Share

Bab 6. Terus Berdusta

Penulis: Nuri522
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-21 11:57:08

Berulang kali Gendis memanggil suaminya dan mengetuk pintu ruangan kantor yang tertutup, ia mulai kesal. Lalu, wanita itu segera memutar hendel pintu, dan ternyata tidak dikunci. Gegas ia membukanya dan menampilkan sang suami yang baru saja keluar dari kamar mandi.

“Mas ...,” panggil Gendis sambil menghampiri Damar.

“Lho, kamu ke sini, Sayang? Kenapa enggak kabari Mas dulu sih?” sahut Mas Damar dengan mimik muka yang seolah sedang terkejut. Ia mulai memainkan sandiwaranya.

“Kan tadi aku udah ngasih tahu di rumah. Kalau akan membawakan Mas makan siang. Mas Damar juga harus minum obat juga, kan? Aku tahu lho, Mas suka abai kalau disuruh minum itu. Oh iya, Mas. Dari tadi aku ketuk pintu sama manggil, kenapa Mas enggak nyahut sih? Barusan juga sekilas kudengar suara perempuan ada di dalam?” tanya Gendis ingin memastikan.

“Maaf, ya, kamu kan tahu, Mas tadi baru keluar kamar mandi. Kalau suara perempuan, emang suara siapa? Di sini enggak ada siapa-siapa. Mas hanya sendirian dari tadi,” jawab Damar sambil memainkan jarinya dan terbata-bata, membuat alis Gendis mengernyit karena merasa aneh dengan sikap sang suami.

Berulang kali pula, Damar sering mengedipkan matanya dan menekan pipi seperti menghilangkan kegugupan.

Sedangkan Gendis, setelah mereka duduk di sofa, ia menyiapkan makanan untuk suaminya. Saat hendak berdiri mengambil piring yang terletak di rak dekat toilet, Damar mencekal tangannya.

“Mau ke mana, Sayang?” tanya Damar mulai panik melihat istrinya akan beranjak.

“Mau ambil piring, Mas. Sama ke wastafel buat cuci tangan,” jawab Gendis.

“Kan pakai sendok, kamu tunggu di sini, biar Mas yang ambil piringnya. Kamu jangan capek-capek. Jaga kesehatan bayi kita, Sayang. Biar Mas juga yang suapi. Kamu belum makan siang juga, kan?” Mendengar pertanyaan dari suaminya Gendis mengangguk. Ia memang belum sempat untuk mengisi perut sejak tadi pagi.

Dengan detak jantung yang tidak karuan, Damar beranjak dari tempat duduknya. Ia segera mengambil piring dan sendok dari rak penyimpanan. Pria itu juga membawakan botol minum. Ketika berbalik ke arah kamar mandi, Damar dapat melihat Vivian menampakkan kepalanya hendak keluar. Gegas ia meletakkan kembali piringnya itu dan masuk ke dalam kamar mandi dengan alasan akan mencuci tangan.

“Vi, kamu mau ngapain? Jangan macam-macam, nanti kita ketahuan,” bisik Damar panik ketika Vivian hendak melakukan hal nekat.

“Tapi aku jenuh, Mas menunggu di sini. Kamu sih enak-enakan mau suapin Mbak Gendis segala.” Kembali Vivian merajuk dengan wajah yang cemberut. Membuat Damar tersenyum dan langsung menyergap bibir gincu sang kekasih. Ciuman itu semakin dalam, tetapi segera terlepas ketika Gendis mulai memanggil Damar yang lama tidak kembali.

“Mas, kok lama cuci tangannya?”

“Iya, Sayang bentar. Mas lagi rapihkan rambut dulu tadi sempat berantakan.” Lagi-lagi Damar mencari alasan untuk menutupi kebohongannya. Memang benar, sekali orang menutupi sesuatu pasti ia akan terus menerus menciptakan alasan agar tidak ketahuan.

“Sabar, ya, Sayang. Jangan khawatir, nanti Mas kasih hadiah buat kamu waktu panjang bersama, okay. Mas keluar dulu,” tutur Damar sambil berbisik di telinga Vivian.

Gegas ia keluar menemui istrinya. Menyuapi dirinya sendiri dan sang istri. Mungkin, bagi Gendis dan orang yang melihat, Damar sosok yang manis. Namun, wanita itu tidak tahu saja kenapa suaminya melakukan hal itu dan alasan dibalik sikap manisnya.

Damar dengan halus meminta Gendis untuk kembali pulang setelah selesai makan dan memastikan suaminya telah meminum obat dengan benar. Sebenarnya Gendis heran dengan sikap aneh sang suami yang terkesan tidak biasa. Dari gestur tubuhnya seolah pria itu sedang gelisah dan menutupi sesuatu. Namun, ia tidak tahu apa itu.

Selanjutnya, Gendis pamit dan pulang sesuai keinginan Damar. Mendengar Gendis pulang, Vivian segera keluar dari kamar mandi, dengan muka yang kesal.

