PROLOG. DIBAWAH LANGITMereka pertama kali bertemu di bawah pohon sakura yang langka di taman, di antara bangunan marmer dan jembatan kristal Kota Lunar, kota yang tentram dan damai, tempat angin membawa aroma bunga abadi dan matahari senja menciptakan siluet keemasan di permukaan danau. Di sanalah dunia diam sejenak untuk mempertemukan dua jiwa muda yang tak tahu bahwa mereka akan saling mencintai dan menghancurkan.Zyran duduk di bangku batu, mengenakan jubah latihan yang sudah lusuh. Rambut hitamnya berantakan, matanya menatap danau dengan sorot tajam yang seolah hendak menantang takdir. Dia pewaris keluarga Endevourโatau seharusnya begitu. Namun sejak ayahnya, Leiv Endevour, pemimpin sebelumnya meninggal, Zyran hanya dianggap bayangan buruk, anak dengan garis darah yang terbuang, warisan yang tak diinginkan.Sementara itu, seorang gadis dengan rambut perak seperti cahaya bulan berjalan menyusuri jalan setapak dengan langkah anggun. Gaun ringan berwarna ungu membelai rerumputan, da
Mata mereka bertemu โฆ. dan untuk sesaat, waktu seakan berhenti. Di antara mereka bukan hanya ada pertarungan kekuatan, tapi juga reruntuhan cinta dan janji yang terkoyak. โA-apa?!โ โApa yang sebenarnya terjadi?โ โJanji satu tahun โฆ. apa maksud meraka?โ โKudengar, dulu mereka bertunangan, bukan?โ Suara sorak-sorai penonton bergema. "Zyran ...." bisik Neil, nyaris tak terdengar. "Apa kau tahu sesuatu?" Mata mereka bertaut, dan di sanaโdi kedalaman pupil merekaโtersimpan kisah yang belum selesai. "Aku tahu segalanya," jawab Zyran pelan. "Tapi hari ini, aku ingin tahu, apakah hatimu masih bisa kutemukan di antara tebasan pedangmu, Neil?" Zyran dan Neil saling menatap dalam waktu yang cukup lama, penuh kehangatan, rindu namun meyakitkan. Keduanya mengeluarkan pedang dari sarung di pinggang mereka, pedang es Wistoria dengan cahya ungu kebiruan di tangan Zyran. Dan pedang Fenghuang dengan cahaya merah ditangan Neil. Swoosshh~ Klang! Dan dengan itu, mereka mulai bergera
"KAIJIN!" Ledakan dahsyat mengoyak udara. Bayangan tanduk meledak dari langit seperti meteor neraka, menghantam dengan kekuatan brutal. Debu dan energi spiritual beterbangan, menciptakan pusaran kekacauan yang membuat waktu seakan berhenti. Namun yang terjadi berikutnya membuat semua penonton terperangah. Zyran tidak terguling. Dia hanya terhenti sejenak, seolah menerima serangan itu sebagai angin lalu. Matanya menatap tajam ke arah lawannya dengan ketenangan yang mengintimidasi. Sunny sendiri ternganga. "Tidak mungkin!" Dalam pikirannya, tinju kaijin adalah teknik pamungkas, mampu merobohkan batu besar dan menumbangkan binatang buas berkulit baja. Tapi kini? Hanya menghasilkan jeda sepersekian detik. Zyran menghela napas. "Kalau hanya segitu, kamu sudah kalah sejak awal." Tawa gila meledak dari bibir Sunny. Dia melompat tinggi, tubuhnya dilingkupi aura merah menyala. "Jangan sombong! Kekuatan garis keturunanku belum kau rasakan sepenuhnya!" Kaki kanannya menghantam uda
Langkahnya ringan namun mantap, dia mengepalkan tinju dan melayangkan pukulan lurus, menyambut serangan telapak tangan raksasa Sunny.Swohs!Tinju itu meluncur secepat kilat, menimbulkan raungan angin yang menggema di seluruh arena.Sunny justru menyeringai, percaya diri bahwa ini adalah akhir bagi Zyran. Teknik tanduk banteng adalah warisan keluarganya dari Kota Marlin, mampu menghancurkan logam dan tulang dalam satu cengkeraman.Begitu telapak tangan itu menangkap tinju Zyran, dia berniat langsung meremukkannya. โHahaha! Ini yang kau minta, Zyran!โBANG!Namun, saat telapak tangan Sunny mencengkeram tinju Zyran, senyum kemenangan itu langsung membeku. Matanya membelalak, tangan kanannya bergetar hebat.โA-Apa?! Tidak mungkin!โ Dia menggigit bibir bawah, mencoba menghimpun kekuatan untuk menekan balik. Tapi tinju Zyran justru memancarkan dua gelombang energi dahsyat yang meledak dari dalam genggaman!โApakah ini yang kau sebut tanduk?โ Zyran mencibir. Tinju keduanya kini melayang ke
Sunny menatap Zyran dari atas panggung, matanya menyipit merendahkan, seolah kemenangan telah dia genggam. Namun sebelum duel dimulai, tatapannya sempat beralih kepada Leslie yang duduk di tribun.โLeslie, aku ingin kau menyaksikan sendiri bagaimana aku menghancurkan murid Aula Langka!โLeslie tidak menyembunyikan perasaannya, dia mengernyit jijik melihat tubuh kekar Sunny yang menggembung dan penuh percaya diri. Baginya, pria semacam itu tak punya nilai.Sunny tak menyadari penolakan itu, dia terlalu sibuk menikmati rasa kagumnya terhadap diri sendiri. โAku akan membuat semua orang tahu,โ katanya lantang. "Zyran mungkin kuat, tapi kekuatan fisikku telah mencapai sembilan puluh ribu! Hanya dengan tubuhku, aku bisa menghancurkannya!โZyran terdiam, sedikit terkejut. โSembilan puluh ribu?โ gumamnya pelan.Melihat keterkejutan itu, Sunny semakin menjadi-jadi. โApa? Takut? Dunia kecil macam apa yang pernah kau lihat, bocah desa? Aku tahu kekuatanmu hanya delapan puluh delapan ribu. Tapi i
