Share

Bab 3

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-02 23:21:42

Sebuah aura hitam muncul perlahan dari tubuh Zyran, samar …. nyaris tak kasat mata, namun mendalam. Seperti sesuatu yang tertidur di dasar jiwa akhirnya menggeliat bangun.

Mata Milo menyipit, Joy mundur setengah langkah, Neil menegang.

“Zyran, aku—”

Sebelum Neil menyelesaikan kalimatnya, gemuruh keras bergema dari langit. Awan gelap menutupi sinar matahari, dan langit yang tadinya biru kini berubah kelabu muram. Suasana arena bela diri seketika membeku. Semua mata tertuju ke langit, namun tak satu pun mengerti apa yang sedang terjadi.

Suara berat dan bergema terdengar dari langit-langit menara keluarga Endevour.

"Keturunan darah yang terbuang …. tapi, apakah benar darah itu terbuang? Atau justru disembunyikan?"

Semua orang terpaku. Wajah-wajah terkejut menyebar di antara para penonton. Bahkan Milo, Joy, dan Neil menunjukkan ekspresi kaku.

Zyran mengangkat kepalanya perlahan, napasnya tertahan. Suara itu, bukan suara biasa. Suara itu mengguncang tulangnya, seperti gema dari masa lalu yang terkubur.

BAAAM!

Tiba-tiba, pilar tengah arena bela diri retak dan meledak dari dalam. Debu dan batu beterbangan. Dari balik kepulan debu itu, sosok berjubah hitam muncul, rambut panjangnya dikepang dengan benang perak, dan wajahnya tersembunyi di balik topeng dengan ukiran naga menyeringai.

Sosok itu melangkah perlahan ke tengah arena, mengabaikan semua tatapan dan jeritan kaget.

“Siapa dia?!”

“Apa itu, penyusup?!”

Milo segera maju, matanya menyipit. “Penjaga! Lindungi para tetua dan keluarga inti!”

Namun, sosok bertopeng itu mengangkat satu tangan. “Jangan bergerak!”

Suaranya tenang, namun seolah menghentikan waktu.

Semua penjaga yang semula hendak bergerak, membeku di tempat. Keringat dingin mengalir di pelipis mereka. Beberapa dari mereka bahkan berlutut tanpa bisa menjelaskan mengapa.

Zyran menatap sosok itu dengan mata membelalak. Entah kenapa, dia merasa familiar. Ada sesuatu dalam dirinya yang bergetar.

“Kau .… siapa?” bisik Zyran.

Sosok itu berhenti tepat di hadapan Zyran, lalu dengan perlahan membuka sebagian topengnya, cukup untuk memperlihatkan mata emasnya yang menyala seperti bara.

“Aku adalah bayangan dari darah yang ingin mereka kubur.”

“Dan kau, Zyran …. adalah api yang mereka takutkan menyala.”

Tiba-tiba, cahaya merah darah meledak dari tubuh sosok itu. Aura menindas menjalar seperti tsunami ke seluruh arena, menumbangkan para ahli bela diri tingkat menengah yang berada terlalu dekat.

Neil terhuyung dan jatuh terduduk, matanya membelalak menatap aura yang menyapu tubuh Zyran, atau lebih tepatnya, beresonansi dengan tubuh Zyran.

“Tidak mungkin!” bisik Joy, wajahnya pucat. “Itu .… itu aura darah Naga Surgawi! Tapi, darah itu sudah musnah sejak—”

“Sejak generasi ayahmu?” Sosok bertopeng itu menimpali. “Dan sekarang, darah itu hidup kembali. Di dalam dia.”

Zyran menggenggam dadanya. Rasa panas menyengat muncul dari dalam tubuhnya, seperti bara yang selama ini tertidur, kini membakar lapisan dagingnya. Dia berteriak, namun tak ada yang bisa menolong. Suaranya bercampur antara penderitaan dan kekuatan yang bangkit.

“Arrgghhhh!”

Tanah di bawahnya retak. Angin pusaran muncul dari tubuhnya, melambungkan debu dan menghancurkan kursi kehormatan para tetua.

Neil memekik, terpaksa mundur. Joy mundur tergesa. Milo menggigit bibir, wajahnya penuh rasa bersalah.

“Ini tidak seharusnya terjadi! A-aku …. mencoba melindunginya,” gumam Milo.

Tiba-tiba, sosok bertopeng itu menoleh ke arah Neil. Tatapannya tajam, penuh amarah terpendam. “Dan kau, wanita congkak! Beraninya kau menyebut dia aibmu?”

BRAK!

Seketika, tekanan energi spiritual menghantam Neil hingga tubuhnya terdorong mundur, menabrak tiang arena. Para penonton menjerit. Beberapa ahli segera melompat untuk menyelamatkan Neil, tapi semua mereka terpental sebelum sempat menyentuhnya.

