Share

Bab 6

Penulis: Kavery
Keheningan yang panjang menyelimuti ruangan.

Melihat mata Amanda yang memerah, entah mengapa perasaan Arga jadi gelisah. Dia memungut boneka kelinci yang tergeletak di lantai, lalu meletakkannya di atas meja belajar Adele. Kemudian, dia berkata pada Amanda, "Soal tadi itu, anggap saja aku yang salah pada Adele. Mulai sekarang, kalau dia mau sesuatu, tinggal bilang saja."

Hati Amanda sedikit bergetar. Dia sudah lama mati rasa pada Arga. Namun sebagai seorang ibu, Amanda tetap ingin anaknya merayakan ulang tahun dengan bahagia.

Dia menahan Arga yang hendak pergi dan berkata, "Kalau kamu memang merasa bersalah, besok temani Adele sehari penuh. Kamu tahu sendiri dia selalu ingin dekat denganmu."

Langkah Arga yang sudah sampai di ambang pintu, terhenti. Akhirnya dia mengangguk. "Baik."

Amanda menghela napas lega. Setidaknya meskipun hanya sebentar, Adele bisa merasakan sedikit kebahagiaan.

Keesokan harinya, Adele bangun pagi-pagi sekali. Wajahnya penuh semangat dan harapan saat duduk menunggu di ruang tamu. "Paman Arga kapan ajak aku ke taman bermain?"

Anak-anak memang sangat mudah dibahagiakan. Hanya perlu satu kunjungan ke taman bermain saja, semua luka dan kekecewaan di masa lalu seolah bisa terlupakan. Namun hingga siang hari, sosok Arga tak kunjung muncul.

Amanda mencoba menghubunginya berkali-kali, tetapi semuanya tidak tersambung.

Ekspresi Adele pun perlahan berubah, dari penuh harap menjadi kecewa, lalu murung. Sampai akhirnya dia memaksakan diri tersenyum kecil. "Nggak apa-apa, aku bisa pergi sama Mama juga, kok."

Melihat anaknya seperti itu, Amanda merasa hatinya seakan hancur. Dia sudah memutuskan, meskipun Arga tidak datang, dia tetap akan membawa Adele bersenang-senang hari ini.

Namun baru saja mereka tiba di taman bermain, sebuah suara yang familier terdengar dari belakang. "Fiona suka yang rasa jeruk atau apel?"

Tubuh Amanda langsung menegang. Dia berbalik perlahan, tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Arga berdiri di depan stan permen kapas sambil menggendong Fiona dengan penuh kasih dan bertanya tentang rasa kesukaannya. Melihat adegan itu, mata Adele langsung memerah. Dia menggigit bibir bawahnya dengan kuat, menahan diri agar tidak menangis.

Amanda juga menatapnya dengan mata membelalak lebar. Saat berbalik, Arga pun melihatnya dan seketika ekspresinya berubah. Dia segera menyerahkan Fiona ke pengasuh, lalu melangkah cepat ke arah Amanda. Dengan kasar, dia menarik Amanda ke samping dan bertanya, "Kamu ngapain ke sini?"

Nada bicaranya dingin dan terdengar muak, seolah Amanda adalah seseorang yang keberadaannya selalu ingin dia hindari. Dengan susah payah menahan air mata, Amanda menatapnya dan bertanya lirih, "Kamu masih ingat hari ini hari apa?"

Arga mengernyit tajam, merasa Amanda hanya mencari gara-gara. Padahal dia sudah memperingatkan agar Amanda jangan pernah membawa Adele muncul di depan Helen. Sekarang wanita ini malah sengaja muncul di sini menghalanginya.

"Aku nggak peduli hari ini hari apa. Yang jelas, kamu pergi dari sini sekarang!"

Sambil berkata demikian, Arga mencengkeram lengan Amanda dan menyeretnya ke arah pintu.

Di tengah perdebatan tersebut, suara Helen tiba-tiba terdengar, "Arga?"

Langkah Arga langsung terhenti. Dia buru-buru melepaskan tangan dari lengan Amanda dan menatapnya dengan tajam seperti memberi peringatan. Kemudian, dia berbalik badan seolah tidak terjadi apa-apa.

Helen berjalan mendekat sambil menggandeng Fiona. Saat melihat Amanda, matanya menyiratkan sesuatu yang sulit dijelaskan. "Ini ibunya Adele, ya? Wah, kebetulan sekali. Kamu juga bawa anak main ke sini?"

Tatapan Arga tertuju pada Amanda dengan penuh ancaman. Seolah berkata, 'Kalau kamu berani membuka mulut, jangan harap akan baik-baik saja.'

