Share

Episode 2 Experimen

Petir terus menyambar tanah tandus di dunia bawah. Tidak ada lagi pemandangan hijau di tempat ini, hanya ada lahan tandus dan semua tanaman kering yang pernah hidup di tempat itu. Jangan tanyakan bagaimana susahnya mendapatkan makanan di dunia ini. Mereka berebut dan saling menyerang bahkan tak segan membunuh. Penjarahan, pencurian segala tindakan kriminal seakan legal di tempat itu. 

Di sana berdiri sebuah laboratorium baru. Tujuannya hanya satu membangkitkan kembali raja yang telah lama menghilang dari dunia ini. Sudah dua abad lamanya tapi tak kunjung ada yang memiliki kemampuan pemurnian sementara dunia bawah sudah sekarat. 

"Apa kamu yakin, Xavier?" Rafael ragu dengan keputusan Xavier yang tiba-tiba menjadi kepala laboratorium. Dia tahu teman kecilnya ini suka dengan penelitian dan dulu memiliki laboratorium sendiri. Tapi yang sekarang didanai oleh Kerajaan membuat Rafael merasa ragu.

"Aku yakin, percayalah kali ini pasti, raja kegelapan akan bangkit kembali," jawab Xavier penuh keyakinan. 

"Tapi… ," Rafael masih tidak mempercayai apa yang akan dilakukan temannya itu. Dia justru merasa khawatir bagaimana kalau gagal. Percobaan yang dilakukan Xavier bisa saja berbahaya. Raja kegelapan yang bangkit bisa saja hanyalah monster tak berhati yang akan membahayakan dunia bawah. 

"Tenanglah, percayalah padaku," lanjut Xavier. 

Xavier, dia melakukan penelitian di laboratorium. Selama ini Rafael selalu mengunjunginya, melihat dan mengawasi dirinya supaya tidak salah langkah. 

"Apa yang salah?" gumam Xavier. Dia merasa semua telah benar tapi tidak ada perubahan pada sel yang diyakini milik raja kegelapan. 

"Apa yang salah?" tanya Rafael yang ikut memperhatikan sahabatnya itu.

"Selnya tidak berkembang, seharusnya dia membelah mengalami perkembangan tapi ini tidak terjadi apapun," terang Xavier. 

"Mungkin butuh kemampuan seperti para penyembuh atau medis beberapa ada yang bisa meregenerasikan," usul Rafael. 

"Patut dicoba."

Rafael melihat Xavier keluar dan dia mengikutinya. Di jalan keluar mereka bertemu seorang wanita. 

"Hai, Selena," sapa Rafael. 

"Hai, kalian mau kemana?" tanya wanita yang bernama Selena. 

"Mencari para tabib, tenaga medis dan penyembuh mungkin saja apa yang disarankan Rafael berguna," jawab Xavier yang mendekati wanita itu dan mencium keningnya. 

"Semoga berhasil," ucap Selena. 

Para tenaga medis dan penyembuh serta tabib yang memiliki kemampuan semuanya telah mencoba tapi tak satupun yang mampu membuat sel tersebut beregenerasi. 

"Kurasa, anda memerlukan sesuatu yang lebih kuat seperti darah mungkin. Darah naga atau darah makhluk lain yang bisa memulihkan," saran salah satu dari para tenaga medis. 

Xavier dan Rafael masih berada di tempatnya mereka berpikir. Apa yang bisa membuat raja kegelapan bangkit?

"Yuasa," gumam Rafael. 

"Apa?" tanya Xavier. 

"Ah tidak. Hanya sepintas saja. Tidak-tidak jangan dicoba," lanjut Rafael. 

"Yuasa? Maksudmu anak kakak angkatmu itu?" tanya Xavier kemudian. 

"Lupakan, jangan lakukan itu. Yuasa sangat lemah. Lupakan saja. Dan jangan dekati dia," balas Rafael seperti menyembunyikan sesuatu tentang Yuasa. 

Rasa penasaran Xavier justru semakin menjadi. Dan saat Rafael tidak mengetahuinya dia menyelinap mencari pangeran kecil bernama Yuasa tersebut. 

"Itu dia," gumam Xavier melihat Yuasa yang sedang bersama pelayannya di taman istana. Dia bermain dan tak sengaja terjatuh. 

"Pangeran! Anda baik-baik saja? Coba kulihat, tangan Anda berdarah, ayo kita obati di dalam." 

Pelayan itu membawa pangeran Yuasa ke istana. Di saat itulah Xavier mengambil tetesan darah Yuasa yang ada di batu tempat dia jatuh tadi. Darah yang sudah mengering. 

Di laboratoriumnya dia mencoba darah Yuasa. Darah itu bereaksi seperti yang dia inginkan. Sel raja kegelapan mulai beregenerasi. 

"Menakjubkan, sedikit saja sudah ada reaksinya. Jika kuambil lebih banyak pasti raja kegelapan akan bangkit," gumam Xavier. 

Dia teringat dengan Rafael. Jika Rafael tahu akan terjadi pertengkaran antara dirinya dengan sahabatnya itu. Karena hal itu dia membuat rencana pengalihan, supaya Rafael tidak menduga dialah dalang dibalik semuanya. 