Zyran bangkit dengan napas berat, pakaiannya robek, darah mengalir dari ujung bibirnya. Tapi matanya menyala seperti emas cair. “Apa yang kau lakukan padaku?” desisnya pada sosok bertopeng itu.

Sosok itu menatapnya dalam diam. Kemudian, dia melepas seluruh topengnya. Wajahnya muda, namun penuh luka simbolik yang menyilang dari pelipis ke dagu. Tapi yang paling mengejutkan, wajah itu—mirip ayah Zyran.

“Namaku Kael. Aku adalah saudara kandung Leiv Endevour. Pamanmu yang dibuang. Dan aku datang untuk mengambilmu kembali dari cengkeraman mereka.”

Semua orang membeku.

Milo menatap Kael seperti melihat hantu. “Kau, seharusnya sudah mati!”

Kael menatap tajam, matanya berapi-api. “Mati? Tidak. Aku hanya dikubur hidup-hidup oleh kalian. Dan sekarang aku datang, bukan hanya untuk membawa Zyran, tapi untuk membakar akar kebohongan keluarga ini!”

Dia menjentikkan jarinya. Api spiritual emas meledak dari bawah arena, membentuk formasi kuno. Tanah bergetar. Simbol naga surgawi muncul di langit.

Zyran berdiri di tengah formasi, darahnya beresonansi dengan energi di sekitarnya. Tiba-tiba, sebuah ingatan samar meledak di kepalanya—tentang ayahnya, tentang bisikan malam sebelum kematian Leiv dan tentang rahasia darah naga.

Dan pada saat itulah, suara teriakan menggema dari Milo. “Kau tidak akan bisa membawanya!”

Milo menggumamkan sebuah mantra terlarang yang sudah dia siapkan selama ini. “Segel Naga Surgawi!”

Sebuah cahaya keunguan tiba-tiba berpendar, kilauan bak matahari memenuhi seluruh halaman keluarga Endevour.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   PROLOG & EPILOG

    PROLOG. DIBAWAH LANGITMereka pertama kali bertemu di bawah pohon sakura yang langka di taman, di antara bangunan marmer dan jembatan kristal Kota Lunar, kota yang tentram dan damai, tempat angin membawa aroma bunga abadi dan matahari senja menciptakan siluet keemasan di permukaan danau. Di sanalah dunia diam sejenak untuk mempertemukan dua jiwa muda yang tak tahu bahwa mereka akan saling mencintai dan menghancurkan.Zyran duduk di bangku batu, mengenakan jubah latihan yang sudah lusuh. Rambut hitamnya berantakan, matanya menatap danau dengan sorot tajam yang seolah hendak menantang takdir. Dia pewaris keluarga Endevour—atau seharusnya begitu. Namun sejak ayahnya, Leiv Endevour, pemimpin sebelumnya meninggal, Zyran hanya dianggap bayangan buruk, anak dengan garis darah yang terbuang, warisan yang tak diinginkan.Sementara itu, seorang gadis dengan rambut perak seperti cahaya bulan berjalan menyusuri jalan setapak dengan langkah anggun. Gaun ringan berwarna ungu membelai rerumputan, da

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 294

    Mata mereka bertemu …. dan untuk sesaat, waktu seakan berhenti. Di antara mereka bukan hanya ada pertarungan kekuatan, tapi juga reruntuhan cinta dan janji yang terkoyak. “A-apa?!” “Apa yang sebenarnya terjadi?” “Janji satu tahun …. apa maksud meraka?” “Kudengar, dulu mereka bertunangan, bukan?” Suara sorak-sorai penonton bergema. "Zyran ...." bisik Neil, nyaris tak terdengar. "Apa kau tahu sesuatu?" Mata mereka bertaut, dan di sana—di kedalaman pupil mereka—tersimpan kisah yang belum selesai. "Aku tahu segalanya," jawab Zyran pelan. "Tapi hari ini, aku ingin tahu, apakah hatimu masih bisa kutemukan di antara tebasan pedangmu, Neil?" Zyran dan Neil saling menatap dalam waktu yang cukup lama, penuh kehangatan, rindu namun meyakitkan. Keduanya mengeluarkan pedang dari sarung di pinggang mereka, pedang es Wistoria dengan cahya ungu kebiruan di tangan Zyran. Dan pedang Fenghuang dengan cahaya merah ditangan Neil. Swoosshh~ Klang! Dan dengan itu, mereka mulai bergera

