Share

Bab 5. Persiapan

Penulis: El Hawra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-08 11:45:21

Nyonya Victoria menatap benda yang digenggam kepala pelayannya itu. “Cincin ...?” Wanita itu bergumam sambil mengamati cicin bermatakan berlian itu, “sepertinya ini cincin Elena.”

“Benar, Nyonya. Itu cincin pernikahan Elena dengan tuan muda.” Carmen menjawab dengan suara yang rendah.

“Bagaimana bisa ada padamu?” tanya Nyonya Victoria heran.

Dengan cepat, Carmen pun menceritakan bagaimana ia menemukan cincin itu.

Bermula saat ia kembali ke kamar Elena untuk menyeretnya ke dapur, karena telah lama ditunggu-tunggu namun perempuan itu tidak juga datang, Carmen berpikir Elena sedang tidur, karenanya ia segera masuk ke dalam kamar yang tidak dikunci itu. Ternyata wanita itu tidak menemui siapa-siapa.

Carmen mencari Elena ke setiap sudut kamar, namun tetap tidak menemukannya, dan tanpa sengaja ia melihat cincin itu tergeletak di meja rias Elena.

“Hmm, sepertinya Elena pergi.” Nyonya Victoria menghela napas lalu menoleh pada putranya yang mulai mabuk.

“Benar, Nyonya. Dan dia tidak membawa apapun.”

“Carmen, cepat bawa tuan muda ke kamar, sebelum dia nyerocos yang nggak jelas.” Nyonya Victoria menjadi khawatir melihat putranya yang sudah mabuk berat.

Raul merangkul Beatriz yang dikiranya adalah Elena. “Sudahlah Elena, lupakan semuanya, sekarang mari kita minum.”

“Aku Beatriz, Raul. Sejak kapan namaku berubah jadi Elena?!” Beatriz protes dengan wajah kesal.

“Maaf Nona Beatriz, tuan muda sudah sangat mabuk, biar kami bawa ke kamar untuk beristirahat.”

Carmen memerintahkan dua orang pelayan laki-laki untuk memapah Raul ke kamarnya. Terdengar ocehan yang tidak jelas dari mulut Raul.

“Tante, Elena itu siapa?” Beatriz mendekati nyonya Victoria. Wanita itu sedikit terkejut, namun kemudian ia tersenyum.

“Bukan siapa-siapa,” jawab nyonya Victoria ramah, “oya Beatriz, sudah larut malam, kamu juga harus beristirahat.” Nyonya Victoria segera memerintahkan Carmen untuk mengantarkan Beatriz ke kamar tamu.

Nyonya victoria segera ke kamar putranya untuk melihat sendiri apa yang dilaporkan Carmen. Raul sudah tertidur pulas, ia memeriksa lemari dan barang-barang Elena, semua masih utuh. Wanita itu tertegun, Elena pergi tanpa membawa apa pun? Kemana dia pergi malam-malam begini?

Namun kemudian, wanita itu segera menepis sedikit kekhawatiran yang sempat timbul, Elena bukan anak kecil lagi, dia bisa pergi kemanapun yang dia mau.

Nyonya Victoria melihat putranya yang tergeletak di atas tempat tidur, ia merapihkan selimut putra semata wayangnya itu. Namun tiba-tiba Raul menarik tangannya.

“Elena ...”

Nyonya Victoria tertegun, mata Raul terpejam, namun ia terus memanggil-manggil nama Elena.

“Buat apa lagi kamu memanggil-manggil Elena, Raul, dia sudah pergi. Sudahlah, lupakan semua tentang perempuan itu.”  Nyonya Victoria  melepaskan tangan Raul dan segera meninggalkan kamar putranya. 

