Share

Bab 7. Noda Lipstik

Author: Nuri522
last update Last Updated: 2023-09-17 02:18:28

Senyum Damar merekah kala mendapat kabar baik dari Gendis. Wanita itu telah mendapatkan uang yang dibutuhkannya. Semua dana pinjaman dari sang kakak ipar, sudah masuk ke rekening milik Damar.

Melihat nominalnya, pria itu yakin bisa membelikan sesuatu yang diinginkan Vivian. Mengingat kekasihnya tersebut, Damar segera menghubungi wanita itu.

“Halo, Sayang. Mas sudah mendapatkan uang dari Gendis. Kamu pengen beli apartemen di mana?” ajak Damar dengan wajah yang berseri-seri. Ia bisa membayangkan bagaimana bahagianya Vivian mendengar kabar baik ini, pun balasan dari kekasihnya setelah memberikan hal yang wanitanya itu inginkan.

Damar dan Vivian berjanji untuk bertemu di sebuah agen properti. Hunian apartemen mewah di salah satu bilangan kota Jakarta menjadi pilihannya. Apalagi, akses untuk menuju ke kantor tidak terlalu jauh. Sehingga, dengan begitu dapat memudahkan Damar jika pulang pergi ke apartemen miliknya bersama Vivian.

Dengan dana satu milyar di rekening, Damar dapat mencicil sebuah apartemen seharga 5,5 milyar selama dua tahun di kawasan Jakarta Selatan, uang tersebut sebagai DP-nya.

Wajah Vivian berbinar dengan bibir yang selalu merekah saat bertatapan dengan Damar. Setelah seharian berkeliling, melihat-lihat hunian yang pas untuk ditinggali kekasihnya. Damar terlihat sangat kelelahan. Kebetulan, barang-barang Vivian memang tidak terlalu banyak sehingga memudahkan mereka untuk berkemas dan secepatnya pindah.

Terpaksa, Vivian memesan makanan secara online untuk makan malam bersama Damar karena sejak selesai berbenah tadi, kekasihnya itu telah meringkuk di kasur dengan pulas.

Bahkan, panggilan dari Gendis di ponsel Damar sama sekali tidak pernah di angkatnya. Sehingga, wanita itu menghubungi Vivian. Melihat panggilan dari Gendis, Vivian mengernyit heran. Ada apa malam-malam begini Gendis menelepon?

“Halo. Tumben Mbak Gendis menelepon malam-malam begini?” tanya Vivian.

“Mbak mau tanya sesuatu sama kamu tentang Mas Damar.”

“Bisa, Mbak. Memangnya ada apa dengan Mas Damar?” tanya Vivian sambil melirik Damar yang masih ada di sampingnya.

“Kamu tahu Mas Damar pergi ke mana? Mbak hubungi kantor tadi siang katanya dia enggak ada di sana. Apa tadi sama kamu? Katanya kamu juga sedang keluar?” tanya Gendis di luar sana. Mendengar pertanyaan Gendis, jantung Vivian tiba-tiba seolah melompat dari tempatnya.

Namun, bukan Vivian kalau tidak bisa mengendalikan keadaan.

“Oh iya, Mbak. Tadi siang Mas Damar dan aku memang keluar. Ada pekerjaan mendesak. Tapi, setelah sore kami berpisah. Memangnya kenapa, Mbak? Mas Damar belum pulang?” tanya Vivian berpura-pura. Sungguh aktingnya sangat meyakinkan. Kalau ada casting menjadi artis pasti dia akan mendapatkan peran utama.

“Iya, Vi. Akhir-akhir ini Mas Damar berbeda. Seperti punya rahasia. Tapi Mbak enggak tahu itu apa. Oh iya, kita bisa ketemu besok? Ada sesuatu yang harus Mbak bicarakan,” mohon Gendis yang langsung disanggupi Vivian.