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 293

    "KAIJIN!" Ledakan dahsyat mengoyak udara. Bayangan tanduk meledak dari langit seperti meteor neraka, menghantam dengan kekuatan brutal. Debu dan energi spiritual beterbangan, menciptakan pusaran kekacauan yang membuat waktu seakan berhenti. Namun yang terjadi berikutnya membuat semua penonton terperangah. Zyran tidak terguling. Dia hanya terhenti sejenak, seolah menerima serangan itu sebagai angin lalu. Matanya menatap tajam ke arah lawannya dengan ketenangan yang mengintimidasi. Sunny sendiri ternganga. "Tidak mungkin!" Dalam pikirannya, tinju kaijin adalah teknik pamungkas, mampu merobohkan batu besar dan menumbangkan binatang buas berkulit baja. Tapi kini? Hanya menghasilkan jeda sepersekian detik. Zyran menghela napas. "Kalau hanya segitu, kamu sudah kalah sejak awal." Tawa gila meledak dari bibir Sunny. Dia melompat tinggi, tubuhnya dilingkupi aura merah menyala. "Jangan sombong! Kekuatan garis keturunanku belum kau rasakan sepenuhnya!" Kaki kanannya menghantam uda

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 292

    Langkahnya ringan namun mantap, dia mengepalkan tinju dan melayangkan pukulan lurus, menyambut serangan telapak tangan raksasa Sunny.Swohs!Tinju itu meluncur secepat kilat, menimbulkan raungan angin yang menggema di seluruh arena.Sunny justru menyeringai, percaya diri bahwa ini adalah akhir bagi Zyran. Teknik tanduk banteng adalah warisan keluarganya dari Kota Marlin, mampu menghancurkan logam dan tulang dalam satu cengkeraman.Begitu telapak tangan itu menangkap tinju Zyran, dia berniat langsung meremukkannya. “Hahaha! Ini yang kau minta, Zyran!”BANG!Namun, saat telapak tangan Sunny mencengkeram tinju Zyran, senyum kemenangan itu langsung membeku. Matanya membelalak, tangan kanannya bergetar hebat.“A-Apa?! Tidak mungkin!” Dia menggigit bibir bawah, mencoba menghimpun kekuatan untuk menekan balik. Tapi tinju Zyran justru memancarkan dua gelombang energi dahsyat yang meledak dari dalam genggaman!“Apakah ini yang kau sebut tanduk?” Zyran mencibir. Tinju keduanya kini melayang ke

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 291

    Sunny menatap Zyran dari atas panggung, matanya menyipit merendahkan, seolah kemenangan telah dia genggam. Namun sebelum duel dimulai, tatapannya sempat beralih kepada Leslie yang duduk di tribun.“Leslie, aku ingin kau menyaksikan sendiri bagaimana aku menghancurkan murid Aula Langka!”Leslie tidak menyembunyikan perasaannya, dia mengernyit jijik melihat tubuh kekar Sunny yang menggembung dan penuh percaya diri. Baginya, pria semacam itu tak punya nilai.Sunny tak menyadari penolakan itu, dia terlalu sibuk menikmati rasa kagumnya terhadap diri sendiri. “Aku akan membuat semua orang tahu,” katanya lantang. "Zyran mungkin kuat, tapi kekuatan fisikku telah mencapai sembilan puluh ribu! Hanya dengan tubuhku, aku bisa menghancurkannya!”Zyran terdiam, sedikit terkejut. “Sembilan puluh ribu?” gumamnya pelan.Melihat keterkejutan itu, Sunny semakin menjadi-jadi. “Apa? Takut? Dunia kecil macam apa yang pernah kau lihat, bocah desa? Aku tahu kekuatanmu hanya delapan puluh delapan ribu. Tapi i

  • Kebangkitan sang Dewa Naga   Bab 290

    Tawa para murid Aula Langka pun pecah memecah keheningan. Suara sorak-sorai menggema di sekitar arena, meluapkan emosi yang sejak tadi mereka tahan.“Zyran mengalahkan Sahada! Ini luar biasa!”“Ini sejarah! Murid Aula Langka mengalahkan salah satu dari rmpat jenius Aula Mytic!”Sebaliknya, para murid Aula Mytic hanya bisa terdiam. Keangkuhan mereka selama ini runtuh dalam sekejap. Wajah mereka suram, penuh kekecewaan.Guru dari Aula Mytic mengerutkan kening. “Sahada, jika kau tak ingin kehilangan segalanya, fokuslah ke penilaian eksternal. Masih ada kesempatan untuk membuktikan dirimu. Tapi sekarang, minggirlah! Jangan ganggu jalannya ujian!”Sahada mengertakkan gigi, matanya bersinar dingin. “Penilaian eksternal, ya? Di sanalah aku akan bangkit dan menjatuhkanmu, Zyran!”Zyran mengabaikannya. Tatapannya kini beralih ke satu sosok lain—Sunny.Dari bangku pengamat, Pemimpin Aula Mytic, Kotaro, hanya bisa mengerutkan kening, wajahnya muram. Para guru di sekitarnya terlihat lebih buruk l

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status