Beranda / Urban / Kebangkitan Sang Raja Teknologi / Bab 98. Menjadi Tawaran Yang Tak Bisa Ditolak

Share

Bab 98. Menjadi Tawaran Yang Tak Bisa Ditolak

Penulis: KiraYume
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-20 23:43:48

Beberapa hari berlalu tanpa jeda yang berarti. Pada suatu sore, suara Tirta memecah konsentrasi semua orang. “Ada lagi,” katanya dari pos intelijennya, suara datar namun membawa bobot yang tak bisa diabaikan. Ia menekan sebuah tombol, dan di layar utama muncul sederet log yang dipenuhi notifikasi merah.

Clara yang baru saja menutup telepon mendongak, wajahnya menegang. “Apa lagi sekarang?”

“Dua perusahaan logistik besar,” jelas Tirta sambil menggeser layar. Matanya nyaris tak berkedip, sorotnya serius.

“Keduanya klien penting CyberShield. Data manifest pengiriman mereka terduplikasi secara acak. Satu truk dilaporkan membawa muatan yang sama ke dua kota berbeda pada saat yang bersamaan. Bagi orang awam, ini cuma kayak kesalahan operasional kecil. Tapi bagi manajer logistik mereka, bakal bikin sakit kepala berkepanjangan. Jadwal distribusi akan kacau, dan dia nggak bakalan nemu kesalahannya dimana.”

Raven menatap layar itu lama, matanya tidak memperlihatkan keterkejutan. Ia hanya menga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 109. Lain Daripada Yang Lain

    Ruangan presentasi itu bagaikan arena pengadilan, hanya saja para hakimnya mengenakan seragam militer dan setelan birokrasi. Kayu gelap yang melapisi dinding, bendera negara yang menjulang di belakang podium, dan tatapan dingin para jenderal serta pejabat intelijen menciptakan atmosfer yang kaku, tak memberi ruang untuk kesalahan.Di tengah meja berbentuk U, Valeria berdiri penuh percaya diri. Suaranya mengalun tenang namun penuh penekanan, setiap kata seperti diukir untuk menenangkan rasa cemas para pengambil keputusan. Ia berbicara tentang rekam jejak CyberShield. Di sudut meja, Kinar duduk sedikit terpisah. Tidak ikut mengangguk, tidak ikut mengernyit. Wajahnya netral, mata tajamnya mencatat setiap detail. Hanya keberadaannya saja sudah cukup untuk membuat Valeria menimbang kata-katanya dengan lebih hati-hati.Sementara itu, di ruang tunggu, Raven duduk tegak dengan ekspresi yang tak terbaca. Clara sibuk merapikan catatan, memastikan tidak ada satu pun detail yang terlewat. Freya

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 108. Jiwa-Jiwa Siap Tempur

    Di bunker, malam itu udara dipenuhi ketegangan. Layar-layar monitor menampilkan berbagai versi antarmuka Genesis, dari mockup kasar hingga simulasi real-time.Freya menekan keyboard keras-keras. “Kalau kita sederhanakan terlalu jauh, kita kehilangan konteks! Data detail itu penting. Bagaimana kalau sistem salah interpretasi? Pengguna harus bisa melihat lapisan dalamnya kalau perlu.”Raven melangkah cepat ke meja, menunjuk layar dengan telunjuk tajam. “Freya, kamu masih berpikir seperti engineer. Klien kita nanti bukan engineer. Seorang jenderal tidak peduli pada kompleksitas algoritma! Dia hanya perlu tahu di mana ancamannya, dan tombol mana yang harus ditekan untuk menghancurkannya!”“Dan kalau tombol itu salah ditekan karena tidak ada data pendukung?” balas Freya dengan nada meninggi. “Kamu pikir itu tidak lebih berbahaya? Aku tidak mau Genesis jadi senjata buta hanya karena kita sibuk bikin tampilan cantik!”Suasana membara, Tirta bahkan menahan napas, khawatir kedua rekannya aka