---

Di tempat lain, di sebuah kamar besar yang elegan, Elena yang semula berniat sekedar merebahkan diri, tertidur pulas di atas kasur empuk dan nyaman. Ia tak sempat lagi menyentuh makan malam yang telah disiapkan Mia di meja, bahkan tak sempat pula untuk membersihkan diri. Wanita itu sudah sangat letih, berjalan teramat jauh dengan membawa beban dan luka yang menyayat di hati.

Perlahan Elena membuka matanya ketika pintu kamar itu di buka, seorang wanita paruh baya tersenyum dan menyapanya.

“Buenos días, Elena. Kamu tidur nyenyak sekali.” Mia menyapa Elena dengan hangat. Elena tertegun namun bagai tersentak ia segera bangun dan duduk di tepi tempat tidur.

“Oh, Mia. Maaf aku ketiduran.” Elena merasa tidak enak hati dengan pelayan wanita yang baik itu.

“Semalam ketika aku kembali membawa makanan, kamu sudah tertidur pulas, nampaknya kamu sangat letih, aku tidak tega membangunkanmu, jadi makananya aku letakan di meja. Tapi sepertinya, kamu baru terbangun pagi ini.”

“Oh, iya. Semalam aku sangat lelah, semula cuma mau meluruskan tubuh, tapi malah tertidur lelap. Dan ternyata sekarang sudah pagi.”

“Tidak apa-apa, sekarang kamu mandi supaya segar, setelah itu sarapan. Nanti, akan ada perias yang akan mendandanimu untuk upacara pernikahan nanti siang.”

Elena tertegun mendengar ucapan Mia. Pernikahan? Ia kembali teringat akan pria misterius yang menawarkan pernikahan padanya tadi malam. 

Baru saja Elena akan bertanya pada Mia, namun tiba-tiba pintu diketuk. Dua orang pelayan wanita dan satu orang pelayan pria datang. Satu orang pelayan membawa makanan dan menatanya di meja, pelayan yang lainnya membawa tumpukan pakaian dan menatanya di lemari, sedangkan pelayan pria berbicara dengan Mia.

Pelayan pria itu diutus oleh Mario untuk meminta dokumen pribadi Elena untuk pencatatan pernikahan, Elena segera mengambil tasnya dan menyerahkan ID card dan dokumen pribadi miliknya pada Mia.

Setelah semua pelayan itu pergi, barulah Elena memberanikan diri untuk bertanya pada Mia mengenai tuannya. Semula Mia sedikit bingung, karena Elena tidak tahu nama lelaki yang akan menjadi suaminya, namun kemudian wanita paruh baya itu tersenyum, ia paham betul akan sifat aneh tuannya.

Mia menjelaskan bahwa lelaki yang akan dinikahi Elena adalah Diego Rodriguez, seorang pria yang baik dan bertangggung jawab.

Elena tertegun manakala Mia menanyakan asal usulnya, akhirnya Elena pun menceritakan semua tentang dirinya. Mia terkesima mendengar cerita Elena, ia segera merengkuh wanita muda yang malang itu ke pelukannya, Elena pun tak bisa lagi menahan kesedihan hatinya.

“Tenanglah Elena, kamu berada di tempat yang aman, sekarang. Percayalah padaku, kamu akan berubah menjadi lebih baik, di sini. Layani tuan dengan tulus dan penuh kasih, beliau hanya membutuhkan kasih sayangmu.”

Mia  mengelus punggung Elena dengan kasih sayang seorang ibu, Elena pun merasa lebih tenang. Ia segera mandi dan berganti pakaian.

Di ruang pribadinya, Diego Rodriguez sedang berbicara dengan Mario, asisten kepercayaannya. Ia juga memeriksa data-data Elena yang diberikan Mario.

“Tuan, apa Anda yakin akan menikahi nona Elena?” tanya Mrio, kembali memastikan.

“Ya, Mario. Sudah kuputuskan, Elena orang yang tepat.” Diego menjawab dengan meyakinkan. Namun tidak demikian dengan Mario, ada beban yang terasa berat manakala ia menatap sang bos yang ada di hadapannya.

