berbicara dengan Rangga, bukan sebagai rival bisnis, tetapi sebagai saudara yang masih memiliki ikatan darah dengan istrinya
Ryan berhenti melangkah dan menoleh kembali ke arah Tanu, matanya tampak serius. Pertanyaan yang baru saja dilontarkan Tanu membuat suasana yang semula mulai mereda kembali terasa tegang. Erika, yang berdiri di samping suaminya, menatap Tanu dengan cemas, seakan tahu bahwa pembahasan ini akan membawa kembali ingatan-ingatan buruk yang tentu saja masih membekas dengan jelas.Ryan menghela napas panjang sebelum berbicara. "Kak Tanu, aku tahu ini bukan hal yang mudah untuk kita semua. Apalagi, bagimu dan Erika, dia tetaplah papa kalian." Ryan berbicara dengan hati-hati, tak ingin memancing lebih banyak perasaan keduanya terluka."Tapi, Papa..." Suara Tanu tercekat, menelan ludahnya susah. "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Bagaimana jika dia—""Kita harus menyerahkan semuanya pada hukum, Kak Tanu." Ryan memotong dengan tegas, namun suaranya tetap tenang. "Semua bukti sudah jelas mengarah ke Papa. Dia terlibat dalam rencana bersama Tuan Haris dan melibatkan Nadia juga untuk mencelakak
Erika berjalan anggun memasuki ruang meeting, di sampingnya ada Ryan yang selalu tampak tenang namun penuh wibawa. Suara langkah kaki mereka berdua yang berirama membuat suasana di ruangan itu terasa semakin menegangkan. Tanu yang masih berdiri di depan meja konferensi menatap ke arah keduanya, sementara Rangga yang semula tampak percaya diri, kini mulai terlihat tidak nyaman dengan kehadiran mereka.Ryan, yang memegang saham terbesar di perusahaan ini setelah penyuntikan dana besar-besaran saat perusahaan Lee hampir bangkrut, hanya memberikan anggukan kecil kepada Tanu. Ia kemudian berjalan ke arah kursi di ujung meja, posisi yang biasanya diisi oleh pemegang keputusan tertinggi dalam pertemuan semacam ini.Erika, yang selama ini menjadi sosok penting di balik layar - sebab dirinya juga memiliki beberapa persen saham di perusahaan keluarganya ini, tidak banyak bicara. Namun kehadirannya kali ini jelas menunjukkan bahwa dia bukan sekadar anak perempuan dari Tuan Lee, tetapi juga seora
Tanu berdiri tegak di ruang pertemuan yang luas, matanya menatap dengan tajam ke arah sepupunya - Rangga, yang memaksa ikut dalam pertemuan ini. Rangga duduk di hadapannya dengan sikap percaya diri, merasa menjadi bagian dari perusahaan yang saat ini dipimpin Tanu.Rangga, sepupu Tanu yang juga sekaligus keponakan Tuan Lee, kini berani menunjukkan ketertarikannya untuk mengambil alih kepemimpinan perusahaan yang selama ini dijalankan oleh Tuan Lee. Sementara itu, Tuan Lee, ayah Tanu dan Erika, kini tengah mendekam di penjara, jelas telah membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi banyak hal - termasuk merosotnya harga saham perusahaan. Namun, meskipun hubungan keluarga ini mengikat mereka dalam ikatan darah, Tanu tahu bahwa tidak ada tempat bagi Rangga di dalam dunia bisnisnya ini —terutama dengan segala yang telah terjadi.Tangga sendiri - bersama dengan keluarganya yang lain, sudah mendapatkan bagiannya di luar kota - perusahaan cabang yang selama ini ditangani mendiang ayahnya R