Setelah panggilan telepon tersebut terputus, Vivian memikirkan sesuatu yang membuatnya tersenyum licik. Kali ini, wanita itu akan membuat rencana yang akan menguntungkan untuknya.

**

Sudah pukul sepuluh malam, Damar belum juga pulang ke rumah. Membuat Gendis merasa gelisah tidak menentu. Ia semakin curiga kepada suaminya itu. Damar seperti menyembunyikan sesuatu, tetapi dia tidak tahu itu apa. Hari ini, Gendis mencoba untuk memastikan sang suami ada di kantor ketika pulang terlambat lagi.

Ternyata, Damar tidak ada di kantor sejak tadi siang. Lantas ke mana suaminya pergi? Itulah yang terus terngiang-ngiang di benaknya. Pertanyaan yang membuat dia tidak bisa tenang dan terus merasa gelisah.

Tidak lama, suara deru mobil terdengar masuk ke teras rumah. Gendis menyimpulkan kalau itu kendaraan milik Damar. Gendis keluar dari kamar dan menyambut suaminya.

“Mas ...,” teriak Gendis sambil berjalan ke arah Damar yang baru saja masuk. Pria itu tersentak melihat istrinya masih belum tidur malam-malam begini. Tidak biasanya.

“Mas kok baru pulang lagi? Dari mana?” tanya Gendis.

“Biasa, Sayang. Mas kan habis kerja,” jawab Damar sambil mengangsurkan tas di tangannya. Membuka kancing, serta dasi yang melekat di leher kemejanya.

“Lembur?” tanya Gendis dengan alis yang terangkat, dibalas dengan gumaman sang suami setelah sampai di dalam kamar.

“Lembur di mana?” tanya Gendis kembali. Kali ini dengan tatapan yang tidak biasa, membuat Damar yang merasakan perubahan sikap sang istri memandang dengan gugup.

“Kok kamu nanya gitu sih? Ya di kantor lah,” jawab Damar kembali dengan entengnya. Dia tidak tahu Gendis telah menelepon kantor tadi siang. Pun sama sekali tidak mendapatkan informasi apa pun dari Vivian di apartemen tadi. Padahal, sebelum pulang mereka melewati hal yang panas bersama.

“Mas jangan bohong. Dari tadi siang aku coba hubungi nomor Mas tapi enggak diangkat-angkat. Terus aku telepon kantor, katanya Mas enggak ada di sana dari tadi siang. Terus Mas pergi ke mana? Oh itu yang disebut kerja di kantor?” sindir Gendis membuat Damar membelalakkan matanya. Ia terkejut, Gendis bisa mengetahui kalau dirinya tidak ada di kantor seharian.

Dalam otaknya terus mencari alasan yang tepat untuk meredam segala pertanyaan yang terus saja dilontarkan sang istri.

“Mas tadi ada pertemuan di luar, Sayang. Malamnya ketemu teman dan ngobrol sampai malam. Jadi, Mas baru pulang.” Lagi-lagi kebohongan terus saja meluncur dari bibir Damar untuk menutupi segala dustanya.

“Teman yang mana, Mas?” cecar Gendis membuat Damar tidak nyaman dan merasa gerah. Secara tidak sadar ia membentak Gendis karena terpojok. Ia sudah tidak bisa lagi menjawab terus-menerus pertanyaan sang istri.

“Sudahlah. Mas capek. Kalau kamu tidak percaya, itu terserah. Aku ingin mandi sekarang!” teriak Damar kepada Gendis membuat istrinya itu tersentak. Sudut hati Gendis berdenyut nyeri mendengar perlakuan tidak enak dari suaminya. Sadar atau tidak, pria itu mulai menorehkan luka di hati istrinya, Gendis. Memberikan sedikit kekecewaan di lubuk yang paling dalam.