“Tapi, Tuan. Apa Anda yakin nona Elena akan mampu mempelajari semuanya dalam waktu satu bulan?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 159. Akhir

    “Apa? Ke kantor polisi? Tapi ada pak?”“Nanti akan kami jelaskan di kantor, kami menunggu kedatangan Anda segera, nyonya.”Raul terbangun mendengar suara percakapan Elena dengan polisi.“Ada apa, sayang?” tanya Raul pelan dengan suara yang serak.“Polisi meminta untuk datang, tapi tidak menjelaskan masalah apa,” jawab Elena dengan suara rendah.Raul mengangguk seraya mengelus tangan Elena lembut, “kita akan segera ke sana.”“Baiklah, pak. Kami akan segera ke sana,” ucap Elena kembali berbicara di telepon.“Siap nyonya, terima kasih atas kerjasamanya.”Setelah panggilan berakhir Elena menghela napas, ada kekhawatiran di wajahnya.“Kira-kira ada masalah apa ya, Raul?”“Entahlah, sayang. Nanti kita akan tahu setelah di kantor polisi. Kamu tenang saja, aku akan menemanimu. Sekarang kamu bersiap-siap dulu, aku akan menghubungi Mario dan tim pengacara agar mereka datang terlebih dahulu ke kantor polisi.”Raul berkata lembut sambil membelai rambut Elena, wanita itu mengangguk. Raul menghadia

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 158. Malam Yang Menggelora

    “Tuan muda…” Raul dan Elena menghentikan langkah mereka, keduanya saling menatap lalu membalikan tubuh mereka.Seorang lelaki paruh baya berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Raul dan Elena. Wajah lelaki itu ditumbuhi janggut dan jambang lebat, ia mengenakan mantel hitam dan penutup kepala rajut serta syal abu-abu membelit lehernya. Tatapan lelaki itu lurus pada Raul dengan tatapan penuh tanya.“Ah, paman. Senang bertemu denganmu kembali,” sambut Raul sambil tersenyum, ia menyalami pria itu dengan ramah.“Saya juga senang bisa melihat tuan muda lagi, dan…” Pria itu terdiam sejenak, ia melihat pada Elena, seulas senyum menghiasi wajahnya, “sepertinya, tuan telah menemukan apa yang Anda cari.”“Haha, itu benar paman,” sahut Raul bahagia dan bangga, “Oya, ini Elena, cintaku yang selama ini aku cari.” Raul mengenalkan Elena pada lelaki itu, “Sayang, ini paman penjaga makam, beliau tinggal di sekitar sini. Dulu disaat masa-masa suram dan kehancuran hatiku, paman ini yang menemaniku dan mem

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 157. Lupakan Yang Sudah Terjadi

    “Mia, ada apa?” tanya Elena bingung melihat perubahan ekspresi Mia yang seperti ketakutan. Begitu pun Raul dan Mario serta Chavela dan Miguel, mereka semua yang ada di tempat itu kebingungan.“Mia, apa yang membuatmu terlihat cemas dan ketakutan begini? Kamu sekarang sudah aman bersama kami,” ujar Raul yang ditimpali dengan anggukan yang lain.“Tuan, nyonya… Bagaimana dengan Emma? Sa-saya khawatir dia akan kembali melakukan hal-hal yang buruk.” Mia mengungkapkan kekhawatirannya dengan suara terbata-bata. Masih segar dalam ingatannya bagaimana Emma melakukan berbagai manipulasi. Sewaktu Diego masih hidup saja Emma sangat berani, apalagi sekarang. Dan semua itu sudah terbukti, bahkan ia sendiri sudah menjadi korban kekejaman Emma.“Kamu tenang saja, Mia. Dalam insiden terakhir, orang-orang kita berhasil melumpuhkan orang-orangnya Emma. Tidak lama kemudian polisi pun datang membekuk mereka.”Kali ini Mario angkat bicara, karena dia ada dikejadian terakhir dalam baku hantam dengan orang-o