Amanda hanya tersenyum pahit, lalu menatap Arga dalam-dalam. "Iya. Hari ini ulang tahun anakku."

Begitu kalimat itu diucapkan, tubuh Arga tampak menegang. Barulah saat itu dia sadar, hari ini memang hari ulang tahun Adele. Dan dia memang sudah berjanji akan menemaninya hari ini.

Jadi, Amanda bukan sengaja datang untuk membuat keributan, melainkan menepati janjinya sendiri.

Tatapan Arga perlahan berubah. Dia menunduk menatap Adele yang berdiri diam di samping Amanda. Untuk sesaat, hatinya terasa sedikit terguncang.

Melihat mata Adele yang memerah dan tubuh mungilnya yang bergetar, hati Arga terasa sakit dan sesak.

Sementara itu, mata Helen sempat memancarkan kilatan penuh kemenangan. Dia merangkul lengan Arga dengan manja dan berkata, "Wah, kebetulan sekali. Hari ini Fiona juga ulang tahun. Arga bahkan menyewa seluruh ruang pesta demi merayakannya."

Mendengar itu, Amanda hanya bisa tertawa pahit. Ternyata alasan Arga mengingkari janjinya adalah demi ulang tahun Fiona. Bagi Arga, Adele memang tak ada artinya.

Dengan semua yang telah terjadi, tak ada lagi alasan untuk bertahan di tempat itu. Amanda pun menggandeng Adele dan bersiap untuk pergi.

Namun, tiba-tiba Helen tersenyum dan berkata, "Fiona dan Adele adalah teman sekelas. Kebetulan sudah ketemu hari ini, gimana kalau mereka rayakan ulang tahun bersama saja?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 26

    Begitu keluar dari vila, para polisi yang berjaga langsung menyerbu masuk dan menahan Arga. Orang tua Amanda memandangnya dengan perasaan masih dipenuhi rasa takut.Amanda menyerahkan Adele kepada ibunya, lalu menoleh sekali lagi ke arah Arga yang sedang digiring pergi. "Dia seharusnya akan segera dideportasi kembali ke negara asal."Ibu Amanda menatap Arga dengan penuh kemarahan. Wanita yang biasanya penuh sopan santun itu sampai mengumpat saking marahnya. "Bagus kalau dipulangkan! Semoga dia seumur hidup nggak pernah muncul lagi di depan kita."Apa yang terjadi hari ini benar-benar terlalu menegangkan.Melihat wajah Amanda yang masih tampak pucat, Hiro lalu menyerahkan sebotol air kepadanya. "Kamu nggak apa-apa?"Amanda menggeleng dengan getir. Meski tampak tenang, sebenarnya hatinya kacau.Obsesi dan kegilaan Arga masih membekas di pikirannya. Sikap memohon damai yang ditunjukkan pria itu malah membuat Amanda terus teringat pada semua kenangan pahit yang lalu.Dengan senyum pahit, A

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 25

    Hidangan di atas meja semuanya dimasak oleh Arga sendiri. Selama sepuluh tahun mengenalnya, ini pertama kalinya Amanda tahu bahwa Arga bisa memasak.Melihat steik dan pasta yang tersaji dengan indah di depannya, Amanda sama sekali tidak punya selera makan. Dia hanya menyeringai sinis. "Kamu belajar masak ini demi Helen, 'kan?"Arga menunduk, tidak menyangkal. Cintanya dulu pada Helen memang sangat mendalam.Waktu telah memperindah segalanya, bahkan sampai membuatnya terharu sendiri. Baru sekarang dia sadar betapa salahnya dirinya dulu.Dengan suara serak, Arga memaksakan senyum. "Mulai sekarang, aku hanya akan memasak untukmu, ya?"Kehidupan sederhana dan hangat seperti dulu, sudah lama tidak dia rasakan. Dulu, dia menjalani setiap hari dengan datar, bahkan terasa membosankan. Namun setelah kehilangan, dia baru sadar betapa berharganya semua itu.Arga menarik napas dalam-dalam. "Amanda, aku tahu kemarin kamu lakukan semua itu supaya aku menyerah."Dia memang cukup mengenal Amanda. Dia