Gendis meraih kemeja kotor yang Damar lemparkan ke atas kasur, merogoh saku takut ada benda berharga yang terselip di sana sebelum ia masukkan ke keranjang cucian. Wanita itu mengernyit saat melihat noda lipstik di kerah kemeja Damar, lalu menghirupnya. Ternyata benar, ada parfum wanita menempel di sana.

Gendis bergeming, sejenak dia berpikir apa sebenarnya yang suaminya lakukan di luar sehingga selalu pulang malam? Lantas, siapa wanita yang meninggalkan noda pewarna bibir itu? Lalu bagaimana reaksi Gendis menemukan hal ini?

.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 30.

    Sidang pengadilan akhirnya memutuskan Damar sepenuhnya bersalah akibat melanggar Pasal 340 KUHP dihukum 20 tahun penjara dikurangi masa tahanan. Sesuai dengan tuntutan yang ditegaskan dalam pasal tersebut bahwa barang siapa dengan siapa dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun. Bu Retno pasrah menerima putra pertamanya dihukum akibat kesalahan yang diperbuat. Bagaimana pun, ia tak bisa menampik bahwa sang putra memang pantas untuk mendapatkan hukuman seperti ini. Meski begitu, wanita paruh baya itu tak kuasa menutupi kesedihannya. Ia sempat hampir pingsan di ruangan pengadilan ketika putusan vonis dibacakan oleh hakim ketua.Bayu sontak mendekap tubuh ibunya dan menuntunnya keluar agar lebih tenang. Mereka duduk di kursi tunggu yang tersedia di luar ruangan sidang. Sambil menunggu Damar keluar dan bersiap dibawa ke rutan tempat di mana pria itu dihukum.Se

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 29. Pasca Kebakaran

    “Syukurlah kamu tidak apa-apa, Dek.”Winda, istri dari Edo mengelus puncak kepala Gendis yang sudah pulang ke rumah kakak pertamanya tersebut bersama Dion juga. Meski hanya kakak ipar, tetapi wanita itu sudah menganggap adik-adik Edo ini seperti saudara kandung sendiri. Kini mereka berdua tengah berada di dalam kamar yang sering dipakai Gendis saat menginap ketika di rumah Edo.Gendis tersenyum dan mengangguk. Benar, ia pun kini merasa bersyukur masih diberikan keselamatan oleh Yang Maha Kuasa. Dua kali nyawanya hampir saja melayang, membuat wanita itu merasa ini semua hanyalah mimpi. Akan tetapi, tak seperti itu, dirinya melalui hal yang nyata.Dua kali dirinya hampir saja mati gara-gara orang yang sama membuat hati Gendis sakit luar biasa. Ia sungguh tak mengenali Damar lagi. Pria itu telah betul-betul berubah menjadi pria yang kejam dan ambisius. Hanya demi harta dan kekuasaan, mantan suaminya ini bisa melakukan segala cara, bahkan menghabisi orang-orang yang pernah menjadi bagian

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 28. Buron

    “Aku tahu siapa orang dibalik kebakaran ini.”Bayu datang menyibak kerumunan warga yang memenuhi tempat kejadian perkara tersebut. Sebelumnya, ia tak sengaja mendengar rencana kriminal Damar dan Vivian. Pemuda tersebut bergegas pergi ke rumah Dion dan hendak menghentikan segala rencana busuk sang kakak. Akan tetapi, ternyata semuanya telah terlambat. Hunian di mana Gendis, Dion dan Edo berada telah ludes dilahap jago merah.Awalnya pria muda tersebut panik, tetapi ketika mendengar semuanya selamat meski harus mendapatkan pertolongan dengan dibawanya Gendis dan Dion ke rumah sakit bersama salah satu tetangga yang ada, Bayu merasa lega luar biasa.Sampai, dia mendengar percakapan antara Pak RT dan Edo, dirinya yang menjadi saksi kunci kejahatan sang Kakak langsung mendekat.“Bayu? Sedang apa kamu di sini?”“Itulah yang akan Kujelaskan. Setengah jam yang lalu, aku baru mengetahui rencana pembakaran rumah ini. Maafkan aku, Mas. Aku tak bisa menghentikan segalanya. Saat datang, semuanya te