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 156. Jangan Pergi Lagi

    Keesokan harinya Elena membuka mata dan mendapati dirinya masih dalam pelukan hangat Raul. Lelaki itu memeluknya erat seolah takut kehilangan lagi. Elena tersenyum, ditatapnya pria tampan di sampingnya yang tertidur nyenyak itu. Perlahan Elena mengangkat tangan Raul, namun tangan kekar itu tidak bergerak, malah memeluknya semakin erat.Elena hanya menghela napas panjang. “Raul…” Lelaki itu hanya menggeliat sebentar, namun tidak melepaskan tangannya dari pinggang Elena.“Raul… Sudah pagi, aku lapar…” gumam Elena pelan.“Selamat pagi, sayang,” sahut Raul sambil tersenyum, ia membuka matanya, lalu mencium kening Elena lembut. “Ya sudah kamu mandi dulu, aku akan siapkan sarapan kita.”“Apa? Kamu mau menyiapkan sarapan?” tanya Elena heran.“Loh memangnya kenapa?”“Sudahlah Raul, tunjukan saja dapurnya di mana biar aku siapkan sarapannya.”“Tidak-tidak, sayang. Kamu adalah ratuku, maka kewajibanku untuk melayanimu. Kamu bersih-bersih diri dulu, di lemari itu ada pakaianmu, aku pikir masih f

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 155. Menikahlah Denganku

    “Elena? Ada apa?” tanya Raul cemas.“Raul, Mia… tolong selamatkan Mia, Emma sudah menyiksanya, dia bahkan nyaris membunuh Mia jika aku tidak mau menandatangani berkas-berkas itu.”Elena menjadi sangat syock, tubuhnya bergetar ketakutan, air matanya tidak terbendung lagi, seketika dia teringat kembali bagaimana kejamnya orang-orang itu menyiksa Mia.Raul segera merengkuh Elena ke pelukannya, ia berusaha menenangkan wanita itu.“Tenang Elena, semua baik-baik saja. Mia sudah berada di tempat yang aman,” ucap Raul sambil mengelus punggung Elena.“Maksudmu? Mia?”“Ketika kami tiba di tempat itu, kami menemukan Mia tergeletak tak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka, tidak jauh dari tempat kamu disekap. Aku memerintahkan Miguel dan beberapa orang untuk membawa Mia ke rumah sakit.”“Migu? Berarti Vela…?”“Ya Elena, sebenarnya Vela juga ikut dalam misi penyelamatan dirimu, tapi aku meminta Vela untuk menunggu di mobil.”“Oh, aku harus menemui adikku, dia pasti cemas…” Elena hendak bangun, na

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 154. Semua Sudah Jelas

    Perlahan Elena membuka matanya, lalu berkedip-kedip sambil memperhatikan sekeliling. Ia menyadari dirinya terbaring di atas sebuah tempat tidur di dalam sebuah kamar yang nyaman. Elena mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya, terakhir yang ingat ketika ia akan menandatangani berkas yang disodorkan Emma, tiba-tiba datang serangan dari sekelompok orang bertopeng, mereka menyerang Emma dan orang-orangnya, lalu salah satu dari mereka menangkap tubuh Elena yang dilemparkan oleh orangnya Emma, kemudian membawanya pergi, setelah itu Elena tidak ingat apa-apa lagi.“Siapa sebenarnya mereka? Dan, di mana aku sekarang?” gumam Elena, ia mencoba bangun namun tubuhnya terasa lemas. Elena ingat, sejak pagi perutnya belum terisi apa pun. Tanpa sengaja Elea menoleh ke samping tempatnya terbaring, sebuah meja penuh dengan makanan dan minuman. Elena menelan ludah, seketika rasa lapar menyergapnya. Ingin rasanya ia menyantap makanan-makanan itu agar tubuhnya mempunyai energi. Tapi tidak, Elena

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 153. Siapa Mereka?

