Share

Kebangkitan Sang Naga Emas
Kebangkitan Sang Naga Emas
Penulis: Rai Seika

Episode 1 Ingin Menjadi Kuat

"Akhirnya, Raja Kegelapan akan bangkit kembali!"

Seorang pria di dalam laboratorium di dunia bawah tertawa dengan keberhasilannya. Penelitian untuk membangkitkan Raja Kegelapan telah berhasil.

"Tuan, kita masih perlu darah lagi." Laporan dari anak buahnya.

"Ya, akan ku usahakan secepatnya," jawab pria itu.

Sementara itu di Kota Onyx, dunia atas. Keributan akibat Penculikan Pangeran Yuasa terjadi. Pangeran itu ditemukan dalam keadaan kehabisan darah, banyak rumor beredar akan adanya makhluk penghisap darah tapi hal itu ditepis segera. Alat yang masih menempel di lengan Pangeran Yuasa jelas menunjukkan darahnya diambil secara paksa, di pompa keluar.

"Siapa yang melakukan ini?" Raja Yuichi mengepalkan tangannya, geram dengan perbuatan orang yang telah menguras habis darah putra tercintanya.

Dua tahun kemudian.

Arena Redlion, tempat pelatihan bagi para prajurit di Kerajaan Cahaya. Dua orang berjalan ke arah tempat ini, mereka adalah Pangeran Yuasa dan Rosaline, pengawal pribadinya.

"Pangeran yakin mau berlatih bela diri, apa saya tidak cukup untuk menjaga Anda?" tanya Rosaline. 

"Keputusanku sudah bulat, Rosaline, Aku ingin menjadi kuat," balas Pangeran Yuasa.

Kejadian dua tahun yang lalu menjadi cambuk bagi Pangeran Yuasa, sebanyak apapun pengawal jika dia sendirian maka dia tidak akan bisa berbuat apapun. Nyatanya ada situasi di mana pengawal terpisah darinya. Dan saat itu terjadi melawan pun tak sanggup hanya bisa pasrah dengan keadaan. Dia harus bisa membela diri setidaknya itulah yang ada dalam pikirannya.

"Saya memiliki teman di sini, dia biasa melatih prajurit, kurasa bisa juga melatih Pangeran Yuasa," lanjut Rosaline. Mereka berjalan menuju tempat penerima tamu, setelah bertanya dimana bisa bertemu dengan teman Rosaline mereka meneruskan perjalannya.

"Dia sedang berada di tempat latihan, kita beruntung," ucap Rosaline.

Mereka tiba di sebuah lapangan, di sana banyak prajurit berlatih di bawah bimbingan seorang pria berambut merah.

"Adrian!" panggil Rosaline dan pria berambut merah pendek itu menoleh ke arah mereka.

"Siapa mereka, berani sekali memanggil Sersan Adrian tanpa gelarnya," bisik-bisik para prajurit tingkat satu yang sedang berlatih.

Pria yang bernama Adrian itu berjalan menuju ke arah Rosaline dan Pangeran Yuasa. Pangeran Yuasa berusaha bersikap sopan di hadapan calon pelatihnya.

"Rosaline, ada apa kemari? Apa kamu kangen denganku?" Adrian merentangkan kedua tangannya hendak memeluk gadis berambut merah panjang yang semerah rambutnya.

"Enak saja!" jawab ketus Rosaline menatap tajam Adrian sehingga pria itu berhenti dan tidak jadi memeluknya.

"Jahatnya, sesekali bohong untuk menghiburku tak apa, kan,”" gerutu Adrian.

"Eh?" Pangeran Yuasa yang melihat keduanya merasa sungkan. Mereka berdua ternyata saling kenal, dan terlihat sangat dekat. Sedikit rasa cemburu mulai mengular di hatinya, meliuk-liuk mempermainkan rasa yang baru terbangun.

Pangeran Yuasa, dia menaruh rasa pada pengawal pribadinya sejak pertama kali mereka bertemu. Sementara gadis yang kini sedang bertarung kata-kata dengan Adrian sama sekali tidak tahu perasaannya. Dia memendamnya sendiri, tidak berani mengungkapkan rasa itu karena takut. Takut hubungan yang saat ini terjalin akan hancur.

"Perkenalkan, Pangeran Yuasa. Dia ingin berlatih di sini," ucap Rosaline memperkenalkan Pangeran Yuasa. Sang Pangeran pun memberikan salam untuknya.

Adrian mengamati Pangeran Yuasa yang berdiri tegak di depannya. Postur tubuhnya bagus, proporsional, tidak terlihat ada otot di tangannya, begitu pula kakinya. Wajah dan kulitnya terlihat terawat dengan baik dan yang membuat Adrian menyipitkan mata adalah warna rambutnya.

"Anda pemilik kristal kuning?" tanya Adrian langsung.

"Iya," jawab Pangeran Yuasa. Dia merasa ada yang salah dengan kristalnya. Apakah salah jika kristal kuning ingin belajar bela diri.

"Pangeran, apa Anda melihat ada prajurit dengan kristal kuning?" Adrian memberikan isyarat kepada Pangeran Yuasa untuk memperhatikan prajurit yang dilatihnya.

"Kristal biru, merah, banyak kristal campuran dan kristal tanpa warna," ucap Pangeran Yuasa. Sangat mudah membedakan mereka dari warna rambutnya. 

"Dan …." Adrian menambahkan kata itu dan menunggu Pangeran Yuasa menjawabnya.

"Tidak ada kristal kuning," jawab Pangeran Yuasa segera mengetahui maksudnya.