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 27. Kembali Berulah

    “Sial*n. Bisa-bisanya mereka menekanku di ruang rapat dan mengatakan kalau aku tak becus memimpin perusahaan ini. Padahal, siapa yang sudah membesarkan perusahaan sampai seperti sekarang?” gerutu Damar di hadapan Vivian. Tangannya yang mengepal meninju udara dan menggebrak meja di ruangannya.“Sudahlah, Mas. Tenangkan dirimu sekarang. Kamu jangan marah-marah lagi. Salah Mas sendiri kenapa tender sebesar itu bisa lolos. Apalagi, akhir-akhir ini Mas Damar seperti orang yang linglung dan banyak melamun.” Mendengar perkataan sang kekasih, Damar mendengus kasar. Pikirannya kini sedang kacau di tambah ucapan Vivian yang sama memojokkan dan menyalahkannya semakin dibuat pusing.Namun, yang Vivian katakan itu benar. Setelah menandatangani surat cerai beberapa Minggu yang lalu, Damar seolah kehilangan fokus. Dalam hati kecilnya bergejolak perasaan marah, dendam dan juga kehampaan. Kenapa setelah kehilangan Gendis, pria itu merasakan kembali rindu yang menyiksa. Namun, mantan istrinya sama se

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 26. Ketegasan Gendis

    Alunan musik lembut menggema ke seluruh ruangan di restoran di mana Gendis berada. Suara lantunan merdu dari penyanyi pria di atas podium membuat suasana hati wanita itu menjadi tenang.Ia melirik ke arah meja yang paling ujung di sini. Melihat dua orang pria yang berpenampilan seperti penguntit.Gendis menggelengkan kepalanya mengetahui kedua orang itu tidak lain kakak-kakaknya. Edo dan Dion sengaja mengikuti Gendis hanya untuk memastikan adiknya itu baik-baik saja.Wanita itu merasa, apa yang dilakukan kedua kakaknya sungguh konyol. Namun, hatinya seketika menghangat. Ia sungguh terharu dan merasa beruntung memiliki saudara yang menyayanginya.Dibandingkan harta, Gendis merasa ikatan persaudaraan lebih berharga dari apa pun. Sedangkan di tempat parkir, Damar keluar dari mobilnya setelah kendaraan itu terparkir. Pria itu tak henti-hentinya melengkungkan senyuman. Ia sungguh tidak sabar untuk bertemu dengan Gendis.Ada perasaan rindu yang tiba-tiba saja muncul di hatinya setelah men

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 25. Rencana Berpisah

    Dengan bantuan Edo, kakaknya Gendis. Kali ini Bayu dapat menempati posisi wakil Direktur di bawah jabatan Damar sang kakak. Apalagi posisinya yang cukup kuat karena memiliki saham perusahaan hampir enam puluh persen bila di satukan dengan saham milik Edo dan Gendis. Siang itu, saat rapat redaksi dadakan diadakan. Damar terkejut ketika Bayu masuk ke perusahaan. Pada hari itu pula, para pemegang saham di perusahaan tersebut memilih Bayu sebagai wakil direktur menggantikan posisi wakil direktur yang baru resign dari perusahaan.Sebenarnya, itu semua telah Edo atur sebelumnya. Kakak Gendis tersebut telah menyuruh wakil direktur sebelumnya untuk resign dari perusahaan dan sebagai gantinya akan diangkat mendapatkan posisi direktur utama di perusahaan cabang milik Edo. Tentu saja membuat orang tersebut tidak bisa menolak tawarannya.Mana mungkin, ia akan menyia-nyiakan kesempatan sebagus ini. Seminggu sebelum Bayu masuk ke perusahaan, wakil direktur tersebut resign dari kantor. Untungnya, s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status