Beranda / Urban / Ah! Mantap Mas Ramli / Bab 74 jempol disengat tawon

Share

Bab 74 jempol disengat tawon

Penulis: Miss Luxy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-01 23:25:10
"Tapi ingat! Tante Vina udah punya suami. Jadi ayah nggak mungkin bisa menjadikan Tante Vina ibu kalian. Lagipula Tante Vina juga nggak bakalan mau sama ayah yang jelek ini!" kata Ramli merendah.

"Siapa bilang ayah jelek! Sebenarnya ayah nggak jelek kok, dulu pas nenek nemuin ayah di hutan, wajah ayah nggak sejelek sekarang, ganteng tapi ayah yang bikin muka sendiri jadi jelek! Udah gitu kenapa ayah pakai masker sekarang?" kata Bagas ketika Ramli kembali memasang maskernya.

"Kakak benar, coba kalau ayah ngga usah pakai jenggot gitu, pasti ayah kelihatan lebih cakep!" sambung Ayu sambil menunjuk wajah Ramli. Romi tertawa kecil mendengar kejujuran kedua bocah polos itu.

"Udahlah, Bos. Mending buka aja topengnya, apa bos nggak geli lihat muka sendiri? Tapi herannya Bu Vina kok nggak gumoh ya lihat muka bos pas ngawinin dia!" bisik Romi yang seketika dibalas dengan sikutan Ramli tepat di perut pria itu.

Sontak, Romi kesakitan dengan wajahnya yang memerah menahan sakit di perutnya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 86 diam-diam menghanyutkan

    Ramli menoleh, Romi terlihat cengar-cengir dengan wajahnya yang gugup. "Hehehe, bercyanda bos, maaf!" kata Romi. "Tidak usah banyak tanya, menyetir saja!" jawab Ramli sambil terus memperhatikan ke arah depan. Sedangkan anak-anak Ramli dan Bu Mar, rupanya mereka tertidur di kursi belakang. Sementara itu di tempat lain, tepat pukul setengah delapan malam, Vina terjaga dari tidurnya. Tangan wanita itu meraba-raba ke samping untuk memastikan dirinya masih bersama Ramli. Sayangnya, Vina tidak menemukan apa pun kecuali kasur yang telah kosong. Di sampingnya tidak ada siapa pun dan Ramli benar-benar pergi. "Ramli, kamu di mana?" Vina bangun dengan keadaannya yang hanya ditutupi oleh selimut. Wanita itu segera memakai pakaiannya kembali untuk segera mencari keberadaan sang pelayan. "Ramli, kamu beneran sudah pergi?" Vina memperhatikan kamar Ramli yang sudah kosong. Ia juga memeriksa lemari pakaian dan Vina tidak menemukan satu pakaian pun milik Ramli. Wanita itu lemas seketika,

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 85 basah

    Sementara itu di kamar, Ramli menutupi tubuh Vina dengan selimut setelah percintaan mereka untuk terakhir kalinya. Lalu, ia mencium hangat kening wanita itu sebelum dirinya pergi. "Tidurlah yang nyenyak, aku harus pergi sekarang! Jaga anak kita baik-baik!" bisik Ramli setelah ia memberikan kecupan terakhir pada dahi Vina yang saat itu nampaknya ia sangat kelelahan dan sudah tertidur. Setelah itu ia mencium hangat perut Vina seolah dirinya sedang berpamitan pada jabang bayi yang tidak berdosa itu. "Ayah pergi dulu, maafkan ayah tidak bisa membersamai kalian berdua. Ini adalah takdir kita, Nak. Berbahagialah bersama mamamu, ayah hanya tidak ingin kamu dan mamamu terlibat dalam dendam ayah pada kakekmu. Laki-laki itu harus mati! Sekali lagi maafkan ayah!" katanya diiringi dengan usapan lembut di perut sang majikan. Setelah membisikkan kata-kata itu pada perut Vina, Ramli segera bangkit dan mengambil tasnya. Ia sudah mengemasi semua barang-barangnya tanpa terkecuali. Ramli sendi

