Share

Bab 5

Penulis: Kavery
Amanda merasa dadanya seperti diremas hingga kesulitan bernapas. Ternyata, sepuluh tahun dia berada di sisi Arga .... Sepuluh tahun mencoba menghangatkan sosok yang dingin ini bukan karena dia kurang berusaha. Namun karena sejak awal, Arga memang selalu menunggu Helen.

Oleh sebab itulah, apa pun yang dia lakukan tidak akan pernah cukup. Karena di hati Arga, hanya ada Helen. Menyadari hal itu, Amanda tersenyum miris dan suaranya bergetar, "Kalau begitu, selamat atas pernikahan kalian. Semoga langgeng dan bahagia sampai tua."

Usai berkata demikian, Amanda membalikkan badan dan pergi.

Arga menatap punggungnya yang perlahan menjauh. Dadanya mendadak terasa sesak, seperti ada sesuatu yang menghantam keras dari dalam. Dia melamun cukup lama, sampai akhirnya Helen menyenggol lengannya.

"Arga, kamu lagi mikirin apa?"

Arga tersadar, tapi pikirannya masih tidak fokus. "Nggak, nggak ada. Tiba-tiba ingat ada urusan kantor. Aku harus balik duluan."

Tanpa menunggu persetujuan Helen, dia langsung pergi begitu saja.

Malamnya, Amanda kembali ke rumah dan mulai memasak makan malam untuk Adele. Sementara itu, Adele duduk manis di ruang tamu sambil menggambar dengan tenang.

Tiba-tiba, suara pintu terbuka.

Amanda mengira itu hanya pembantu yang pulang, tapi terdengar suara Adele yang penuh kejutan dan gembira, "Paman!"

Adele sangat senang. "Paman Arga pulang!"

Amanda tertegun. Dia benar-benar tidak menyangka Arga akan kembali malam ini.

Sejak Helen kembali ke tanah air, Arga hampir tidak pernah pulang ke rumah ini. Namun hari ini, dia datang tepat saat makan malam.

Wajah Adele berseri-seri. Dia berlari kecil mendekat, tapi ragu menyentuh Arga. Dia hanya berdiri di dekatnya dengan penuh hati-hati. Melihat sikap anak itu, perasaan Arga menjadi rumit. Dari belakang, dia mengeluarkan sebuah boneka dan menyerahkannya pada Adele. "Ini untukmu."

Adele menatapnya tak percaya.

Beberapa saat kemudian, dia bertanya dengan sangat hati-hati, "Benaran buat aku?"

Arga mengangguk. Boneka yang dia bawa itu, sama persis dengan boneka kelinci yang dirusak.

Untuk pertama kalinya, Arga menunjukkan raut wajah lembut saat menatap Adele. Dia berkata, "Tadi Fiona nggak sengaja merobek mainanmu. Anggap saja boneka ini sebagai permintaan maaf darinya."

Adele tertegun sejenak, belum sepenuhnya mengerti maksud Arga.

Namun di detik berikutnya, Arga menambahkan, "Beberapa hari lagi ada lomba menggambar. Gimana kalau kamu kasih kesempatan itu ke Fiona, ya?"

Senyum di wajah Adele langsung membeku. Dia menatap boneka di tangannya dan tiba-tiba mengerti. Boneka itu bukan benar-benar hadiah untuknya. Arga datang demi Fiona.

Matanya langsung memerah. Adele menundukkan kepala dengan diam.

Arga masih melanjutkan, "Fiona baru saja kembali dari luar negeri, belum terbiasa. Kita harus bantu dia beradaptasi. Cuma lomba kecil kok, kamu bisa ikut lain kali."

Adele menggigit bibirnya erat-erat tidak menjawab. Namun, air matanya telah mengalir deras. Boneka kelinci di tangannya kini terasa sangat berat.

Dengan suara gemetar, Adele bertanya sambil menangis, "Paman kasih aku hadiah ... supaya aku keluar dari lomba itu, ya?"

Arga langsung mengernyit, suaranya mulai terdengar tidak senang. "Cuma lomba kecil. Masa nggak bisa mengalah sedikit untuk teman baru? Seingatku, aku nggak pernah ajarin kamu seegois ini, bukan?"