Kecewa, hanya itu yang bisa dirasakan oleh pangeran tampan itu, dia berniat melatih diri untuk menjadi kuat namun harapan itu pupus sudah. Awalnya saat melihat kristal tanpa warna yang juga berada di antara warna-warna kristal yang dilatih dia sudah menaruh harapan besar pada pria ini. Kristal tanpa warna dikenal sebagai kristal yang tidak berguna dan pria ini menerimanya.

"Lebih baik Anda pulang, pangeran," lanjut Adrian berbalik membelakangi Pangeran Yuasa bersiap kembali kepada prajuritnya.

"Tunggu!”" teriak Pangeran Yuasa, "Saya bisa membuktikan kalau saya mampu berlatih, jadi tolong latih saya!" pinta Pangeran Yuasa.

Adrian berhenti dan menoleh, dia memandang sekali lagi pangeran tampan di samping Rosaline. Senyuman terkembang di bibirnya.

"Kalau Anda bisa menggores ku, akan kupikirkan," jawab Adrian. Dia sangat yakin pangeran ini tidak bisa bertarung.

"Anda berjanji?" tandas Pangeran Yuasa dia tidak ingin dikecewakan.

"Janji," jawab Adrian.

Pangeran Yuasa mengambil pedang di tempat senjata. Ada banyak pilihan senjata, tapi hanya pedang saja yang terlintas di pikirannya. Dia menyerang Adrian dengan pedang itu.

"Lemah," lirih Adrian. Meskipun ucapannya tidak terdengar jelas, Pangeran Yuasa bisa mengerti satu kata itu. Dia memang lemah secara fisik, tapi tekatnya sangat kuat.

"Masih belum," gumam Pangeran Yuasa kembali mengayunkan pedang dan dengan mudah dihindari oleh Adrian yang bahkan tanpa senjata. Adrian hanya bergerak ke samping dan mengelak dari sabetan pedang yang tidak terlalu bagus diayunkan. 

"Tunggu, dia memiliki kuda-kuda yang bagus, meskipun ayunan pedangnya berantakan dan tidak bertenaga,”" pikir Adrian.

Adrian yang memperhatikan kuda-kuda Pangeran Yuasa tidak memperhatikan ayunan pedangnya hingga dirinya hampir saja terkena pedang itu. Secepat kilat, Adrian menarik pedang di punggungnya dan menepis pedang pangeran Yuasa yang hampir melukainya. Tangkisan pedang Adrian membuat pedang Pangeran Yuasa terpelanting.

Tanpa pedang bagaimana Pangeran Yuasa menyerang, dia tidak mau gagal hari ini.

"Selesai, kau tidak bisa …," ucapan Adrian berhenti saat mata biru sang pangeran berubah warna. Kilau keemasan matanya,  dan di saat yang bersamaan tubuhnya dikelilingi oleh percikan petir.

"Elemen petir dari kristal kuning?!" Adrian tidak percaya apa yang dia lihat. Elemen petir saja sudah langka dan semakin tidak biasa lagi dimiliki oleh kristal kuning.

"Saya belum menyerah!" teriak Pangeran Yuasa berlari ke arah Adrian dengan bola petir di tangannya.

Adrian yang tertegun, justru tidak bergerak saat bola petir mengarah padanya, hingga di detik-detik terakhir dia menangkis bola petir itu dengan pedang besarnya.

"Hampir saja," gumam Adrian.

"Gagal!" lirih Pangeran Yuasa yang berharap mendapatkan hasil dari serangan terakhirnya. 

Kristal kuning adalah kristal paling lemah diantara semua kristal. Kemampuan utamanya adalah penyembuh. Semua kristal kuning bekerja di bidang medis, mereka adalah para tabib.

Adrian tercengang, dia merasakan ada rasa perih di pipi kirinya.

"Apa ini?" Adrian menggunakan tangannya untuk memeriksa pipi kirinya, darah mengalir tipis, sebuah goresan kecil dari percikan petir Pangeran Yuasa.

“Ternyata Anda bisa …,” baru saja Adrian ingin mengatakan bahwa pangeran berhasil tapi dia justru pingsan.

"Pangeran!" Rosaline berlari ke arah Pangeran Yuasa, menangkap tubuhnya sebelum menyentuh tanah.

"Bagaimana dia?" tanya Adrian.

"Tidak apa-apa, hanya kelelahan saja. Kurasa kau tahu sendiri seperti apa kristal kuning," jawab Rosaline. Dengan mudah dia mengangkat tubuh Pangeran Yuasa, Meletakkannya ke pinggir lapangan yang teduh.

"Apa yang membuatnya bertekat seperti itu?" tanya Adrian.

Rosaline menoleh ke arah Adrian, tersenyum lalu menjawab pertanyaannya.

"Bukankah dia sudah mengatakannya, dia ingin menjadi kuat," jawab Rosaline.

Adrian menghela napas panjang, lalu tersenyum dan menoleh ke arah Rosaline.

"Kalau begitu, besok dia sudah bisa berlatih di sini, aku menerimanya," balas Adrian.

Esok hari, Pangeran Yuasa akan memulai latihan pertamanya, bagaimana dia berlatih? Apakah dia benar-benar akan menjadi kuat?

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Lisan
pangeran Yuasa. aku padamu.
goodnovel comment avatar
Rai Seika
Dia dah punya cewek
goodnovel comment avatar
Iin Romita
Pangeran yuasa kekasihku..... aq mau ngehalu dulu ya thurr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status