“Kenapa cemberut lagi, sih?” tanya Damar ketika melihat muka masam kekasihnya.

“Pokoknya Mas harus ganti ini semua dengan makan malam romantis malam ini.”

“Iya, Sayang. Makasih, ya, sudah membantu Mas dengan tidak membocorkan hubungan kita. Apa pun keinginan kamu Mas akan penuhi,” jawab Damar. Selanjutnya mereka melanjutkan kemesraan yang sempat tertunda dengan tidak tahu adab, sampai-sampai lupa kalau itu adalah kantor tempatnya bekerja.

**

Damar pulang tengah malam setelah menghabiskan waktu dengan Vivian di apartemen sewaannya. Melihat suaminya yang baru pulang, Gendis merasa heran serta kasihan. Heran karena tidak seharusnya sang suami lembur sampai jam begini. Selain itu pula rasa kasihan bersarang di hatinya melihat kerja keras Damar.

“Mas, kenapa sih akhir-akhir ini semakin sering lembur dan pulang malam?” tanya Gendis. Ia mulai heran dengan jadwal kerja sang suami yang mulai berantakan. Gendis khawatir ada sesuatu yang tidak baik di kantornya, pun kesehatan sang suami.

“Mas kan lembur buat kita semua, Sayang.”

“Iya, tapi Mas. Aku tuh khawatir sama kamu. Apa kantor sedang mengalami masalah?” tanya Gendis dengan tatapan menyelidik.

Mendengar pertanyaan sang istri, sebuah ide cemerlang terlintas di benar Damar. Ia tersenyum licik sekilas. Bahkan, istrinya tidak bisa melihat.

“Sebenarnya ... kondisi keuangan perusahaan kita sedang tidak stabil. Perusahaan mengalami kerugian cukup besar saat ada salah satu klien membatalkan proyek kerja sama. Tapi, Mas coba menyelesaikan meski hasilnya belum ada,” papar Damar mulai bersandiwara. Ia tahu, mendengar kabar seperti ini, istrinya tidak akan tinggal diam.

“Apa ada yang harus aku lakukan buat bantu Mas?” tanya Gendis merasa iba terhadap suaminya.

“Mas hanya butuh suntikan dana sebesar satu milyar. Apa kamu bisa mengusahakannya dengan meminjam kepada Kak Edo?” pinta Damar dengan mengiba.

Ya, Edo adalah kakak sulung Gendis. Selama ini, ialah saudara yang paling dekat dengan wanita itu. Makanya, Damar memanfaatkan kebaikan Gendis dan kedekatan bersama saudaranya.

Kira-kira akankah Gendis menyanggupi permintaan Damar? Lalu, untuk apa sebenarnya yang tersebut?

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 30.

    Sidang pengadilan akhirnya memutuskan Damar sepenuhnya bersalah akibat melanggar Pasal 340 KUHP dihukum 20 tahun penjara dikurangi masa tahanan. Sesuai dengan tuntutan yang ditegaskan dalam pasal tersebut bahwa barang siapa dengan siapa dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun. Bu Retno pasrah menerima putra pertamanya dihukum akibat kesalahan yang diperbuat. Bagaimana pun, ia tak bisa menampik bahwa sang putra memang pantas untuk mendapatkan hukuman seperti ini. Meski begitu, wanita paruh baya itu tak kuasa menutupi kesedihannya. Ia sempat hampir pingsan di ruangan pengadilan ketika putusan vonis dibacakan oleh hakim ketua.Bayu sontak mendekap tubuh ibunya dan menuntunnya keluar agar lebih tenang. Mereka duduk di kursi tunggu yang tersedia di luar ruangan sidang. Sambil menunggu Damar keluar dan bersiap dibawa ke rutan tempat di mana pria itu dihukum.Se

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 29. Pasca Kebakaran

    “Syukurlah kamu tidak apa-apa, Dek.”Winda, istri dari Edo mengelus puncak kepala Gendis yang sudah pulang ke rumah kakak pertamanya tersebut bersama Dion juga. Meski hanya kakak ipar, tetapi wanita itu sudah menganggap adik-adik Edo ini seperti saudara kandung sendiri. Kini mereka berdua tengah berada di dalam kamar yang sering dipakai Gendis saat menginap ketika di rumah Edo.Gendis tersenyum dan mengangguk. Benar, ia pun kini merasa bersyukur masih diberikan keselamatan oleh Yang Maha Kuasa. Dua kali nyawanya hampir saja melayang, membuat wanita itu merasa ini semua hanyalah mimpi. Akan tetapi, tak seperti itu, dirinya melalui hal yang nyata.Dua kali dirinya hampir saja mati gara-gara orang yang sama membuat hati Gendis sakit luar biasa. Ia sungguh tak mengenali Damar lagi. Pria itu telah betul-betul berubah menjadi pria yang kejam dan ambisius. Hanya demi harta dan kekuasaan, mantan suaminya ini bisa melakukan segala cara, bahkan menghabisi orang-orang yang pernah menjadi bagian