Amanda yang sedari tadi menahan diri, akhirnya melangkah maju dan memeluk Adele erat-erat. Boneka kelinci di tangan Adele jatuh ke lantai. Namun, anak itu tidak peduli. Dia hanya menangis di pelukan Amanda dengan terisak.

Amanda mengangkat Adele ke kamarnya, lalu kembali dan mengambil boneka itu. Dia menyerahkannya kembali ke tangan Arga. "Nggak perlu repot-repot. Adele nggak akan ikut lomba itu."

Arga tampak terkejut. "Kamu setuju?" Tadinya dia mengira Amanda akan membela Adele mati-matian. Tak disangka, Amanda malah mengangguk tanpa ragu. "Memang dari awal kami nggak berniat ikut."

Sebab, dalam waktu dekat, Amanda akan membawa Adele pergi jauh dari sini.

Arga.

Kamu hanya punya satu kesempatan terakhir.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 26

    Begitu keluar dari vila, para polisi yang berjaga langsung menyerbu masuk dan menahan Arga. Orang tua Amanda memandangnya dengan perasaan masih dipenuhi rasa takut.Amanda menyerahkan Adele kepada ibunya, lalu menoleh sekali lagi ke arah Arga yang sedang digiring pergi. "Dia seharusnya akan segera dideportasi kembali ke negara asal."Ibu Amanda menatap Arga dengan penuh kemarahan. Wanita yang biasanya penuh sopan santun itu sampai mengumpat saking marahnya. "Bagus kalau dipulangkan! Semoga dia seumur hidup nggak pernah muncul lagi di depan kita."Apa yang terjadi hari ini benar-benar terlalu menegangkan.Melihat wajah Amanda yang masih tampak pucat, Hiro lalu menyerahkan sebotol air kepadanya. "Kamu nggak apa-apa?"Amanda menggeleng dengan getir. Meski tampak tenang, sebenarnya hatinya kacau.Obsesi dan kegilaan Arga masih membekas di pikirannya. Sikap memohon damai yang ditunjukkan pria itu malah membuat Amanda terus teringat pada semua kenangan pahit yang lalu.Dengan senyum pahit, A

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 25

    Hidangan di atas meja semuanya dimasak oleh Arga sendiri. Selama sepuluh tahun mengenalnya, ini pertama kalinya Amanda tahu bahwa Arga bisa memasak.Melihat steik dan pasta yang tersaji dengan indah di depannya, Amanda sama sekali tidak punya selera makan. Dia hanya menyeringai sinis. "Kamu belajar masak ini demi Helen, 'kan?"Arga menunduk, tidak menyangkal. Cintanya dulu pada Helen memang sangat mendalam.Waktu telah memperindah segalanya, bahkan sampai membuatnya terharu sendiri. Baru sekarang dia sadar betapa salahnya dirinya dulu.Dengan suara serak, Arga memaksakan senyum. "Mulai sekarang, aku hanya akan memasak untukmu, ya?"Kehidupan sederhana dan hangat seperti dulu, sudah lama tidak dia rasakan. Dulu, dia menjalani setiap hari dengan datar, bahkan terasa membosankan. Namun setelah kehilangan, dia baru sadar betapa berharganya semua itu.Arga menarik napas dalam-dalam. "Amanda, aku tahu kemarin kamu lakukan semua itu supaya aku menyerah."Dia memang cukup mengenal Amanda. Dia

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 24

    Amanda langsung berdiri dengan gugup. "Ada apa? Bukannya kamu yang selama ini mengurusnya?"Suara pelayan itu terdengar panik, "A ... aku juga nggak tahu. Tadi aku ke sekolah, tapi nggak lihat Adele. Aku tanya ke sana-sini, semua bilang nggak tahu ke mana dia pergi."Hati Amanda langsung terasa seperti jatuh ke jurang!"Ada apa?" Melihat wajah Amanda berubah pucat, Hiro bertanya dengan sopan.Amanda hanya menjawab singkat, "Adele hilang," lalu langsung lari keluar tanpa peduli apa pun lagi.Hiro menyusul, "Dengan kondisimu sekarang, kamu nggak boleh nyetir. Biar aku antar. Kebetulan aku juga punya kenalan di sini, mungkin bisa bantu cari anakmu." Ucapan lembut dan tenang itu sedikit menyadarkan Amanda.Begitu sampai di sekolah, yang dia lihat adalah pelayan dan para guru yang gelisah dan panik. Tak ada satu pun yang tahu ke mana perginya Adele.Rekaman CCTV sekolah menunjukkan bahwa Adele pergi ke lapangan rumput untuk membaca buku sore tadi, lalu tak pernah kembali.Amanda menatap rek