Xavier membuat sebuah organisasi dibalik layar. Terdiri dari orang-orang buangan baik dari dunia atas maupun dunia bawah. Dia juga membutuhkan tangan kanan kepercayaan yang berasal dari dunia atas, lebih bagus lagi jika itu adalah bagian dari istana. Orang dalam yang secara langsung bisa mengetahui gerak-gerik pangeran Yuasa. 

Dia merencanakan semuanya dengan hari-hati. Pangeran yang berusia 12 tahun itu menghadiri acara di kota Onyx bersama para pengawalnya. Acara perjamuan yang tidak bisa dihadiri sang raja  sehingga dialah yang mewakilinya. Walaupun semua itu juga merupakan bagian dari rencana orang dalam kepercayaan Xavier. 

"Kamu harus ingat perjanjian kita, demi nyawa putriku akan kulakukan apapun," tegas pria yang mengikuti rencana Xavier. 

"Tenang saja, putri akan hidup percayalah, kau sendiri akan melihatnya nanti setelah kudapatkan darahnya," ucap Xavier. Pria itu bahkan tidak tahu identitas Xavier dia hanya mencari orang yang bisa menyembuhkan putrinya. 

Putri pria itu menderita penyakit langka yang sampai saat ini belum ada seorang tabib pun yang mampu menyembuhkannya. Xavier menjanjikan kesembuhan untuk putrinya dengan imbalan bantuan menjebak Pangeran Yuasa.

Hari itu tiba, Pangeran Yuasa yang tidak tahu kedatangannya ke kota Onyx adalah sebuah jebakan datang dan menginap di penginapan yang sudah dirancang oleh mereka. Orang-orang Xavier dengan mudah menculik Pangeran Yuasa yang sudah dipisahkan dengan para pengawalnya. Pangeran Yuasa yang masih kecil dan tidak bisa bertarung tak bisa melawan. Dengan mudah mereka menguras darahnya dan meninggalkannya begitu saja setelah selesai. 

Orang-orang suruhan Xavier berhasil membawa beberapa kantong darah. Senyum mengembang di bibirnya saat mendapatkan hasil yang dia inginkan. Tak lupa dia memberikan sedikit darah itu kepada putri yang memiliki penyakit langka tersebut. Putri itu sembuh dan pria yang menjadi kaki tangan Xavier sangat senang dengan kerja sama mereka. 

"Putrimu sudah sembuh, tapi obat ini ada masanya. Dia akan memerlukan lagi obat ini suatu hari nanti," ucap Xavier memberi peringatan.

"Maksudmu aku harus melakukan tindakan ini lagi?" tanya pria itu yang merasa seperti masuk dalam perangkap.

"Tidak. Hanya jika kau ingin putrimu sembuh saja," balas Xavier. Dia tersenyum puas sudah mendapatkan mangsanya.

Xavier kembali ke laboratorium dan melakukan uji coba. Sel raja kegelapan benar-benar bereaksi dengan darah Yuasa yang unik. 

"Berhasil, tinggal meningkatkan saja jumlahnya dan sebentar lagi raja kegelapan akan bangkit kembali," batin Xavier senang dengan percobaannya.

Terdengar suara seseorang menerobos laboratorium dengan paksa. Teriakan asisten Xavier yang melarang orang itu masuk membuat Xavier segera menutupi hasil percobaannya dengan kain.

"Ada apa ini?" tanya Xavier memeriksa keributan yang ada.

"Xavier syukurlah," ucap Rafael saal melihat Xavier dan para asistennya melepaskan pria itu.

"Ada apa?" tanya Xavier memandang Rafael yang terlihat cemas dan terburu-buru.

"Aku perlu beberapa bahan untuk ramuan. Apa kau punya mawar hitam?" tanya Rafael mendekati Xavier penuh harap.

"Siapa yang sakit? Sepertinya masih ada," jawab Xavier sekaligus bertanya siapa yang memerlukan mawar hitam. Mawar hitam dataran tinggi dunia bawah sulit dicari karena langka tapi, memiliki kemampuan khusus untuk menyembuhkan walaupun tidak berhasil juga saat digunakan untuk meregenerasi sel raja kegelapan.

"Yuasa, dia diserang dan sekarang kritis," jawab Rafael.

Xavier diam sesaat, ada rasa cemas di hatinya jika sampai Rafael tahu dialah penyerang itu. Dengan hati-hati dia bertanya, "Kau tahu siapa penyerangnya?"

"Sayangnya tidak ada petunjuk. Mereka seperti organisasi rahasia. Orang-orang dari dunia atas, dan sebagian orang-orang bayaran sehingga sulit mencari dalangnya. Itu tidak penting, kau punya mawar hitam?" balas Rafael kembali menanyakan mawar hitam.

"Ada, tunggu sebentar," jawab Xavier mencari benda yang dimaksud Rafael di tempat penyimpanan. Tak lama dia kembali membawa sebuah mawar yang diletakkan dalam wadah kaca.

"Ini, bawalah. Semoga dia cepat pulih kembali," lanjut Xavier menyerahkan mawar hitam.

"Terima kasih, aku pergi dulu," jawab Rafael.

Pria itu tergesa-gesa meninggalkan laboratorium Xavier bersama mawar hitam di tangannya.

"Ya, pergilah selamatkan dia, jadi nanti aku bisa mengambil darahnya lagi," gumam Xavier dengan senyum jahat di bibirnya.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Vauzi Rezky
seru ceritanya
goodnovel comment avatar
Iin Romita
Xavierr .. jngan berbuat yg tudak2 ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status