    “Tidak…! Hentikan!!” Elena berteriak histeris, ia tak tahan melihat Mia disiksa seperti itu. Tubuh Elena bergetar ketakutan. “Hentikan Emma, lepaskan Mia, dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Urusanmu adalah denganku.”“Hmm, bagus. Sekarang cepat tanda tangani berkas-berkas itu, atau kau akan melihat perempuan tua itu mati.”“Baiklah Emma, aku akan turuti keinginanmu, tapi lepaskan Mia, biarkan dia pergi.” Elena mencoba mengajukan persyaratan.“Apa?” Emma bertanya sambil mendekati Elena, “kamu mau mencoba mengelabuiku hah? Setelah dilepas perempuan tua itu akan mencari bantuan, itu kan rencanamu, kamu pikir aku bodoh!”“Tidak, Emma. Aku sungguh-sungguh akan memenuhi keinginanmu, aku akan menandatangani berkas-berkas ini. Aku hanya tidak ingin ada korban dalam masalah ini.” Elena berkata dengan kesungguhan pada kata-katanya, perlahan ia melihat pada Mia yang sudah tidak berdaya.“Lihatlah, Mia sudah terluka dan tidak berdaya begitu, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa, mau car

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 152. Cepat Tanda Tangani!

    “Apa maksudmu, Emma? Dan apa yang kamu inginkan?” Elena bertanya dengan tenang, meskipun dia sudah bisa meraba apa yang diinginkan Emma.Demi melihat ketenangan sikap Elena, Emma menjadi gusar, ia mendekati Elena lalu dengan geram menarik rambut wanita itu hingga Elena merasa kesakitan, ia memejamkan mata dan mengigit bibirnya menahan rasa sakit. Namun ia tidak berteriak, sebisa mungkin ia menahannya dan berusaha untuk tenang.“Jangan pura-pura lugu, aku tahu meskipun kamu perempuan kampung tapi kalau soal harta kamu tidak bodoh. Itu sebabnya kamu mau menikahi lelaki lumpuh yang sudah mau mati, sehingga bisa menguasai seluruh harta Rodriguez.” Emma berkata berang.“Bukan begitu, Emma. Sedikitpun aku tidak ada keinginan menguasai harta Rodriguez.” Elena berkata pelan, ia terdiam sesaat lalu menatap Emma dengan kesungguhan di matanya. “Begini saja Emma, aku akan memberikan bagianku padamu. Aku hanya akan mendampingi putraku hingga dewasa, setelah itu aku akan mengelola milik keluargaku

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 151. Apa Yang Kau Inginkan

    Malam terus merangkak hingga kegelapan menyelimuti sekeliling, hanya lampu-lampu jalan dan juga lampu-lampu dari celah jendela setiap bangunan yang menjadi pemandangan malam itu. Raul dan rombongannya mengambil jalan pintas sehingga tidak melalui jalan utama kota. Untungnya, Raul dulu aktif melakukan kegiatan outdoor, sehingga dia hapal setiap sudut wilayah kota itu.Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, mereka pun tiba di daerah yang di tuju. Raul menghentikan mobilnya diikuti mobil-mobil lain di belakangnya. Raul segera turun, begitu pun Mario dan Miguel. Mereka mengamati sekeliling tempat itu.Miguel kembali melihat map di ponselnya, dan memang titiknya sangat tepat. “Di arah sana lokasinya, tuan.” Migu menunjuk arah sesuai petunjuk peta. Raul dan Mario mengamati arah yang ditunjuk Miguel.“Yah benar, di sana ada bangunan yang terpisah dengan bangunan lainnya, tempatnya terpencil, kalau tidak salah dulu dipakai sebagai istal untuk menyimpan kuda, tapi sepertinya sud

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status