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 28. Buron

    “Aku tahu siapa orang dibalik kebakaran ini.”Bayu datang menyibak kerumunan warga yang memenuhi tempat kejadian perkara tersebut. Sebelumnya, ia tak sengaja mendengar rencana kriminal Damar dan Vivian. Pemuda tersebut bergegas pergi ke rumah Dion dan hendak menghentikan segala rencana busuk sang kakak. Akan tetapi, ternyata semuanya telah terlambat. Hunian di mana Gendis, Dion dan Edo berada telah ludes dilahap jago merah.Awalnya pria muda tersebut panik, tetapi ketika mendengar semuanya selamat meski harus mendapatkan pertolongan dengan dibawanya Gendis dan Dion ke rumah sakit bersama salah satu tetangga yang ada, Bayu merasa lega luar biasa.Sampai, dia mendengar percakapan antara Pak RT dan Edo, dirinya yang menjadi saksi kunci kejahatan sang Kakak langsung mendekat.“Bayu? Sedang apa kamu di sini?”“Itulah yang akan Kujelaskan. Setengah jam yang lalu, aku baru mengetahui rencana pembakaran rumah ini. Maafkan aku, Mas. Aku tak bisa menghentikan segalanya. Saat datang, semuanya te

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 27. Kembali Berulah

    “Sial*n. Bisa-bisanya mereka menekanku di ruang rapat dan mengatakan kalau aku tak becus memimpin perusahaan ini. Padahal, siapa yang sudah membesarkan perusahaan sampai seperti sekarang?” gerutu Damar di hadapan Vivian. Tangannya yang mengepal meninju udara dan menggebrak meja di ruangannya.“Sudahlah, Mas. Tenangkan dirimu sekarang. Kamu jangan marah-marah lagi. Salah Mas sendiri kenapa tender sebesar itu bisa lolos. Apalagi, akhir-akhir ini Mas Damar seperti orang yang linglung dan banyak melamun.” Mendengar perkataan sang kekasih, Damar mendengus kasar. Pikirannya kini sedang kacau di tambah ucapan Vivian yang sama memojokkan dan menyalahkannya semakin dibuat pusing.Namun, yang Vivian katakan itu benar. Setelah menandatangani surat cerai beberapa Minggu yang lalu, Damar seolah kehilangan fokus. Dalam hati kecilnya bergejolak perasaan marah, dendam dan juga kehampaan. Kenapa setelah kehilangan Gendis, pria itu merasakan kembali rindu yang menyiksa. Namun, mantan istrinya sama se

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 26. Ketegasan Gendis

    Alunan musik lembut menggema ke seluruh ruangan di restoran di mana Gendis berada. Suara lantunan merdu dari penyanyi pria di atas podium membuat suasana hati wanita itu menjadi tenang.Ia melirik ke arah meja yang paling ujung di sini. Melihat dua orang pria yang berpenampilan seperti penguntit.Gendis menggelengkan kepalanya mengetahui kedua orang itu tidak lain kakak-kakaknya. Edo dan Dion sengaja mengikuti Gendis hanya untuk memastikan adiknya itu baik-baik saja.Wanita itu merasa, apa yang dilakukan kedua kakaknya sungguh konyol. Namun, hatinya seketika menghangat. Ia sungguh terharu dan merasa beruntung memiliki saudara yang menyayanginya.Dibandingkan harta, Gendis merasa ikatan persaudaraan lebih berharga dari apa pun. Sedangkan di tempat parkir, Damar keluar dari mobilnya setelah kendaraan itu terparkir. Pria itu tak henti-hentinya melengkungkan senyuman. Ia sungguh tidak sabar untuk bertemu dengan Gendis.Ada perasaan rindu yang tiba-tiba saja muncul di hatinya setelah men

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 25. Rencana Berpisah

    Dengan bantuan Edo, kakaknya Gendis. Kali ini Bayu dapat menempati posisi wakil Direktur di bawah jabatan Damar sang kakak. Apalagi posisinya yang cukup kuat karena memiliki saham perusahaan hampir enam puluh persen bila di satukan dengan saham milik Edo dan Gendis. Siang itu, saat rapat redaksi dadakan diadakan. Damar terkejut ketika Bayu masuk ke perusahaan. Pada hari itu pula, para pemegang saham di perusahaan tersebut memilih Bayu sebagai wakil direktur menggantikan posisi wakil direktur yang baru resign dari perusahaan.Sebenarnya, itu semua telah Edo atur sebelumnya. Kakak Gendis tersebut telah menyuruh wakil direktur sebelumnya untuk resign dari perusahaan dan sebagai gantinya akan diangkat mendapatkan posisi direktur utama di perusahaan cabang milik Edo. Tentu saja membuat orang tersebut tidak bisa menolak tawarannya.Mana mungkin, ia akan menyia-nyiakan kesempatan sebagus ini. Seminggu sebelum Bayu masuk ke perusahaan, wakil direktur tersebut resign dari kantor. Untungnya, s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status