Tawa para murid Aula Langka pun pecah memecah keheningan. Suara sorak-sorai menggema di sekitar arena, meluapkan emosi yang sejak tadi mereka tahan.โZyran mengalahkan Sahada! Ini luar biasa!โโIni sejarah! Murid Aula Langka mengalahkan salah satu dari rmpat jenius Aula Mytic!โSebaliknya, para murid Aula Mytic hanya bisa terdiam. Keangkuhan mereka selama ini runtuh dalam sekejap. Wajah mereka suram, penuh kekecewaan.Guru dari Aula Mytic mengerutkan kening. โSahada, jika kau tak ingin kehilangan segalanya, fokuslah ke penilaian eksternal. Masih ada kesempatan untuk membuktikan dirimu. Tapi sekarang, minggirlah! Jangan ganggu jalannya ujian!โSahada mengertakkan gigi, matanya bersinar dingin. โPenilaian eksternal, ya? Di sanalah aku akan bangkit dan menjatuhkanmu, Zyran!โZyran mengabaikannya. Tatapannya kini beralih ke satu sosok lainโSunny.Dari bangku pengamat, Pemimpin Aula Mytic, Kotaro, hanya bisa mengerutkan kening, wajahnya muram. Para guru di sekitarnya terlihat lebih buruk l
Dengan terengah-engah, dia menatap Zyran. โBagaimana bisa anak iniโโNamun, sebelum kata-kata itu selesai, cahaya emas menyilaukan muncul tepat di depannya. Zyran telah bergerak.โTidak mungkin!โ seru Sahada.BANG!Tinju Kirin meledak lagi, langsung menghantam kekuatan pelindungnya. Sahada terpaksa mundur bertubi-tubi, wajahnya pucat.Di tempatnya berdiri, Zyran memandangi lawannya yang terhuyung dengan dingin. โSudah kuduga kau lemah.โPenonton gempar.โKenapa anak ini begitu kuat?!โโTidak mungkin! Sahada itu salah satu dari empat jenius besar!โโPasti Sahada belum mengeluarkan seluruh kekuatannya!โWajah para guru Aula Mytic tampak buruk dan beberapa mulai panik. Dan saat itu terjadi sesuatu yang tak terduga.Tepat sebelum terlempar keluar dari arena, Sahada berteriak keras. Cahaya biru menyilaukan meledak dari tubuhnya, memecah kekuatan spiritual yang menekannya.BAAM!Sebuah pedang panjang muncul di tangannya. Aura mengerikan terpancar dari tubuhnya. Dia tampak seperti binatang b
โAku akan menunjukkan pada kalian kekuatan garis keturunan tingkat kedelapan!โDi atas kepalanya, delapan keping salju berputar cepat, membentuk formasi. Setiap kepingan mengandung lapisan kekuatan spiritual yang berbeda bak ilusi, paksaan, pembekuan, dan kehancuran.BANG!Salju biru kehijauan menyelimuti arena. Kristal-kristal es sebesar kepala manusia jatuh dari langit, membentuk sangkar beku di sekitar Zyran.โJangan kau kira ini adalah kekuatan puncakku,โ ujar Sahada dengan nada membunuh. โAku belum menunjukkan apa-apa!โZyran kali ini tak menyela, tatapannya tajam seperti bilah pedang. Perlahan, dia mengepalkan tangan. โAku tahu,โ jawabnya tenang. "Karena aku pun belum.โDan saat itu, suara seperti suara ribuan bel pecah di udara.BAAM!Debu mengepul menghiasi seisi arena, menutupi pandangan orang-orang.โSahada memang pantas menjadi salah satu dari empat jenius hebat Aula Mytic. Garis keturunan Rostgard tingkat rendah tingkat kedelapan benar-benar luar biasa,โ gumam Nachiro samb
Sunny mencibir, menoleh tajam. โJangan terlalu senang dulu. Kau paham kenapa aku disuruh menunggu, bukan? Itu artinya kau takkan menang.โMendengar sindiran itu, wajah Sahada seketika menegang. Namun, dia memilih bungkam, hanya menatap Sunny sekilas sebelum mengalihkan pandangan ke Zyran, menyembunyikan gejolak di hatinya.Sambil melangkah maju, Sahada menatap Zyran tajam. โZyran, jika ada yang ingin kau katakan, katakanlah sekarang. Tak akan ada kesempatan lagi setelah ini.โZyran menanggapi dengan senyum tipis, nyaris mengejek. โKata-kata terakhir? Justru kaulah yang harus bersiap untuk itu.โAmarah Sahada meledak. โBajingan! Kau pikir ini lelucon? Terakhir kali kau memanfaatkanku di Lembah Pedang Naga. Hari ini, aku akan merebut kembali pedang Rostgard dan membuatmu menyesal seumur hidup!โZyran mengangkat tangan, dan sebuah pedang panjang berwarna hijau menyala muncul dari kehampaan, memantulkan cahaya tajam. Pedang itu bergetar ringan, seolah menyambut tuannya. "Pedang ini maksud