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 23

    Hari itu, Arga berlutut di depan rumah keluarga Amanda selama empat jam. Namun, orang tua Amanda tetap tidak luluh. Amanda pun sama sekali tidak muncul.Barulah saat malam semakin larut, Arga pulang ke hotel dalam keadaan kacau. Dia tampak seperti seorang penjudi yang kehilangan segalanya. Dia membeli sekantong besar minuman keras, lalu mabuk berat di dalam kamar hotel.Ketika Santi datang, yang dia lihat adalah putranya dalam kondisi hampir tidak sadarkan diri. Karena marah dan kecewa, dia menampar Arga keras-keras."Lihat dirimu sekarang! Masih pantas disebut anak Keluarga Adhitama?"Arga tidak membalas, melainkan hanya menunduk lesu dengan tatapan kosong. Dia mencibir pada dirinya sendiri. "Ibu, ini semua salahku sendiri, 'kan?"Santi memandangnya, antara sakit hati dan kesal. "Dulu waktu kamu bersama Amanda, kamu malah menyia-nyiakannya. Sekarang dia sudah punya kehidupan sendiri, kamu malah jadi begini. Kamu pikir dengan cara seperti ini dia akan balik padamu?"Kata-kata itu menus

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 22

    Melihat Helen dalam keadaan seperti itu, seberkas rasa sakit melintas di mata Arga.Helen buru-buru melanjutkan permohonannya, "Asal kamu mau melepaskanku, aku janji nggak akan pernah muncul lagi di hadapanmu. Aku nggak akan ganggu hidupmu.""Aku masih punya anak. Kumohon, demi Fiona, lepaskan aku."Mendengar itu, Arga hanya bisa mendorongnya perlahan dengan berat hati. Dia tahu, wanita yang kini berlutut di depannya, sudah bukan lagi sosok yang pernah dia kagumi. Yang lebih menyedihkan lagi, dirinya dulu rela mengorbankan seseorang yang menunggunya selama 10 tahun hanya demi bayangan semu seperti Helen.Betapa bodohnya dirinya.Dengan suara dingin dan mantap, dia memberi perintah kepada pengawalnya, "Bawa dia ke kantor polisi.""Mengenai Fiona, aku akan minta seseorang menjaganya. Kamu nggak perlu khawatir."Setelah itu, Arga kembali ke rumah sakit, ingin menjenguk Amanda.Namun saat sampai di depan ruang rawat, dia melihat perawat sedang membereskan tempat tidur. Dari sana dia baru t

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 21

    "Ah!"Helen yang berada di pinggir jalan langsung terkejut. Dia awalnya hanya ingin memberi Amanda sedikit pelajaran, tak disangka perbuatannya malah menyebabkan kecelakaan serius seperti itu.Tanpa memedulikan Amanda yang tergeletak di jalan, Helen langsung berbalik dan melarikan diri terbirit-birit.Sementara itu, Amanda hanya merasa tubuhnya terguling beberapa kali. Dunia di sekelilingnya semakin gelap dan sunyi. Dia bahkan tidak tahu kapan dia dibawa ke rumah sakit.Saat tersadar, yang pertama dia lihat adalah orang tuanya, serta Adele yang berdiri di sisi tempat tidur. "Kamu sudah sadar. Gimana rasanya?"Amanda memegang kepala yang dibalut perban tebal. Rasa sakit yang luar biasa langsung menghantam.Ibu Amanda buru-buru membantu membaringkannya kembali. "Dokter bilang kamu mengalami gegar otak. Untung saja nggak sampai lebih parah, Ibu hampir jantungan, tahu nggak.""Kenapa bisa kecelakaan? Kamu tadi baik-baik saja, kenapa bisa tiba-tiba tertabrak mobil?"Amanda langsung teringat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status