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 84 sama-sama ngeres

    Ramli tidak menjawabnya, tapi dari tatapan matanya jelas terlihat jika pria itu sudah terangsang. Pria adalah makhluk visual, dirinya tak menampik jika tubuh Vina adalah sebuah candu yang begitu cepat membuat gairah dalam jiwanya meledak. Vina masih berdiri di sana dengan dirinya yang tanpa penutup apa pun. Di sisi lain Ramli berjalan semakin mendekati wanita itu, sejenak ia berhenti dan menatap Vina begitu dalam. "Sekali saja sebelum kamu pergi!" Vina berkata lagi penuh damba. Seolah Ramli tak mau mendengarkannya, pria itu menghindari Vina dan berjalan ke arah pintu. Vina hanya menoleh, ia tak menyangka jika Ramli akan menolaknya begitu saja. Wanita itu menundukkan wajahnya dan merasa jika dirinya sudah tidak berarti lagi bagi Ramli. "Ya, mungkin aku sekarang sudah tidak berarti lagi bagimu. Seperti yang kamu bilang, hubungan ini adalah sebuah bisnis. Aku yang bodoh memang, terlalu banyak berharap dari hubungan kita. Pergilah! Aku tidak akan menghalangi mu lagi, ini sudah menj

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 83 sebelum kamu pergi

    "Jadi Tuan serius mau ninggalin rumah ini?" tanya Edi lagi. "Hmmm!" "Terus, gimana dengan anak Anda, Tuan? Anda tega ninggalin anak Anda? Udah capek-capek bikinnya, pakai tenaga dan keringat, eh giliran udah jadi, ditinggalin aja!" kata Edi. "Maksudmu apa! Tentu saja aku bawa anak-anakku, Bagas, Ayu dan Rendra!" jawab Ramli sembari menyiapkan dirinya untuk segera berangkat malam ini juga tanpa menunggu Rangga pulang. "Ya saya tahu itu, tapi anak Tuan yang masih di dalam perut Mbak Vina itu, masa Tuan tega ninggalin berdua aja sama Emaknya!" kata Edi. Ramli menggelengkan kepalanya. Meskipun berat tapi dirinya harus menepati janjinya. "Dia sudah banyak yang menjaga, ada suaminya bahkan kakeknya juga pasti sangat protektif!" jawab Ramli. Edi tak habis pikir dengan hubungan rumit antara Ramli dan Vina. Apa jadinya jika Vina tahu bahwa pria yang menghamilinya adalah orang yang sangat dibenci oleh ayahnya. Di saat yang bersamaan, kedua pria itu dikejutkan dengan suara ketukan

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 82 Ramli pergi

    Vina dan Ramli menoleh ke arah Bagas dan Ayu yang datang dan mengejutkan mereka. "Bagas, Ayu, kalian ada di sini!" Vina mendekati mereka berdua. Kedua bocah itu saling menatap. Mereka khawatir Vina memarahi ayah mereka. "Tante Vina marahin ayah? Ayah udah bikin salah ya, Tante? Apa karena tadi ayah mual-mual? Mungkin tadi ayah emang sedang sakit, maafin ayah ya, Tante!" kata Bagas mengira jika karena Ramli yang sedang mual tadi. Vina tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Ohhh bukan, sayang. Tante nggak marah kok, cuman tadi Tante mau ngasih tahu ayah kalian kalau Tante mau ajak kalian jalan-jalan beli baju baru, eh kata ayah kalian nggak usah, padahal Tante yang mau beliin sendiri!" kata Vina. Sejenak kedua bocah itu menatap wajah ayah mereka. Ada rasa takut karena sepertinya sang ayah tidak menyetujuinya. "Beli baju baru, Tante? Emm tapi nanti merepotkan Tante Vina, tidak usah lah, Tan. Terima kasih banyak, baju-baju kami masih bagus kok, apalagi yang dibeliin Tante tempo

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 81 sebuah bisnis

    Sungguh, hanya aroma tubuh Vina saja yang bisa membuat Ramli tenang dan tidak mual lagi. Aneh memang tapi ini sangat nyata. Vina sendiri juga merasakan hal yang sama, dirinya hanya bisa nyaman bila berada di dekat pria itu. Setelah dirasa tidak mual lagi, Ramli segera melepaskan pelukannya dan nampak salah tingkah. "Emmmm maaf, tadi aku nggak bermaksud macam-macam, tadi itu karena perutku mual dan kebetulan kamu datang, sepertinya aroma ketekmu jauh lebih sedep ketimbang aroma kue donat, sial!" kata Ramli. Vina tertawa kecil mendengarnya. "Astaga Ramli, cuma kue donat saja kamu udah mabok? Padahal donatnya enak banget loh, tadi aku habis nyicipi satu, terus kata Bagas kamu mual-mual dan ada di sini!" ucap Vina yang tanpa sadar masih ada sisa krim coklat yang menempel pada bibirnya. Ramli melihatnya dan pria itu segera menarik tangan sang majikan. Vina terkejut ketika Ramli tiba-tiba menariknya. "Ramli, ada apa?" tanya wanita itu bingung. Tanpa hujan tanpa angin, tiba-tiba Ra

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status