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 107. Perhatian Kecil

    Tiga bulan terasa seperti tiga minggu. Bunker Quantix kehilangan wajah lamanya. Dinding-dindingnya yang tadinya kosong kini penuh dengan catatan, diagram, dan coretan-coretan strategi. Lantai dipenuhi kabel, tumpukan kardus makanan cepat saji, dan cangkir kopi bekas yang berjejer seperti trofi perang. Lampu neon yang terus menyala siang dan malam membuat semua orang kehilangan ritme tidur. Waktu melebur; hanya ada pekerjaan, target, dan detak jam yang terdengar lebih keras setiap harinya.Clara berada di tengah-tengah medan perang birokrasi. Dia sudah tak lagi terlihat seperti eksekutif startup, melainkan seorang diplomat yang harus menyeimbangkan logika dan pesona. Hari-harinya penuh dengan rapat virtual, panggilan telepon yang tak ada habisnya, dan pertemuan dengan pejabat pemerintah yang terlalu terbiasa dengan perusahaan besar. Berkali-kali ia harus menjelaskan ulang, siapa Quantix, dari mana mereka berasal, dan kenapa mereka layak dipercaya.Suatu sore yang panjang, Clara duduk b

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 106. Menarik!

    Clara kembali pada Raven dengan wajah serius, seolah membawa beban yang lebih berat dari yang terlihat di layar laptopnya. “Aku sudah kumpulkan semua persyaratan tender,” katanya, menahan helaan napas.“Sertifikasi keamanan ISO level tertinggi, audit keuangan selama tiga tahun terakhir … yang jelas tidak kita miliki. Serta rekam jejak proyek skala besar. Dan itu juga tidak kita punya.” Suaranya terdengar seperti vonis.Tirta mengusap wajahnya, jemarinya gemetar halus. “Dari sisi Genesis sih, kita nggak ada masalah. Tapi bagaimana kita bisa memenuhi semua persyaratan ini dalam tiga bulan? Perusahaan lain mungkin baru bisa memenuhinya setelah sepuluh tahun beroperasi.” Nada putus asa merayap di balik kalimatnya.Raven, yang sejak tadi berdiri sambil menatap layar penuh data, berbalik dengan sorot mata yang tajam. “Kita tidak akan memenuhinya. Kita akan melampauinya.” Ia menggeser kursinya, menunjuk ke layar besar yang menampilkan grafik pertumbuhan proyeksi Quantix. “Mereka meminta a

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 105. Karyaku Tak Akan Kalah

    Clara mengangkat alis, napasnya keluar pendek. “Tapi Rave, kontrak pemerintah butuh birokrasi bertahun-tahun. Kita bahkan belum punya sertifikasi keamanan level pemerintah.” Kata-katanya bukan protes kosong. Itu adalah kenyataan yang menjepit. Dan kenyataan itu terasa berat, beban yang mesti diangkat bersama.Raven menghela napas, matanya menyapu timnya. Di wajah-wajah yang letih itu ia melihat satu kemungkinan dan serangkaian risiko yang mengikutinya. “Oleh karena itu,” jawabnya, suaranya tenang tetapi cepat seperti peluru yang diarahkan, “Clara, aku perlu kau mencari tahu semua tentang proses tender itu. Setiap celah, setiap persyaratan. Kalau perlu, bertemu dengan perwakilan mereka, secara resmi. Pelajari bahasa mereka, tuntutan mereka, dan siapa saja yang punya suara lebih besar dalam keputusan.”Clara menatapnya, menerima perintah sambil menggulung lengan bajunya. “Baik. Aku akan gunakan semua koneksi yang aku punya. Aku akan cari orang-orang yang tahu permainan itu dari dalam.

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 104. Jejak Sejarah

    Layar utama bunker menampilkan sebuah breaking news dari salah satu kanal bisnis paling berpengaruh. Judulnya terpampang tebal dengan font merah menyala. “Dewan Direksi CyberShield Secara Resmi Menunjuk Valeria Vindita sebagai CEO Definitif.” Tepat di bawahnya, kutipan Valeria dipajang layaknya pernyataan perang. “Saya akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan perusahaan ini dari serangan-serangan brutal dan tidak etis.”Tidak ada yang bersorak. Tidak ada yang terkejut. Hanya ada keheningan yang dingin, layar-layar lain tetap berkedip, tapi suasana di ruang itu membeku.“Dia berhasil,” kata Clara akhirnya, suaranya datar, tapi mengandung rasa muak yang sulit disembunyikan. Ia bersandar di kursinya, menatap layar seakan sedang menakar lawan yang jauh lebih tangguh dari perkiraannya. “Dia berhasil mengkambinghitamkan Radja, menampilkan dirinya sebagai korban, dan meyakinkan dewan bahwa dialah satu-satunya penyelamat.”Raven berdiri tegak di depan papan tulis, kedua tangannya bersed

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status