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 24

    Amanda langsung berdiri dengan gugup. "Ada apa? Bukannya kamu yang selama ini mengurusnya?"Suara pelayan itu terdengar panik, "A ... aku juga nggak tahu. Tadi aku ke sekolah, tapi nggak lihat Adele. Aku tanya ke sana-sini, semua bilang nggak tahu ke mana dia pergi."Hati Amanda langsung terasa seperti jatuh ke jurang!"Ada apa?" Melihat wajah Amanda berubah pucat, Hiro bertanya dengan sopan.Amanda hanya menjawab singkat, "Adele hilang," lalu langsung lari keluar tanpa peduli apa pun lagi.Hiro menyusul, "Dengan kondisimu sekarang, kamu nggak boleh nyetir. Biar aku antar. Kebetulan aku juga punya kenalan di sini, mungkin bisa bantu cari anakmu." Ucapan lembut dan tenang itu sedikit menyadarkan Amanda.Begitu sampai di sekolah, yang dia lihat adalah pelayan dan para guru yang gelisah dan panik. Tak ada satu pun yang tahu ke mana perginya Adele.Rekaman CCTV sekolah menunjukkan bahwa Adele pergi ke lapangan rumput untuk membaca buku sore tadi, lalu tak pernah kembali.Amanda menatap rek

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 23

    Hari itu, Arga berlutut di depan rumah keluarga Amanda selama empat jam. Namun, orang tua Amanda tetap tidak luluh. Amanda pun sama sekali tidak muncul.Barulah saat malam semakin larut, Arga pulang ke hotel dalam keadaan kacau. Dia tampak seperti seorang penjudi yang kehilangan segalanya. Dia membeli sekantong besar minuman keras, lalu mabuk berat di dalam kamar hotel.Ketika Santi datang, yang dia lihat adalah putranya dalam kondisi hampir tidak sadarkan diri. Karena marah dan kecewa, dia menampar Arga keras-keras."Lihat dirimu sekarang! Masih pantas disebut anak Keluarga Adhitama?"Arga tidak membalas, melainkan hanya menunduk lesu dengan tatapan kosong. Dia mencibir pada dirinya sendiri. "Ibu, ini semua salahku sendiri, 'kan?"Santi memandangnya, antara sakit hati dan kesal. "Dulu waktu kamu bersama Amanda, kamu malah menyia-nyiakannya. Sekarang dia sudah punya kehidupan sendiri, kamu malah jadi begini. Kamu pikir dengan cara seperti ini dia akan balik padamu?"Kata-kata itu menus

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 22

    Melihat Helen dalam keadaan seperti itu, seberkas rasa sakit melintas di mata Arga.Helen buru-buru melanjutkan permohonannya, "Asal kamu mau melepaskanku, aku janji nggak akan pernah muncul lagi di hadapanmu. Aku nggak akan ganggu hidupmu.""Aku masih punya anak. Kumohon, demi Fiona, lepaskan aku."Mendengar itu, Arga hanya bisa mendorongnya perlahan dengan berat hati. Dia tahu, wanita yang kini berlutut di depannya, sudah bukan lagi sosok yang pernah dia kagumi. Yang lebih menyedihkan lagi, dirinya dulu rela mengorbankan seseorang yang menunggunya selama 10 tahun hanya demi bayangan semu seperti Helen.Betapa bodohnya dirinya.Dengan suara dingin dan mantap, dia memberi perintah kepada pengawalnya, "Bawa dia ke kantor polisi.""Mengenai Fiona, aku akan minta seseorang menjaganya. Kamu nggak perlu khawatir."Setelah itu, Arga kembali ke rumah sakit, ingin menjenguk Amanda.Namun saat sampai di depan ruang rawat, dia melihat perawat sedang membereskan tempat tidur. Dari sana dia baru t

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 21

    "Ah!"Helen yang berada di pinggir jalan langsung terkejut. Dia awalnya hanya ingin memberi Amanda sedikit pelajaran, tak disangka perbuatannya malah menyebabkan kecelakaan serius seperti itu.Tanpa memedulikan Amanda yang tergeletak di jalan, Helen langsung berbalik dan melarikan diri terbirit-birit.Sementara itu, Amanda hanya merasa tubuhnya terguling beberapa kali. Dunia di sekelilingnya semakin gelap dan sunyi. Dia bahkan tidak tahu kapan dia dibawa ke rumah sakit.Saat tersadar, yang pertama dia lihat adalah orang tuanya, serta Adele yang berdiri di sisi tempat tidur. "Kamu sudah sadar. Gimana rasanya?"Amanda memegang kepala yang dibalut perban tebal. Rasa sakit yang luar biasa langsung menghantam.Ibu Amanda buru-buru membantu membaringkannya kembali. "Dokter bilang kamu mengalami gegar otak. Untung saja nggak sampai lebih parah, Ibu hampir jantungan, tahu nggak.""Kenapa bisa kecelakaan? Kamu tadi baik-baik saja, kenapa bisa tiba-tiba tertabrak mobil?"Amanda langsung teringat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status